Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Economic Rationality of Residents Living in the Area Prone to Merapi Volcanic Disaster Napsiah, Napsiah; Gunawan, Budhi; Abdoellah, Oekan Soekotjo; Sulaeman, Munandar
Komunitas Vol 9, No 2 (2017): September 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v9i2.10002

Abstract

The research concerned here was to know the economic rationality of residents who dwelled again in their former village after the eruption of Mount Merapi in 2010 and refused to be relocated by the government. A combined research method, namely, a combination between a qualitative method and a quantitative one, was used to uncover the rationality. The qualitative part of the research was conducted first by deciding informants considered knowledgeable about the matter under research. Then the informants were interviewed in turns decided via snowball sampling. Some secondary data were used to support the qualitative research. As for the quantitative part of the research, it was conducted afterwards by turning members of the households in the village into respondents. The finding of the research is as follows. The residents perceive the disaster not only as a dangerous natural phenomenon but also as an economic blessing because tourists’ visits to the areas suffering from the impact of the disaster enable residents to have activities that have economic value. That economic rationality was what motivated them to return to their village though its condition is categorized by the government as unfit for dwelling.
Keanekaragaman Tumbuhan Bawah dan Implikasinya terhadap Serangga di Kawasan Budi Daya Tanaman di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Rasiska, Siska; Sudarjat, Sudarjat; Asdak, Chay; Parikesit, Parikesit; Gunawan, Budhi
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.46186

Abstract

Lanskap di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung terdiri dari kawasan konservasi, kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan serangga yang terdapat di kawasan budi daya. Metode yang digunakan adalah eksploratif deskriptif dengan pengambilan sampel secara transek garis berjalur sejauh radius 500m di empat lokasi kawasan budidaya yang berbeda, yaitu di dekat Cagar Alam (CA), Taman Wisata Alam (TWA), lahan pertanian dan Hutan Lindung (HL). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2022. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya 41 famili dan 96 spesies tumbuhan bawah serta tiga famili yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yaitu Asteraceae, Fabaceae, dan Poaceae. Tumbuhan bawah Ageratina riparia banyak ditemukan di dekat CA dan TWA, sedangkan Imperata cylindrica banyak ditemukan di dekat lahan pertanian dan HL. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah terkategori tinggi dan tersebar di semua lokasi secara merata. Kelompok serangga yang ditemukan termasuk ke dalam 9 ordo dan 78 famili dan tiga famili dengan nilai INP tertinggi yaitu Cicadellidae, Acrididae dan Drosophilidae.  Famili Cicadellidae banyak ditemukan di dekat CA dan HL, Acrididae di dekat TWA dan Drosophillidae di  dekat lahan pertanian. Sebagian besar serangga memiliki peran fungsional sebagai herbivor (32 famili) dengan INP tertinggi yaitu Cicadellidae, predator (11 famili) dengan INP tertinggi yaitu Formicidae, parasitoid (16 famili) dengan INP tertinggi yaitu Braconidae, dan polinator (3 famili) dengan INP tertinggi yaitu Syrphidae. Serangga lainnya memiliki peranan sebagai dekomposer, netral, hama ternak, serangga air, vektor entomopatogen, dan vektor penyakit. Keanekaragaman jenis serangga terkategori sedang dan menyebar secara merata.
Reverse Social Impact of Oil Palm Plantation Expansion: A Study of Three Communities in Jambi, Indonesia Pahmi, Pahmi; Gunawan, Budhi; Iskandar, Johan; Soemarwoto, Rini
Forest and Society Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL
Publisher : Forestry Faculty, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/fs.v7i1.24803

