Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pratek Budaya Suku Kampung Yepase Terkait Perawatan Kehamilan, Nifas dan Bayi di Distrik Depapre Kabupaten Jayapura. Yufuai, Agustina Regina; Widadgo, Laksmono
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Volume 8, No. 2, Agustus 2013
Publisher : Master Program of Health Promotion Faculty of Public Health Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.575 KB) | DOI: 10.14710/jpki.8.2.100 - 110

Abstract

ABSTRAKKampung Yepase tahun 2010-2011 mengalami penurunan kasus kematian ibu 100% dari 7,1% kasus. Namun terdapat 40% kasus kematian persalinan yang dilakukan oleh tenaga dukun. Cakupan gizi ibu hamil, BBLR dan gizi bayi masih < 50%. Tujuan penelitian memahami gambaran budaya Papua terkait perawatan kehamilan, nifas dan bayi di Distrik Depapre Kabupaten Jayapura. Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan subyek penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-3 tahun. Pengumpulan data melalui focus group discussion dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan content analysis (analisis isi). Hasil penelitian menemukan adanya bentuk praktek budaya kehamilan, nifas dan bayi yang tidak mendukung dan mendukung kesehatan. Praktek budaya yang tidak mendukung pada kehamilan; ritual pemijatan (menguatkan dan mengatur peranakan usia pertama kehamilan, dan 5-6 bulan untuk mengatur jalan lahir dilakukan pada usia 9 bulan), anjuran bekerja keras, tidur larut malam menggunakan sarung di ruang terbuka (depan rumah), pantang makan makanan tertentu. Pada masa nifas: Ibu nifas diberikan ramuan daun untuk mencegah darah putih, mencegah perdarahan, dan mengeringkan luka, 2 hari pasca melahirkan dapat beraktifitas menggunakan cara tradisional dengan uap panas, tidak memerlukan pemeriksaanulang jika terjadi perdarahan berat. Kata Kunci : faktor Budaya, Perawatan kehamilan, nifas dan bayiABSTRACTCultural practices of Yepase Ethnic related to pregnancy, post-delivery, and infant treatments in Depapre District, Jayapura Regency; During 2010-2011 maternal mortality rate in Yepase Village decreased to 100% of 7.1 % cases. However, 40% of the deaths in delivery period were related to traditional healer practices. Nutrition rate for pregnant mothers, low weight birth, and infants were still under 50%. This study aimed to find out cultural illustration in Papua related to pregnancy, post-delivery, and infant treatments in Depapre District, Jayapura Regency. The study applied a qualitative method with focus group discussion (FGD) and in-depth interview data collection.Data were analyzed by a content analysis technique. Results of the study showed cultural practices, which supported and did not support pregnancy, post-delivery, and infant treatments. The cultural practices that support the pregnancy treatments included massage rituals (strengthening andarranging infant during the first year of pregnancy, and 5-6 months of pregnancy, and enabling delivery in the 9th month of pregnancy), working hard advice for pregnant mothers, outdoor late sleep using sarung (in front of house), and diet prohibition. The cultural practices that did not support post-delivery treatment included traditional leaf-made medicines to prevent white blood, bleeding, and to dry wounds two days after the delivery to enable the mothers to go back to their daily activities, with no treatments when the mothers suffered bleeding.Keywords: cultural factors, treatments for pregnancy, post-delivery, and infant
FACTORS INFLUENCING ADHERENCE TO TAKING ANTIRETROVIRAL MEDICATION IN PEOPLE WITH HIV/AIDS AT THE WAENA COMMUNITY HEALTH CENTER, JAYAPURA CITY B. Hutadjulu, Marlina; Tuturop, Katarina Lodia; Adimuntja, Natalia Paskawati; Bouway, Dolfinus Yufu; Yufuai, Agustina Regina; Pariaribo, Konstantina Marthina
HEARTY Vol 12 No 1 (2024): FEBRUARI
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v12i1.15608

