Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Respon Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) (Coleoptera: Curculinoidae: Scolytidae) terhadap Ekstrak Buah Kopi yang Terinfestasi Hama sebagai Atraktan di Perkebunan Kopi Rakyat Gunung Tilu Rasiska, Siska; Safira, Sania; Hidayat, Yusup; Yulia, Endah; Ariyanti, Mira
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40277

Abstract

Penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei Ferr. adalah salah satu hama utama pada tanaman kopi. Persentase serangan hama PBKo pada buah kopi dapat mencapai 100% jika tidak ada pengendalian. Salah satu teknologi pengendalian hama PBKo yang dapat dilakukan adalah penggunaan ekstrak buah kopi yang terinfestasi hama PBKo sebagai atraktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh esktrak buah kopi yang terinfestasi sebagai atraktan hama PBKo dan memperoleh konsentrasi ekstrak buah kopi terinfestasi yang paling efektif sebagai atraktan imago hama PBKo. Selain itu juga dipelajari serangga arthropoda lain yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kopi rakyat Gunung Tilu, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada bulan November 2021 hingga Maret 2022. Pembuatan ekstraksi buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air dilakukan di Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, sedangkan pengamatan hama dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan yaitu P0 = kontrol; P1 = 50 mL air sulingan, P2 = 100 mL air sulingan, P3 = 150 mL air sulingan, P4 = 50 mL ekstrak etanol, P5 = 100 mL ekstrak etanol, P6 = 150 mL ekstrak etanol dan P7 = etanol 10 mL dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air tidak dapat menarik hama PBKo serta tidak menurunkan intensitas serangan hama PBKo. Namun, ekstrak buah kopi terinfestasi dapat menarik sejumlah serangga hama dari ordo Diptera famili Drosophilidae dan parasitoid dari ordo Hymenoptera famili Braconidae.
Keanekaragaman Tumbuhan Bawah dan Implikasinya terhadap Serangga di Kawasan Budi Daya Tanaman di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Rasiska, Siska; Sudarjat, Sudarjat; Asdak, Chay; Parikesit, Parikesit; Gunawan, Budhi
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.46186

Abstract

Lanskap di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung terdiri dari kawasan konservasi, kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis tumbuhan bawah dan serangga yang terdapat di kawasan budi daya. Metode yang digunakan adalah eksploratif deskriptif dengan pengambilan sampel secara transek garis berjalur sejauh radius 500m di empat lokasi kawasan budidaya yang berbeda, yaitu di dekat Cagar Alam (CA), Taman Wisata Alam (TWA), lahan pertanian dan Hutan Lindung (HL). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga November 2022. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya 41 famili dan 96 spesies tumbuhan bawah serta tiga famili yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yaitu Asteraceae, Fabaceae, dan Poaceae. Tumbuhan bawah Ageratina riparia banyak ditemukan di dekat CA dan TWA, sedangkan Imperata cylindrica banyak ditemukan di dekat lahan pertanian dan HL. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah terkategori tinggi dan tersebar di semua lokasi secara merata. Kelompok serangga yang ditemukan termasuk ke dalam 9 ordo dan 78 famili dan tiga famili dengan nilai INP tertinggi yaitu Cicadellidae, Acrididae dan Drosophilidae.  Famili Cicadellidae banyak ditemukan di dekat CA dan HL, Acrididae di dekat TWA dan Drosophillidae di  dekat lahan pertanian. Sebagian besar serangga memiliki peran fungsional sebagai herbivor (32 famili) dengan INP tertinggi yaitu Cicadellidae, predator (11 famili) dengan INP tertinggi yaitu Formicidae, parasitoid (16 famili) dengan INP tertinggi yaitu Braconidae, dan polinator (3 famili) dengan INP tertinggi yaitu Syrphidae. Serangga lainnya memiliki peranan sebagai dekomposer, netral, hama ternak, serangga air, vektor entomopatogen, dan vektor penyakit. Keanekaragaman jenis serangga terkategori sedang dan menyebar secara merata.
The diversity and ecological roles of insects and arachnids in arabica coffee (Coffea arabica) plantation in Palasari, Bandung Regency: Keanekaragaman dan fungsi ekologis serangga dan arachnida pada ekosistem kopi arabika (Coffea arabica) di Palasari, Kabupaten Bandung Maharani, Yani; Dewi, Ajeng Putri Kusuma; Rasiska, Siska; Hutapea, Dedi; Maxiselly, Yudithia; Sandrawati, Apong
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 21 No 1 (2024): March
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5994/jei.21.1.54

