Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

BUDAYA PANJANG MULUD SEBAGAI DAYA TARIK WISATA PERKOTAAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA SERANG Sahabudin, Arfah; Tahir, Rusdin; Hadian, M. Sapari Dwi; Nugraha, Awaludin
Journal of Indonesian History Vol 8 No 2 (2019): Journal of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v8i2.36017

Abstract

Panjang Mulud culture is a tradition in the City of Serang. Panjang Mulud was performed in commemoration of the birthday of the Prophet Muhammad. which is also called Maulidan. The purpose of this study is to reveal how Panjang Mulud culture as a community-based urban tourism attraction in the City of Serang. The research method used is a qualitative method. Primary data collection is done by observation and in-depth interview techniques. In addition, a literature study was also carried out. The data analysis technique uses an interactive model. Consists of three activities, namely (1) condensing data; (2) presenting data; (3) drawing conclusions and verification. The results showed that the Panjang Mulud Tradition had become an attraction for cultural tourism in the City of Serang. Panjang Mulud is part of community-based urban tourism attractions. The Long Mulud tradition is still a local event which has not been able to attract wider tourists. While Panjang Mulud can be more interesting if it is served through a more integrated and interesting cultural event that is through a Panjang Mulud Festival. As one way to preserve culture, religion, social and mutual cooperation, the City Government of Serang has supported Panjang Mulud in the form of annual activities in the form of the Long Mulud parade with all OPDs to the Serang City square. Keywords: Panjang Mulud, Urban Tourism, Tradition, Festival, Community Empowerment
PENGEMBANGAN MODEL WISATA EDUKASI DI MUSEUM PENDIDIKAN NASIONAL Juwita, Tita; Novianti, Evi; Tahir, Rusdin; Nugraha, Awaludin
Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation Vol 3, No 1 (2020): Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jithor.v3i1.21488

Abstract

ABSTRAKMuseum Pendidikan Nasional merupakan museum yang mempunyai konsep modern dan kini telah banyak di kenal oleh para pengunjung khususnya di kalangan mahawasiswa dan peserta didik karena dari jumlah kunjungan yang datang mengunjungi Museum Pendidikan Nasional merupakan Mahasiswa dan Peserta Didik yang merupakan salah satu tuntutan dalam kurikulum. Dalam upaya pengembangan wisata edukasi di Museum Pendidikan Nasional masih terdapat beberapa kendala yaitu prosedur alur kepemanduan yang belum efektif karena sistem kepemanduan yang kurang sesuai dengan kebijakan pendidikan di museum, maka perlu adanya kebijakan-kebijakan pendidikan dan menerapkan sistem wisata edukasi dengan baik agar pelaksanaan program wisata edukasi di Museum Pendidikan Nasional berjalan dengan efektif agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan wisata edukasi di Museum Pendidikan Nasional. Penelitian ini di lakukan untuk memberikan edukasi pada wisatawan khususnya pengunjung museum agar mengetahui seberapa besar penting nya wisata edukasi di Museum. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Data yang diambil adalah data primer dan data skunder, dimana data primer diperoleh dari kuesioner dan wawancara kepada narasumber yang telah ditentukan yaitu wawancara dengan staf Museum Pendidikan Nasional mengenai prosedur wisata edukasi yang di terapkan oleh museum dan data skunder yang di peroleh dari Museum Pendidikan Nasional yaitu berupa jumlah kunjungan, sejarah museum, struktur organisasi dan visi-misi museum. Kata Kunci: Museum Pendidikan, Pengembangan, Wisata Edukasi EDUCATION TOURISM DEVELOPMENT MODELS IN THE NATIONAL EDUCATION MUSEUM ABSTRACTThe National Education Museum is a museum that has a modern concept and is now widely known by visitors, especially in students and students because of the number of visits that come. the implementation system is not in accordance with the educational policies in the museum, it is necessary to have educational policies and tourism education system needs to be done well in order to run an educational tourism program in the National Education Museum running effectively in order to increase the number of visits. This research aims to study the development of tourism education in the National Education Museum. This research was conducted to provide education to special tourists who visit museums to be able to know the importance of tourism education in the Museum. The research method used is a qualitative method. The data taken are primary data and secondary data, while primary data obtained from questionnaires and interviews with predetermined sources, namely interviews with staff of the National Education Museum regarding tourist education procedures applied by the museum and secondary data obtained from the National Education Museum consists of number of visits, museum history, organizational structure and vision and mission of the museum. Keywords: Development, Educational Museum, Educational Tourism
Budaya Panjang Mulud Sebagai Daya Tarik Wisata Perkotaan Berbasis Masyarakat di Kota Serang Sahabudin, Arfah; Tahir, Rusdin; Hadian, M. Sapari Dwi; Nugraha, Awaludin
Journal of Indonesian History Vol 8 No 2 (2019): Journal of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jih.v8i2.36017

