Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Penggunaan Eufemisme dalam Komentar di Postingan Akun Instagram Akun @nadiemmakarim Yosani, Yosephine Marrietta Ardhya; Ginanjar, Bakdal; Nurjanah, Ayu Fitria
Jurnal Hasta Wiyata Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.hastawiyata.2022.005.02.02

Abstract

Social media is an application that humans can use to communicate, one of which is Instagram. In communicating, the language used is polite language or contains euphemisms so as not to cause misunderstandings with the interlocutor. In this study, research was conducted on the types of euphemisms contained in the comments on the Instagram account @nadiemmakarim. The purpose of this study is to describe the types of euphemisms contained in the comments of the Instagram account @nadiemmakarim. This research is in the form of a qualitative descriptive with the data source of the Instagram account @nadiemmakarim. The data is in the form of 35 comments and analyzed using the agih method and the dressing technique. The results of this study found that there are figurative euphemisms, clipping euphemisms, acronym euphemism, one word euphemisms to replace another word, and jargon euphemisms. The most dominant type of euphemism is one word euphemism to replace another word with the function og softening the word so as not to offend the interlocutor.
Ragam Bahasa Istilah Perkeretaapian dan Transportasi Rel di Indonesia: Analisis Proses Morfologis Pramasetia, Winda Oktorahma; Ginanjar, Bakdal
SAWERIGADING Vol 29, No 2 (2023): Sawerigading, Edisi Desember 2023
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/sawer.v29i2.951

Abstract

In various aspects of social life, there are many varieties of language used. One of them is the variety of languages used in all types of public transportation, one of which is the train. The emergence of terms used in rail transportation, especially trains, is an effort to make it easier for people who work in the realm of rail transportation to communicate more quickly and efficiently. This creates a new language variety that is usually only known by a handful of people who work in the field of rail transportation and sometimes causes confusion for ordinary people. Therefore, this study aims to provide a description of the morphological process regarding the variety of language terms used in the realm of railways. This research is a descriptive qualitative research. The data source is taken from a collection of terms used in railways and rail transportation derived from literature such as books, magazines, thesaurus and KBBI Online, using the literature study method. Qualitative data analysis techniques used the Miles and Huberman model through data reduction, data presentation, and conclusion drawing (Sugiyono, 2018) based on the theory of morphological processes from (Carstairs-McCharty, 2002). The results of the analysis show that the morphological processes that exist in various terms used in railways and rail transportation are quite diverse including abbreviations, acronyms, affixation, and blending. Dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, terdapat banyak sekali ragam bahasa yang digunakan. Salah satunya adalah ragam bahasa yang digunakan pada segala jenis transportasi umum salah satunya adalah kereta api. Munculnya istilah-istilah yang digunakan di dalam transportasi rel terutama kereta api, adalah sebuah upaya untuk mempermudah orang-orang yang bekerja dalam ranah transportasi kereta api agar lebih cepat dan efisien dalam berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan ragam bahasa baru yang biasanya hanya diketahui oleh segelintir orang yang memiliki pekerjaaan di bidang transportasi rel dan terkadang menyebabkan kebingungan bagi orang awam. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai proses morfologis mengenai ragam bahasa istilah yang digunakan dalam ranah perkeretaapian. Penelitian ini adalah sebuah penelitian yang berjenis deskriptif kualitatif. Sumber data diambil dari kumpulan istilah-istilah yang digunakan dalam perkeretaapian dan transportasi rel yang berasal dari literatur seperti buku, majalah, tesaurus dan KBBI Daring, dengan menggunakan metode pustaka. Teknik analisis data secara kualitatif digunakan model Miles dan Huberman melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2018) yang berdasar pada teori proses morfologi dari (Carstairs-McCharty, 2002). Hasil analisis memperlihatkan bahwa proses morfologis yang ada dalam berbagai istilah yang digunakan dalam perkeretaapian dan transportasi rel cukup beragam meliputi singkatan, akronim, afiksasi, dan blending.
Pergeseran Makna Kata Cabut dan Ambyar dalam Bahasa Indonesia Masruroh, Muna Oktafiana; Angelita, Tasya; Ginanjar, Bakdal
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 24, No 1 (2023): AKSARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aksara/v24i1.pp27-39