Abstract

The diversity of arthropod communities is often used as a bioindicator of environmental changes, specifically in coffee farms with various management systems. Significant impacts of the environmental changes lead to alterations in the community structure and function of arthropods. The aim of this research was to determine the diversity and ecological roles of insect and arachnids in arabica coffee plantations in Bandung Regency. Sampling was conducted on five plots measuring 100 m2 each, with a separating distance of 50 m, in coffee farms located in Legok Nyenang Village, Bandung Regency. This was performed five times per weekly intervals using sweep nets, yellow tray traps, and beating sheets. Subsequently, collected samples were identified based on morphological characters at the Pest Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. A total of 269 insects species (11 orders and 98 families, total 669 individuals) and 23 species of Arachnida (one order and 13 families, total 44 individuals) were found, The most abundance of natural enemies were the parasitoid, Megacampsomeris prismatica (Hymenoptera: Scoliidae) and the predator, Tetragnatha sp. (Araneae: Tetragnathidae). Meanwhile, the ecological function of the group with the lowest number was pollinators (Hymenoptera: Apidae). Although the diversity of insects and arachnids species found in coffee farms was high (H' = 5.10), the evenness and dominance index were relatively low. These results showed the potential of coffee plantations as ecosystems for conserving predatory arthropods biodiversity. Consequently, coffee cultivation practices and pest management strategies must prioritize the protection of beneficial insects such as natural enemies and pollinators.
Guidance on Growing Kaffir Lime Seedlings for Housewives at Pajagan Village, Sumedang Budiarto, Rahmat; Mubarok, Syariful; Kusumiyati; Farida; Sutari, Wawan; Soleh, Mochamad Arief; Nuraini, Anne; Djaya, Luciana; Rasiska, Siska
Indonesian Journal of Community Services Cel Vol. 3 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Services Cel
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70110/ijcsc.v3i2.63

Abstract

Kaffir lime is popularly used by woman, especially housewives for cooking Indonesia dishes. The purpose of present activity was to provide simple guidance on growing kaffir lime for housewives at Pajagan Village, Sumedang, West Java. This counseling was provided for 20 housewives who are members of the Family Empowerment and Welfare (PKK) organization in Pajagan Village. The simple guidance is provided to housewives for planting kaffir lime in their yard, as follows: selecting best seedling, correct transplanting, regular irrigation, effective and efficient fertilizer application and proper harvesting. Housewives were each given one kaffir lime seedling to use as planting practice material. Housewives were very happy, grateful and believed to be more independent in terms of food spice. This activity is hoped to empower housewives to cultivate kaffir lime on their own yard for their daily spice needs.
Pesticide Residues Analysis of Arabica Coffee Bean from Community Coffee Plantation Manglayang Mountain, Bandung Regency Rasiska, Siska; Maharani, Yani; Hutapea, Dedi Hutapea; Maxiselly, Yudithia; Wulandari, Ela Hasri
CROPSAVER Vol 7, No 1 (2024)
Publisher : Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cropsaver.v7i1.53114

