Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

FORMING OF DIASTEREOISOMER WITH L-ISOLEUCIN TO SEPARATE OFLOXACIN ENANTIOMER USING PREPARATIVE LIQUID CHROMATOGRAPHY Hendrati, Diana; Bahti, Husein H.; Pratomo, Uji; Dewianti, Zenith Putri
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.494 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n1.9169

Abstract

Ofloxacin is an antibiotic with a broad range of uses in human and veterinary medicine to prevent or treat bacterial infections which has an enantiomeric mixture structure of (-)-ofloxacin and (+)-ofloxacin. Enantiomers of drugs have different pharmacology and toxicology effects that need to be separated before it used to get the molecule target. Separation of enantiomers using chiral column is not quite economical separation, but the separation of enantiomers using a chiral column by converting the enantiomeric mixture into a diastereoisomeric form is the right solution. This study aims to separate mixture of ofloxacin enantiomers by forming diastereoisomeric with L-isoleusine and copper (II) into compound (-)-ofloxacin and (+)-ofloxacin and also to identify the optimum condition of separation using HPLC with preparative liquid chromatography column. Samples injected into the column and eluted by the mobile phase (consisting a mixture of water-methanol (88:12) and solution of L-isoleusine 4 mM and copper (II) sulfate 9 mM). Then the fractions were compared with the standard and the purity was tested by HPLC. This research resulted 47 fractions which four of early fractions have correspond with the standard of (-)-ofloxacin and 43 other factions do not. We obtained the resolution of this separtion about 0.98. The small resolution caused by complex formation is not perfect with the concentration of L-isoleucine and copper (II).
PENENTUAN PENGARUH PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN GARAM BERIODIUM TERHADAP KALIUM IODAT Sugiani, Hena; Previanti, Popy; Sukrido, Sukrido; Pratomo, Uji
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.906 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n2.9185

Abstract

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam garam beriodium yang telah beredar dipasaran, untuk mengetahui identifikasi ion-ion mineral yang terdapat dalam garam yang telah direkristalisasi dengan penambahan bahan pengikat, dan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan dan pemanasan terhadap kadar iodium dalam garam beriodium. Hasil penelitian kadar iodium diperoleh dari minggu pertama sebesar 62,86 ppm, minggu kedua sebesar 60,95 ppm dan minggu ketiga sebesar 57,17 ppm. Kadar KIO3 dalam garam beriodium menunjukkan bahwa pada setiap minggunya kadarnya lebih tinggi dalam suhu ruang dibandingkan dengan yang sesudah dipanaskan. Sedangkan pada analisis ion mineral yang diukur dengan SSA menunjukkan bahwa konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ di setiap minggunya lebih tinggi pada suhu ruang daripada setelah melalui pemanasan.
POTENSI TAUCO SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Djajasoepena, Sadiah; Korinna, Giana Suci; Rachman, Saadah Diana; Pratomo, Uji
Chimica et Natura Acta Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.205 KB) | DOI: 10.24198/cna.v2.n2.9157

Abstract

Kesadaran akan besarnya hubungan antara makanan dan kemungkinan timbulnya penyakit, telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan, tetapi juga untuk kesehatan. Makanan hasil fermentasi yang bahan baku utamanya kedelai cukup banyak di Indonesia dan salah satu pengolahan kedelai melalui proses fermentasi adalah produk yang dikenal sebagai tauco. Tauco tidak digunakan secara langsung, tetapi sebagai bumbu ataupun sebagai penyedap rasa. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kadar nutrisi dan menguji aktivitas antioksidan yang terkandung dalam tauco. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya proses pembuatan tauco, penentuan kadar nutrisi pada tauco, meliputi kadar protein dengan metode Kjeldahl, kadar lemak dengan metode Soxhlet, kadar air dengan metode Gravimetri, kadar abu dengan metode Gravimetri, kadar karbohidrat dengan metode by difference dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Tauco dengan kadar protein dan lemak yang terbaik terdapat pada perlakuan larutan garam natrium klorida 20% (b/v) berturut-turut sebesar 33,19 dan 18,37%. Aktivitas antioksidan yang tinggi dalam menginhibisi radikal bebas yaitu dengan nilai IC50 2,96 ppm pada fraksi air yang terdapat dalam tauco larutan garam natrium klorida 10%. Dengan kandungan gizi yang tinggi, tauco berpotensi sebagai pangan fungsional.
DAYA SERAP DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF TULANG SAPI YANG TERAKTIVASI NATRIUM KARBONAT TERHADAP LOGAM TEMBAGA Previanti, Popy; Sugiani, Hena; Pratomo, Uji; Sukrido, Sukrido
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.748 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n2.9182

