Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PEMERIKSAAN ANTIGEN NONSTRUKTURAL 1 (NS1) DAN JUMLAH NILAI HEMATOKRIT PADA PASIEN POSITIF DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS TUMPANG Wijaya, Anastasya; Husnah, Yeni Avidhatul; Rahmawati, Previta Zeizar
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.36736

Abstract

Kasus DBD banyak terjadi di Indonesia karena wilayah tropis dan memiliki curah hujan cukup tinggi, menyebabkan penyebaran Aedes aegypti yaitu nyamuk penyebab DBD berkembang pesat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jumlah nilai hematokrit dengan pemeriksaan Antigen NS1 pada pasien demam berdarah dengue. Metode penelitian ini menggunakan desain observasional analitik cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 116 data rekam medis di Puskesmas Tumpang Kabupaten Malang dari Januari – 15 Mei 2024. Hasil analisis data menggunakan Uji Korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan Antigen NS1 dengan jumlah nilai hematokrit pada pasien DBD (p > 0,05).  Pasien dengan hasil pemeriksaan NS1 positif dan negatif memiliki nilai hematokrit yang tidak jauh berbeda, tetapi didapati perbedaan jumlah nilai hematokrit balita dan dewasa berdasarkan nilai persentase, balita tergolong lebih rendah dari orang dewasa tetapi masih diangka normal. Remaja lebih banyak terserang DBD persentasenya mencapai 45%, DBD paling banyak terjadi pada perempuan persentasenya yaitu 53%, pemeriksaan Dengue positif NS1 sebesar 97% dan 3% negatif NS1 tetapi positif IgM/IgG. Saran penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah variabel seperti hubungan pemeriksaan NS1 Ag dengan hematokrit dan trombosit berdasarkan omset demam dengan melihat terjadi/tidaknya hemokonsentrasi dan trombositopenia sebagai antisipasi terjadinya fase kritis demam berdarah dengue.
Hubungan Jumlah Limfosit Absolut Dengan IgG,IgM Pasien Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Polowijen Malang Ndapamuri, Alfenia; Husnah, Yeni Avidhatul; Widhaningrum, Siska Nanda; Mahtuti , Erni Yohani
Jurnal Berita Kesehatan Vol 17 No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Sari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58294/jbk.v17i2.199

Abstract

Virus yang menyebabkan demam berdarah dengue menyebar melalui dua jenis serangga penghisap darah, yakni Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Salah satu metode untuk memeriksa bagaimana tubuh mempertahankan diri dari DBD adalah dengan mengidentifikasi keberadaan antibodi IgG dan IgM. Limfosit, sel yang termasuk bagian dari pertahanan tubuh yang spesifik untuk melawan serangan virus, terbagi menjadi tiga jenis: Sel Natural Killer, limfosit B, dan limfosit T. Penelitian ini bertujuan untuk mengupas kaitan antara limfosit absolut dengan kadar IgG dan IgM pada pasien DBD yang dirawat di Puskesmas Polowijen, Kota Malang. Desain penelitiannya bersifat deskriptif dengan metode korelasi. Teknik pengambilan sampelnya adalah consecutive sampling, menggunakan data sekunder dari tahun 2022 hingga April 2024, mencakup 26 pasien DBD. Penyelidikan terhadap data dilakukan dengan metode korelasi Spearman, mengungkapkan bahwa keterkaitan antara jumlah limfosit dan kadar IgG menunjukkan p=0,978 dan r=0,006. Ini menandakan adanya sambungan yang sangat lemah dan tidak berpengaruh signifikan. Demikian pula, ketika melihat hubungan antara jumlah limfosit dan IgM, diperoleh p=0,561 dan r=-0,120, yang juga menunjukkan koneksi yang lemah dan tak berarti. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah limfosit absolut dengan kadar IgG dan IgM pada pasien yang mengalami demam berdarah dengue.
Hubungan Kejadian Hipertensi dengan Kadar Trigliserida pada Supir Bus di Terminal Arjosari Kota Malang Diki, Asrini Rambu; Fatmawati, Diana Noor; Husnah, Yeni Avidhatul
Jaringan Laboratorium Medis Vol 6, No 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v6i2.12140