Abstract

Coffee is one of the export commodities that has produced gross domestic product up to 16.15% of the agricultural sector. However, pesticide residues in agricultural products remain a barrier in the context of exports and agricultural product safety. The study aims to analyze the pesticide residue content in coffee produced by farmers at the Manglayang Mountain Community Coffee Plantation (CCP) compared to the maximum residue limit. The method used in this research is explorative descriptive by collecting samples from the Giri Senang Forest Community, Legok Nyenang-Giri Mekar Village, Cilengkrang District, Bandung Regency, and analyzed with the method EN 15662:2018. A kilogram of coffee is washed and dried for two days, then separated from the skin of the coffee and the green bean. The green bean are then extracted by QuEChERS, by adding 1% acetic acid in acetonitril and the extract is cleansed using high SPE  dispersive. LC-ESI-MS/MS is operated in MRM mode, and validated according to the SANTE 12682/2019 requirements. The results of the research showed that the coffee from was not detected containing residues of pesticides from the organophosphate and carbamate groups. Thus, the coffee products from Manglayang Mountain CCP are considered safe to be consumed, and can be exported abroad.
Dragon Fruit (Hylocereus polyrhizus) Cultivation in Pareugreug Hill, Pajagan Village: A Community Service Case Budiarto, Rahmat; Mubarok, Syariful; Kusumiyati; Farida; Sutari, Wawan; Soleh, Mochamad Arief; Nuraini, Anne; Djaya, Luciana; Rasiska, Siska; Istifadah, Noor
Indonesian Journal of Community Services Cel Vol. 4 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Community Services Cel
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70110/ijcsc.v4i1.86

Abstract

Red-fleshed dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) has gained popularity in Indonesia due to its nutritional value and economic potential. This work was aimed to report the community service about dragon fruit cultivation in Pareugreug Hill, Pajagan Village, Sumedang. The consultation was held during January to February 2025. This study documented the sustainable agricultural practices such as implementation of vegetative propagation, organic fertilization, and natural climbing supports for dragon fruit. At 15 months after planting, 5% of the 400 plants had entered the fruiting stage. However, challenges such as pathogen attacks remain, requiring further research to improve disease management and ensure sustainable cultivation.
Evaluation Behavior of Highland Vegetable Farmers on West Bandung Regency To Use Good Pesticide Practices Rasiska, Siska; Sudarjat, Sudarjat; Dono, Danar; Suganda, Tarkus; Setiawan, Iwan
CROPSAVER Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cropsaver.v8i1.62005

Abstract

Synthetic pesticides are one of the pest control substances most widely used by highland vegetable farmers, including insecticides and fungicides. This research aims to evaluate the use of pesticides by highland vegetable farmers in Lembang and Cisarua Districts, West Bandung Regency. The methods used in this research are surveys and observations. Interviews using questionnaires were conducted with 90 highland vegetable farmers, in-depth interviews with extension workers and exporter institutions. Secondary data was obtained from the horticultural crop agriculture service and the Agriculture, Fisheries, and Forestry Extension Center. These data were analyzed descriptively regarding the knowledge, awareness, and skills of highland vegetable farmers in using pesticides. The results of the research show that highland vegetable farmers in Lembang and Cisarua Districts, West Bandung Regency, know the information on labels, especially dosage, target pests, method of application, and type of plant, also know the function of pesticides, dangers, prohibitions on disposing of pesticide waste, and the reasons. Farmers know the SOP for pesticide use from promotional materials, and direct training, as well as from extension workers. Farmers buy and use their own pesticides at agricultural shops, considering the target organisms and efficacy based on information from fellow farmers. Farmers mix two types of pesticides with water as a solvent,  put it first in a bucket, and stir with a stirrer. Pesticides are applied at 10.00-15.00 until they are finished, then wash the hands. Pesticides are stored in a locked place, such as a warehouse, and out of reach of children, and the packaging is burned. Farmers need to be given counseling and training on the correct SOPs, starting from preparation to handling spray equipment and waste.
Studi Komparatif Cara Aplikasi Bakteri Endofit untuk Menghambat Perkembangan Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi (Rhizoctonia solani) Widiantini, Fitri; Krissanti, Petra Sulistya Dian; Rasiska, Siska; Susanto, Agus; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.63212

