Claim Missing Document
Check
Articles

Impact of index card match method on the knowledge and attitudes about leucorrhoea among adolescent girls Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati; Siti Nur Qomariah; Mafrukahtul Firdani
Journal of Community Empowerment for Health Vol 4, No 3 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jcoemph.61908

Abstract

Leucorrhoea is a reproductive health problem that often appears in adolescents. Girls between the ages of 12-16 are at high risk of leucorrhoea. The Index Card Match (ICM) method is recognized as an effective preventive effort of the adolescent health education. This research aimed to discover the impact of the ICM method on the knowledge and attitudes about leucorrhoea among adolescent girls and prove the ICM method’s effectivity between the treatment and control groups. This study used a quasi-experimental design with a pre–post-test and control group. The population of this research was 40 adolescent girls. The sample included as many as 32 respondents using purposive sampling who were then divided into 2 groups: treatment and control, with each group consisting of 16 respondents. The independent variable was health education using the ICM method. The dependent variables were knowledge and attitude. The instruments used a questionnaire of knowledge and attitude, index card match, leaflet, and event activity unit. Data analysis used a paired T-test and the independent T-test with the significance set as p<0.05. The results of the paired sample T-test in the treatment group obtained the value of p = 0.000 (p <0.05), which means that after the ICM method there was significant improvement in the knowledge about leucorrhoea among the adolescent girls. The independent T test obtained p value = 0.000 (p <0.05), which indicated there was significant difference in knowledge between the treatment and control groups. The paired T test in the treatment group obtained the value of p = 0.000 (p <0.05), which means that after the ICM method there was significant change in the attitudes about leucorrhoea among the adolescent girls. The independent T test obtained the value of p = 0.000 (p <0.05), which indicated there was a significant difference in post-test attitudes between the treatment and control groups. Health education with the index card match method was one of the effective learning methods that could be accepted well by the respondents. As a result, the respondents could improve their learning about leucorrhoea.
EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SIRIH MERAH DAN KONSUMSI PUTIH TELUR AYAM REBUS TERHADAP LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati; Emi Indrawati
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.1732

Abstract

Luka Perineum adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh.Lama penyembuhan luka jahitan perineum akan berlangsung 7-10 hari dan tidak lebih dari 14 hari.Perawatan perineum dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara farmakologis (bethadine/profidone iodine) dan non farmakologis (rebusan daun sirih merah dan konsumsi telur ayam rebus). Tujuan penelitian adalah mengetahui Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus Terhadap Luka Perineum Ibu Post Partum. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experiment(Two group pre test dan post test design).Denganpopulasi Ibu Post Partum diRumah Sakit Petrokimia Gresik berjumlah 30 orang, sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang secara purposive sampling, yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 9 orang diberikan rebusan daun sirih merah dan 9 orang diberikan putih telur ayam rebus dengan uji wilcoxon.Analisa data Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus menggunakan uji mann whitney. Berdasarkan hasil uji wilcoxonterdapat pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilaiP-value = 0,014, dan pada hasil uji wilcoxon dengan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai P-value = 0,005. Kemudian dilanjutkan analisa uji mann whitney ditemukan terdapat perbedaan efektifitas rebusan daun sirih merah dan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai p= 0,022. Konsumsi rebusan putih telur ayamdapat dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyeembuhan luka perineum. Luka Perineum adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh.Lama penyembuhan luka jahitan perineum akan berlangsung 7-10 hari dan tidak lebih dari 14 hari.Perawatan perineum dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara farmakologis (bethadine/profidone iodine) dan non farmakologis (rebusan daun sirih merah dan konsumsi telur ayam rebus). Tujuan penelitian adalah mengetahui Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus Terhadap Luka Perineum Ibu Post Partum. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experiment(Two group pre test dan post test design).Denganpopulasi Ibu Post Partum diRumah Sakit Petrokimia Gresik berjumlah 30 orang, sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang secara purposive sampling, yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 9 orang diberikan rebusan daun sirih merah dan 9 orang diberikan putih telur ayam rebus dengan uji wilcoxon.Analisa data Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus menggunakan uji mann whitney. Berdasarkan hasil uji wilcoxonterdapat pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilaiP-value = 0,014, dan pada hasil uji wilcoxon dengan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai P-value = 0,005. Kemudian dilanjutkan analisa uji mann whitney ditemukan terdapat perbedaan efektifitas rebusan daun sirih merah dan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai p= 0,022. Konsumsi rebusan putih telur ayamdapat dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyeembuhan luka perineum.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat Melalui Edukasi Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Sebagai Upaya Peningkatan Imunitas Tubuh Pasca Pandemi Covid-19 Maslis Zumaroh; Bagus Dwi Hikmawan; Shilvia Anggraini; Lilis Fatmawati
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 3 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/hm.v3i3.14444