Abstract

Panjang Mulud culture is a tradition in the City of Serang. Panjang Mulud was performed in commemoration of the birthday of the Prophet Muhammad. which is also called Maulidan. The purpose of this study is to reveal how Panjang Mulud culture as a community-based urban tourism attraction in the City of Serang. The research method used is a qualitative method. Primary data collection is done by observation and in-depth interview techniques. In addition, a literature study was also carried out. The data analysis technique uses an interactive model. Consists of three activities, namely (1) condensing data; (2) presenting data; (3) drawing conclusions and verification. The results showed that the Panjang Mulud Tradition had become an attraction for cultural tourism in the City of Serang. Panjang Mulud is part of community-based urban tourism attractions. The Long Mulud tradition is still a local event which has not been able to attract wider tourists. While Panjang Mulud can be more interesting if it is served through a more integrated and interesting cultural event that is through a Panjang Mulud Festival. As one way to preserve culture, religion, social and mutual cooperation, the City Government of Serang has supported Panjang Mulud in the form of annual activities in the form of the Long Mulud parade with all OPDs to the Serang City square. Keywords: Panjang Mulud, Urban Tourism, Tradition, Festival, Community Empowerment
INDUSTRI INDIGO DI KABUPATEN CIREBON PADA MASA SISTEM TANAM PAKSA (1830-1870) Awaludin Nugraha; Kunto Sofianto; R.M. Mulyadi
Sosiohumaniora Vol 3, No 2 (2001): SOSIOHUMANIORA, JULI 2001
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v3i2.5205

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasi industri bahan pewarna alam yang dikenal dengan indigo atau tarum di Kabupaten Cirebon pada tahun 1830 sampai 1870, yaitu ketika Sistem Tanam Paksa diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memaksa penduduk pribumi di kabupaten tersebut untuk menjalankan industri indigo. Fokus penelitian ini diarahkan pada bagaimana beroperasinya industri tersebut di Kabupaten Cirebon dan sampai sejauh mana dampak yang ditimbulkannya. Untuk menjawab permasalahan tersebut dipergunakan metode sejarah, karena peristiwanya sudah terjadi sekitar 1,5 abad yang lalu. Dari penelitian ini bahwa industri indigo di Kabupaten Cirebon pada masa Sistem Tanam Paksa mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi Kerajaan Belanda dan sangat menyengsarakan bagi petani di kabupaten tersebut. Industri ini juga memberi keuntungan bagi para pejabat local pribumi dan sikep-sikep kaya di kabupaten tersebut, sehingga menimbulkan diferensi ekonomi yang semakin tajam antara pejabat local pribumi dan sikep-sikep kaya dengan petani. Dengan demikian, maka Kabupaten Cirebon telah dijadikan sebagai daerah satelit untuk mencari keuntungan ekonomi oleh Kerajaan Belanda yang bertindak sebagai negara metropolis dan pemilik modal, yang dalam hal ini modalnya berupa kekuasaan bukan materi. Kata kunci : Tanam paksa, tarum, dampak, sikep, daerah satelit, metropolis
Seni Lukis Modern Bernafaskan Islam di Bandung 1970-2000an Agus Cahyana; Reiza D Dienaputra; Setiawan Sabana; Awaludin Nugraha
PANGGUNG Vol 30, No 1 (2020): Polisemi dalam Interpretasi Tradisi Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2421.146 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i1.1136

Abstract

ABSTRACTWriting the history of the development of modern Indonesian painting from thematic point of viewstill refers to importance events that compose the mainstream of contemporary art trends in Indonesiainfluenced by the West. While events that are no less important relating to the emergence of aesthetictendencies related to religion have been marginalized, especially in modern art with Islamic breath becomeimportant part in the history of the development of modern Indonesian painting, aesthetic approach toanalyze the visual elements present in the painting. The result of this study the development of modernIslamic art in Bandung shows that there are 4 period of development, the 70s, the 80s, the 90s, and 2000s.This division of time is based on thematic tendencies that emerge and became the main tendencies at eachtime.Keywords: Painting, modern, Islam, BandungABSTRAKPenulisan sejarah perkembangan seni lukis modern Indonesia dari sudut pandang tematik hinggasaat ini masih mengacu pada peristiwa penting yang menggubah arus utama kecenderunganseni rupa kontemporer di Indonesia yang dipengaruhi Barat. Sementara peristiwa yang tidakkalah penting berkaitan dengan munculnya kecenderungan estetik yang berkaitan denganagama menjadi terpinggirkan, khususnya dalam seni lukis modern bernafaskan Islam. Halitu yang menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar perkembanganseni lukis modern bernafaskan Islam menjadi bagian penting dalam sejarah perkembanganseni lukis modern Indonesia khususnya di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metodesejarah visual yang tentu melibatkan pendekatan estetik untuk menganalisis unsur-unsurrupa yang hadir dalam lukisan. Hasil dari penelitian ini perkembangan seni lukis modernbernafaskan Islam di kota Bandung secara tematik menunjukkan bahwa terdapat 4 periodeperkembangan, yaitu masa tahun 70-an, masa perkembangan di tahun 80-an, di tahun 90-andan tahun 2000-an. Pembagian masa ini berdasarkan kecenderungan tematik yang muncul danmenjadi kecenderungan utama pada tiap masa.Kata Kunci: Seni lukis, modern, Islam, Bandung
Batik Pasiran: Wujud Kearifan Lokal Batik Kampung Pasir Garut Nyai Kartika; Reiza D. Dienaputra; Susi Machdalena; Awaludin Nugraha
PANGGUNG Vol 30, No 4 (2020): Kearifan Lokal dalam Metode, Model dan Inovasi Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2445.017 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v30i4.1368

