Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pengaruh Baby Walker Terhadap Usia Berjalan Anak Toddler Jannah, Rohilatul; ., Pujiani
Prosiding Seminas Vol 1, No 2 (2012): Seminas Competitive Advantage II
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.516 KB)

Abstract

Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan usia berjalan pada anak toddler yang memakai dan tidak memakai baby walker.Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Sampel terdiri dari 30 responden yang diambil dari balita yangdibagi menjadi 15 responden memakai baby walker dan 15 responden tidak memakai baby walker. Variabel independent adalah baby walker dan variabel dependent adalah usia berjalan. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Kemudian data   dianalisis dengan uji statistik T-Tes dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.Hasil analisis menunjukkan bahwa usia berjalan anak yang memakai baby walker mempunyai nilai mean = 13,9 dengan SD =1,907. Sedangkan usia berjalan anak  yang tidak memakai baby walker mempunyai nilai mean = 11,87 dengan SD =1,87 dan p-value (2-tailed) = 0,001. Kesimpulan : Ada pengaruh pemakaian baby walker terhadap usia berjalan anak usia toddler.Diharapkan ada partisipasi aktif dari perawatdalam memberikan informasi tentang pemakaian  dan efeksamping baby walker secara tepat. Kata kunci : Baby Walker, Usia Berjalan,  Toddler.  Abstract The purpose of this research is to to find out walking different age at toddler baby who use and don`t use baby walker. The researcher applies cross sectional design for this research. The sample are 30 responden.They are devided in to two, they who use this tool and they who don`t use one. Independent variable is baby walker and dependent variable is walking age. Purposive sampling is used to take the samples. Then collected datas are analyzed by T-test statistic with meaning level α = 0,05.The analysis showed that  walking age of  toddler was taking baby walker has a mean = 13.9 with SD = 1.907. While walking age of toddler without used  baby walkers has a mean value = 11.87 with SD = 1.87 and p-value (2-tailed) = 0.001. Conclusion: There were  the influence of the using of  baby walker to walking age of toddler.  There were hope of active participation  nurses in providing information about using and side effects of baby walker correctly. Keyword : Baby Walker , Walking Age, Toddler
Pengaruh Baby Walker Terhadap Usia Berjalan Anak Toddler Jannah, Rohilatul; ., Pujiani
Prosiding Seminas Vol 1, No 2 (2012): Seminas Competitive Advantage II
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan usia berjalan pada anak toddler yang memakai dan tidak memakai baby walker.Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Sampel terdiri dari 30 responden yang diambil dari balita yangdibagi menjadi 15 responden memakai baby walker dan 15 responden tidak memakai baby walker. Variabel independent adalah baby walker dan variabel dependent adalah usia berjalan. Pengambilan sampel secara purposive sampling. Kemudian data   dianalisis dengan uji statistik T-Tes dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.Hasil analisis menunjukkan bahwa usia berjalan anak yang memakai baby walker mempunyai nilai mean = 13,9 dengan SD =1,907. Sedangkan usia berjalan anak  yang tidak memakai baby walker mempunyai nilai mean = 11,87 dengan SD =1,87 dan p-value (2-tailed) = 0,001. Kesimpulan : Ada pengaruh pemakaian baby walker terhadap usia berjalan anak usia toddler.Diharapkan ada partisipasi aktif dari perawatdalam memberikan informasi tentang pemakaian  dan efeksamping baby walker secara tepat. Kata kunci : Baby Walker, Usia Berjalan,  Toddler.  Abstract The purpose of this research is to to find out walking different age at toddler baby who use and don`t use baby walker. The researcher applies cross sectional design for this research. The sample are 30 responden.They are devided in to two, they who use this tool and they who don`t use one. Independent variable is baby walker and dependent variable is walking age. Purposive sampling is used to take the samples. Then collected datas are analyzed by T-test statistic with meaning level α = 0,05.The analysis showed that  walking age of  toddler was taking baby walker has a mean = 13.9 with SD = 1.907. While walking age of toddler without used  baby walkers has a mean value = 11.87 with SD = 1.87 and p-value (2-tailed) = 0.001. Conclusion: There were  the influence of the using of  baby walker to walking age of toddler.  There were hope of active participation  nurses in providing information about using and side effects of baby walker correctly. Keyword : Baby Walker , Walking Age, Toddler
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN soliha, soliha; Jannah, Rohilatul; Kulsum, Ummi
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 14 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v14i4.1783