Abstract

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang sering digunakan di kalangan remaja karena perkembangan atau modifikasi dua bahasa atau lebih. Bahasa gaul yang sering digunakan remaja di media sosial memunculkan makna baru untuk kata-kata tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergeseran makna yang terjadi pada kata cabut dan ambyar. Objek penelitian ini adalah pergeseran makna yang terjadi dalam bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini adalah kata atau kalimat yang mengandung kata cabut dan ambyar. Sumber data diperoleh dari media sosial, Twitter dan Instagram. Media sosial dipilih karena remaja banyak menggunakan bahasa gaul yang mengalami pergeseran makna. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih. Metode agih digunakan untuk menganalisis data tertulis berkaitan dengan analisis pergeseran makna pada kata cabut dan ambyar. Hasil penelitian ditemukan bahwa kata cabut tidak hanya digunakan untuk mendefinisikan kegiatan untuk menarik sesuatu dari akarnya. Kata cabutmengalami perluasan makna secara meluas digunakan untuk menyatakan ungkapan pergi atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kata ambyar yang sering digunakan untuk mendefinisikan perasaan seseorang yang sedang patah hati. Kata ambyar dalam penelitian ini juga ditemukan makna kata baru dalam bidang kuliner. Kata ambyar termasuk mengalami pergeseran makna meluas karena memunculkan makna baru di bidang kuliner. Keywords: pergeseran makna, cabut, ambyar, perluasan makna 
PELATIHAN PUBLIC SPEAKING DAN DAKWAH yulianti, wiwik; Sawardi, FX; Yustanto, Henry; Syukri, Hanifullah; Sigit Widyastuti, Rr Chattri; Ginanjar, Bakdal
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 4 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jadma.v4i2.7348

Abstract

Kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking merupakan hal penting penunjang penampilan seseorang. Ketrampilan ini perlu dilatih agar kelancaran menyampaikan pesan tepat dan sesuai sasaran. Remaja masjid merupakan salah satu elemen yang turut pula membantu kemakmuran masjid. Salah satu wujud kemakmuran masjid yang dilakukan oleh remaja masjid adalah turut pula mengisi kegiatan keagamaan melalui dakwah, ceramah, atau pidato. Begitu pentingnya public speaking bagi para remaja masjid inilah pelatihan public speaking dan dakwah untuk remaja masjid dilakukan. Melalui metode ceramah dan praktek inilah pelatihan itu dilakukan. Hal itu dilakukan agar remaja masjid se karanganyar memahami dan mengaplikasikan secara benar tentang Teknik berbicara di depan umum. Dengan melakukan kegiatan praktek berbicara di depan umum inilah peserta merasakan perbedaan penampilan dari yang semula mereka lakukan sebelum pelatihan dan sesudah mengikuti pelatihan. Dari hasil pelatihan, ditunjukkan bahwa pemberian materi pelatihan public speaking dan dakwah ini akan meningkatkan kemampuan dakwah secara baik dan terstruktur secara benar.
DISFEMISME DALAM KOMENTAR INSTAGRAM PERNYATAAN KOMINFO PADA HACKER: “KALAU BISA, JANGAN MENYERANG” Mulyani, Asri; Pratama, Difa Wahyu; Ginanjar, Bakdal
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 22, No 1 (2024): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v23i1.5464

Abstract

Disfemisme adalah kata kasar yang digunakan oleh seseorang untuk menghina objek yang dituju. Objek yang dituju oleh masyarakat untuk mengutarakan disfemisme kali ini adalah kominfo. Masyarakat pengguna instagram sangat frustasi dan emosi, disebabkan oleh pernyataan miring dari kominfo kepada hacker yaitu “kalau bisa jangan menyerang”. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian komentar dalam media sosial instagram berkaitan dengan pernyataan Kominfo kepada Hacker. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode analisis menggunakan metode agih. Teknik analisis menggunakan teknik bagi unsur langsung dan menggunakan teknik ganti dan teknik lesap. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan 8 tipe disfemisme. (1)Istilah tabu yang bertujuan untuk menyakiti, mengejek, dan menghina. (2) Makian dan serapah cabul. (3) Perbandingan Manusia dengan hewan yang memiliki sifat atau perilaku tertentu (negatif). (4)  Julukan yang berkaitan dengan kecacatan fisik. (5) Julukan yang berkaitan dengan abnormalitas psikis atau mental. (6) Istilah berkaitan dengan organ tubuh yang ditabukan, efluvia tubuh (bau atau sekresi), dan perilaku seksual. (7) Julukan yang menunjukkan rasa tidak hormat. 8) Istilah yang dipinjam dari bahasa lain. 
PERGESERAN MAKNA PADA KATA RADIKAL DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER Armansyah, Mufid Dzakwan; Alfidiawati, Fifa; Ginanjar, Bakdal
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 22, No 1 (2024): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v23i1.5455

