p-Index From 2021 - 2026
1.813
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Online Baradha
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

TRADISI NYADRAN PADA MAKAM MBAH BUYUT KI SARENGAT DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN(Tintingan Foklor) Susanto, Mohamad Fuji; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 20 No. 1 (2024): Vol 20 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/job.v20n1.p214- 228

Abstract

Tradisi nyadran pada makam Mbah Buyut Ki Sarengat termasuk kegiatan yang sering dilakukan setiap tahunya di Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan yang diadakan selama tiga hari yang dimulai pada hari Rebo kliwon, kemis legi, jumat pahing. Dilaksanakanya tradisi ini untuk mengucapkan rasa syukur kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa dan untuk meghromati Mbah Buyut Ki Sarengat sebagai sesepuh Desa Tlanak. Fokus penelitian ini membahas tentang asal usul, dan juga tata cara pelaksanaan tradisi tersebut. Penelitian ini mengguankan teori setengah lisan dari James Danandjaja. Rancangan penelitian ini mengguakan metode penelitian deskriptif kualitatif, Sumber data di dalam penelitian ada primer dan sekunder. Hasil penelitian tradisi nyadran pada makam Mbah Buyut Ki Sarengat meghasilkan asal usul tradisi ini yang juga merupakan tokoh penyebar agama islam di Desa Tlanak. Tata cara tradisi nyadran pada makam Mbah Buyut Ki Sarengat yang mana diawali dengan pembentukan panitia, mendirikan teda di sekitar halaman makam Mbah Buyut Ki Sarengat, adanya acara tahlilan, pawai, pengajian, dan dipuncak acara ada acara pagelara wayang tenghul. Kata Kunci: Folklor Setengah Lisan, Tradisi Nyadran, Mbah Buyut Ki Sarengat
Tradisi Ngalap Berkah Di Petilasan Sri Aji Jayabaya APRUL, ESTER RAHMANIA; SUSILO, YOHAN
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.177 KB) | DOI: 10.26740/job.v19n1.p122-137

Abstract

Tradisi ngalap berkah di petilasan Sri Aji Jayabaya sebagai salah satu bentuk folklor setengah lisan yang ada di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kota Kediri. Tradisi ngalap berkah di petilasan Sri Aji Jayabaya dilakukan oleh masyarakat untuk meraih keinginan tertentu. Perubahan kebudayaan bisa diteliti menggunakan teori folklor. Tradisi ngalap berkah yang terjadi di petilasan Sri Aji Jayabaya itu ada banyak macamnya dan tata cara dalan ngalap berkahpun berbeda antara satu dan yang lainnya. Ada 3 jenis ngalap berkah yaitu ritual Jumat Legi, ritual Selasa Kliwon, dan ritual 1 Suro. Ketiga jenis ritual ngalap berkah yang terjadi di petilasan Sri Aji Jayabaya memiliki bentuk, prosesi, dan makna yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan yang ada ini tidak mengubah kesakralan dari setiap ritual yang ada. Awal tahun 2020 virus covid-19 sudah mulai menyebar di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan perubahan dalam tradisi ngalap berkah. Di tahun ini juga menjadi yang pertama kalinya petilasan Sri Aji Jayabaya sepi dari pengunjung maupun orang-orang yang akan melakukan ngalap berkah. Adanya perubahan tersebut terjadi karena hal tersebut bersifat dinamis. Kata kunci: Tradisi ngalap berkah, Sri Aji Jayabaya, folklor, masyarakat.
Struktur Lakon Panji Reni dalam Pagelaran Wayang Topeng Malangan oleh Ki Soleh Adi Pramono Nasrullah, Ahmad Emir Selby; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.169 KB) | DOI: 10.26740/job.v19n1.p1-19

