Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Pelatihan Gizi Berbasis Komunikasi Perubahan Perilaku terhadap Pengetahuan Gizi Tim Pendamping Keluarga di Lokus Stunting Kota Malang Hapsari, Indri; Palupi, Fitria Dhenok; Hakimah, Nurul; Hadisuyitno, Juin; Fajar, Ibnu; tapriadi, tapriadi; pratiwi, zahra anggita
NUTRITURE JOURNAL Vol. 3 No. 1 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i1.4394

Abstract

Pendahuluan: Stunting merupakan masalah gizi pada anak terutama dibawah usia lima tahun (balita). Salah satu pilar Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting adalah Kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku (Pilar 2). Komunikasi perubahan perilaku di level desa melibatkan Tim Pendamping Keluarga yang merupakan ujung tombak untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga memicu adopsi perilaku positif untuk mencegah stunting terutama di periode 1000 HPK. Partisipasi aktif dalam Pelatihan Gizi Berbasis Komunikasi Perubahan Perilaku dapat meningkatkan kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebagai konselor Stunting. Tujuan : Mengevaluasi perubahan pengetahuan gizi pada tim pendamping keluarga setelah melakukan pelatihan gizi berbasis komunikasi perubahan perilaku (Behaviour Change Communication). Metode Penelitian : Penelitian dilakukan pada bulan September – Desember 2022 pada 10 lokus stunting di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi experiment. Sampel adalah semua tim pendamping keluarga yang terdiri dari kader KB dan kader posyandu pada 10 lokus stunting kota malang sejumlah 118 orang. Model pelatihan gizi ini menggunakan pembelajaran dalam bentuk focus grup discussion. Analisis statistik menggunakan uji t-test untuk data tingkat pengetahuan dan uji Mc Necmar untuk analisis jawaban benar tiap pertanyaan. Hasil Penelitian : Proporsi jawaban benar dari 8 pertanyaan meningkat signifikan setelah pelatihan (p<0.05) dan ada 2 pertanyaan terkait penyimpanan ASI dan kelancaran ASI yang belum meningkat secara signifikan (p>0.05). Rata-rata skor pengetahuan gizi sebelum pelatihan sebesar 50.42 ± 15.1 66.6 ± 17.79. Pada akhir pelatihan skor pengetahuan gizi meningkat secara signifikan p = 0,0001 dengan peningkatan 16.6. Proporsi peserta dengan pengetahuan gizi kategori tinggi meningkat dari 5.1% menjadi 33.9% dan kategori rendah menurun dari 32.2% menjadi 11%. Kesimpulan : Model edukasi berbasis komunikasi perubahan perilaku dapat meningkatkan pengetahuan gizi secara signifikan, sehingga dapat diaplikasikan untuk pendekatan penanganan stunting secara individu.
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA TEPUNG PRA-TREATMENT PISANG TANDUK UNTUK PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Palupi, Fitria Dhenok; Hapsari, Indri; Hasan Wattiheluw, Muhammad
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 17 No 2 Desember 202
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v17i2.1167

Abstract

ABSTRACT The number of type 2 diabetes mellitus patients continues to rise annually, one of the contributing factors being dietary changes that affect gut microbiota. Glycemic control is a primary goal in diabetes management, which can be achieved through the intake of dietary fiber such as resistant starch that functions as a prebiotic. Tanduk bananas are a source of resistant starch, and their content can be enhanced through modifications such as pre-treatment involving heating and rapid cooling. This study aims to analyze the effects of combined pre-treatments, such as boiling, steaming, and storage at low temperatures (refrigerator and freezer), on the physicochemical quality of flour from local Indonesian tanduk bananas.The study involved 11 treatments with 3 replications, totaling 33 samples. The evaluated parameters included organoleptic properties, physical quality (bulk density and yield), and chemical quality (starch and resistant starch content). The results indicated that pre-treatment affected the color and texture of the banana flour, with steaming + freezer treatment influencing texture. This treatment significantly impacted physical quality and resistant starch content, but not starch content. The highest yield was found in boiling + freezer treatments for 24 and 48 hours, while the highest bulk density was observed in boiling, steaming, and refrigerator storage treatments. Resistant starch content increased with steaming + 48-hour freezer and boiling + 24-hour freezer treatments. In conclusion, the best treatments were boiling stored at 24-hour freezer and steaming stored at 48-hour freezer.   Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus; Tanduk Banana; Pre-treatment.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Formula Catfish Egg Roll sebagai Pemberian Makanan Tambahan Balita Wasting Graceshinta, Namira; Palupi, Fitria Dhenok; Aroni, Hasan
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12537