Abstract

Masker adalah alat pelindung diri yang dirancang untuk melindungi pengguna dari menghirup partikel udara dan melindungi kesehatan saluran pernafasan. Penggunaan masker mengurangi infeksi influenza dan coronavirus pada manusia dengan mencegah penyebaran percikan yang dapat menyebabkan infeksi dari orang yang terinfeksi ke orang lain dan kemungkinan kontaminasi lingkungan. Kurangnya perhatian terhadap protokol kesehatan dan pemahaman tentang vaksin membuat warga desa Roomo masih terdapat warga yang belum vaksin secara keseluruhan. Sedangkan di Desa Roomo hampir seluruh masyarakat khususnya RT 02 RW 02 tidak terlihat masyarakat yang menggunakan masker saat keluar rumah, mereka merasa bahwa penggunaan masker tidak terlalu penting dan kurang berpengaruh bagi kesehatan mereka. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya protocol kesehatan dan vaksinasi dala rangka meningkatkan imunitas tubuh. Target utama dari program pengabdian masyarakat ini adalah banyaknya masyarakat di Desa Roomo yang mayoritas bekerja yang dala artian sangat vital terhadap penyebaran covid19. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh Tim KKN Desa Roomo khususnya dari Program Studi Ilmu Keperawatan dan Dosen Pembimbing Lapangan guna memberikan edukasi atau wawasan kepada masyarakat tentang protocol kesehatan dan vaksinasi dalam mencegah penyebaran covid19 pada pasca pandemi. Adapun metode yang dilakukan adalah dengan pemberian edukasi kesehatan melalui penyuluhan dan sosialisasi kepada sasaran yaitu masyarakat. Pengabdian masyarakat ini bertempat di Rumah Pak RW 02 RT 02 Desa Roomo Manyar Gresik, dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2022 sampai 01 Agustus 2022. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat semakin sadar dan peduli akan pencegahan covid 19 dengan memakai masker dan melakukan vaksinasi, serta tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik sehingann terjadinya peningkatan pemahaman dan peningkatan kesadaran masyarakat dalam mencegah penularan terhadap covid19. Sehingga terciptanya media edukasi yang bisa menjadi pedoman atau pegangan masyarakat dalam mencegah dan mengantisipasi penyebaran covid19, serta tetap melaksanakan protocol kesehatan dimanapun dan kapanpun saat keluar rumah walaupun terjadi penurunan angka covid19
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA SEKOLAH Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati; Wanda Mahfuzatin Nafisah
Journals of Ners Community Vol 11 No 2 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i2.1134

Abstract

Masa anak-anak sangat penting dalam proses perkembangan kemandirian. Anak usia pra sekolah banyak yang mengalami keterlambatan kemandirian. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian yaitu pola asuh orang tua, urutan kelahiran, dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pola asuh, urutan kelahiran, jenis kelamin dengan kemandirian anak usia prasekolah. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel independen pola asuh, urutan kelahiran, dan jenis kelamin. Variabel dependen kemandirian anak usia prasekolah. Sampel sebanyak 39 responden ibu dan anak yang diambil dengan menggunakan purposive sampling. Hasil Penelitian dengan uji Regresi Linier menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) pada faktor pola asuh yang artinya ada hubungan faktor pola asuh dengan kemandirian, sedangkan pada faktor jenis kelamin menunjukkan nilai p = 0,578 (p > 0,05)  artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kemandirian anak, dan faktor urutan kelahiran (p = 0,256) (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan urutan kelahiran dengan kemandirian. Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua tentang pola asuh demokratis yang tepat sesuai dengan karakter anak sehingga kemandirian anak dapat berkembang. Kata Kunci: Anak Usia Pra Sekolah, Jenis Kelamin, Kemandirian, Pola Asuh, Urutan Kelahiran DOI: 10.5281/zenodo.4774696
PENGARUH STIMULASI ORAL TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR Lilis Fatmawati; Yuanita Syaiful; Arum Ayu Ning Tias
Journals of Ners Community Vol 12 No 1 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i1.1298