Abstract

Pelayanan keperawatan adalah konstribusi dalam menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan salah satunya dengan peningkatan kinerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara supervise kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang mencari hubungan antar variabel. Sampel dalam penelitian merupakan Perawat di RSU Anna Medika Madura sejumlah 33 perawat. Variabel independent yaitu Supervisi Kepala ruangan, serta variabel dependen yaitu Kinerja Perawat. Instrument penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data dengan uji Spearmank Rank. Hasil peneltian menunjukkan sebagian besar supervise kepala ruangan dalam kategori baik, sebagian besar kinerja perawat dalam kategori baik, serta ada hubungan antara supervise kepala ruangan dengan kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan, dengan p value = 0.000. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar memberikan intervensi berupa pelatihan guna meningkatkan kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.
Analysis of the Effectiveness of Marketing 4.0 Approaches and Customer Path Models to Increase Clinical Visits Jannah, Rohilatul; Soliha, Soliha; Haniwijaya Tjokro, Silvia
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v15i2.1980

Abstract

The development between hospitals in the digital era is getting more advanced day by day. Marketing 4.0 can be used as a method to increase clinic visits in hospitals. The study aims to analyze efforts to increase clinic visits through marketing 4.0 and analysis of of the effectiveness of Marketing 4.0 approaches and Customer Path Models to increase clinical visits. The cross-sectional analytic study was conducted in a single private hospital institution in East Java, Indonesia in pediatric health clinics, integrated services, and an effective hospital reach of 2 kilometers. 175 respondents consisting of 97.7% of respondents who know about child health clinics and/or integrated services, 87.7% of respondents who are interested in using these two services, 90.7% of respondents who seek information about these two services, and 90.7 % of respondents who use the child health clinic and/or integrated services by 74.3%. The results of in-depth interviews and focus group discussions with hos-pital leaders found that the use of social media was not maximal, the number of insurance companies that joined the hospital was not enough, a special community for children with special needs had not been formed, there were no mobile phone applications and online registration systems, and the system had not yet been integrated. comprehensive hospital management information. The customer path in both services is a funnel pattern, so the hospital must increase its commitment and affinity through omni-channel marketing, mobile application establishment, social CRM, and gamification.
Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Turnover Intention pada Perawat Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan soliha, soliha; Jannah, Rohilatul; Komariyah, Komariyah
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 4 (2024): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v15i4.2495

Abstract

Turnover intention adalah keinginan berpindah yang menggambarkan pikiran individu untuk keluar, mencari pekerjaan ditempat lain, serta keinginan meninggalkan organisasi. Kejadian perpindahan perawat (turnover intention) yang tinggi di rumah sakit dapat menimbulkan hambatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data sebanyak 41,6% perawat memiliki Turnover intention berada pada kategori Tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan turnover intention pada perawat di wilayah kerja Puskesmas Bangkalan. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu 58 perawat dengan besar sampel sebanyak 51 Responden dengan teknik sample random sampling. Variabel independen: stres kerja. dan variabel dependen: turnover intention. Instrumen dalam penellitian ini menggunakan 2 kuesioner yaitu stres kerja dan turnover intention. Data di analisis dengan menggunakan spearman rank dengan α 0,05 . No uji layak etik NO: 2094/KEPK/STIKES-NHM/EC/IV/2024. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar stres kerja dalam kategori sedang (88,2%). Turnover intention perawat sebagian besar dalam kategori sedang (68,8%). Hasil uji spearman rank variabel stres kerja dengan turnover intention di dapatkan p value sebesar 0,003 < α 0,05 maka ada hubungan antara stres kerja dengan turnover intention. Saran bagi perawat diharapkan perawat mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan kerja yang di tetapkan sehingga mampu menurunkan Stres dan mencegah terjadinya keinginan untuk mencari pekerjaan yang baru.
Hubungan Antara Supervisi Kepala Ruangan dengan Motivasi Perawat dalam Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Soliha, Soliha; Jannah, Rohilatul; Salamiyah, Icha Ruchy
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.48013