Abstract

Batik Pasiran merupakan wujud seni batik yang dihasilkan oleh masyarakat Kampung Pasir,Desa Cintakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Batik Pasiran tergolong batik yangbaru berkembang dan diperkenalkan oleh masyarakat Kampung Pasir. Batik tersebut memilikikeunikan dan nilai-nilai leluhur Kampung Adat Pasir, bentuk kearifan lokal masyarakatnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan analisis budaya yang diharapkanmampu mengungkap dan menjabarkan bagaimana bentuk kearifan lokal yang dikiaskandalam Batik Pasiran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitiankualitatif yang akan membantu mengabstraksikan pertalian antara bentuk seni dalam hal inibatik dengan nilai-nilai kearifan lokal yang hidup di dalam budaya masyarakat KampungPasir. Hasil penelitian menjelaskan bahwa corak motif Pasiran menggambarkan kehidupanmasyarakat yang menyatu dengan alam. Dalam hal ini batik, bukan hanya sekedar hasil budaya,lebih jauh lagi makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan ungkapan daripengalaman empiris dan keseharian masyarakat yang membentuk satu kesatuan budaya.Kata Kunci: Batik, Pasiran, Kearifan Lokal
Reduplikasi Upacara Adat Bapelas Sebagai Simbol Kekuasaan Kerajaan Kutai Kartanegara Emmy Sundari; Reiza D Dienaputra; Awaludin Nugraha; Susi Yuliawati
PANGGUNG Vol 31, No 3 (2021): Budaya Ritual, Tradisi, dan Kreativitas
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.195 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i3.1679

Abstract

Subjek penelitian ini adalah upacara adat Bapelas. Objek pembahasannya tentang pembacaansimbol-simbol kekuasaan di upacara adat Bapelas. Pembacaan simbol dilakukan dalam bentukreduplikasi dan pengamatan langsung struktur pelaksanaan upacara adat Bapelas. Pengkajianini dilakukan melalui pengumpulan data-data secara empiris, bersifat induktif, menggunakanmetode kualitatif dan analisis interpretatif. Reduplikasi upacara adat Bapelas merupakanpengulangan upacara ritual-sakral warisan leluhur secara turun-temurun dari tahun ke tahun.Upacara adat Bapelas menyimpan banyak simbol-simbol yang mencerminkan kekuasaansultan sebagai pemegang kekuasaan di Kerajaan Kutai. Namun sultan sendiri tidak memegangkekuasaan dan wewenang di masa pemerintahan Republik Indonesia. Kekuasaan dalampenelitian ini, hanya sebatas kekuasaan sultan sebagai pemegang kekuasaan adat di kerajaan.Kekuasaan dan wewenang hanya sebagai simbol legitimasi atau pengakuan bahwa KerajaanKutai Kartanegara sampai saat ini masih berdiri. Pemerintah Indonesia menjadikan Kerajaanini sebagai warisan budaya (kearifan lokal) dan pariwisata bagi kemajuan ekonomi, sosial, danpolitik Kutai Kartanegara .Kata Kunci: Bapelas, simbol, kekuasaan.
Pengaruh E-Marketing Sebagai Media Promosi Potensi Pariwisata Era Revolusi Industri 4.0 di Saung Angklung Udjo Nurul Rochmah Pramadika; Rusdin Tahir; Awaludin Nugraha; Heryadi Rachmat; Ute Lies Khadijah
Tornare: Journal of Sustainable and Research Vol 3, No 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/tornare.v3i1.25789