Abstract

Studies on the social impacts of oil palm development have focused on various communities with distinct characteristics. Due to the rarity of comparative investigations, this study aimed to examine the impact of oil palm plantation expansion on the Suku Anak Dalam, Jambi Malay, and the Javanese transmigrant, the three communities with different socio-economic characteristics. In-depth interviews and observations were conducted to understand the communities' interaction and dependence on forest resources. The study also conducted a household census to assess 67 Malay and 66 Javanese transmigrant families. However, a household census could not be conducted to asses 45 families of the Suku Anak Dalam due to some limitations. This necessitated indirect data collection through the community leader. The results showed that the oil palm development significantly and negatively impacts the Suku Anak Dalam more than the Malay community and the Javanese transmigrant. The Suku Anak Dalam face difficulties in meeting their basic needs because the conversion of forest areas into oil palm plantations has reduced their access to these resources. In contrast, the Malay community and the Javanese transmigrants have enjoyed various benefits, such as ownership of oil palm gardens, employment opportunities as daily laborers, and partnerships with companies through the nucleus-plasma program. Therefore, it is crucial for the government to protect the Suku Anak Dalam community from the negative impacts of oil palm plantation development activities.
VALUE RATIONALITY OF PEOPLE LIVING ON THE SLOPE OF MERAPI IN YOGYAKARTA Napsiah, Napsiah; Gunawan, Budhi; Abdoellah, Oekan Soekotjo; Sulaeman, Munandar
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 1, No 1 (2016): Analisa: Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v1i1.201

Abstract

This study aims to describe rationality of the people who live in the eruptionprone areas of Mount Merapi and who refuse to be relocated. A qualitative research method with interpretative phenomenological analysis is used in this research. Informants are selected by snowball sampling technique. The location of research is in Pangukrejo village which is a village in the southern slopes of Merapi. The results show that people think Merapi as a place of origin where they obtain senses of comfort and safety. Merapi is also a place where they acquire and preserve community value system. Merapi is a symbol of their dignity that must be maintained. In this relation, eruption is interpreted as destiny, eruption is interpreted as destiny of God that can not be circumvented. At that time, their living conditions were on the bottom and could be overcome by means of mutual cooperation to return to normal condition. The value rationality motivate them to resettle in their homes after the great eruption of Merapi.
Kapabilitas Human Agency Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation Dalam Menangani Permasalahan Pendidikan di Pedalaman Banten Santoso, Meilanny Budiarti; Nurwati , R. Nunung; Azman, Azlinda; Gunawan, Budhi
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 1 (2023): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i1.3366

Abstract

Kapabilitas human agency merupakan issue penting bagi pengembangan keilmuan dan praktik pekerjaan sosial, mengingat pekerjaan sosial merupakan profesi yang bersentuhan langsung dengan intervensi sosial dan salah satunya bertujuan untuk menangani permasalahan sosial ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan sebagai refleksi bagi pekerja sosial profesional berdasarkan praktik nyata penggunaan kapabilitas human agency dalam intervensi sosial sekaligus menunjukkan pentingnya pengarusutamaan konsepsi human agency dalam keilmuan pekerjaan sosial yang salah satunya berfokus pada upaya pengembangan keberfungsian sosial. Metode explanaroty dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis kapabilitas human agency Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation dalam menangani permasalahan pendidikan di pedalaman Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi kapabilitas human agency merupakan komponen penting di antara berbagai komponen lainnya dalam menangani permasalahan yang terjadi dan kehadiran aktor dengan kapabilitas human agency tidak dapat dipisahkan dari kelompok ataupun organisasi sebagai wadah dalam melakukan program. Namun demikian, program dan kelompok ataupun organisasi dapat berjalan karena adanya eksistensi aktor dengan kapabilitas human agency yang berperan sebagai motor penggerak. Kolaborasi, networking dan partnership yang terjalin diantara berbagai pihak telah mendorong pelaksanaan program dengan baik dan berkelanjutan sekaligus sebagai infrastruktur dan fasilitasi yang mendukung program sebagai bentuk tindakan nyata (agentic action) yang mereka lakukan.
Nature Resources Contestation Between Native Papuans: Establishing a Collaborative Management of the Cyclops Mountain Nature Reserve Area in Papua, Indonesia Marthen, Fadli; Gunawan, Budhi; Soemarwoto, Rini; Palar, Miranda Risang Ayu
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 30 No. 3 (2024)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.30.3.359

Abstract

Natural resource management and biodiversity protection in conservation areas require the involvement of local communities. However, these efforts are often hampered by conflicts in the use of resources among the population, including among the indigenous people. In this regard, this study examines the contestation of the management and utilization of natural resources between local indigenous Papuans and indigenous Papuan migrants in the Cyclops Mount Nature Reserve (CMNR). The study explored a wide range of information related to this issue qualitatively by using a mini-ethnography method. The study conducted in-depth interviews with informants from local and migrant communities and participant and non-participant observations. The study shows that the local indigenous Papuan utilized the area on a relatively sustainable basis. However, they were not able to prevent the use of natural resources in the CMNR by the indigenous Papuan migrants, resulting in environmental damage. To avoid further environmental damage to the CMNR, this study recommends the need for collaborative management of the CMNR area by involving both local indigenous Papuans and indigenous Papuan migrants with support from the government.
Sakai Community in the Squeeze of Development: Community Development Program and Social Disintegration Justicio, Muhammad Deckaryan Lexa; Gunawan, Budhi
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 27 No 1 (2025): June
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v27.n1.p01-08.2025