Abstract

Hypertension is a health problem that is widely encountered in the community and correlates with other diseases. There are many factors that cause hypertension, one of which is abnormal triglyceride levels or hypertriglycerides. Higher levels of triglycerides will inhibit the occurrence of lipogenesis. Lipogenesis is a factor that causes hypertension from food intake, this is because food has a significant role in increasing blood pressure, especially protein and fat. This study aims to determine the relationship between triglyceride levels and hypertension. This type of research is an analytical research with the crosssectional method, statistical data analysis using correlation regression, the number of population as many as 50 respondents and the sample used as many as 21 respondents. Data collection using questionnaires, blood pressure measurements and triglyceride level checks. Blood pressure measurement is done manually and then for the examination of triglyceride levels using the GPO-PAP method is carried out in the laboratory of the Bareng Health Center using a spectrophotometer. The statistical analysis used is the correlation Pearson test. The results of the study on bus drivers with high blood pressure showed that some respondents had high triglyceride levels because they often ate fatty foods. Based on the examination that has been carried out on 21 bus driver respondents at the Arjosari Terminal, Malang City, it shows that triglyceride levels and high blood pressure have no relationship, with the test results using the Pearson correlation statistical test obtained a result of P=0.0766 0.05 with a Pearson value of P=-0.069 correlation meaning that it does not have a relationship with the degree of very weak relationship.
Pemeriksaan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Penderita Hipertensi Pada Ibu-Ibu PKK Dusun Semanding, Malang Amarani, Anggi Dwi; Husnah, Yeni Avidhatul; Mahtuti, Erni Yohani
Jurnal Ilmiah Biosaintropis (Bioscience-Tropic) Vol 11 No 1 (2025): Agustus 2025
Publisher : Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam - Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/ejbst.v11i1.629

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular “the silent killer” tanpa gejala, menyebabkan  komplikasi inflamasi kronis. C-Reactive Protein (CRP)  adalah penanda inflamasi, diproduksi hati saat terjadi inflamasi. Tujuan penelitian mengetahui kadar CRP penderita hipertensi ibu-ibu PKK Dusun Semanding, Malang. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan teknik purposive sampling. Sampel 30 responden, 20 teridentifikasi mengalami hipertensi. Hasil penelitian separuh responden 10 (50%) menderita hipertensi tingkat 1 (140-159 atau 90-99 mmHg). Sebagian besar responden berusia pertengahan (46-59 tahun) sebanyak 12(60%) responden. Hasil tes untuk kadar C-Reactive Protein (CRP) metode lateks aglutinasi menunjukkan bahwa hampir keseluruhan responden 17 (85%) memiliki kadar CRP normal (<6 mg/L) pada rentang usia dewasa akhir – usia pertengahan (36 -59 tahun). sementara sebagian kecil 3 (15%) responden  kadar CRP positif; 2 responden (10%) dengan titer 1/2 (12 mg/L), dan satu responden (5%) dengan titer 1/8 (48 mg/L) semuanya berusia lanjut (60-90 tahun). Hasil korelasi pearson tidak ada hubungan antara tingkat keparahan hipertensi dengan kadar C-Reactive Protein (CRP) pada ibu-ibu PKK (p=0,064). Hasil kuesioner sejalan dengan penelitian disebabkan sebagian besar penderita hipertensi melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, jogging, bulu tangkis 11 (55%) responden dan rutin mengonsumsi obat antihipertensi 8 (40%) responden. Kedua faktor ini berperan penting dalam menstabilkan tekanan darah dan mengurangi resiko inflamasi.
Pemberdayaan Kelompok Ibu PKK Desa dalam Penyuluhan Menu Nutrisi Sehat Berbasis Produk Lokal di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Fatchiyah, Fatchiyah; Suyanto, Eko; Wijayanti, Ernanin Dyah; Husnah, Yeni Avidhatul
TRI DHARMA MANDIRI: Dissemination and Downstreaming of Research to the Community (Journal of Community Engagement) Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : SMONAGENES Research Center, Univeritas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtridharma.2022.002.02.70

