Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERBANDINGAN JUMLAH ASUPAN ASAM AMINO ANTARA BALITA STUNTING DAN TIDAK STUNTING DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Maulidiana, Annisa Rizky; Dwipajati, Dwipajati
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang (State Health Polytechnic of Malang)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.928

Abstract

Salah satu faktor risiko stunting adalah asupan protein yang kurang memadai, yang dapat dilihat dari jumlah asupan asam amino. Tujuan penelitian ini membandingkan asupan asam amino pada kelompok balita stunting dan tidak stunting di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang Malang. Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus-kontrol dan metode purposive sampling. Instrumen penelitian termasuk kuesioner sosiodemografi dan pengukuran antropometri meliputi berat badan dan tinggi atau panjang badan balita. Asupan makan balita dikumpulkan melalui metode semiquantitative food frequency questionnaire. Analisis data menggunakan independent sample t-test dan regresi logistik dengan program SPSS for Windows. Hasil: Berdasarkan pengukuran di lapangan, 23 balita stunting menjadi kelompok kasus dan 57 balita normal menjadi kelompok kontrol. Dibandingkan dengan kebutuhan WHO 2007, asupan 7 dari 9 asam amino esensial (AAE) pada kelompok kasus tidak terpenuhi (p<0.05). Sedangkan balita tidak stunting kekurangan 3 dari 9 AAE, yaitu leusin, lisin, dan valin (p<0.05). Kesimpulan: Balita stunting kurang mendapat asupan AAE dibandingkan dengan balita tidak stunting.
hubungan urutan waktu makan buah, sayur, dan kualitas tidur terhadap gula darah dan tekanan darah pasien diabetes melitus tipe 2 Syaharani, Mutiara Salsabila; Soelistyorini, Dwie; Dwipajati, Dwipajati
ARGIPA (Arsip Gizi dan Pangan) Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : UHAMKA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/argipa.v9i1.12890

Abstract

Type 2 diabetes mellitus is the most common type that occurs in society, around 80% of 90% of all diabetes mellitus cases. Modifying the order in which you eat fruit and vegetables can control blood sugar levels. Apart from diet, diabetes sufferers need to pay attention to the quality of their sleep so that blood sugar can be controlled well. Poor sleep quality can affect balance and increase blood pressure. The aim of this study was to determine the relationship between the timing of eating fruit and vegetables and sleep quality on blood sugar and blood pressure in patients with type 2 diabetes mellitus. This study used an analytical observational research design with a cross sectional method with a total of 35 subjects. The statistical analysis test used the Spearman correlation test with a confidence level of 95% (α<0,05). The result of research on the relationship between the order of time to eat fruit and vegetables and blood sugar was p-value=0,27. Then, for the relationship between sleep quality and blood sugar, the result was p-value=0,121, sleep quality with systolic and diastolic blood pressure, the results were p-value=0,561, and p-value= 0,137. There was no significant relationship between the order of time to eat fruit and vegetables on blood sugar and sleep quality on blood sugar and blood pressure.
Pendampingan SEHATI sebagai Upaya Perbaikan Status Gizi dan Peningkatan Keterampilan Ibu Balita Menyiapkan Makan di Kelurahan Mulyorejo Izzati, Zannuba Arifah; Vikrullogic, Vinie Balqis Athaya; Dwipajati, Dwipajati
Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2025): Ahmar Metakarya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Ahmad Mansyur Nasirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53770/amjpm.v4i2.447