Abstract

Community empowerment programs seem to be a necessity, especially when development and industrialization programs have negative impacts on various groups, including indigenous communities. However, community empowerment, which is intended to improve the lives of affected communities, in practice often has unanticipated impacts. This study analyzes the social dynamics of the Sakai community in Riau Province related to the empowerment programs received by the community. This study used a mini-ethnography method by conducting participant observation and non-participatory observation techniques as well as in-depth interviews in data collection. To complete the data, secondary data collection was also carried out, including those that could be obtained online. The results of the study indicate that the empowerment programs that have been carried out, in addition to providing benefits to some members of the community, have also created gaps among community members which have led to the social disintegration of the Sakai community. The implementation of community empowerment programs by companies evenly and the involvement of the government and other stakeholders in program implementation are necessary.
PERANAN GREEN SOCIAL WORKERS PADA PROGRAM KAMPUNG IKLIM DI WILAYAH PESISIR INDONESIA Ramdani, Jaka; Gunawan, Budhi; Darwis, Rudi Saprudin
EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Vol. 11 No. 1 (2022): Empati Edisi Juni 2022
Publisher : Social Welfare Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/empati.v11i1.26424

Abstract

Abstract. Climate change currently threatens 60 percent of Indonesia's total population residing in coastal areas at risk of land inundation due to sea level rise. Based on IPCC predictions, the coastal area of Ujungalang Village, Cilacap Regency, Central Java Province, will be affected. Efforts to increase adaptation to the impacts of climate change through the Climate Village Program are an alternative to minimize impacts. Uniquely, the empowerment program refers to Green Social Work which involves multi-parties such as Green Social Workers, Professions or experts (transdisciplinary), communities, and partnerships. Therefore, through this research, the role of Green Social Work in the Climate Village Program can be explored with a case study in Ujungalang Village, Cilacap Regency. The role of Green Social Workers is presented using qualitative data sourced from primary and secondary data. The in-depth interview process, semi-participant observations, and literature studies obtained research findings that Green Social Workers in the Climate Village Program played roles as Co-producers, Dialogue agents, Lobbyists, Coordinators, Translators, Curriculum changers, Mobilisers, screenwriters, Protectors, Consciousness-raisers. Through the role carried out by Green Social Workers in the Climate Village Program, it shows the success of a sustainable program for the people of Ujungalang Village. Keywords: Climate Village, Green Social Workers, Role. Abstrak. Perubahan iklim saat ini mengancam 60 persen dari total penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di wilayah pesisir risiko tergenangnya daratan akibat kenaikan muka air laut. Berdasarkan prediksi IPCC wilayah pesisir Desa Ujungalang Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah akan terkena dampaknya. Upaya peningkatan adaptasi dampak perubahan iklim melalui Program Kampung Iklim menjadi alternatif meminimalisir dampak. Uniknya program pemberdayaan tersebut merujuk pada Green Social Work yang melibatkan multi pihak seperti Green Social Worker, Profesi atau ahli (transdisiplin), masyarakat, dan kemitraan. Oleh karenanya, melalui penelitian ini dapat tereksplorasi peranan Green Social Work pada Program Kampung Iklim dengan studi kasus di Desa Ujungalang Kabupaten Cilacap. Peranan Green Social Worker disajikan menggunakan data kualitatif yang bersumber dari data primer maupun sekunder. Proses wawancara mendalam, observasi semi partisipan, dan studi kepustakaan memperoleh temuan penelitian bahwa Green Social Worker di Program Kampung iklim berperan sebagai Co-producers, Dialogue agents, Lobbyists, Coordinator, Translators, Curriculum changers, Mobilisers, pembuat skenario, Protectors, Consciousness-raisers. Melalui peranan yang dilakukan oleh Green Social Worker di Program Kampung Iklim menunjukan keberhasilan program yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Ujungalang. Kata kunci: Peranan, Green Social Workers, Kampung Iklim.
Kapabilitas Human Agency Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation Dalam Menangani Permasalahan Pendidikan di Pedalaman Banten Santoso, Meilanny Budiarti; Nurwati , R. Nunung; Azman, Azlinda; Gunawan, Budhi
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 13 No. 1 (2023): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Kesejahteraan Sosial (Pusdiklatbangprof Kesos), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v13i1.3366

