Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TINJAUAN YURIDIS PASAL 3 AYAT (1) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERKAIT WP OPPT YANG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TIDAK MELEBIHI 4,8 MILIAR RUPIAH WULANDARI, MEI
NOVUM : JURNAL HUKUM Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2674/novum.v3i1.17193

Abstract

Pengenaan tarif untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang memiliki peredaran bruto di bawah 4,8 M (WP OPPT PB di bawah 4,8 M) yang seharusnya paling tinggi dikenakan 0,75% dari peredaran bruto berdasarkan Pasal 25 Ayat (7) Huruf c Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), namun harus dikenakan 1% dari peredaran bruto berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP 46 Tahun 2013). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan memahami apakah pengenaan tarif PPh kepada WP OPPT PB di bawah 4,8 M berdasarkan Pasal 3 ayat 1 PP 46 tahun 2013 telah sesuai dengan Pasal 25 ayat 7 huruf c UU PPh, dan mengetahui dan memahami akibat hukum dari WP OPPT PB di bawah 4,8 M yang tidak menaati Pasal 3 ayat 1 PP 46 tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Jenis bahan hukum yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier/ non hukum. Teknik pengumpulan bahan hukum dengan menggunakan teknik studi kepustakaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode preskriptif. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa WP OPPT yang memenuhi kriteria sebagai WP OPPT dan memenuhi kriteria PPh berdasarkan PP 46 tahun 2013, pengenaan tarifnya didasarkan pada pasal 3 ayat (1) PP 46 tahun 2013 sebesar 1% dari peredaran bruto dan tidak lagi menggunakan pasal 25 ayat (7) huruf c UU PPh sebesar 0,75% dari peredaran bruto. Konflik aturan terjadi anatara PP 46 tahun 2013 sebagai aturan pelaksanaan dari UU PPh. Menurut asas Lex superiori derogate legi Inferiori , berdasarkan asas tersebut bahwa aturan yang lebih tinggi mengesampingkan aturan yang lebih rendah. Kedudukan UU PPh lebih tinggi daripada PP 46 tahun 2013, sehingga aturan dari PP 46 tahun 2013 haruslah dikesampingkan. Berdasarkan PP 46 tahun 2013, tidak ada sanksi yang mengatur terkait pelanggaran pengenaan pajak oleh WP OPPT PB di bawah 4,8 M yang masih menggunakan aturan pengenaan pajak pasal 25 ayat (7) huruf c UU PPh dan tidak menggunakan aturan pengenaan pajak berdasarkan PP 46 tahun 2013. Pelanggaran tersebut hanya bisa diketahui ketika saat ada pemeriksaan oleh KPP terhadap NPWP yang tidak melaksanakan kewajibannya terkait PP 46 tahun 2013.Kata Kunci : Pajak Penghasilan, Tarif PPh, Peredaran Bruto, Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu.AbstractImposition of tarif for individual taxpayer certain employers who have a gross income below 4.8 M (WP OPPT PB under 4,8 M) which is the highest should be charged 0.75% of gross income based on According to article 25, paragraph (7) letter c of Law Number 36 Year 2008 on Income Tax states(UU PPh), but it must be charged to 1% of gross based on Article 3 (1) of Government Regulation No. 46 Year 2013 About Income Tax on Income Received Or Retrieved Taxpayers which Have Specific Circulation Gross (PP 46 of 2013). This study aims to determine and understand whether the imposition of income tax rates based on Article 3 paragraph 1 of PP 46 in 2013 is in accordance with Article 25, paragraph 7 letter c Income Tax Act, and know and understand the legal consequences of employers who do not comply the Article 3, paragraph 1 of PP 46 in 2013. This type of research used in this study is a normative legal research with law approach and conceptual approach. The types of legal materials used consisted of primary, secondary, and tertiary / non-law legal materials. The techniques literature study was used for collecting the legal materials. Meanwhile, the prescriptive method was used for analysis techniques of this research. The results showed that WP OPPT that qualify as WP OPPT and meet the criteria of income tax under PP 46 in 2013, the imposition of the charge is based on Article 3, paragraph (1) PP 46 in 2013 amounted to 1% of gross income and no longer use Article 25 paragraph (7) c Income Tax Act amounted to 0.75% of gross circulation. The conflicts occurred between PP 46 in 2013 as the implementation rules of the Income Tax Law. According to the principle of Lex superiori derogate legi Inferiori which is based on the principle that rules the higher override the lower rules. Income Tax Act notch higher than PP 46 in 2013, so the rule of PP 46 in 2013 must be put aside. Based on PP 46 in 2013, there is no sanction governing the taxation-related violations by WP OPPT PB fewer than 4.8 M that still use the tax rules of Article 25 paragraph (7) c Income Tax Act and does not use tax rules under PP 46 in 2013. This offense will only be known when there is an inspection by the KPP to NPWP which does not perform its obligations related to PP 46 in 2013.Keywords: Income Tax, Income Tax Rates, Circulation Gross, Individual Tax Payer Specific Employers.
Peran Job Satisfaction sebagai Variabel Intervening antara Work Life Balance terhadap Employee Performance Wulandari, Mei; Hadi, Hafid Kholidi
Jurnal Ilmu Manajemen Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : UNESA In Collaboration With APSMBI (Aliansi Program Studi dan Bisnis Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.736 KB) | DOI: 10.26740/jim.v9n2.p816-829