Abstract

Pemanfaatan limbah tulang sapi dirasa belum optimal. Padahal, jika dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan, akan berdampak positif mengingat konsumsi daging sapi pada kehidupan sehari-hari cukup besar. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai adsorben terhadap logam berat yang berdampak buruk bagi lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi optimum, karakterisasi, dan kandungan dari arang aktif tulang sapi terhadap logam tembaga yang telah teraktivasi natrium karbonat. Metode yang digunakan adalah aktivasi arang sapi menggunakan natrium karbonat, karakterisasi serta pengukuran menggunakan instrument kimia. Hasil karakterisasi kondisi optimum arang aktif pada ukuran partikel 120 mesh, aktivator 5%, waktu kontak aktivasi 24 jam, suhu 800 0C, dan variasi adsorbat dan adsorben 1 g. Hasil efisiensi adsorpsi terhadap logam tembaga sebesar 99,65%.
PEMANFAATAN KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) UNTUK BIOADSORPSI LOGAM KALSIUM DAN MAGNESIUM Pratomo, Uji; Lubis, Rubianto A.; Hendrati, Diana; Sofyatin, Titin; Nuraini, Vidia Afina
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.371 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n3.9216

Abstract

Masyarakat Indonesia banyak menggunakan air tanah sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga dan industri. Kontaminan air tanah penyebab kesadahan berupa ion-ion divalen Ca2+ dan Mg2+ menimbulkan masalah bagi penggunaan domestik dan industri, seperti terbentuknya kerak pada peralatan dan konsumsi deterjen yang lebih tinggi. Salah satu metode yang efektif untuk melunakkan air sadah adalah adsorpsi menggunakan biosorben. Biosorben yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang mengandung berbagai gugus fungsi sehingga efektif mengadsorpsi ion-ion logam Ca2+ dan Mg2+ dalam matriks air sadah. Adsorpsi dengan metode batch dilakukan melalui berbagai variasi berat adsorben, pH, dan waktu pengadukan. Kondisi optimum diperoleh pada pH 9 dan berat kulit kacang tanah sebanyak 1 g. Nilai kapasitas adsorpsi terhadap ion Ca2+ dan Mg2+ masing-masing sebesar 3,62 dan 2,89 mg/g. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kulit kacang tanah sangat berpotensi sebagai biosorben yang ramah lingkungan, mudah, dan murah untuk menyerap logam Ca dan Mg.
Differential Pulse Voltammetry Study for Quantitative Determination of Dysprosium (III) in Acetonitrile Solution Wyantuti, Santhy; Pratomo, Uji; Shauvina, Shauvina A; Hartati, Yeni Wahyuni; Bahti, Husein Hernandi
International Journal of Renewable Energy Development Vol 10, No 2 (2021): May 2021
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijred.2021.33486

Abstract

Dysprosium has gained global interest due to its key application in renewable technology, such as wind power technology. The presence of this rare earth element (REE) can be determined by several spectroscopic methods. Recently, a voltammetry method has provided an alternative method for the simple and fast detection of REEs. However, to the best of our knowledge, this experiment is usually carried out in an aqueous solvent, and the response of the REE in an organic solvent by the voltammetry method has rarely been investigated. In this research, the quantitative detection of dysprosium and dysprosium mixtures with samarium, europium and gadolinium in acetonitrile is reported by differential pulse voltammetry. A Box-Behnken design was applied to predict the optimum condition of the measurements. Three factors, namely potential deposition, deposition time and amplitude modulation, were found to significantly influence the signal under optimal conditions, which are -1.0 V, 83.64 s and 0.0929 V, respectively. The surface characterization of dysprosium deposited on a Pt surface shows better deposition under 100% acetonitrile compared to a lower concentration of acetonitrile. The evaluation in this study shows a detection limit of 0.6462 mg•L-1 and a quantitation limit of 2.1419 mg•L-1, with a precision value and recovery value of 99.97% and 93.62%, respectively.
FORMING OF DIASTEREOISOMER WITH L-ISOLEUCIN TO SEPARATE OFLOXACIN ENANTIOMER USING PREPARATIVE LIQUID CHROMATOGRAPHY Diana Hendrati; Husein H. Bahti; Uji Pratomo; Zenith Putri Dewianti
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.494 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n1.9169

Abstract

Ofloxacin is an antibiotic with a broad range of uses in human and veterinary medicine to prevent or treat bacterial infections which has an enantiomeric mixture structure of (-)-ofloxacin and (+)-ofloxacin. Enantiomers of drugs have different pharmacology and toxicology effects that need to be separated before it used to get the molecule target. Separation of enantiomers using chiral column is not quite economical separation, but the separation of enantiomers using a chiral column by converting the enantiomeric mixture into a diastereoisomeric form is the right solution. This study aims to separate mixture of ofloxacin enantiomers by forming diastereoisomeric with L-isoleusine and copper (II) into compound (-)-ofloxacin and (+)-ofloxacin and also to identify the optimum condition of separation using HPLC with preparative liquid chromatography column. Samples injected into the column and eluted by the mobile phase (consisting a mixture of water-methanol (88:12) and solution of L-isoleusine 4 mM and copper (II) sulfate 9 mM). Then the fractions were compared with the standard and the purity was tested by HPLC. This research resulted 47 fractions which four of early fractions have correspond with the standard of (-)-ofloxacin and 43 other factions do not. We obtained the resolution of this separtion about 0.98. The small resolution caused by complex formation is not perfect with the concentration of L-isoleucine and copper (II).
PENENTUAN PENGARUH PEMANASAN DAN WAKTU PENYIMPANAN GARAM BERIODIUM TERHADAP KALIUM IODAT Hena Sugiani; Popy Previanti; Sukrido Sukrido; Uji Pratomo
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.906 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n2.9185