Abstract

Stunting pada balita merupakan masalah kesehatan yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Intervensi SEHATI dilakukan untuk meningkatkan keterampilan ibu dan mengoptimalkan status gizi balita berisiko stunting. Studi ini menggunakan desain pre-eksperimental one-group pretest-posttest pada 12 ibu di Kelurahan Mulyorejo, Kota Malang. Selama satu bulan dari 3 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, intervensi mencakup pemberian protein hewani, sinbiotik, susu pertumbuhan, serta pemberian rekomendasi menu. Desain yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dianalisis dengan paired t-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada tinggi badan balita (p = 0,00), tetapi tidak pada berat badan (p = 0,79) dan status gizi (p = 1,00). Dari keterampilan ibu, 50% menguasai lebih dari tiga teknik pengolahan makanan, 58% berhasil menyusun menu bervariasi, dan 67% menerapkan variasi warna makanan. Durasi intervensi yang singkat membatasi dampak pada status gizi. Pendampingan SEHATI efektif meningkatkan tinggi badan dan keterampilan ibu, tetapi belum berdampak signifikan pada status gizi balita. Perpanjangan durasi intervensi direkomendasikan untuk hasil yang lebih optimal.
Pendampingan balita risiko stunting dengan Kalender Edukasi Stunting Balita (Kalista) di Kelurahan Mulyorejo Abdulloh, Zaid; Maulidiyah, Nurfitri Laili; Dwipajati, Dwipajati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29597

Abstract

AbstrakStunting adalah kondisi kekurangan gizi kronis pada anak usia 0-59 bulan, ditandai dengan tinggi badan di bawah -2 SD (stunting sedang dan berat) atau -3 SD (stunting berat). Tujuan Pengabdian masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang risiko stunting, kecukupan asupan makanan, dan pemilihan kelompok pangan yang lebih beragam untuk balita. Metode yang digunakan adalah secara langsung dengan sosialisasi dan pendampingan berupa kunjungan rumah. Pengabdian Masyarakat melibatkan 12 balita berisiko stunting di Kelurahan Mulyorejo, dilaksanakan tiga kali seminggu selama Bulan Desember 2024. Tahapan meliputi persiapan, sosialisasi, intervensi dan pendampingan, evaluasi, kontinuitas, dan pelaporan. Hasil menunjukkan peningkatan rata-rata nilai pengetahuan ibu balita dari 68,33 menjadi 81,67 uji statistik pengetahuan ibu balita menunjukkan nilai (sig. 2-tailed 0,023 < 0,05), dan skor keragaman pangan balita meningkat dari 41,67% menjadi 75%. Skor IDDS (Individual Dietary Diversity Score) menunjukkan mayoritas balita mengonsumsi pangan beragam, namun untuk rata-rata frekuensi konsumsi sayur dan buah menurun. Tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat mayoritas kurang, sedangkan lemak baik. Kesimpulannya pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam mencukupi dan menyediakan makanan beragam untuk balita. Kata kunci: balita; keragaman pangan; pengetahuan; stunting; tingkat asupan makan AbstractStunting is a condition of chronic malnutrition in children aged 0-59 months, characterized by height below -2 SD (moderate and severe stunting) or -3 SD (severe stunting). The purpose of community service is to increase the knowledge of mothers of toddlers about the risk of stunting, the adequacy of food intake, and the selection of more diverse food groups for toddlers. The method used is direct socialization and assistance in the form of home visits. Community service involved 12 toddlers at risk of stunting in Mulyorejo Village, held thrice a week during December 2024. Stages include preparation, socialization, intervention and assistance, evaluation, continuity, and reporting. The results showed an increase in the average knowledge score of mothers of toddlers from 68.33 to 81.67. The statistical test of knowledge of mothers of toddlers showed a value (sig. 2-tailed 0.023 <0.05), and toddler food diversity scores increased from 41.67% to 75%. IDDS (Individual Dietary Diversity Score) scores showed the majority of toddlers consumed diverse foods, but the average frequency of vegetable and fruit consumption decreased. The adequacy level of energy, protein, and carbohydrates is mostly lacking, while fat is good. In conclusion, this community service can improve the knowledge and attitude of mothers in fulfilling and providing diverse foods for toddlers. Keywords: toddlers; dietary diversity; knowledge; stunting; dietary intake level
PENGEMBANGAN FORMULA ENTERAL “KAHILA” BERBASIS KACANG HIJAU (Vigna radiata L) DAN LABU KUNING (Cucurbia moschata) UNTUK DIABETES MELITUS: DEVELOPMENT OF ENTERAL FORMULA “KAHILA” BASED ON MUNG BEANS (Vigna radiata L) AND PUMPKIN (Cucurbia moschata) FOR DIABETES MELLITUS Miftahul Jannah; Kristianto, Yohanes; Dwipajati, Dwipajati
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v14i1.43117