Abstract

Kata radikal merupakan kata yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kata radikal dalam KBBI memiliki arti ‘secara mendalam, sampai ke akar – akarnya’. Namun demikian, sekarang ini kata radikal  banyak mengalami pergeseran makna. Pergeseran makna dalam sebuah kata dapat diakibatkan oleh luasnya pemakaian bahasa. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mendeskripsikan pergeseran makna kata radikal yang sering digunakan dalam media sosial twitter. Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode agih sebagai metode analisisnya. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung kata radikal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik ganti. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa kata radikal  mengalami pergeseran makna meluas dan peyoratif. Kata radikal digunakan untuk menggantikan kata intoleran, fanatik, militan, oportunistis, getol, frontal, keras, kritis, reformatif, ekstremis, sesat/keliru, dan psikopat. Kata radikal paling banyak mengalami pergeseran makna peyoratif yaitu digunakan untuk menggantikan kata ekstremis. Selain itu, kata radikal mengalami perubahan makna meluas yaitu digunakan untuk menggantikan kata intoleran dan fanatik.
Metafora Tentang Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam Pidato-Pidato Jokowi Ginanjar, Bakdal
Proceedings Series on Social Sciences & Humanities Vol. 20 (2024): Prosiding Pertemuan Ilmiah Bahasa & Sastra Indonesia (PIBSI XLVI) Universitas Muhamm
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pssh.v20i.1304

Abstract

Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan ibu kota baru negara Indonesia yang sedang dibangun di Provinsi Kalimantan Timur yang mendapat tanggapan pro dan kontra dari masyarakat. Namun, Presiden Jokowi tetap melaksanakan pembangunan disertai dengan penyosialisasian ide/gagasan IKN menjadi lebih konkret dengan pemanfaatan metafora melalui pidato. Berdasarkan realita itu, penelitian ini mengkaji metafora tentang IKN dalam pidato-pidato Jokowi. Penelitian ini berjenis kualitatif. Data penelitian berupa kalimat yang mengandung ungkapan metaforis tentang IKN yang disediakan dari pidato-pidato Jokowi tahun 2023-2024 yang terarsip pada web Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat. Data dianalisis dengan metode padan referensial dengan teknik hubung banding menyamakan hal pokok. Berdasarkan analisis data, ditemukan dua pemetaan tentang IKN yang tergolong sebagai metafora ontologis, yakni IKN adalah investasi dan IKN adalah perubahan peradaban. Temuan itu menunjukkan adanya korespondensi antara ranah sumber dan ranah target dalam mengkonkretkan ide/gagasan tentang IKN.
PELATIHAN PENULISAN NASKAH DAKWAH Yulianti, Wiwik; Sawardi, FX; Yustanto, Henry; Ginanjar, Bakdal; Widyastuti, Rr Chattri Sigit
Jurnal Abdi Dharma Masyarakat (JADMA) Vol. 5 No. 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/jadma.v5i2.10048