Abstract

Penyakit hawar pelepah daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan kerugian signifikan dalam budidaya padi, sehingga perlu diterapkan strategi pengendalian yang efektif. Penggunaan bakteri endofit sebagai agens biokontrol untuk mengendalikan penyakit tanaman menjadi salah satu pendekatan alternatif yang cukup menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai metode aplikasi bakteri endofit dalam mengendalikan hawar pelepah daun. Bakteri endofit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri endofit Os1, Os6, dan Os7 yang memiliki aktivitas antagonis. Metode aplikasi yang diuji meliputi perendaman benih, penyemprotan ke daun, penyiraman suspensi ke tanah, serta kombinasi dari ketiganya. Percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 14 perlakuan aplikasi bakteri endofit yang masing-masing diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi perendaman benih, penyemprotan daun, dan penyiraman tanah dengan suspensi bakteri endofit Os6 memberikan hasil paling efektif dalam menekan perkembangan hawar pelepah, dengan nilai relative lesion height (RLH) sebesar 11,16% dan intensitas penyakit sebesar 7,41%. Penyakit hawar pelapah daun menyebar terutama melalui anakan yang terinfeksi, dan perlakuan kombinasi aplikasi Os6 juga terbukti paling efektif dalam menekan persentase anakan terinfeksi yang ditunjukkan dengan persentase anakan terserang sebesar 7,68% dan menghasilkan nilai THR (tingkat hambat relatif) sebesar 88,23%. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi cara aplikasi bakteri endofit yang berpotensi sebagai agens biokontrol (Os6) memberikan perlindungan pada tanaman padi terhadap penyakit hawar pelepah daun.
Melon Cultivation Guidance for Empowering Women in Pajagan Village, Sumedang Regency Budiarto, Rahmat; Sutari, Wawan; Farida; Soleh, Mochamad Arief; Nuraini, Anne; Mubarok, Syariful; Kusumiyati; Rasiska, Siska; Istifadah, Noor; Djaya, Luciana
Indonesian Journal of Community Services Cel Vol. 4 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Community Services Cel
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70110/ijcsc.v4i2.96

Abstract

Background: As one of popular fruit, melon is potentially to cultivate in homeyard by housewives.Aims: This community service is carried out in July 2025, for empowering women in Pajagan Village, Cisitu District, Sumedang Regency through melon cultivation guidance.Method: Thirty-five participants joined, mostly local women housewives aged 25–50 from the PKK organization, along with 15 students aged 20–22 conducting fieldwork. This work documents the initial stages of home melon cultivation through a participatory approach and provides hands-on experience in melon seedling cultivation.Results: Participants’ enthusiasm and confidence in applying the seeding techniques learned reflect the effectiveness and practicality of the training methods in supporting home-based melon cultivation. This work is hoped to empowers women in managing home gardens, contributing to both economic resilience and household food security.
Sosialisasi Pengelolaan Hama Tanaman Jeruk Siam di Bukit Pareugreug, Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang Rasiska, Siska; Setiawan, Iwan
Agrikultura Masyarakat Tani Vol 2, No 3 (2025): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrimasta.v2i3.65749

Abstract

Jeruk siam (Citrus nobilis) menjadi salah satu produk hortikultura unggulan di Jawa Barat, terutama. Pengelolaan tanaman jeruk siam yang baik dapat meningkatkan kualitas dan kuantitasnya, namun terkendala oleh adanya gangguan hama dan penyakit tanaman jeruk siam. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah menyosialisasikan hama dan penyakit tanaman jeruk siam dan cara pengendaliannya. Kegiatan ini dilakukan di bulan Juli 2024 di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang yang ditargetkan sebagai desa agrowisata. Pendekatan yang dilakukan di dalam kegiatan ini adalah: 1) pemberian materi dengan metode ceramah mengenai jeruk siam dan hama yang mengganggu tanaman tersebut; 2) menyosialisasikan cara mengenali hama yang mengganggu tanaman jeruk siam; dan 3) cara mengendalikan hama tersebut. Kegiatan pengabdian ini melibatkan sepuluh orang petani yang mengusahakan tanaman jeruk siam. Berdasarkan hasil pengamatan bersama dengan petani menunjukkan bahwa hama yang dominan mengganggu tanaman jeruk siam di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang adalah kutudaun dengan gejala kerusakan tanaman berupa daun yang mengeriting. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa semua petani berpartisipasi aktif di dalam kegiatan tersebut, terutama terkait dengan cara mengenali hama tanaman jeruk siam dan cara pengendaliannya. Pengendalian yang disarankan adalah meningkatkan jumlah dan intensitas pupuk sintetik yang berimbang dan pupuk organik berupa kotoran hewan, pengairan yang baik, penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan yang banyak ditemukan di lokasi pengabdian. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan petani jeruk siam untuk mengenali hama yang menggangu tanamannya dan mampu mengendalikan dengan cara yang sederhana.