Abstract

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) seringkali sulit mengalami peningkatan berat badan dikarenakan kurangnya kemampuan minum yang membuat bayi BBLR mengalami kegagalan dalam pertumbuhan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan stimulasi oral sejak dini berupa sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot disekitar bibir dan mulut. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh stimulasi oral terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR. Desain penelitian ini menggunakan desain studi one group test design dengan pre and post test.. Populasi penelitian ini adalah 24 bayi dan sampel yang digunakan 23 bayi dengan Purposive Sampling. Variabel independen adalah stimulasi oral dan variabel dependen adalah peningkatan berat badan bayi BBLR. Pengumpulan data menggunakan SOP stimulasi oral sedangkan peningkatan berat badan menggunakan lembar observasi. Pemberian stimulasi oral selama 12 hari, setiap hari dilakukan selama tiga kali selama 15 menit. Dievaluasi per 6 hari. Kemudian dianalisa menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan signifikansi p<0,05. Hasil Penelitian menunjukkan peningkatan berat badan sebelum stimulasi oral terdapat presentase 87,0% artinya bayi BBLR banyak mengalami penurunan berat badan. Sesudah dilakukan stimulasi oral peningkatan berat badan sebesar dialami hampir seluruh responden dengan presentase 95,7% dengan nilai (p=0,000)<0,05 artinya ada pengaruh stimulasi oral terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR. Perawat perlu melakukan stimulasi oral untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR sehingga nutrisi bisa terpenuhi, tidak adanya gangguan pertumbuhan, dan lama perawatan menjadi lebih cepat. DOI: 10.5281/zenodo.5226007
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati; Sri Hartutik
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1424

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi multi kompleks yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dukungan suami merupakan faktor yang turut berperan menentukan keadaan emosi atau perasaan ibu sehingga mempengaruhi kelancaran hormon oksitoksin dan prolaktin yang mempengaruhi emosi dan pikiran serta merangsang  pengeluaran ASI. Dukungan suami sangat penting untuk keberhasilan pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan suami pada ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data didapatkan dari kuesioner untuk mengetahui dukungan suami dan keberhasilan pemberian ASI dengan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi aterm yang di rawat di ruang NICU RSUD Ibnu Sina Gresik sebanyak 22. Besar sampel yang diambil sebanyak 21 responden menggunakan teknik Purposive Sampling. Pembuktian hipotesa dengan uji statistika uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dukungan suami sebagian besar mendukung memberikan ASI sebanyak 52%  sementara keberhasilan pemberian ASI hampir sebagian memberikan ASI sebanyak 42 %. Dari uji statistika menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami dengan keberhasilan ASI dibuktikan dengan nilai 0.001. Bentuk dukungan suami dapat diberikan sejak kehamilan hingga  membantu ibu melakukan inisiasi menyusu dini setelah persalinan dan memberikan perhatian selama ibu memberikan ASI eksklusif. DOI: 10.5281/zenodo.5896704
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG SARAPAN SEHAT DAN JAJANAN AMAN PADA IBU BALITA DI DESA PULOPANCIKAN GRESIK: INCREASING KNOWLEDGE AND ATTITUDE REGARDING HEALTHY BREAKFAST AND SAFE SNACKS AMONG MOTHERS OF TODDLERS IN PULOPANCKAN VILLAGE, GRESIK Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati
Jurnal Abdimas Pamenang Vol. 2 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Pamenang - JAP
Publisher : STIKES Pamenang Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jap.v2i2.225