Abstract

Kemampuan berdakwah dikalangan remaja perlu diasah sejak dini. Hal ini dilakukan agar ketrampilan menyampaikan isi dakwah menjadi terlatih. Untuk itu penting dilakukan agar setiap kali melakukan dakwah, kepiawaiannya menyampaikan materi dakwah tanpa kendala. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan kesabaran dalam melatih dri dengan berbagai segi, termasuk dalam hal penulisan naskah dakwah.Kegiatan ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan bagaimana mempersiapkan sarana dakwah yang baik. Dengan pelatihan penulisan naskah dakwah ini , remaja masjid mampu menghasilkan rangkaian dakwah secara sistematis dan terstruktur. Dengan diadakannya pelatihan ini, remaja masjid se-Kabupaten Karanganyar mampu mengatur secara baik dan tertatata dalam berdakwah. Penguasaan Teknik penulisan yang tepat menjadi rumusan masalah yang akan dijawab untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan diawali dengan test awal untuk melihat kemampuan peserta tentang menulis naskah. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang Teknik menulis naskah. Adapun Metode penulisan naskah yang digunakan sederhana yaitu membagi struktur naskah menjadi 1)Pembukaan, 2) Isi/konten 3) penutup. Setelah menerima materi yang disampaikan, peserta diberi tugas untuk membuat naskah sesuai dengan materi yang diberikan. Hasilnya, kemampuan peserta meningkat terutama dari sisi struktur tulisan naskah dakwah.
Pergeseran Makna pada Kosakata Berunsur Fenomena Alam dan Bencana Alam di Media Sosial X: Kajian Semantik Eka Ririn Marantika; Agustin, Visya Faura; Mundi, Recta Chandra; Ginanjar, Bakdal
Linguistik Indonesia Vol. 43 No. 2 (2025): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/li.v43i2.731

Abstract

Penelitian deskriptif kualitatif ini menyoroti pergeseran makna pada kosakata berunsur fenomena alam dan bencana alam dalam media sosial X. Data penelitian berupa frasa metaforis berunsur fenomena alam dan bencana alam, seperti banjir, badai, longsor, hujan, pelangi, geledek, ombak, dan angin ribut; semuanya mengalami pergeseran makna. Data diperoleh dari media sosial X dari rentang waktu Agustus hingga November 2024. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati penggunaan kosakata berunsur fenomena alam dan bencana alam, dan kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis perubahan maknanya. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih dengan membagi unsur langsung pada kata dan frasa yang mengandung ungkapan metafora fenomena alam dan bencana alam, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik ganti. Penelitian ini mengungkapkan adanya pergeseran makna pada kosakata yang diteliti, sehingga tidak lagi merepresentasikan makna yang sesungguhnya. Penelitian ini mengungkap bahwa ada tiga jenis pergeseran makna, yaitu amelioratif, peyoratif, dan metonimi.
Afiks Nge- pada Media Sosial Twitter Nurjanah, Ayu Fitria; Yosani, Yosephine Marrietta Ardhya; Ginanjar, Bakdal
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 15 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v15i2.11111

Abstract

Affix Nge- on Twitter Social Media ABSTRAKPembahasan pada penelitian ini mengenai perubahan bentuk afiksasi khususnya prefiks nge- pada media sosial Twitter. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk afiks nge- dan makna yang ada dalam unggahan Twitter oleh warganet. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kualitatif dengan data berupa kalimat yang mengandung afiks nge- dan sumber data berasal dari Twitter. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat. Kemudian, analisis data menggunakan metode agih yang dilanjutkan dengan teknik bagi unsur langsung. Berdasarkan hasil analisis, pada media sosial Twitter ditemukan perubahan afiksasi pada afiks nge-, yaitu nge + v = v, nge + v + in = v, nge + n = v, nge + n + in = v, nge + adj.= v, nge + adj. + in = v. Kemudian, dari hasil data yang dianalisis keenam perubahan afiksasi menghasilkan kata berkategori verba.Kata kunci: afiks, Twitter, verbaABSTRACTThe discussion in this study is about changing in the form of affixation, especially the nge- prefix on Twitter social media. Therefore, this study aims to describe the changes in the form of the affix nge- and the meaning contained in Twitter uploads by netizens. The method which is used in this study is a qualitative descriptive method with data in the form of sentences containing the affix nge- and data sources is from Twitter. The data were collected using the listening method and note-taking technique. Then, the data analysis used the distribution method followed by the indirect division technique. Based on the analysis, on Twitter social media, it was found that the affixation changes in the affix nge-, namely nge + v = v, nge + v + in = v, nge + n = v, nge + n + in = v, nge + adj. = v , nge + adj. + in = v. Then, based on the results of the data analysis, the six changes in affixation produce verb words categorized.Keyword: affixes, Twitter, verb