Abstract

ABSTRAKRevolusi industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasi antara teknologi cyber dengan konsep penerapannya tidak memerlukan tenaga kerja manusia dalam aplikasi prosesnya. Pemasaran di dunia bisnis pariwisata dengan menggunakan teknologi akan sangat membantu penyedia jasa memberikan gambaran produk terhadap calon klien mereka. Digitalisasi media yang digunakan dalam kegiatan pemasaran ini harus dilakukan secara efesien dan efektif, oleh karena itu dalam penelitian ini e-marketing diangkat sebagai topik karena dinilai sebagai salah satu cara aksi pemasaran yang dapat membantu berperan dalam promosi pariwisata.Dengan bermunculan atraksi dan daya tarik wisata yang baru dan menarik di kota Bandung, apakah akan berdampak pada motivasi kunjungan wisatawan ke Saung Angklung Udjo. Maka dari itu penulis mengidentifikasi daya tarik wisata yang terdiri dari potensi. E-Marketing membantu dalam memberikan gambaran potensi pariwisata kepada wisatawan baik mancanegara maupun domestik.Kata kunci; E-Marketing, digitalisasi, teknologi , potensi
Pariwisata Pendidikan Berbasis Budaya dan Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Lokal: Kasus Kampung Naga Awaludin Nugraha
Metahumaniora Vol 8, No 1 (2018): METAHUMANIORA, APRIL 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v8i1.18880

Abstract

AbstrakSalah satu manfaat pariwisata adalah untuk memperkuat preservasi warisanbudaya dan tradisi. Dalam konteks itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk memahamicara masyarakat Kampung Naga mewariskan nilai-nilai budayanya melalui kegiatanpariwisata pendidikan. Teknik observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaandigunakan untuk mengumpulkan datanya. Metode analisis datanya menggunakananalisis kualitatif interpretatif, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan modelinteraktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pariwisata dimanfaatkanoleh masyarakat Kampung Naga untuk mewariskan nilai-nilai budayanya kepadapelajar dan mahasiswa melalui pariwisata pendidikan. Nilai-nilai budaya masyarakatKampung Naga yang dapat dinikmati wisatawan melalui atraksi wisata budaya tangibledan intangible diwariskan pada pelajar dan mahasiswa dengan cara tinggal dan terlibatdalam kehidupan sehari-harinya. Dengan cara itu, pelajar dan mahasiswa dapat secaraintensif mempelajari nilai-nilai budaya masyarakat Kampung Naga karena terbanguninteraksi sosial yang intim antara pelajar/mahasiswa dengan masyarakat KampungNaga. Kesempatan itu hanya diberikan pada pelajar dan mahasiswa, tidak pada seluruhwisatawan, apalagi wisatawan mancanegara.Kata kunci: pariwisata pendidikan, pewarisan budaya, manfaat pariwisataAbstractOne of the benefits of tourism is to reinforce the preservation of cultural heritage andtraditions. In that context, the writing of this article aims to understand the way Kampung Nagacommunity bequeaths its cultural values through educational tourism activities. Observationtechniques, in-depth interviews, and literature studies were used to collect data. The method of dataanalysis used interpretative qualitative analysis, while the data analysis technique used interactivemodel. The results shows that the tourism activities are utilized by Kampung Naga community tobequeath on cultural values to students through educational tourism. Cultural values of KampungNaga community that can be enjoyed by tourists through tangible and intangible culturalattractions are bequeathed on to the students by staying and engaging in their daily life. That way,the students can intensively learn about the cultural values of Kampung Naga community becauseof the intimate social interaction between the students and the Kampung Naga community. Thatopportunity is only given to the students, not to all tourists, moreover foreign tourists.Keywords: educational tourism, cultural heritage, tourism benefits
Network Analysis Trough Scape and Flow Tourism Promotion in Bintan Regency Jaya Hermawan; Evi Novianti; Awaludin Nugraha; Uud Wahyudin; Dina Oktavia
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.6764

Abstract

This study describes the concept of network through the dimensions of scape and flow. To build an analytical framework that describes the two dimensions of the network, a literature study from various sources is carried out that discusses the context of tourism promotion. This analytical framework is then elaborated through the results of in-depth interviews with twenty informants who represent the main tourism stakeholders in Bintan Regency. The informants, among others, represent elements of the government, the private sector, academia, and the community. To strengthen the analysis, especially related to the development of tourism promotion which can be directly or indirectly seen from the trend of key tourism indicators in Bintan Regency, a literature review from various books, journals, research references and online news sources from the internet is used. The Result Main finding, established networks seldom play significant role in tourism promotion as they are viewed as already settled. While tourism promotion strategy tends to inherently shows innovation, so it won’t be viewed as repetitive or redundant. This then affect engagement in post-Pandemic tourism, as shown with Bintan Regency case.