Abstract

Abstrak Masyarakat sering mengabaikan asupan nutrisi anak – anak khususnya sarapan dengan komposisi gizi yang seimbang dan konsumsi jajanan anak-anak dengan aman. Kepedulian yang menurun  terhadap tidak sarapan dan konsumsi jajanan yang tidak aman dengan kesehatan.  Masyarakat cenderung memilih makanan yang enak, porsi yang banyak dan harga yang murah. Hasil pengawasan Badan POM RI tahun 2013-2015 menunjukkan bahwa 19-47% dari sampel pangan jajanan anak sekolah yang diuji Tidak Memenuhi Syarat (TMS) karena penyalahgunaan bahan berbahaya serta cemaran mikroba yang melebihi batas. Dengan banyaknya jajanan tidak aman dan pemilihan sarapan yang tidak sehat disebabkan oleh beberapa faktor yakni pengetahuan dan sikap. Berdasarkan hasil wawancara pada 5 ibu balita di Desa Pulopancikan Gresik didapatkan bahwa 4 ibu balita (80%) mempunyai pengetahuan kurang dan sikap negatif, sedangkan 1 ibu balita (20%) dengan pengetahuan cukup dan sikap negatif. Pengetahuan yang kurang dan sikap negatif tentang sarapan sehat dan jajanan aman tidak baik bagi kesehatan anak-anak lebih lanjut, karena jajanan yang dibeli jauh dari syarat jajanan aman dan konsumsi sarapan sehat yang jarang dilakukan atau komposisi gizi dalam sarapan yang tidak seimbang berdampak pada kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian informasi tentang sarapan sehat dan pemilihan jajanan aman sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga melindungi anak-anak dari pangan yang tidak memenuhi standar persyaratan keamanan, mutu dan gizi. Tujuan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada 20-21 Maret 2024 adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita tentang makanan sehat dan jajanan aman. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan yang diadakan di Aula Balai Desa Pulopancikan Gresik. Peserta penyuluhan adalah ibu-ibu balita di wilayah Desa Pulopancikan sebanyak 30 orang. Media yang digunakan adalah leaflet tentang sarapan sehat dan jajanan aman. Selama proses penyuluhan kesehatan ini peserta  sangat antusias mendengarkan dari awal sampai akhir kegiatan. Hasil dari kegiatan ini didapatkannya peningkatan rata-rata pengetahuan yaitu 83,4% baik dan 76,6% sikap positif. Pengabdian masyarakat ini dapat menjadikan ibu-ibu balita tahu akan pentingnya sarapan sehat dan konsumsi jajanan yang aman untuk anak – anaknya dan mau menerapkannya. Hasil pengabdian ini diharapkan akan menjadi modal dasar dalam pencapaian gizi yang seimbang, anak yang sehat, generasi yang cerdas dan ceria. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Sarapan Sehat, Jajanan Aman, Ibu Balita   Abstract People often ignore children's nutritional intake, especially breakfast with a balanced nutritional composition and safe consumption of children's snacks. Decreased concern about not having breakfast and consuming snacks that are unsafe for health. People tend to choose delicious food, large portions and cheap prices. The results of supervision by the Indonesian POM Agency in 2013-2915 showed that 19-47% of the school children’s snack food samples tested did not meet the requirements (TMS) due to misuse of dangerous ingredienst and microbial contamination the limits. The many unsafe snacks and unhealthy breakfast choices are caused by several factors, namely knowledge and attitude. Based on the results of interviews with 5 mothers of toddlers in Pulopancikan Gresik Village, it was found that 4 mothers of toddlers (80%) had insufficient knowledge and negative attitudes, while 1 mother of toddlers (20%) had sufficient knowledge and a negative attitude. Insufficient knowledge and negative attitudes about healthy breakfasts and safe snacks are not good for children's health, because the snacks purchased are far from the requirements for safe snacks and infrequent consumption of healthy breakfasts or the unbalanced nutritional composition of breakfast has an impact on the quality of growth. and child development. Providing information about healthy breakfasts and choosing safe snacks is very important in increasing knowledge and attitudes so as to protect children from food that does not meet safety, quality and nutritional standarts. The aim of this community service carried out on March 20-21 2024  is to increase the knowledge and attitudes of mothers of toddlers about healthy food and safe snacks. The method used was health education held in the Pulopancikan Gresik Village Hall. The counseling participants were 30 mothers of toddlers in the Pulopancikan Village area. The media used were leaflets about healthy breakfasts and safe snacks. During the health education process, participants were very enthusiastic in listening from the beginning to the end of the activity. The results of this activity showed an average increase in knowledge, namely 83.4% good and 76.6% positive attitude. This community service can make mothers of toddlers know the importance of a healthy breakfast and consumption of safe snacks for their children and be willing to implement it. It is hoped that the results of this service will become basic capital in achieving balanced nutrition, healthy children, an intelligent and cheerful generation.  Keywords : Knowledge, Attitude, Mothers of Toddlers, Healtthy Breakfast, Safe Snacks
Efficacy and safety of red onion use in reducing fever in children Anjeli, A Maya Rupa; Fatmawati, Lilis; Haritami, Sheilla Aziza
Jurnal Keperawatan Vol. 15 No. 02 (2024): July
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jk.v15i02.32670