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei SSGI tahun 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dengan prevalensi 7,7%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil untuk mengatasi masalah gizi. Formulasi catfish egg roll yang terdiri dari ikan lele, daging ayam, kentang, telur, tahu, dan wortel dengan proporsi ikan lele dan daging ayam sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting yang sesuai dengan prinsip PMT balita pada Petunjuk Teknis PMT berbahan Pangan Lokal.Tujuan: Menganilisis mutu gizi, organoleptik, dan taraf perlakuan terbaik terhadap formula catfish egg roll sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian studi eksperimental dengan tiga taraf perlakuan yang rasio ikan lele dan daging ayam yaitu P0 (0:100), P1 (30:70), P2 (50:50), dan P3 (70:30). Mutu organoleptik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih, kandungan gizi menggunakan perhitungan empiris, dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas.Hasil: Mutu organoleptik menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rasa namun tidak signifikan terhadap warna, aroma, dan tekstur. Catfish eggroll dengan taraf perlakuan proporsi ikan lele dan daging ayam untuk PMT balita wasting telah memenuhi standar pemenuhan PMT balita. P1 (30:70) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai Nh tertinggi yaitu 0,953, berwarna kuning kecoklatan, beraroma gurih khas ayam, bertektur lembut, dan berasa gurih; mutu gizinya mengandung energi 211,2 Kkal, protein 8,73 g, lemak 10,00 g, dan karbohidrat 21,90 g.
Formulation of Local Food Ingredients from Red Beans and Catfish in the Form of Nugget Snacks as Wasted Under Five Years Old Children Supplementary Food: : Analysis of Nutritional and Organoleptic Quality Budi, Dhiah Widyaningtyas; Palupi, Fitria Dhenok; Setyobudi, Sugeng Iwan
Journal of Local Therapy Vol 4 No 2 (2025): Journal of Local Therapy
Publisher : Pusat Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jlt.v3i2.5115

Abstract

This study aims to analyze the empirical nutritional quality (energy, protein, fat, carbohydrates, vitamin A, calcium, iron and phosphorus), organoleptic quality and determine the best treatment level of Nuggets with red bean and catfish formulation as supplementary food for wasted under five years old children. This study employed an experimental approach with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of three treatment levels. The nugget formulation was developed by modifying the proportions of catfish, chicken meat, and red beans with the following ratios: P0 = 0:100:0, P1 = 25:48:27, P2 = 33:40:27, and P3 = 41:32:27. Organoleptic tests by 25 semi-trained panelists assessed color, aroma, taste, and texture using a hedonic scale. Statistical analysis utilized Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests to determine significant differences, while the best formulation was identified using effectiveness index analysis. In this study the best formulation, consisting of 41% catfish, 32% chicken, and 27% red beans (P3), showed an Overcome Value (OV) of 0.884 and provided 359.94 kcal, 15.67g protein, 20.94g fat, and 27.17g carbohydrates per 100g. No significant preference difference was found between the control and P3 treatments. Future studies should focus on optimizing frying conditions to improve nugget color.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Formula Catfish Egg Roll sebagai Pemberian Makanan Tambahan Balita Wasting Graceshinta, Namira; Palupi, Fitria Dhenok; Aroni, Hasan
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12537

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei SSGI tahun 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dengan prevalensi 7,7%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil untuk mengatasi masalah gizi. Formulasi catfish egg roll yang terdiri dari ikan lele, daging ayam, kentang, telur, tahu, dan wortel dengan proporsi ikan lele dan daging ayam sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting yang sesuai dengan prinsip PMT balita pada Petunjuk Teknis PMT berbahan Pangan Lokal.Tujuan: Menganilisis mutu gizi, organoleptik, dan taraf perlakuan terbaik terhadap formula catfish egg roll sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian studi eksperimental dengan tiga taraf perlakuan yang rasio ikan lele dan daging ayam yaitu P0 (0:100), P1 (30:70), P2 (50:50), dan P3 (70:30). Mutu organoleptik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih, kandungan gizi menggunakan perhitungan empiris, dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas.Hasil: Mutu organoleptik menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rasa namun tidak signifikan terhadap warna, aroma, dan tekstur. Catfish eggroll dengan taraf perlakuan proporsi ikan lele dan daging ayam untuk PMT balita wasting telah memenuhi standar pemenuhan PMT balita. P1 (30:70) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai Nh tertinggi yaitu 0,953, berwarna kuning kecoklatan, beraroma gurih khas ayam, bertektur lembut, dan berasa gurih; mutu gizinya mengandung energi 211,2 Kkal, protein 8,73 g, lemak 10,00 g, dan karbohidrat 21,90 g.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Formula Catfish Egg Roll sebagai Pemberian Makanan Tambahan Balita Wasting Graceshinta, Namira; Palupi, Fitria Dhenok; Aroni, Hasan
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12537