Abstract

Motivasi yang dimiliki perawat dalam organisasi akan banyak menentukan kualitas prilaku yang ditampilkanya, baik dalam kontek belajar, bekerja dan dunia keperawatan maupun dalam kehidupan sehari-hari. tujuan dari penelitian untuk menganalisis hubungan antara supervisi kepala ruangan dengan motivasi perawat dalam pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di RSU Anna Medika Madura. Desain penelitian yang digunakan kuantitatif dengan menggunakan metode analytic correlation dengan pendekatan cross sectional. Populasi 30 perawat dengan sampel 28 perawat. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Variabel independen penelitian ini adalah supervisi kepala ruangan dan variabel dependen adalah motivasi perawat. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Uji statisik menggunakan spearman rank dengan p value < α (0,05). Hasil penelitian mengatakan bahwa supervisi kepala ruangan berada dalam kategori cukup sebanyak 13 responden (46,4%) dan motivasi perawat dalam pelaporan Insiden Keselamatan Pasien kategori kurang sebagian kecil dalam kategori kurang sebanyak 11 responden (39,3%). Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank diperoleh nilai p value 0,016 < α (0,05) yang mana menunjukkan adanya hubungan signifikan variabel supervisi kepala ruangan dengan motivasi perawat. Sehingga korelasi diantara variable tersebut dapat dikatakan berhubungan dengan kategori moderate / sedang. Diharapkan kepala ruangan lebih meningkatkan dalam efektivitas supervisi kepala ruangan dengan pendekatan yang lebih suportif, terbuka, dan edukatif, sehingga mampu meningkatkan motivasi perawat dalam melaporkan insiden keselamatan pasien
Edukasi Kesehatan Tentang Imunisasi Dalam Rangka Meningkatkan Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Di Desa Tunjung Kabupaten Bangkalan Jannah, Rohilatul; Solihah
ABDIMAS Madani Vol 7 No 02 (2025): Jurnal Abdimas Madani
Publisher : LPPM STIKES Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/abdimas.v7i02.174

Abstract

Imusasi merupakan salah satu cara mencegah penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kematian bayi. Pada Tahun 2019 a World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 5,2 juta kematian yang diduga akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sedangkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Bangkalan sangat rendah terutam di Tingkat desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan persepsi positif Masyarakat terhadap imunisasi. Pelaksanaan edukasi dilakukan pada tanggal 20 November 2024, peserta sebanyak 30 Orang di Desa Tunjung wilayah kerja Puskesmas Burneh Kabupaten Bangkalan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, yang diawali dengan pre-tes dan evaluasi perubahan pengetahuan dan persepsi dengan post-tes. Hasil kegitan menunjukkan bahwa persiapan kegiatan berjalan dengan baik, proses kegiatan lancar yang dukungan oleh pemerintah dan petugas kesehatan setempat. Hasil evaluasi setelah kegiatan pendidikan kesehatan menunukkan hasil bahwa ada perubahan pengetahuan dan persepsi masyarakat terhadap imunisasi. Kesimpulan dari kegiatan ini memberikan dampak positif bagi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang imunisasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memperkenankan anaknya untuk diimunisasi
Sosialisasi dan Edukasi Pentingnya Jaminan Kesehatan Nasional Pekerja Sektor Informal di Kabupaten Bangkalan Daniyanti, Eka Suci; Nur, Luthfiana; Jannah, Rohilatul; Moeljono, Eddy
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 12 (2025): Volume 8 No 12 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i12.23038