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian riset kesehatan dasar, konsumsi pangan masyarakat Indonesia saat ini sebagian besar belum sesuai nutrisi sehat dan seimbang khususnya konsumsi sayuran dan buah-buahan. Hal ini menimbulkan kurangnya implementasi konsumsi pangan sehat masyarakat desa. Penyuluhan dan edukasi menu nutrisi sehat berbasis produk lokal menjadi penting dilakukan untuk mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) serta pemanfaatan pangan lokal yang bernutrisi sehat. Salah satu desa dengan potensi sumber daya lokal yang melimpah sebagai produk lokal pangan nutrisi sehat adalah Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Kegiatan penyuluhan ini merupakan upaya pemenuhan program pengabdian kepada masyarakat DPP/SPP Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Tahun 2022 untuk memberikan edukasi bagi masyarakat khususnya ibu-ibu PKK sebagai penggerak pertama dalam keluarga. Metode pelaksanaan dilakukan dengan 5 tahap yaitu kerangka pemecahan masalah; diskusi; sosialisasi penyuluhan; khalayak sasaran yakni perangkat desa, ketua pokja sandang dan kesehatan, ibu-ibu PKK; serta pelaksanaan kegiatan. Bentuk penyuluhan berupa edukasi pangan sehat, praktik menu sehat dan pengolahannya, serta pemaparan materi. Kegiatan penyuluhan dan edukasi menu sehat berjalan sukses dengan ibu-ibu kader PKK desa yang sangat antusias. Hasil kegiatan pre-test menunjukkan nilai 65–70 sebanyak 33%. Hasil post-test terdapat peningkatan menjadi 91–100 sebanyak 45%. Pendampingan dan pemantauan dilakukan oleh kader PKK kesehatan dan tim pengabdi di masyarakat secara door to door untuk mendukung keberhasilan program.
Hubungan Kejadian Hipertensi dengan Kadar Trigliserida pada Supir Bus di Terminal Arjosari Kota Malang Diki, Asrini Rambu; Fatmawati, Diana Noor; Husnah, Yeni Avidhatul
Jaringan Laboratorium Medis Vol. 6 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v6i2.12140

Abstract

Hypertension is a health problem that is widely encountered in the community and correlates with other diseases. There are many factors that cause hypertension, one of which is abnormal triglyceride levels or hypertriglycerides. Higher levels of triglycerides will inhibit the occurrence of lipogenesis. Lipogenesis is a factor that causes hypertension from food intake, this is because food has a significant role in increasing blood pressure, especially protein and fat. This study aims to determine the relationship between triglyceride levels and hypertension. This type of research is an analytical research with the crosssectional method, statistical data analysis using correlation regression, the number of population as many as 50 respondents and the sample used as many as 21 respondents. Data collection using questionnaires, blood pressure measurements and triglyceride level checks. Blood pressure measurement is done manually and then for the examination of triglyceride levels using the GPO-PAP method is carried out in the laboratory of the Bareng Health Center using a spectrophotometer. The statistical analysis used is the correlation Pearson test. The results of the study on bus drivers with high blood pressure showed that some respondents had high triglyceride levels because they often ate fatty foods. Based on the examination that has been carried out on 21 bus driver respondents at the Arjosari Terminal, Malang City, it shows that triglyceride levels and high blood pressure have no relationship, with the test results using the Pearson correlation statistical test obtained a result of P=0.0766 >0.05 with a Pearson value of P=-0.069 correlation meaning that it does not have a relationship with the degree of very weak relationship.
Gambaran Kadar Karboksihemoglobin (CoHb) Perokok Ringan Sedang Berat di Organisasi IPPMASTI Kota Malang: Overview of Carboxyhemoglobin (COHb) Levels Light to medium light smokers in the organization IPPMASTI Malang City Ina, Sririn Dari Tamu; Rahmawati, Previta Zeizar; Husnah, Yeni Avidhatul
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 1 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i1.7786