Abstract

Abstract Puppet is one of the java being inherited Indonesia culture which must be preserved and be preserved. Puppet show a mask Malangan another type of works of art in which containing a variety of sort of the training and noble values, so that it can be used as conth to live participate in community events. Discussed the theme the research strcture Lakon Panji Reni in show puppet topeng Malangan by Ki Soleh Adi Pramono. Formulation is an issue that is presented (1) how a puppet topeng Malangan the theme Panji Reni the show?, (3) how about characteristic puppet topeng Malangan?, (3) how about structure Lakon Panji Reni?, (4) what are the values containted in the Lakon Panji Reni?. In line with the objectives of the study, this study uses qualitative descriptive. The object of this study is the structure of the Lakon Panji Reni in the puppet show topeng Malangan. Source of research data from (1) data premiere namely youtube channel Arts and culture that covers the performances of the Lakon Panji Reni wayang topeng Malangan, and (2) secondary data sources are Ki Soleh Adi Pramono as puppeteer in wayang topeng Malangan performance, experts/artists, history books, and articles. This study has the purpose of (1) explain the form of puppet mask Malangan in puppet show Mask, (2) explain the characteristics of puppet topeng Malangan, (3) explain the structure of the Lakon Panji Reni, and (4) explain the values contained in the play Panji Reni. The results of this study are the structure of the Lakon Panji Reni, such as plot, theme, characterization, setting, and mandate in the Lakon Panji Reni in wayang topeng Malangan. Keywords : puppet topeng Malangan, Lakon Panji Reni, structure Lakon Panji Reni
Unsur Bela Negara dalam Wayang Kulit Jawa Timuran Lakon Wahyu Sabda Tunggal Dalang Ki Sareh (Kajian Struktur Lakon) Priambodo, Yayak Kukuh; Susilo, Yohan; Firmansyah, Ahmad Yusuf
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.416 KB) | DOI: 10.26740/job.v19n1.p64-83