Abstract

ABSTRAK Kepesertaan sektor informal dalam Jaminan Kesehatan Nasional, khususnya BPJS Kesehatan merupakan hal yang berdampak pada peningkatan ketersediaan dana sekaligus indikator keberhasilan UHC. Masyarakat sektor informal lebih beresiko dalam hal pembiayaan kesehatan karena ketidakpastian akses dan biaya kesehatan yang tinggi dan tidak memiliki jaminan kesehatan. Tujuan kegiatan sosialisasi dan edukasi pentingnya jaminan kesehatan nasional bagi pekerja sektor informal di Kabupaten Bangkalan adalah meningkatkan pengetahuan, memahami dan mau menjadi peserta jaminan kesehatan nasional. Metode yang digunakan diantaranya melakukan sosialisasi tentang manfaat jaminan kesehatan nasioal, besaran premi yang dibayarkan serta tata cara pendaftaran peserta. Edukasi dilakukan dengan memandu instal aplikaso mobile JKN dan fungsi fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi tersebut. Hasil kegiatan menunjukkan jika masyarakat lebih memahami tentang jaminan kesehatan nasional secara detail dan menepis stigma negatif tentang pelayanan jaminan kesehatan nasional yang lebih sering beredar informasi negative dari pada informasi positif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bukti nyata jika dengan melakukan sosialisasi dan edukasi yang tepat tidak hanya memberikan informasi yang benar tetapi juga menyangkal stigma negative terhadap informasi yang kurang tepat.  Kata Kunci: Sosialisasi, JKN, Sektor Informal  ABSTRACT Participation in the informal sector in national health insurance, especially BPJS Health, is one of the things that has an impact on increasing the availability of funds, which is an indicator of the success of UHC. Informal sector communities are more risky in matters of financing health, because cloud access and high health do not guarantee health. The aim of the socialization and education activities on the importance of national health insurance for informal sector workers in Bangkalan Regency is to increase knowledge, understanding, and willingness to participate in national health insurance. The method used among them does socialization about the benefit, guaranteeing national health, a magnitude premium in language and procedures registration participants. Education on how to install the JKN mobile application and its features is contained in the application. Activity results show that if the public understands more about guaranteeing health nationally in detail, and dispels the negative stigma about guaranteeing health, more often, national circulating negative information rather than positive information. Activities devoted to the public. This is proof real. If we do proper socialization and education, we not only give correct information, but also reflect a negative stigma towards insufficient information. Keywords: Socialization, JKN, Informal Sector
Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Dalam Meningkatkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan (Health Care Utilization) di Puskesmas Jaddih, Kabupaten Bangkalan Jannah, Rohilatul; Daniyanti, Eka Suci; Soliha, Soliha
Media Gizi Kesmas Vol 14 No 2 (2025): MEDIA GIZI KESMAS (DECEMBER 2025)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgk.v14i2.2025.209-217

Abstract

Background: Puskesmas (Primary Health Care) is the entry point or basic services accessible to all levels of society at the village level. However, the utilization of health services in Indonesia, including Madura, remains low. Objectives: To analyze community perceptions of the quality of health services and their influence on the utilization of health services at Puskesmas Jaddih, Bangkalan Regency, Madura. Methods: This was an explanatory research with a cross-sectional design. The population included all residents in the working area of Puskesmas Jaddih, with an average of 500 patient visits per month. A total of 149 patients who used health services at the Puskesmas Jaddih and met the inclusion criteria participated in the study. Data were analyzed using descriptive statistics and the Spearman test with a significance level of p<0.05. This study was conducted from January to December 2024. Results: Most patients had a primary education. More than half of the patients were not working. The majority rated the competence of health workers as very good. In terms of affordability, effectiveness, continuity, safety, convenience, and information, most rated it as excellent or good. In the SERVQUAL assessment, it was found that almost half of the total patients rated it as excellent (45.3%), just under half of the total patients rated it as good (44.1%), and a small proportion reported it as poor (10.6%). Most patients reported health care utilization in the order category (73.2%). A small proportion reported repeat orders (8.9%) and recommendations (17.9%). The results of statistical analysis showed that competence, affordability, effectiveness, continuity, safety, comfort, and information were related to health care utilization with p<0.05. Overall, in the SERVQUAL assessment, it was found that the results of SERVQUAL analysis with health care utilization showed p<0.05. Conclusion: The quality of health services at Puskesmas Jaddih is perceived by the community, effectiveness, and convenience. However, service utilization remains limited to initial use, with low levels of repeat visits and recommendations. All quality dimensions showed a significant relationship with healthcare utilization, indicating that community perceptions of service quality strongly influence decisions to use, re-use, and recommend health services.