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei SSGI tahun 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dengan prevalensi 7,7%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil untuk mengatasi masalah gizi. Formulasi catfish egg roll yang terdiri dari ikan lele, daging ayam, kentang, telur, tahu, dan wortel dengan proporsi ikan lele dan daging ayam sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting yang sesuai dengan prinsip PMT balita pada Petunjuk Teknis PMT berbahan Pangan Lokal.Tujuan: Menganilisis mutu gizi, organoleptik, dan taraf perlakuan terbaik terhadap formula catfish egg roll sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian studi eksperimental dengan tiga taraf perlakuan yang rasio ikan lele dan daging ayam yaitu P0 (0:100), P1 (30:70), P2 (50:50), dan P3 (70:30). Mutu organoleptik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih, kandungan gizi menggunakan perhitungan empiris, dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas.Hasil: Mutu organoleptik menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rasa namun tidak signifikan terhadap warna, aroma, dan tekstur. Catfish eggroll dengan taraf perlakuan proporsi ikan lele dan daging ayam untuk PMT balita wasting telah memenuhi standar pemenuhan PMT balita. P1 (30:70) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai Nh tertinggi yaitu 0,953, berwarna kuning kecoklatan, beraroma gurih khas ayam, bertektur lembut, dan berasa gurih; mutu gizinya mengandung energi 211,2 Kkal, protein 8,73 g, lemak 10,00 g, dan karbohidrat 21,90 g.
Perbedaan Efektivitas Leaflet dan Cakram Gizi terhadap Pengetahuan, Kepatuhan Diet, dan Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 putri, elvina; Widajati, Endang; Palupi, Fitria Dhenok
NUTRITURE JOURNAL Vol. 4 No. 1 (2025): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v4i1.5257

Abstract

Abstrak Latar belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyebab kematian ketujuh secara global dengan prevalensi 422 juta kasus menurut WHO, dan menjadi penyebab kematian ketiga di Indonesia akibat komplikasi. Rendahnya pengetahuan tentang DM mempercepat timbulnya komplikasi. Media edukasi berfungsi untuk mempermudah penyampaian informasi kesehatan. Pengetahuan pasien DM sangat penting dalam pengelolaan penyakit jangka panjang. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas media edukasi leaflet dan cakram gizi terhadap peningkatan pengetahuan, kepatuhan diet, dan kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 di Puskesmas Kedungkandang. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efektivitas penggunaan media edukasi leaflet dan cakram terhadap pengetahuan, kepatuhan diet, dan kadar glukosa darah pasien rawat jalan Diabetes Mellitus tipe 2 di puskesmas Kedungkandang Kota Malang. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain eksperiment dengan rancangan two group pretest-posttest. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2024, di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kedungkandang Kota Malang dengan jumlah sampel sebanyak 12 pasien untuk kelompok kontrol dan 12 pasien untuk kelompok perlakuan. Hasil: Media cakram lebih efektif daripada leaflet dalam meningkatkan pengetahuan, tetapi belum efektif dalam meningkatkan kepatuhan diet sehingga kadar glukosa darah juga cenderung tidak stabil. Simpulan: Dari hasil penelitian diperoleh bahwa media cakram lebih efektif daripada leaflet dalam meningkatkan pengetahuan, tetapi belum efektif dalam meningkatkan kepatuhan diet sehingga kadar glukosa darah juga cenderung tidak stabil. Kata kunci: Cakram, DM tipe 2, Leaflet, Media edukasi
Daya terima dan kandungan gizi dimsum berbasis hati ayam, daun kelor, dan jamur tiram sebagai camilan untuk remaja putri Wardhani, Selsabilla Aulia; Palupi, Fitria Dhenok; Hadisuyitno, Juin
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v6i2.2367

