Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA MELALUI MEDIA FILM PENDEK DENGAN METODE PJJ Kusumawati, Ira
Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.922 KB) | DOI: 10.26418/ekha.v4i2.50268

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to describe the planning, implementation, and evaluation of learning to identify the intrinsic elements of drama through the PJJ method in class XI MIPA 2 SMAN 7 Pontianak by taking actions using short film media. This study uses a qualitative descriptive method and the form of CAR research refers to the Arikunto and Sugiyono model. The results showed that the first cycle of learning planning reached 78 with a good predicate and increased in the second cycle to 88 with a very good predicate. The teacher's performance in the implementation of the first cycle of learning obtained a score of 79 with a good predicate then an increase in the second cycle with a value of 91 with a very good predicate. The results of the evaluation of the first cycle, the average grade of 80.00 with a percentage of completeness of 81.08% in the second cycle there was an increase in the average grade of 93.24 with a percentage of completeness of 91.89%. There was an increase in the ability to identify the intrinsic elements of drama through short films using the PJJ method for students of class XI MIPA 2 SMAN 7 Pontianak.
Perspektif Tingkat Pengetahuan Siswa PSKD 3 Jakarta Pusat tentang Bantuan Hidup Dasar Kusumawati, Ira; Enggarwati, Pandan; Yusuf, Bahraeni
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 6 (2025): Volume 5 Nomor 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i6.20116

Abstract

ABSTRACT Emergency conditions can be experienced anytime, anywhere, and can be experienced by anyone and require help as soon as possible because it can result in permanent disability or death. Emergency incidents include conditions when the victim experiences respiratory arrest and cardiac arrest. The high mortality rate in cases of heart attacks outside the hospital is influenced by various factors including the long distance so that the victim is late to reach the health facility, the victim's poor prognosis when first found, and also influenced by the initial management of cardiopulmonary resuscitation by the community who first found it. This is thought to be due to the lack of public knowledge regarding cardiopulmonary resuscitation and the use of AEDs that should be given to victims at the scene. This study aims to determine the perspective of the level of knowledge of PSKD 3 Jakarta High School students regarding the provision of basic life support. The researcher provided education on basic life support to 92 respondents. Sampling used the purposive sampling method. The results showed that knowledge related to the attitude of the rescuer to provide basic life support increased before and after education, namely pre (66) and post (78). Knowledge related to basic life support procedures also increased before and after education, namely pre (64) and post (88). Meanwhile, knowledge related to the concept of basic life support increased before and after education, namely pre (64) and post (89). The researcher's findings resulted in the conclusion that the perspective of students' knowledge related to basic life support increased before and after the intervention. Keywords:  Basic Life Support, Health Education, Knowledge  ABSTRAK Kondisi kegawatdaruratan bisa dialami kapan saja, dimana saja, serta bisa dialami siapa saja dan membutuhkan pertolongan secepat mungkin karena bias mengakibatkan terjadinya kecacatan permanen hingga kematian. Kejadian gawat darurat termasuk keadaan ketika korban mengalami henti nafas dan henti jantung. Tingginya angka kematian pada kasus serangan jantung diluar rumah sakit tersebut dipengaruhi berbagai faktor diantaranya jarak tempuh yang jauh sehingga korban terlambat sampai ke fasilitas kesehatan, prognosis korban yang buruk saat pertama kali ditemukan, juga dipengaruhi oleh tatalaksana awal tindakan resusitasi jantung paru oleh masyarakat yang pertama kali menemukannya. Hal ini disinyalir akibat kurangnya pengetahuan masyarakat terkait tindakan resusitasi jantung paru dan penggunaan AED yang harusnya diberikan kepada korban di tempat kejadian. Penelitian ini bertujuan mengetahui perspektif tingkat pengetahuan siswa SMA PSKD 3 Jakarta tentang pemberian bantuan hidup dasar. Peneliti memberikan edukasi mengenai bantuan hidup dasar kepada 92 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling. Didapatkan hasil bahwa pengetahuan terkait sikap penolong untuk melakukan bantuan hidup dasar mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (66) dan post (78). Pengetahuan terkait prosedur bantuan hidup dasar juga mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (64) dan post (88). Adapun pengetahuan terkait dengan konsep bantuan hidup dasar mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (64) dan post (89). Temuan peneliti menghasilkan kesimpulan perspektif pengetahuan siswa terkait bantuan hidup dasar   mengalami peningkatan sebelum dan sesudah intevensi. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan
Integrasi Kurikulum Pesantren Dalam Kurikulum Nasional Pada Pondok Pesantren Modern Kusumawati, Ira; Nurfuadi
Sanskara Pendidikan dan Pengajaran Vol. 2 No. 01 (2024): Sanskara Pendidikan dan Pengajaran (SPP)
Publisher : Eastasouth Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/spp.v2i01.293