Abstract

Kapabilitas human agency merupakan issue penting bagi pengembangan keilmuan dan praktik pekerjaan sosial, mengingat pekerjaan sosial merupakan profesi yang bersentuhan langsung dengan intervensi sosial dan salah satunya bertujuan untuk menangani permasalahan sosial ataupun memenuhi kebutuhan masyarakat. Penelitian ini bertujuan sebagai refleksi bagi pekerja sosial profesional berdasarkan praktik nyata penggunaan kapabilitas human agency dalam intervensi sosial sekaligus menunjukkan pentingnya pengarusutamaan konsepsi human agency dalam keilmuan pekerjaan sosial yang salah satunya berfokus pada upaya pengembangan keberfungsian sosial. Metode explanaroty dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis kapabilitas human agency Istana Belajar Anak Banten (ISBANBAN) Foundation dalam menangani permasalahan pendidikan di pedalaman Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi kapabilitas human agency merupakan komponen penting di antara berbagai komponen lainnya dalam menangani permasalahan yang terjadi dan kehadiran aktor dengan kapabilitas human agency tidak dapat dipisahkan dari kelompok ataupun organisasi sebagai wadah dalam melakukan program. Namun demikian, program dan kelompok ataupun organisasi dapat berjalan karena adanya eksistensi aktor dengan kapabilitas human agency yang berperan sebagai motor penggerak. Kolaborasi, networking dan partnership yang terjalin diantara berbagai pihak telah mendorong pelaksanaan program dengan baik dan berkelanjutan sekaligus sebagai infrastruktur dan fasilitasi yang mendukung program sebagai bentuk tindakan nyata (agentic action) yang mereka lakukan.
Pengendalian Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferrari) dengan Menggunakan Perangkap Berantraktan secara Partisipatoris di Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Rasiska, Siska; Parikesit, Parikesit; Sudarjat, Sudarjat; Gunawan, Budhi; Setiawan, Iwan
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 1, No 3 (2024): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v1i3.54953

Abstract

Penggerek Buah Kopi (PBKo, Hypothenemus hampei Ferrari) merupakan hama tanaman kopi yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas buah kopi. Salah satu upaya untuk mengendalikan hama ini dengan menggunakan perangkap beratraktan dengan melibatkan partisipasi petani kopi. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini memberikan pengetahuan kepada petani mengenai hama PBKo dan penggunaan perangkap beratraktan. Kegiatan ini telah dilakukan selama 6 minggu di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah survey berupa wawancara untuk menginventarisasi pengetahuan awal dari petani kopi mengenai hama yang menyerang tanaman kopi dan cara pengendaliannya, serta percobaan partisipatoris. Percobaan partisipatif menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan berupa perangkap bertraktan alami yang terbuat dari kulit buah kopi terinfestasi hama PBKo diolah dengan metode ekstraksi destilasi sederhana dan maserasi, serta Hypotan 500L yang bersifat sintetik untuk mengetahui keefektifan perangkap beratraktan untuk menarik PBKo. Data hasil wawancara dianalisis secara deskriptif dan percobaan partisipatif dianalisis dengan uji analisis varians dan diuji lanjut dengan uji jarak berganda duncan pada taraf kepercayaan 5%. Hasil wawancara menunjukkan bahwa petani memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang hama yang sering menyerang tanaman kopi, namun upaya pengendaliannya masih belum banyak diketahui. Hasil percobaan partisipatoris menunjukkan bahwa perangkap beratraktan Hypotan 500L mampu menangkap PBKo lebih tinggi. Petani kopi yang ikutserta dalam kegiatan ini merasakan manfaat dari penyuluhan tentang tanaman kopi dan praktek aplikasi atraktan di kebun percobaan. Namun, kegiatan ini perlu dilakukan secara lebih intensif dengan pendampingan. Dengan demikian, kegiatan dapat meningkatkan kewaspadaan petani terhadap kerusakan tanaman kopi yang disebabkan oleh hama.