Abstract

Background: Prevention of anemia can be done by consuming foods that are sources of iron. One source of animal food that contains heme iron and has a higher biovalidity value than other sources of iron is chicken liver.  One vegetable that has a high iron content is Moringa (Moringa oleifera). White oyster mushrooms are low in fat but high in protein.Objectives: The study aims to analyze the nutritional quality and organoleptic quality of dimsum formulations of chicken liver, moringa leaves and oyster mushrooms as snacks for anemic teenage girls.Methods: This research uses an experimental research type with a completely randomized design (CRD). The research was conducted at the Food Technology Science Laboratory (ITP) of the Malang Health Polytechnic Nutrition Department on June 2024. Organoleptic quality testing was carried out using a hedonic test using 25 semi-trained panelists. Determination of the best treatment level using the effectiveness index method. Statistical tests used the Kruskal Wallis test and the Mann Whitney advanced test.Results: Shows that the dimsum formulation of chicken liver, oyster mushrooms and Moringa leaves meets the nutritional requirements of adolescent girls aged 13-15 years with a snack percentage of 10% (empirically). There were significant differences in the organoleptic quality parameters of taste (p=0,030) and texture (p=0,036), while color (p=0,076) and texture (p=0,319) showed no significant differences. At the best treatment level, namely P1, it can meet the energy and nutritional needs of adolescent girls.Conclusion: The formulation of chicken liver, oyster mushroom and moringa leaf dimsum shows significant differences in organoleptics taste and texture.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Formula Catfish Egg Roll sebagai Pemberian Makanan Tambahan Balita Wasting Graceshinta, Namira; Palupi, Fitria Dhenok; Aroni, Hasan
JURNAL RISET GIZI Vol. 13 No. 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12537

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei SSGI tahun 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dengan prevalensi 7,7%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil untuk mengatasi masalah gizi. Formulasi catfish egg roll yang terdiri dari ikan lele, daging ayam, kentang, telur, tahu, dan wortel dengan proporsi ikan lele dan daging ayam sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting yang sesuai dengan prinsip PMT balita pada Petunjuk Teknis PMT berbahan Pangan Lokal.Tujuan: Menganilisis mutu gizi, organoleptik, dan taraf perlakuan terbaik terhadap formula catfish egg roll sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian studi eksperimental dengan tiga taraf perlakuan yang rasio ikan lele dan daging ayam yaitu P0 (0:100), P1 (30:70), P2 (50:50), dan P3 (70:30). Mutu organoleptik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih, kandungan gizi menggunakan perhitungan empiris, dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas.Hasil: Mutu organoleptik menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rasa namun tidak signifikan terhadap warna, aroma, dan tekstur. Catfish eggroll dengan taraf perlakuan proporsi ikan lele dan daging ayam untuk PMT balita wasting telah memenuhi standar pemenuhan PMT balita. P1 (30:70) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai Nh tertinggi yaitu 0,953, berwarna kuning kecoklatan, beraroma gurih khas ayam, bertektur lembut, dan berasa gurih; mutu gizinya mengandung energi 211,2 Kkal, protein 8,73 g, lemak 10,00 g, dan karbohidrat 21,90 g.
Kandungan Gizi dan Organoleptik Formula Catfish Egg Roll sebagai Pemberian Makanan Tambahan Balita Wasting Graceshinta, Namira; Palupi, Fitria Dhenok; Aroni, Hasan
JURNAL RISET GIZI Vol. 13 No. 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12537

Abstract

Latar Belakang: Hasil survei SSGI tahun 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami wasting dengan prevalensi 7,7%. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil untuk mengatasi masalah gizi. Formulasi catfish egg roll yang terdiri dari ikan lele, daging ayam, kentang, telur, tahu, dan wortel dengan proporsi ikan lele dan daging ayam sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting yang sesuai dengan prinsip PMT balita pada Petunjuk Teknis PMT berbahan Pangan Lokal.Tujuan: Menganilisis mutu gizi, organoleptik, dan taraf perlakuan terbaik terhadap formula catfish egg roll sebagai pemberian makanan tambahan balita wasting.Metode: Penelitian menggunakan jenis penelitian studi eksperimental dengan tiga taraf perlakuan yang rasio ikan lele dan daging ayam yaitu P0 (0:100), P1 (30:70), P2 (50:50), dan P3 (70:30). Mutu organoleptik menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih, kandungan gizi menggunakan perhitungan empiris, dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan indeks efektifitas.Hasil: Mutu organoleptik menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap rasa namun tidak signifikan terhadap warna, aroma, dan tekstur. Catfish eggroll dengan taraf perlakuan proporsi ikan lele dan daging ayam untuk PMT balita wasting telah memenuhi standar pemenuhan PMT balita. P1 (30:70) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai Nh tertinggi yaitu 0,953, berwarna kuning kecoklatan, beraroma gurih khas ayam, bertektur lembut, dan berasa gurih; mutu gizinya mengandung energi 211,2 Kkal, protein 8,73 g, lemak 10,00 g, dan karbohidrat 21,90 g.