Abstract

Pendahuluan: Tujuan dari diet DM adalah untuk menghindari kadar glukosa yang tinggi dan menyesuaikan diet untuk memenuhi kebutuhan kalori. Sanitasi dan higiene merupakan faktor penting dalam pembuatan formula enteral komersial, sehingga sebagian besar rumah sakit di Indonesia menyediakan makanan enteral bagi pasien diabetes melitus untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun salah satu kekurangannya adalah harga formula enteral komersial yang mahal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengembangkan formula enteral berbasis kacang hijau dan labu kuning sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan gizi pada diabetes melitus, dengan membandingkan perlakuaan terbaik terhadap formula enteral diabetes melitus yang digunakan di rumah sakit. Bahan dan Metode: Jenis penelitian adalah eksperimenental dengan desain penelitian trail and eror. Panelis agak terlatih menjadi populasi penelitian ini yang dipilih memlalui Teknik Purposif sampling. Variasi konsentrasi formula enteral DM dengan substitusi tepung kacang Hijau dan tepung labu kuning (FI= 60:45, F2 =55:55, F3=50:60, F4=65:50). Uji yang digunakan adalah mutu organoleptik (aroma, rasa, warna, kekentalan), Uji proksimat (protein, lemak, karbohidrat), uji selang NGT uji alir, uji viskositas, uji osmolaritas, uji warna dan kadar serat pangan. Hasil: Perhitungan empiris pada formula KAHILA kandungan energi 1125 kkal. Nilai protein 33,32 gram, lemak 45,97 gram, dan karbohidrat 147,01 gram. Mutu organoleptic didapatkan hasil pada parameter rasa dan after taste memiliki perbedaan yang signifikan, sedangkan tekstur, warna dan aroma tidak ada perbedaan signifikan. Uji alir didapatkan waktu 50 detik. Uji Viskositas 20 mPa’s, Osmolaritas 589 mOsm/L. Warna formula enteral didapatkan R = 211, G = 173, B = 76 dengan warna tidak terlalu terang. Kesimpulan: Pengembangan formula enteral DM berbasis tepung kacang hijau dan labu kuning bagi penderita diabetes mellitus didapatkan kombinasi formula dengan proporsi tepung kacang hijau:tepung labu kuning (50:60). Kata kunci : Diabetes Mellitus, Formula Enteral, Kacang Hijau, Labu Kuning
TAPIS BAHAYA RISIKO STUNTING MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENDAMPINGAN KELUARGA DI KELURAHAN MULYOREJO KOTA MALANG: TACKLING THE DANGERS OF STUNTING THROUGH COMMUNITY EMPOWERMENT AND FAMILY ASSISTANCE IN MULYOREJO SUB-DISTRICT MALANG CITY Dwipajati, Dwipajati; Astuti, Erlina; Tyas, Maria Ciptaning; Ernawati, Naya; Kurniasari, Fitriana; Pertami, Sumirah Budi; Jayadi, Lukky; Trisnanto, Puguh Yudho
GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2025): GEMAKES: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/gemakes.v5i3.2739