Abstract

Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Iodium selain dapat diperoleh dari garam beriodium, juga dapat diperoleh dari air minum, sayuran dan bahan makanan dari laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam garam beriodium yang telah beredar dipasaran, untuk mengetahui identifikasi ion-ion mineral yang terdapat dalam garam yang telah direkristalisasi dengan penambahan bahan pengikat, dan untuk mengetahui pengaruh penyimpanan dan pemanasan terhadap kadar iodium dalam garam beriodium. Hasil penelitian kadar iodium diperoleh dari minggu pertama sebesar 62,86 ppm, minggu kedua sebesar 60,95 ppm dan minggu ketiga sebesar 57,17 ppm. Kadar KIO3 dalam garam beriodium menunjukkan bahwa pada setiap minggunya kadarnya lebih tinggi dalam suhu ruang dibandingkan dengan yang sesudah dipanaskan. Sedangkan pada analisis ion mineral yang diukur dengan SSA menunjukkan bahwa konsentrasi Ca2+ dan Mg2+ di setiap minggunya lebih tinggi pada suhu ruang daripada setelah melalui pemanasan.
POTENSI TAUCO SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Sadiah Djajasoepena; Giana Suci Korinna; Saadah Diana Rachman; Uji Pratomo
Chimica et Natura Acta Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.205 KB) | DOI: 10.24198/cna.v2.n2.9157

Abstract

Kesadaran akan besarnya hubungan antara makanan dan kemungkinan timbulnya penyakit, telah mengubah pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk mengenyangkan, tetapi juga untuk kesehatan. Makanan hasil fermentasi yang bahan baku utamanya kedelai cukup banyak di Indonesia dan salah satu pengolahan kedelai melalui proses fermentasi adalah produk yang dikenal sebagai tauco. Tauco tidak digunakan secara langsung, tetapi sebagai bumbu ataupun sebagai penyedap rasa. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kadar nutrisi dan menguji aktivitas antioksidan yang terkandung dalam tauco. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya proses pembuatan tauco, penentuan kadar nutrisi pada tauco, meliputi kadar protein dengan metode Kjeldahl, kadar lemak dengan metode Soxhlet, kadar air dengan metode Gravimetri, kadar abu dengan metode Gravimetri, kadar karbohidrat dengan metode by difference dan pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Tauco dengan kadar protein dan lemak yang terbaik terdapat pada perlakuan larutan garam natrium klorida 20% (b/v) berturut-turut sebesar 33,19 dan 18,37%. Aktivitas antioksidan yang tinggi dalam menginhibisi radikal bebas yaitu dengan nilai IC50 2,96 ppm pada fraksi air yang terdapat dalam tauco larutan garam natrium klorida 10%. Dengan kandungan gizi yang tinggi, tauco berpotensi sebagai pangan fungsional.
DAYA SERAP DAN KARAKTERISASI ARANG AKTIF TULANG SAPI YANG TERAKTIVASI NATRIUM KARBONAT TERHADAP LOGAM TEMBAGA Popy Previanti; Hena Sugiani; Uji Pratomo; Sukrido Sukrido
Chimica et Natura Acta Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Departemen Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.748 KB) | DOI: 10.24198/cna.v3.n2.9182

Abstract

Pemanfaatan limbah tulang sapi dirasa belum optimal. Padahal, jika dimanfaatkan dengan baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan, akan berdampak positif mengingat konsumsi daging sapi pada kehidupan sehari-hari cukup besar. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai adsorben terhadap logam berat yang berdampak buruk bagi lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi optimum, karakterisasi, dan kandungan dari arang aktif tulang sapi terhadap logam tembaga yang telah teraktivasi natrium karbonat. Metode yang digunakan adalah aktivasi arang sapi menggunakan natrium karbonat, karakterisasi serta pengukuran menggunakan instrument kimia. Hasil karakterisasi kondisi optimum arang aktif pada ukuran partikel 120 mesh, aktivator 5%, waktu kontak aktivasi 24 jam, suhu 800 0C, dan variasi adsorbat dan adsorben 1 g. Hasil efisiensi adsorpsi terhadap logam tembaga sebesar 99,65%.