Abstract

PDAM Giri Tirta of Gresik Regency is a Regional Owned Enterprise engaged in distributing clean water to all areas of Gresik Regency to meet the basic needs of clean water for all communities. The impact of the pandemic's environmental change has affected the work-life of employees and has an impact on the level of job satisfaction and employee performance. This study aimed to determine and explain how work-life balance affects employee performance through job satisfaction as an intervening variable. This research is a type of quantitative research. The object of the research at PDAM Giri Tirta, Gresik Regency, Menganti Branch. Sampling technique using the saturated technique, namely all populations of the research object, totalling 32 employees as the research sample. This study uses Partial Least Square (PLS) analysis with the help of SmartPLS 3.3.2 software. The results showed that work-life balance had a significant positive effect on employee performance. Work-life balance has a significant positive effect on job satisfaction. Job satisfaction has no significant effect but is positively related to employee performance, and work-life balance does not significantly affect employee performance through job satisfaction. So that job satisfaction does not have a mediating role between work-life balance and employee performance
Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada UD. Probo Sakti Kota Probolinggo Novadiani Haidiputri, Trivosa Aprilia; Tumini, Tumini; Wulandari, Mei
EKOMA : Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi Vol. 4 No. 5: Juli 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/ekoma.v4i5.8700

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana harga, kualitas layanan, dan kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di UD. Probo Sakti Kota Probolinggo. Sebanyak 78 responden dijadikan sampel dalam penelitian ini. Strategi pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan non-probability sampling. Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi SmartPLS 4.0 yang terdiri dari dua model penilaian, yaitu model pengukuran (outer model) dan model struktural (inner model). Berdasarkan hasil penelitian, 1) Pada UD. Probo Sakti Kota Probolinggo, kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. 2) Pada UD. Probo Sakti Kota Probolinggo, kepuasan konsumen berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian. 3) Harga berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian konsumen.
MEKANISME PERTAHANAN DIRI TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL MAGIC HOUR KARYA TISSA TS DAN STANLEY MEULEN TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA Wulandari, Mei; Dahlan, Dahri; Purwanti, Purwanti
Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya Vol 5, No 3 (2021): Juli 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jbssb.v5i3.4064

Abstract

Mekanisme pertahanan diri merupakan proses dorongan yang melindungi individu dari kecemasan dan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konflik yang dialami tokoh utama dalam novel Magic Hour karya Tissa TS dan Stanley Meulen dan mekanisme pertahanan diri tokoh dalam novel Magic Hour karya Tissa TS dan Stanley Meulen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian berupa frasa dan kalimat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1)Konflik eksternal yang terjadi pada tokoh Raina, ialah ketika konflik Raina dengan Gwenny, dan Dimas. Konflik internal yang terjadi pada tokoh Raina ialah, ketika Raina mengalami konflik batin setelah mengetahui jika Toby menyukai dirinya, konflik batin Raina ketika Dimas mengatakan perasaanya di depan Gwenny dan orang tuanya, serta konflik batin Raina ketika Gwenny kecewa karena telah mengetahui jika Dimas menyukai dirinya. (2)mekanisme pertahanan diri yaitu represi, sublismasi, proyeksi, pengalihan, regresi, agresi/apatis dan Fantasi. Tindakan represi yang dilakukan oleh tokoh Raina, Gwenny, Dimas, dan Toby ialah tindakan diam , ketakutan dan berbohong, tindakan sublismasi yang dilakukanToby ialah ketika ia tidak bisa menyampaikan perasaanya secara langsung, sehingga ia melakukan pengalihan dengan cara membuat lagu untuk Raina, tindakan proyeksi yang dilakukan Raina dan Gwenny ialah marah dan menggeretak, tindakan pengalihan yang terjadi pada tokoh Gweeny dan Raina ialah mencari sasaran untuk meluapakan amarah, tindakan regresi terjadi pada tokoh Gwenny ialah manja seperti anak kecil, tindakan agresi/apatis yang dilakukan tokoh Gwenny ialah egois dan tidak peduli dengan orang lain. Tindakan yang terakhir ialah fantasi, tindakan yang dilakukan Raina ialah bekhayal.