Abstract

Karboksihemoglobin (COHb) merupakan sebuah kompleks stabil yang terdiri dari CO dan Hb. Paparan terhadap CO, terutama dari asap rokok, dapat meningkatkan kadar COHb dalam tubuh. Meningkatnya kadar COHb dapat mengganggu fungsi transportasi oksigen oleh hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar COHb perokok (Ringan, Sedang, Berat). Populasi seluruh anggota IPPMASTI (Ikatan Pemuda Pelajar Asal Sumba Timur) Kota Malang sebanyak 98 siswa setelah pembagian kuisoner yang masuk kriteria inklusi sampel 25 responden. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross sectional, teknik pengambilan sampel menggunakan porposive sampling dengan alat pemeriksaan spektofotomer Uv-Vis. Hasil penelitian terdapat 1 responden kadar COHb normal rentang COHb 1,85% dan tertinggi 24 rentang COHb 3,99% - 9,36% semua berjenis kelamin laki-laki. Kemudian jumlah batang rokok 1-4 batang (Ringan) 1 responden COHb normal 1,85% dan COHb tinggi 14 responden (58%) rentang COHb 3,99%-7,95%. Pada ketegori (sedang) 5-14 batang 6 responden (25%) rentang kadar COHb 5,11% -7,73%. Sedangkan pada perokok (Berat) ≥ 15 batang terdapat 4 responden (17%) rentang kadar COHb 5,70%-6,47% Hasil uji korelasi antara lama merokok dengan kadar COHb terdapat nilai uji korelasi pearson nilai r = 0,188 dan nilai p- Nilai yaitu 0,368 atau > 0,01 menunjukkan bahwa durasi lama merokok tidak berhubungan dengan kadar COHb, karena nilai 0,188 masuk dalam korelasi antarfal rendah yang berarti lemah. Sedangkan hasil uji korelasi jumlah batang rokok dengan kadar COHb terdapat hasil uji korelasi nilai r = 0,512 dan nilai p - value yaitu 0,009 atau <0,01 yang berarti sedang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah batang rokok dengan kadar COHb.
GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT BERDASARKAN DURASI TIDUR MAHASISWA AKHIR TLM STIKES MAHARANI Malo, Elsania Adira Katner; Husnah, Yeni Avidhatul
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Analis Laboratorium Medik
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v10i2.6384

Abstract

Latar belakang: Hematokrit merupakan indikator penting dalam menilai status kesehatan darah seseorang karena mencerminkan proporsi sel darah merah terhadap total volume darah. Durasi tidur berperan dalam proses fisiologis termasuk pembentukan sel darah merah. Mahasiswa tingkat akhir rentan mengalami gangguan tidur akibat beban akademik dan stres, yang dapat mempengaruhi kadar hematokrit. Tujuan: Untuk mengetahui Gambaran Nilai Hematokrit Berdasarkan Durasi Tidur Pada Mahasiswa Akhir Teknologi Laboratorium Medik (TLM) STIKes Maharani Metode: deskriptif dengan teknik purposive sampling terhadap 26 mahasiswa. Data durasi tidur dikumpulkan melalui kuesioner, dan pemeriksaan hematokrit. Hasil: Penelitian dari 26 responden menunjukan 3 responden (11,5%), mengalami penurunan kadar hematokrit rendah, nilai kadar hematokrit yang normal yaitu 23 responden (88,5%) pada penelitian ini juga responden tidak ada yang memiliki kadar hematokrit tinggi. Kesimpulan: dari penelitian ini diketahui bahwa hasil pemeriksaan dilaboratorium Dari total 26 responden, terdapat 3 responden mahasiswa (11,5%) yang menunjukkan kadar hematokrit rendah, dan seluruhnya berasal dari kelompok dengan durasi tidur kurang dari 7 jam per hari. Sementara itu, seluruh responden dengan durasi tidur normal (7–9 jam) memiliki kadar hematokrit dalam kategori normal (88,5%).