Claim Missing Document
Check
Articles

STIMULASI ORAL MENINGKATKAN REFLEK HISAP PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Syaiful, Yuanita; Fatmawati, Lilis; Sholichah, Siti
Journals of Ners Community Vol 10 No 1 (2019): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v10i1.841

Abstract

Bayi BBLR sering mengalami kesulitan oral feeding, yang disebabkan oleh imaturitas organ yang akan berdampak pada gagalnya perawatan bayi BBLR. Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian BBLR adalah dengan mengatasi masalah yang terjadi dengan reflek hisap yang lemah, yaitu dengan memberikan stimulasi oral sejak dini berupa sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot disekitar mulut. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh stimulasi oral terhadap reflek hisap bayi BBLR.Desain penelitian yang digunakan adalah pra experimental dengan one group pre and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 bayi yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan besar sampel yang digunakan adalah 28 bayi. Variabel independent adalah stimulasi oral dan variabel dependent adalah reflek hisap bayi BBLR. Pengumpulan data menggunakan SOP Stimulasi Oral sedangkan reflek hisap dengan lembar observasi. Pemberian stimulasi oral selama 7 hari, frekuensi 1 kali/ hari dengan durasi masing-masing 15 menit.Hasil penelitian menunjukkan bahwa reflek hisap sebelum pemberian stimulasi oral menunjukkan reflek hisap kurang yaitu sebanyak 15 responden (54%) dan sesudah dilakukan stimulasi oral terjadi peningkatan reflek hisap cukup yaitu sebanyak 18 responden (64%). Hasil analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan signifikansi p < 0,05 didapatkan p= 0,000 yang artinya ada pengaruh stimulasi oral terhadap reflek hisap pada bayi BBLR.Perawat perlu melakukan stimulasi oral untuk meningkatkan reflek hisap pada bayi BBLR sehingga lama perawatan menjadi lebih singkat, penyembuhan bayi lebih cepat dan biaya perawatan berkurang.Kata Kunci : Stimulasi Oral, Reflek Hisap, Bayi Berat Lahir RendahDOI: 10.5281/zenodo.3549135
PENGARUH PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM Fatmawati, Lilis; Syaiful, Yuanita; Wulansari, Nur Afni
Journals of Ners Community Vol 10 No 2 (2019): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v10i2.904

Abstract

Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancar pengeluaran ASI. Di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik intervensi yang dilakukan untuk pengeluaran ASI selain menggunakan kompres hangat dan dingin sudah diberikan perawatan payudara, tapi hasilnya kurang optimal dikarenakan petugas kesehatan tidak melakukan praktik secara langsung melainkan hanya memberikan informasi tentang perawatan payudara pada ibu post partum.Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum.Penelitian ini menggunakan metode Pra Eksperimental dengan rancangan One-Group Pra-Post test design. Metode sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 responden sedangkan sampel diambil sebanyak 28 responden yang diintervensi menggunakan perawatan payudara. Variabel independen yaitu perawatan payudara. Variabel dependen yaitu pengeluaran ASI. Data penelitian ini diambil menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan nilai standar <0.05.Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukan intervensi nilai rata-rata pengeluaran ASI 40,89 dan sesudah dilakukan intervensi nilai rata-rata pengeluaran ASI 77,50 nilai signifikan (2-tailed) = 0,000 yang berarti bahwa p<0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya ada pengaruh perawatan payudara terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Perawatan payudara dilakukan 2x sehari post partum hari ke-1 sampai hari ke-3 selama ±30 menit.Perawatan payudara dapat meningkatkan pengeluaran ASI pada ibu post partum sehingga dapat digunakan sebagai SOP yang diterapkan oleh tenaga kesehatan.Kata Kunci: Perawatan payudara, pengeluaran ASI, Ibu post partum.DOI: 10.5281/zenodo.3561981
KUNYIT ASAM (CURCUMA DOEMSTICA VAL) MENURUNKAN INTENSITAS NYERI HAID Fatmawati, Lilis; Syaiful, Yuanita; Nikmah, Kusrotin
Journals of Ners Community Vol 11 No 1 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i1.1002