Abstract

Integrasi kurikulum pesantren dalam konteks kurikulum nasional pada pondok pesantren modern adalah konsep yang bertujuan menyatukan pendidikan agama pesantren dengan pendidikan umum nasional, menciptakan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan komprehensif. Beberapa pondok pesantren modern di Indonesia telah menerapkan integrasi ini, meningkatkan kualitas pendidikan agama dan moral. Landasan teori mencakup pemahaman tentang kurikulum pendidikan, kurikulum pesantren, dan kurikulum nasional, dengan integrasi bertujuan memberikan pendidikan holistik dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia modern. Metode penelitian kualitatif deskriptif digunakan, dan hasil temuan menunjukkan dampak positif, termasuk peningkatan kualitas pendidikan dan penguatan identitas keislaman siswa. Perkembangan kurikulum pesantren, konsep integrasi, alasan, tujuan, proses, dan tantangan integrasi dijelaskan dalam hasil temuan, dengan implikasi penelitian untuk pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Kesimpulan menekankan pentingnya integrasi kurikulum pesantren dalam kurikulum nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat identitas keislaman, dan mempersiapkan siswa menghadapi dunia modern.
Edukasi Bantuan Hidup Dasar Pada Siswa SMA 3 PSKD Jakarta Kusumawati, Ira; Enggarwati, Pandan; Yusuf, Bahreni
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 6 (2025): Volume 8 No 6 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i6.20323

Abstract

ABSTRAK Kejadian gawat darurat bisa dialami kapan saja, dimana saja, serta bisa dialami siapa saja dan membutuhkan pertolongan secepat mungkin karena bisa mengakibatkan terjadinya kecacatan permanen hingga kematian. Kejadian gawat darurat termasuk keadaan ketika korban mengalami henti nafas dan henti jantung. Keadaan terburuk yang lain bila seseorang mengalami suatu kecelakaan sampai memerlukan bantuan secepatnya misalnya pendarahan yang massif. Pengetahuan melakukan tindakan bantuan hidup dasar sangat diperlukan agar penanganan dapat diberikan dengan cepat dan tepat sehingga nyawa korban dapat terselamatkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tersebut adalah melalui pemberian edukasi melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan agar masyarakat mampu melakukan tindakan bantuan hidup dasar yang lebih baik. Metode yang dilakukan pada promosi kesehatan ini adalah dengan penjelasan atau ceramah yang dilakukan oleh pemateri kepada peserta secara langsung dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berdasarkan hasil dari analisis terhadap pre-test dan post-test terdapat peningkatan pemahaman peserta terkaitbantuan hidup dasar dengan hasil pengetahuan terkait sikap penolong untuk melakukan BHD mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (66) dan post (78). Pengetahuan terkait prosedur BHD juga mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (64) dan post (88) dan pengetahuan terkait dengan konsep dasar BHD mengalami peningkatan sebelum dan sesudah edukasi, yaitu pre (64) dan post (89). Dari hasil kegiatan promosi Kesehatan ini metode ceramah dan tanya jawab secara langsung dapat meningkatkan pemahaman peserta terkaitbantuan hidup dasar. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Edukasi,  Siswa SMA.  ABSTRACT Emergency situations can occur anytime, anywhere, and to anyone, requiring immediate assistance as they may result in permanent disability or even death. Emergency situations include conditions where the victim experiences respiratory arrest and cardiac arrest. Other critical conditions include accidents that require urgent help, such as massive bleeding. Knowledge of basic life support (BLS) procedures is essential so that prompt and appropriate action can be taken, potentially saving the victim’s life. One way to improve this knowledge is through education, such as health counseling or health education programs. Health education is an effort or activity aimed at helping individuals, groups, and communities enhance their knowledge, attitudes, and skills so that they are capable of performing better basic life support actions. The method used in this health promotion activity involved explanations or lectures aided by leaflet media, delivered directly by the instructor to the participants, followed by a question-and-answer session. Based on the analysis of pre-test and post-test results, there was an increase in participants' understanding of basic life support. Knowledge regarding the attitude of a responder towards performing BLS increased from pre (66) to post (78). Knowledge of BLS procedures also improved, from pre (64) to post (88), and understanding of the basic concept of BLS rose from pre (64) to post (89). The results of this health promotion activity indicate that the lecture method, supported by leaflets and direct Q&A sessions, can enhance participants' understanding of basic life support. Keywords: Basic Life Support, Education, High School Students.
Risk Perception and Helplessness in Mitigation Efforts to Impact Haze in Riau Kusumawati, Ira; Ihsani, Ismi Nur Mawahdah; Aiyuda, Nurul
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2019: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseth.1335

Abstract

Purpose: This study aims to examine the Risk Perception and Helplessness of smoke haze efforts in Riau.Methodology: Riau community research subjects with a sample of 138 people (41 men and 97 women). With an average age of 23-27 years. This study uses three scales. The first scale of smoke haze mitigation, the second scale of smoke haze risk perception and thirdly the adaptation scale of Helplessness. The study uses a quantitative approach. Sampling is done using non-probability sampling with a purposive sampling technique.Results: Risk perception and helplessness towards mitigation simultaneously have a significance value of 0.00 with an f value of 15.206 (p <0.05). While separately, risk perception has a positive relationship with mitigation efforts with a significance of 0.00 (p <0.05) and a Beta value of 0.430. Helplessness has no relationship with mitigation with a significance of 0.996 (p <0.05). With reliability 0.925.Applications / Originality / Value:This study shows the correlation of Risk Perception, Helplessness, and Mitigation. This study shows the risk perception and Helplessness of correlation with mitigation. This study has implications for smoke haze mitigation efforts in Pekanbaru both by individuals, institute and governments