Abstract

Masalah makan pada balita seringkali menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya balita stunting. Ibu balita menjadi penentu keberhasilan praktek pemberian makan balita. Sedangkan kader posyandu merupakan penggerak masyarakat yang turut ambil bagian dalam mentransfer informasi terkait gizi dan kesehatan dalam mendukung tumbuh kembang balita. Sehingga pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan kemampuan kader dalam mendeteksi gangguan tumbuh kembang pada balita yang mengarah pada kondisi stunting dan juga peningkatan kemampuan ibu balita dalam menyiapkan makanan balita stunting sehingga berdampak pada pertambahan tinggi dan berat badan. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kader posyandu yang masuk kategori baik dalam mendeteksi gangguan tumbuh kembang baik dari segi antropometri atau penggunaan form skrining (KPSP). Selain itu terjadi peningkatan peningkatan keterampilan Ibu balita dalam menyiapkan makan sehingga nafsu makan anak membaik. Nafsu makan yang membaik menyebabkan peningkatan berat badan dan tinggi badan balita dengan rerata peningkatan berat badan selama 1 bulan sebesar 420 gram dan pertambahan tinggi badan sebesar 1,88 cm. Program  pengabdian masyarakat pendampingan pada keluarga balita stunting yaitu menjadi salah satu terobosan baru  dalam  penentuan strategi  yang  efektif  dan  terintegrasi,  berbasis  masyarakat  untuk menurunkan  resiko  stunting.
Restriction of Rice Portion and Pre-Meal Fruit with HbA1c Levels and Abdominal Fat for Diabetics in Malang City: Pembatasan Porsi Nasi dan Konsumsi Buah Sebelum Makan dengan Kadar HbA1c dan Lemak Perut Penderita Diabetes Mellitus Tipe-2 di Kota Malang Dwipajati, Dwipajati; Kaswari, Sutomo Rum Teguh
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i1.2024.58-66

Abstract

Background: Glycemic control is the basis for managing diabetes to prevent chronic complications in diabetes.HbaA1c levels reaching ≤7% is an indicator of achieving good glycemic control. The 3J principles (right type, amount, and schedule) in the pillars of meal management are not easy to apply, causing diabetes to have difficulty achieving glycemic targets. Objectives: Analyzing rice portion restriction and pre-meal fruit with HbA1c levels and abdominal fat in people with diabetes in Malang City. Methods: Experimental study type 'randomized controlled trial' with pre-posttest control group design involved 16 people with diabetes who were active in Prolanis activities at the Malang city health center. Respondents were randomly divided into 2 groups. HbA1c levels were taken 2 times, before and after the intervention. The t test and paired t test with a pvalue<0.05 were used to test the effect of the intervention on HbA1c levels, abdominal fat and abdominal circumference in people with diabetes for 3 months. Results: Both forms of intervention can reduce HbA1c levels in diabetic patients. Limiting the portion of rice significantly reduced HbA1c levels (p=0.003) and visceral fat levels. However, determining the amount of rice with added pre-meal fruit did not significantly decrease visceral fat and abdominal circumference (p>0.05). Conclusions: Limiting the portion of rice eaten by itself or combining it with pre-meal fruit may help diabetics lower their HbA1c levels.
The Development of Enteral Formula “KAMEKAMA” Based on Red Beans (Phaseolus vulgaris L.) and Cinnamon (Cinnamomum verum) for Diabetes Mellitus Puryani, Maria Gracia Putu Novita; Kristianto, Yohanes; Dwipajati, Dwipajati
Journal of Global Nutrition Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53823/jgn.v5i1.121

Abstract

Introduction: Treatment of diabetes mellitus in critical conditions using NGT can be done through the administration of enteral formulas, one of which is the KAMEKAMA enteral formula which has been developed with various modifications. Red bean flour and cinnamon flour as functional local foods can be developed into KAMEKAMA formula for diabetes mellitus. Objective: This study aims to develop an enteral KAMEKAMA formula based on red bean flour and cinnamon flour for diabetes mellitus using NGT. Materials and Methods: This type of research is experimental with a trial and error design. The final product is assessed based on organoleptic quality, viscosity and osmolarity, NGT hose flowability, color difference ratio (CDR), the selected development formula is carried out through an empirical test of the approach to energy and nutritional value according to RS standards. Organoleptic quality assessment with 20 moderately trained panelists and 10 trained panelists. Results: The best enteral formula according to the panelists was F4, which is the ratio of red beans to cinnamon (75:60), the content of the KAMEKAMA enteral formula is energy which is 1010.46 kcal, nutritional value of protein 37.29 grams, fat 39.10 grams, carbohydrates 145.32 grams, and fiber 34.77 grams. Viscosity 8 mPa's and Osmolarity 304 mOsm/L. Organoleptic quality in color, aroma, and texture did not have significant differences, but in taste and after taste there were significant differences. Conclusion: The utilization of red bean flour and cinnamon flour as functional local foods can be concluded as an alternative to the enteral formula of KAMEKAMA based on red beans and cinnamon for diabetes mellitus. Further research can carry out formula interventions in patients with diabetes mellitus and as well as formula glycemic index.
THE EFFECT OF APPLICATION A MODIFIED T-MODEL PLATE ON GD2JPP LEVELS AND AVERAGE GLYCEMIC LOAD OF DMT2 PATIENTS MENU Mabas, N. Sahila Sukma W. P.; Dwipajati, Dwipajati; Widajati, Endang
Jurnal Gizi dan Pangan Soedirman Vol 9 No 2 (2025): JURNAL GIZI DAN PANGAN SOEDIRMAN
Publisher : Program Studi Ilmu Gizi, Jurusan Kesmas Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jgipas.2025.9.2.17757