Abstract

HIV/AIDS is an infectious disease that is still a global health problem today. Efforts to prevent high transmission are by taking antiretroviral medication (ARV) to weaken the virus and improve the quality of life for people living with HIV/AIDS (PLWHA). Therefore, the level of adherence to taking ARV medication is important for PLWHA patients. The aim of this study was to determine the factors that influence adherence to ARV medication in PLWHA patients at the Waena Health Center, Jayapura City. The type of research used is observational analytical designcross sectional study. The population of PLWHA patients taking ARV medication was 82 people with sample collection using a saturated sampling technique. Data was obtained using a questionnaire and data analysis was carried out usingchi square test. The research results showed that the majority of PLWHA patients were aged 25-35 years, 41 people (50.0%), 46 people (56.1%), with the highest marital status, namely unmarried, 70 people (85, 4%), 59 people (72%) had higher education and 53 people (64.6%) worked. There were 46 patients (56.1%) who were compliant with taking ARV medication and 36 people (43.9%) were non-compliant. There was an influence of length of treatment (ρ-value = 0.006 < 0.05; RP = 2.161; CI95% (1.42-3.3), knowledge (ρ-value = 0.035 < 0.05; RP = 1.789; CI95% (1.09-2.94), and attitude (ρ-value = 0.013 < 0.05; RP = 1.953; CI95% (1.202-3.172) with adherence to taking ARV medication in PLWHA patients at the Waena Health Center, Jayapura City. In addition, it is known There was no influence of family support for PLWHA patients on adherence to ARV medication in PLWHA patients at the Waena Community Health Center, Jayapura City (ρ-value = 0.930 > 0.05; RP = 0.930; CI95% (0.561-1.56).
Determinan Perilaku Merokok Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Jayapura Maidin, Wahyuti; Violita, Fajrin; Pamangin, Lisda Oktavia Madu; Yufuai, Agustina Regina; Nurdin, Muhammad Akbar
Jurnal Promotif Preventif Vol 8 No 2 (2025): April 2025: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v8i2.1817

Abstract

Masalah rokok semakin mengkhawatirkan karena mulai banyak menyerang usia anak-anak. Salah satu riset di Indonesia pada tahun 2021 menemukan bahwa 28,6% anak usia 10-12 tahun mulai merokok dan dilaporkan usia pertama kali merokok adalah 10 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan perilaku merokok pada anak SD di Kabupaten Jayapura. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 363 siswa-siswi SD kelas 3-6 dikumpulkan secara purposive sampling.Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diisi secara mandiri oleh responden. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS. Hasil penelitian ini menemukan proporsi anak SD yang pernah merokok sebesar 13.2%., dimana sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang (61.4%), sikap yang negatif (51.2%), paparan iklan rokok yang kurang (79.3%), pengaruh orant tua mayoritas dalam kategori cukup (89.3%) dan kategori kurang dalam faktor pengaruh dari guru (75.5%). Hasil analisis bivariat terdapat 2 variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku merokok anak SD di Kabupaten Jayapura yaitu paparan iklan (p=0,007) dan pengaruh keluarga (p=0,038). Saran agar Perda Kabupaten Jayapura Nomor 4 Tahun 2024 tentang KTR dapat ditegakkan
SKRINING TEKANAN DARAH DAN ASAM URAT PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN JAYAPURA Tuturop, Katarina Lodia; Yufuai, Agustina Regina; Pariaribo, Konstantina Marthina
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.30549

Abstract

Abstrak: Tenaga kerja bongkar muat (TKBM) merupakan pekerja yang melaksanakan pekerjaannya dengan risiko yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit akibat kerja atau masalah kesehatan lainnya seperti penyakit tidak menular yaitu tekanan darah tinggi dan asam urat yang berisiko menurunkan produktivitas kerja. Tujuan pengabdian untuk mengetahui status kesehatan tekanan darah dan asam urat pada TKBM. Metode dalam kegiatan ini berupa skrining tekanan darah dan asam urat serta edukasi individual. Mitra kegiatan yaitu tenaga kerja bongkar muat yang bersedia untuk dilakukan pengukuran tekanan darah dan asam urat sebanyak 80 orang. Kegiatan ini dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan skrining tekanan darah dan asam urat dan edukasi tentang bahaya hipertensi dan asam urat. Hasil skrining tekanan darah menunjukkan bahwa sebagian besar berada pada kategori normal yaitu 43 orang (53,8%) dan sebanyak 75 orang (94%) tidak ada riwayat hipertensi dalam keluarga. Sedangkan hasil skrining asam urat menunjukkan sebanyak 40 orang (50%) memiliki hasil asam urat pada kategori tinggi (tidak normal) dan sebanyak 75 orang (94%) yang tidak ada riwayat asam urat dalam keluarga. Evaluasi menunjukkan bahwa TKBM yang mengikuti kegiatan ini melakukan skrining tekanan darah dan asam urat serta mendapatkan edukasi terkait bahaya hipertensi dan asam urat, peserta cukup antusias mengikuti kegiatan ini.Abstract: Loading and unloading workers (TKBM) are workers who carry out their work with risks that can result in work-related diseases or other health problems such as non-communicable diseases, namely high blood pressure and gout, which can reduce work productivity. The purpose of the service is to determine the health status of blood pressure and uric acid in TKBM. The methods in this activity are blood pressure and uric acid screening and individual education. The activity partners are 80 loader workers who are willing to have their blood pressure and uric acid measured. This activity is carried out in three stages: planning, implementation and evaluation. At the implementation stage, blood pressure and uric acid screening and education about the dangers of hypertension and uric acid were carried out. The results of the blood pressure screening showed that most were in the normal category, namely 43 people (53.8%) and 75 people (94%) had no history of hypertension in the family. Meanwhile, the results of the uric acid screening showed that 40 people (50%) had uric acid results in the high category (abnormal) and 75 people (94%) had no history of gout in the family. The evaluation showed that TKBM who participated in this activity carried out blood pressure and uric acid screening and received education regarding the dangers of hypertension and uric acid, participants were quite enthusiastic about participating in this activity.
Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru Di Sentani, Papua Tuturop, Katarina Lodia; Yufuai, Agustina Regina
Madu : Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1: Juni 2025
Publisher : Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/mjk.14.1.46-52.2025

