Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Mahasiswa Kesehatan

Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia di Puskesmas Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2024 Ambar Pamula, Raras Sucma; Rofiah, Khofidhotur; Viridula, Erike Yunicha
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): OCTOBER 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v6i1.6459

Abstract

Indeks Massa Tubuh (IMT) didefinisikan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter (kg/m2). Preeklamsia merupakan kehamilan yang ditandai dengan tingginya tekanan darah, kadar protein urine, serta odema. Menurut data survey Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2023 kasus preeklamsia sebanyak 83 kasus (1,87%). Salah satu faktor yang dapat mendukung terjadinya preeklamsia yaitu obesitas. Wanita dengan status gizi berlebih memiliki resiko tinggi seperti keguguran, preeklamsia, dan kematian prenatal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu hamil dengan kejadian preeklamsia di Puskesmas Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2024. Desain penelitian menggunakan korelasional, metode penelitian menggunakan data sekunder, populasi 200 ibu hamil dengann teknik probability sampling dengan teknik simpel random sampling, besar sampel 133 ibu hamil. Instrument penelitian menggunakan lembar pengumpul data, teknik data menggunakan uji spearman’s rank (Rho). Hasil analisis menunjukkan dari 133 responden sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal (62,4%), hampir seluruhnya tidak mengalami preeklamsia (90,2%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji korelasi spearman’s rank diperoleh nilai p = 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95 % (a = 0,05) dapat dikatakan p < a H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada hubungan antara indeks massa tubuh ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Koefisien korelasi sebesar 0,424. Berarti tingkat hubungan antara indeks massa tubuh ibu hamil dengan kejadian preeklamsia dalam kategori sedang dengan arah hubungan positif (+) artinya terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi mengenai pencegahan terhadap kejadian preeklamsia pada ibu hamil.
Hubungan antara Umur dan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di RSUD Paniai Kabupaten Paniai Papua Tengah Liling Tumonglo, Norva; Rofiah, Khofidhotur; Yunicha Viridula, Erike
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v5i2.5559

Abstract

 Pre-eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana hipertensi terjadi setelahminggu ke- 20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Kejadian preeklamsia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur dan riwayat hipertensi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara umur dan riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di RSUD Paniai Kabupaten Paniai Papua Tengah. Desain penelitian ini adalah jenis Expost Facto mengungkap fakta (tanpa perlakuan). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di RSUD Paniai Kabupaten Paniai. Teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling dengan sampel 133 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar pengumpul data. Hasil dianalisis menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dari total 133 responden didapatkan sebagian besar responden sebesar 72 (54,1%) responden umur 20-35 tahun juga tidak mengalami preeklamsia dan sebagian besar 100 (75,2%) responden tidak ada riwayat preeklamsia juga tidak mengalami preeklamsia, hampir seluruhnya (79,7%) responden tidak mengalami preeklamsia yaitu 106 responden. Hasil uji statistic didapatkan adanya hubungan antara umur dengan kejadian preeklamsia (p value 0,002  kurang dari alfa = 0,05) dan ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia (p value 0,000 kurang dari alfa  = 0,05). Peneliti menyarankan ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan dan rutin memeriksakan kehamilan pada petugas pelayanan kesehatan serta mengetahui tanda bahaya kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklamsia di Puskesmas Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2024 Pamula, Raras Sucma Ambar; Rofiah, Khofidhotur; Yunicha Viridula, Erike
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v6i1.6384

Abstract

Indeks Massa Tubuh (IMT) didefinisikan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter (kg/m2). Preeklamsia merupakan kehamilan yang ditandai dengan tingginya tekanan darah, kadar protein urine, serta odema. Menurut data survey Dinas Kesehatan Kota Kediri tahun 2023 kasus preeklamsia sebanyak 83 kasus (1,87%). Salah satu faktor yang dapat mendukung terjadinya preeklamsia yaitu obesitas. Wanita dengan status gizi berlebih memiliki resiko tinggi seperti keguguran, preeklamsia, dan kematian prenatal. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu hamil dengan kejadian preeklamsia di Puskesmas Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Tahun 2024. Desain penelitian menggunakan korelasional, metode penelitian menggunakan data sekunder, populasi 200 ibu hamil dengann teknik probability sampling dengan teknik simpel random sampling, besar sampel 133 ibu hamil. Instrument penelitian menggunakan lembar pengumpul data, teknik data menggunakan uji spearman’s rank (Rho). Hasil analisis menunjukkan dari 133 responden sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal (62,4%), hampir seluruhnya tidak mengalami preeklamsia (90,2%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji korelasi spearman’s rank diperoleh nilai ρ = 0,000 dengan tingkat kepercayaan 95 % (ɑ = 0,05) dapat dikatakan ρ < ɑ H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada hubungan antara indeks massa tubuh ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Koefisien korelasi sebesar 0,424. Berarti tingkat hubungan antara indeks massa tubuh ibu hamil dengan kejadian preeklamsia dalam kategori sedang dengan arah hubungan positif (+) artinya terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) ibu hamil dengan kejadian preeklamsia. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan edukasi mengenai pencegahan terhadap kejadian preeklamsia pada ibu hamil.
Pengaruh Pemberian Pijat Endorphine terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin di Puskesmas Malahar Kecamatan Tabundungg Kabupaten Sumba Timur Alvina Rambu Deku; Rofiah, Khofidhotur; Erike Yunicha Viridula
Jurnal Mahasiswa Kesehatan Vol. 6 No. 2 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jumakes.v6i2.6494

Abstract

Nyeri pada persalinan disebabkan oleh munculnya kontraksi otot uterus. Berdasarkan Survey Penelitian terdapat hampir seluruhnya ibu bersalin (80%) mengalami nyeri berat pada saat persalinan kala I fase aktif.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Pijat Endorphine terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin di Puskesmas Malahar Kecamatan Tabundungg Kabupaten Sumba Timur Tahun 2025. Rancangan penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan pendekatan one group pre-test post-test. Populasi seluruh ibu bersalin kala I fase aktif di Puskesmas Malahar, besar sampel 16 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data primer menggunakan lembar observasi dan hasil penelitian dianalisis dengan uji Wilcoxon. Hasil Peneitian menunujukan bahwa hampir seluruhnya responden mengalami nyeri berat sebelum diberikan pijat endorphine 14 (87,5%) responden dan setelah diberikan pijat endorphine hampir seluruhnya responden mengalami nyeri sedang 18 (81,3%) responden. Berdasarkan uji statistik didapatkan p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Pemberian Pijat Endorphine terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin. Diharapkan pijat endorphine dapat digunakan sebagai metode non-farmakologi untuk membantu mengurangi nyeri persalinan kala I fase akif.