Abstract

Background: Type 2 Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease with a high prevalence in Indonesia. Its management emphasizes TNM using the "T-shaped plate" concept as a modification of the 3J principle . Although the effectiveness of a similar portion approach has been shown globally, there has been no specific study in Indonesia that analyzes the effect of the T-shaped plate concept on levels 2HBP and the average daily glycemic load of the menu in patients with Type 2 DM. Objective: This study aims to analyze the effect of using a T-shaped plate on 2HBP and the average daily glycemic load of the menu in patients with Type 2 DM. Method: This study uses a quantitative method with a pre-test post-test control group design, involving two groups, namely treatment and control for one month of intervention. Using paired t-test statistical test Results Type 2 DM patients are elderly (60-74 years), female, elementary school graduates, with cardiovascular disorders, DM <5 years, and regularly taking medication. There is an increase in energy, carbohydrate, and fiber intake, as well as changes in the type of food ingredients and the accuracy of meal schedules. The results showed no significant effect of the modified T-plate on GD2JPP levels in type 2 diabetes patients. The statistical test result for the control group was 0.66 (>0.05), while for the treatment group, the p-value was 0.07 (<0.05). A significant effect was found in the treatment group with a p-value of 0.00 (<0.05). However, there was no significant effect in the control group with a p-value of 0.25 (>0.05). Conclusion: the results show that the use of T-shaped plates is not significantly related to GD2JPP levels but is significantly related to the average daily glycemic load.
REDI (Rekan Diabetisi): Model Pendampingan Diabetisi dalam Mencapai Target Glikemik di Kelurahan Mulyorejo Kota Malang Dwipajati, Dwipajati; Diah, Maria; Hapsari, Indri; Komalyna, I Nengah Tanu; Shanti, Karina Muthia
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.19914

Abstract

Pendahuluan: Angka kejadian diabetes melitus mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, termasuk di Indonesia. Mayoritas diabetisi mengalami kesulitan dalam menerapkan pilar penatalaksanaan diabetes melitus, serta merasakan jenuh ketika target glikemik belum tercapai. Studi ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan kemampuan diabetesi dalam menerapkan 5 pilar pengendalian diabetes melitus. Metode: Ceramah dan praktik. Hasil: Adanya peningkatan nilai pengetahuan secara signifikan sebanyak 13,34 poin pada kader posyandu lansia setelah diberi edukasi (p=0,006). Diabetesi juga mengalami peningkatan pengetahuan signifikan pada penyuluhan pertama dan kedua (p=0,023; p<0,001). Kadar gula darah GDP dan GD2JPP diabetesi mengalami penurunan setelah proses pendampingan, namun tidak berbeda secara signifikan (p=0,363; p=0,567). Kesimpulan: Program ini berhasil meningkatkan pengetahuan masyarakat. Kegiatan perlu dilakukan secara berkala agar dalam jangka waktu yang lebih panjang, sehingga dapat mendukung perubahan perilaku yang memengaruhi nilai antropometri dan biokimia.