Abstract

Treatment adherence is a major challenge in controlling Pulmonary Tuberculosis (TB). Family support is believed to be a key factor, yet the specific roles of different support dimensions within unique socio-economic contexts like Papua are not well understood. The aim of this study is to analyze the relationship between family support dimensions and medication adherence among Pulmonary TB patients in the working area of Sentani Kota Health Center. This study employed an analytical survey design with a cross-sectional approach. The sample consisted of 79 Pulmonary TB patients selected from a population of 97 through convenience sampling based on willingness to participate. Data on the relationship between family support (emotional, appraisal, informational, instrumental) and medication adherence were analyzed using the chi-square test. Medication adherence was very high (91.1%). No statistically significant relationship was found between overall family support and medication adherence (p = 1.000). However, sub-variable analysis revealed a sharp disparity: emotional (67% good) and appraisal (66% good) support were high, while informational (51% poor) and especially instrumental (97% poor) support were very low. In this highly adherent patient cohort, general family support was not a differentiating factor for adherence, however a critical deficit in informational and instrumental support was identified.
KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI DI PUSKESMAS WAENA Sude, Ellen Vinardya; Bouway, Dolfinus Yufu; Yufuai, Agustina Regina; Hasmi, Hasmi; Ayomi, Mina Blandina; Nurdin, Muhammad Akbar
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 6, No 2 (2024): APRIL: JAMBURA JOURNAL OF HEALTH SCIENCES AND RESEARCH
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/jjhsr.v6i2.22048

Abstract

Human Immunodeficiency Virus, Sifilis dan Hepatitis B dikenal sebagai penyakit yang ditularkan lewat darah atau cairan tubuh lainnya. Infeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada anak 90% tertular dari ibunya. Dalam mengatasi penularan Infeksi Menular Seksual pada ibu hamil, WHO mengusulkan eliminasi penularan penyakit infeksi dari ibu ke anak. Penyakit yang jadi fokus eliminasi yakni HIV, Sifilis, dan Hepatitis B. Eliminasi yang dicanangkan oleh WHO tersebut kemudian diadopsi oleh Kementerian Kesehatan disebut sebagai 3E (Triple Eliminasi). Tujuan studi ini ialah guna mencari tahu faktor  yang berkaitan pada kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Triple Eliminasi di Puskesmas Waena. Metode yang dipakai ialah epidemiologi analitik melalui pendekatan Cross Sectional dengan responden ibu hamil yakni 60 orang. Hasil studi menunjukkan  responden yang patuh dalam pemeriksaan Triple Eliminasi yakni 73,3% sedangkan responden yang tidak patuh yakni 26,7%. Hasil analisis bivariat memperlihatkan ada korelasi sikap (P-value = 0,005) dengan kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Triple Eliminasi, ada korelasi dukungan keluarga (P-value = 0,028) dengan kepatuhan ibu hamil dalam pemeriksaan Triple Eliminasi, peran tenaga kesehatan (P-value = 0,001) dengan kepatuhan ibu hamil pada pemeriksaan Triple Eliminasi. Kesimpulannya ada korelasi sikap, dukungan keluarga dan peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil pada pemeriksaan Triple Eliminasi.