Abstract

Introduction:  Fever in children often causes concern for parents as it is the body's response to infection. Red onion, which possesses antimicrobial and anti-inflammatory properties, has garnered attention as an alternative therapy for managing fever. Objectives:  This study aims to evaluate the effect of red onion administration in reducing fever in children, as well as to ensure its efficacy and safety. Methods:  A controlled randomized clinical trial design was employed, involving children with mild to moderate fever. The treatment group received red onion, while the control group received a placebo. Body temperature measurements and fever symptoms were periodically assessed. Results:  The study findings indicate that red onion administration significantly reduces body temperature and accelerates the recovery of fever symptoms in children, without significant adverse effects associated with its use. Conclusions:  Red onion administration in children proves to be effective in safely reducing fever. These findings provide a strong basis for considering the use of red onion as an effective adjunct therapy in managing fever in children. Further research is needed to validate these findings and optimize the use of red onion in pediatric treatment.
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGGURU TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Yuanita Syaiful; Lilis Fatmawati; Cicik Nurma Tristanti
Jurnal Nurse Vol. 7 No. 1 (2024): Januari: Jurnal Nurse
Publisher : STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/nurse.v7i1.177

Abstract

Low Birth Weight (LBW) infants with weak clinical conditions and requiring treatment in an intensive room, separated from their mothers are a cause of anxiety in mothers. The kangaroo mother care provides an opportunity for the baby to attach to the mother to create a bounding attachment that gives the mother satisfaction. The purpose of this study was to explain the effect of kangaroo care on the anxiety level of mothers with low birth weight babies in the NICU. This study used a Pre Experimental One Group Pre Post Test Design without a control group. The population is mothers with low birth weight babies who are treated at Bhakti Dharma Husada Hospital Surabaya. A sample of 14 respondents was taken by purposive sampling, according to inclusion criteria. The independent variable is the kangaroo mother care and the dependent variable is the level of anxiety of mothers with LBW babies. Data were collected using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire and the intervention was carried out 2 hours for 3 days. Data were analyzed using the Wilcoxon sign rank test with a significance level of <0.05. The results showed that the level of anxiety of mothers with low birth weight babies before the intervention was 78.57% moderate anxiety, while after the intervention was 85.72% mild anxiety. While the significance level = 0.001 which means that there is an effect of kangaroo mother care on the anxiety level of mothers with low birth weight babies. The kangaroo mother care can reduce anxiety so that it can be implemented in the hospital and later the mother can also continue on her own at home.
The combination effect of moringa leaf and white rice flour as a facial mask on acne vulgaris among female teenagers Fatmawati, Lilis; Umah, Khoiroh; Zulmiatin, Silvia
Pediomaternal Nursing Journal Vol. 10 No. 2 (2024): VOLUME 10 NO 2 SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pmnj.v10i2.52864

Abstract

Introduction: Acne vulgaris, commonly known as acne, is an inflammatory skin condition characterized by comedones, papules, pustules, and nodules, primarily affecting adolescents. Although not dangerous, it can be managed with both pharmacological and non-pharmacological treatments, such as facial masks made from a combination of Moringa leaves and white rice flour. This study aims to evaluate the effect of Moringa leaf masks combined with white rice flour on the healing of acne vulgaris with two different dosages. Methods: This study used a two-group pre-post test design. A non-probability purposive sampling technique was employed to select 35 respondents. The independent variable was the administration of Moringa leaf masks combined with white rice flour, while the dependent variable was the healing of acne vulgaris in adolescents. The mask combinations used were 10 grams of Moringa leaves and 5 grams of rice flour, and vice versa. An observation sheet assessed the level of acne vulgaris severity. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank Test and the Mann-Whitney Test. Results: The Wilcoxon Signed Rank Test showed a P-value 0.083 for dose 1, indicating that the intervention had no significant effect on acne vulgaris healing between pre-test and post-test. However, dose 2 had a P-value 0.046, suggesting a significant effect in reducing acne vulgaris. The Mann-Whitney Test revealed a P-value 0.551, indicating no significant difference between dose 1 and dose 2 in the healing of acne vulgaris after the intervention. Conclusion: Both dosages of the Moringa leaf mask combined with white rice flour were effective in reducing the severity of acne vulgaris. Keywords: acne vulgaris; face mask; moringa leaves; rice flour