Abstract

Di dalam penelitian ini, peneliti menempatkan wayang kulit Jawa Timuran lakon Wahyu Sabda Tunggal Dalang Ki Sareh sebagai sastra lisan. Maka, dalam hal ini bahan yang dijadikan analisis dan dijadikan sebagai sumber data ialah hasil dari transkrip dari sebuah video wayang. Tetapi terkait dengan wayang kulit Jawa Timuran yang memiliki kekhasan tersendiri, terutama dalam hal ini ialah struktur pagelaran yang nanti akan menjadi sumber informasi tambahan. Dengan beberapa teori struktur sastra yang terdapat dan diambil dari buku yang diterbitkan Burhan Nurgiantoro. Dari wayang kulit Jawa Timuran lakon Wahyu Sabda Tunggal Dhalang Ki Sareh, peneliti menentukan bahwa unsur yang paling dominan dari karya tersebut ialah tokoh dan penokohan. Ini karena data yang dihasilkan dari transkrip pagelaran wayang yang merupakan lakon yang diperankan oleh boneka wayang yang diprakarsai oleh dalang. Dari unsur yang paling dominan tersebut terdapat substansi yang dapat diambil, yaitu tentang bela negara. Karena dari semua tokoh yang terlibat sama-sama mengusahakan kedaulatan dari negara mereka masing-masing. Dari situ terdapat beberapa sub-bab yang bisa di tunjukan dalam penelitian ini berkaitan dengan bela negara yaitu: cinta, keberanian, pengorbanan, dan keahlian. Kata Kunci : wayang kulit Jawa Timuran, sastra lisan, lakon, transkrip wayang, bela negara, dalang
Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan di Dusun Wotgalih Desa Dawarblandong Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto: Tintingan Folklor Lathifaturrohmah, Zuhro; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The Nyadran Sumur Kulon tradition in the wedding ceremony is a tradition that developed in Wotgalih Hamlet, Dawarblandong Village, Dawarblandong District, Mojokerto Regency. Punden Sumur Kulon is a place that has been sacred by the people of Wotgalih Hamlet and is used as the main point for the implementation of various traditions that are still developing, especially the Nyadran Sumur Kulon Tradition in Wedding Ceremonies. The Sumur Kulon Nyadran tradition is carried out on Legi Friday which has been sacred and is considered a good day by its residents. This research examines how the tradition began, how the tradition was carried out, what uborampe and the meanings contained in it, and how the tradition functions. The purpose of this study is to examine how this tradition is formed by using folklore studies. The method used in this research is descriptive qualitative method. Sources of research data used are primary data and secondary data. Data collection techniques are by means of interviews, observations, and documentation. From the implementation of the Sumur Kulon Nyadran Tradition, it is divided into three stages, namely the pre-implementation stage, the implementation stage, and the post-implementation stage. The functions of this tradition are (1) as a projection system, (2) as a means of validating cultural institutions and institutions, (3) as an educational tool, and (4) as a tool for satire. Keyword: Traditions, Folklore Studies, Nyadran Sumur Kulon Traditions in Wedding Ceremonies ABSTRAK Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Wotgalih, Desa Dawarblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Punden Sumur Kulon adalah tempat yang sudah dikeramatkan oleh warga masyarakat Dusun Wotgalih dan dijadikan sebagai titik utama untuk pelaksanaan berbagai tradisi yang masih berkembang khususnya Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan. Tradisi Nyadran Sumur Kulon dilakukan dihari Jumat Legi yang telah dikeramtakan dan dianggap sebagai hari baik oleh warganya. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana awal mula adanya tradisi, bagaimana pelaksanaan tradisi, apa saja uborampe dan makna yang terkandung di dalamnya, dan baiamana fungsi tradisinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji bagaimana wujud dari tradisi tersebut dengan menggunakan kajian folklor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara, observas, dan dokumentasi. Dari pelaksanaan Tradisi Nyadran Sumur Kulon terbagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan pra pelaksanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan pasca pelaksanaan. Fungsi dari tradisi tersebut yaitu (1) Sebagai sistem proyeksi, (2) Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan, (3) Sebagai Alat Pendidikan, dan (4) Sebagai alat untuk sindiran. Kata Kunci: Tradisi, Kajian Folklor, Tradisi Nyadran Sumur Kulon dalam Upacara Pernikahan
Tradhisi Prana Pratista di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk "Tintingan Foklor" Syawalna, Dhea Amanda; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Prana Pratista tradition is a tradition that developed in Ngliman village, Sawahan District, Nganjuk Regency. This tradition is carried out by the entire ngliman community every year to purify themselves in order to welcome the month of Suro or the Islamic New Year and for ruwat Sedudo waterfall. Prana pratista tradition has a close relationship between humans and the surrounding environment, especially Sedudo waterfall, which is the main source in the village of Ngliman. The existence of one of the traditions in Ngliman village is an interesting thing to study. The purpose of this study is to explore the origins of the tradition, explain the equipment or medicine needed in the tradition and the meaning contained in the equipment or medicine. Describes the function of prana pratista tradition in Ngliman village in every aspect such as education, social, language style or satire, entertainers and in community criticism. As well as explaining how the efforts of the community to preserve in order to keep this tradition is not shifted era. This study uses the study of focal focal semi-oral, and this study uses qualitative descriptive method. The conclusion of this study is to present a result that shows the existence of this tradition and also describes that people are able to assess the function of this tradition. Keywords: Javanese culture, Folklore, and The Prana Pratista Tradition ABSTRAK Tradhisi Prana Pratista merupakan tradisi yang berkembang di desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk. Tradisi yang dilakukan oleh seluruh masyarakat ngliman ini pada tiap tahunnya untuk mensucikan diri guna menyambut bulan Suro atau tahun baru islam serta untuk ruwat air terjun Sedudo. Tradisi Prana Pratista mempunyai hubungan erat antara manusia dan alam sekitarnya khususnya air terjun Sedudo, yang merupakan sumber utama di desa Ngliman. Eksitensi dari salah tradisi yang berada di desa Ngliman ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Tujuan penelitian ini guna mengupas tentang asal muasal adanya tradisi tersebut, menjelaskan perlengkapan atau ubarampe yang diperlukan dalam tradisi tersebut dan makna yang terkandung dalam perlengkapan atau ubarampe tersebut. Mendeskripsikan mengenai fungsi tradhisi Prana Pratista di desa Ngliman ini dalam setiap aspek seperti pendidikan, sosial, gaya bahasa atau sindiran, penghibur serta dalam kritik masyarakat. Serta menjelaskan mengenai bagaimana upaya para masyarakat untuk melestarikan guna menjaga agar tradisi ini tidak tergeser jaman. Penelitian ini menggunakan kajian foklor yakni foklor setengah lisan, serta penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menyajikan sebuah hasil yang menunjukan eksistensi tradisi ini dan juga menjabarkan bahwa masyarakat mampu menilai fungsi tradisi ini. Kata Kunci: Kebudayaan, Foklor, dan Tradisi Prana Pratista.
Tradisi Sedekah Bumi Dusun Gebang Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo (Kajian Foklor) Ayuningtyas, Wuragil; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SISTEM KAPITAYAN MASARAKAT PUNDHEN RADEN AYU PUTRI ONTJAT TONDHO WURUNG ING DESA TERUNG WETAN, KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO (TINTINGAN FOLKLOR) Abiati, Lusiana Kristiyan; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TRADISI SIRAMAN WARANGGANA DI SENDANG BEKTIHARJO DESA BEKTIHARJO KECAMATAN SEMANDING KABUPATEN TUBAN Putri, Ayu Aprilia; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Siraman Waranggana di Sendang Bektiharjo merupakan tradisi yang tumbauh dilingkup masyarakat Desa Bektiharjo Kecamatan Semandinga Kabupaten Tuban. Tradisi siraman waranggana dilaksanakan sejak jaman dahulu dan tidak diketahui tahun berapa pastinya. Tradisi tersebut dilaksanakan ditanggal 1 bulan November bertempatan hari jadi kota Tuban. Penelitian ini akan membahas menegenai bagaimana awal mula tradisi, kemudian bagaiamana proses tradisi tersebut, apa saja ubarampe yang dibutuhkan dalam prosesi dan makna setiap ubarampenya, apakah ada perubahan didalam prosesi tradisi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk dari tradisi siraman waranggana dengan mengunakan Tintingan Folklor. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaiku metode deskriptif kualitatif. Sumber dan penelitian yang digunakan yaiku data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaiku wawancara dan dokumentasi. Pada pelaksanaan tradisi terbagi atas tiga prosesi, yaitu (1) prosesi menabur bunga, (2) prosesi siraman waranggana, (3) prosesi pendanyangan. Pada prosesi-prosesi tersebut terbagi atas tiga bagian yaiku pembukaan, pelaksanaan, dan penutup. Ubarampe yang digunakan dalam tradisi ini berupa air tujuh sumber, kupat lepet, tumpeng robyong, ingkung ayam, bunga melok, kemenyan, keris pusaka, bunga sekaran, kendi dan kendil. Perubahan dalam tradisi siraman waranggana yaiku perubahan dalam pelaksanaan dan dalam perubahan nama tradisi tersebut.
KEPERCAYAAN TRADISI NYADRAN PADA MAKAM NYI RORO KEMBANG SORE DI GUNUNG GIRI BOLO DESA BOLOREJO KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN TULUNGAGUNG (Tintingan Folklor Setengah Lisan) Rishanti, Erliyana; Susilo, Yohan
Jurnal Online Baradha Vol. 19 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrackNyadran tradition on the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore includes activities that are still often carried out by the people of Bolorejo Village, Kauman Subdistrict, Tulungagung Regency. This tradition is carried out on days that are pakem, namely Legi Friday and Pon Friday. Nyadran tradition at the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore was held to express gratitude to Gusti Allah the Almighty and to honor Nyi Roro Kembang Sore as an elder from Tulungagung Regency. The focus of this study discusses how the origin, procedures, ubarampe and meaning in the tradition of nyadran at the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore. This study uses the half-oral folklore theory of James Danandjaja. The research design used is descriptive qualitative research methods, data sources in the research there are primary and secondary also using oral and non-oral data. The results of research on the Nyadran tradition Nyi Roro Kembang Sore Tomb produce meaning related to culture. This study discusses the origin of the tradition of nyadran, derived from Nyi Roro Kembang Sore who is the daughter of the Duchy of Betak. Nyadran tradition procedures on the Tomb of Nyi Roro Kembang Sore begins from sowing flowers, burning incense, removing personal tools, ujuban. As for the medicine, there are telon pair flowers, frankincense, savory rice, ingkungan, fried chili sauce, noodles, srondeng and personal medicine. Keywords: Half-Oral Folklore, Tradition Of Nyadran, Belief, Nyi Roro Kembang Sore AbstrakTradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore termasuk kegiatan yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Tradisi ini dilakukan pada hari bersifat pakem yaitu Jumat Legi dan Jumat Pon. Tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa dan untuk menghormati Nyi Roro Kembang Sore sebagai sesepuh dari Kabupaten Tulungagung. Fokus penelitian ini membahas tentang bagaimana asal usul, tata cara, ubarampe dan makna dalam tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore. Penelitian ini menggunakan teori folklor setengah lisan dari James Danandjaja. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, sumber data di dalam penelitian ada primer dan sekunder juga menggunakan data lisan dan non lisan. Hasil penelitian tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore menghasilkan makna yang berkaitan dengan kebudayaan. Penelitian ini membahas mengenai asal usul tradisi nyadran, berasal dari Nyi Roro Kembang Sore yang merupakan putri dari Kadipaten Betak. Tata cara tradisi nyadran pada Makam Nyi Roro Kembang Sore diawali dari menabur bunga, membakar kemenyan, mengeluarkan alat pribadi, ujuban. Sedangkan untuk ubarampenya ada bunga telon sepasang, kemenyan, nasi gurih, ingkungan, sambel goreng, mie, srondeng dan ubarampe pribadi. Kata Kunci: Folklor Setengah Lisan, Tradhisi Nyadran, Kepercayaan, Nyi Roro Kembang Sore