Abstract

Masa remaja (Pubertas) merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanakke masa dewasa, Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis. Dismenore adalah nyeri haid sebelum atau selama menstruasi, yang membuat wanita tidak dapat bekerja dan hanya tidur. Alternatif terapi herbal yang digunakan adalah minum jamu kunyit asam untuk mengurangi rasa nyeri pada nyeri haid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi jamu kunyit asam terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri di Desa Kedungsoko Kecamatan Mantup Kabupaten Lamongan.Desain penelitian yang digunakan adalah Pra Eksperimental One Group Pre-Post Test Design. Populasinya adalah remaja putri berusia 12-18 tahun yang yang belum menikah yang sudah mengalami menstruasi sebanyak 35 responden. Dengan teknik sampel penelitian menggunakan Purposive Sampling, jumlah sampel 32 responden, variabel independen jamu kunyit asam dan variabel dependen intensitas nyeri haid. Instrument yang digunakan penelitian ini adalah Standart Operational Prosedure (SOP) pembuatan jamu kunyit asam dan lembar observasi skala nyeri Bourbanis. pemberian jamu kunyit asam yaitu 1 kali sehari sebanyak 150 ml selama 4 hari yang dilakukan 2 hari sebelum menstruasi sampai hari ke 2 menstruasi.Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa nilai rata-rata sebelum diberikan jamu kunyit asam adalah 3.2188 dan nilai standart deviasinya 1.03906 sedangkan nilai rata-rata sesudah diberikan jamu kunyit asam adalah 1.4062 dan nilai standart deviasinya 0.66524. Dengan nilai signifikan = 0.000, berarti p<0,05 maka H1 diterima artinya ada potensi jamu kunyit asam terhadap intensitas nyeri haid pada remaja putri.Hal ini menunjukkan bahwa jamu kunyit asam memiliki potensi terhadap intensitas nyeri haid sehingga bagi wanita bisa menerapkannya apabila mengalami nyeri haid.Kata Kunci: Jamu Kunyit Asam, Nyeri HaidDOI: 10.5281/zenodo.4724269 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA SEKOLAH Syaiful, Yuanita; Fatmawati, Lilis; Nafisah, Wanda Mahfuzatin
Journals of Ners Community Vol 11 No 2 (2020): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v11i2.1134

Abstract

Masa anak-anak sangat penting dalam proses perkembangan kemandirian. Anak usia pra sekolah banyak yang mengalami keterlambatan kemandirian. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian yaitu pola asuh orang tua, urutan kelahiran, dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor pola asuh, urutan kelahiran, jenis kelamin dengan kemandirian anak usia prasekolah. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional. Variabel independen pola asuh, urutan kelahiran, dan jenis kelamin. Variabel dependen kemandirian anak usia prasekolah. Sampel sebanyak 39 responden ibu dan anak yang diambil dengan menggunakan purposive sampling. Hasil Penelitian dengan uji Regresi Linier menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) pada faktor pola asuh yang artinya ada hubungan faktor pola asuh dengan kemandirian, sedangkan pada faktor jenis kelamin menunjukkan nilai p = 0,578 (p > 0,05)  artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kemandirian anak, dan faktor urutan kelahiran (p = 0,256) (p > 0,05) artinya tidak ada hubungan urutan kelahiran dengan kemandirian. Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua tentang pola asuh demokratis yang tepat sesuai dengan karakter anak sehingga kemandirian anak dapat berkembang. Kata Kunci: Anak Usia Pra Sekolah, Jenis Kelamin, Kemandirian, Pola Asuh, Urutan Kelahiran DOI: 10.5281/zenodo.4774696
PENGARUH STIMULASI ORAL TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR Fatmawati, Lilis; Syaiful, Yuanita; Ayu Ning Tias, Arum
Journals of Ners Community Vol 12 No 1 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i1.1298

Abstract

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) seringkali sulit mengalami peningkatan berat badan dikarenakan kurangnya kemampuan minum yang membuat bayi BBLR mengalami kegagalan dalam pertumbuhan. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini dengan memberikan stimulasi oral sejak dini berupa sentuhan pemijatan terhadap jaringan otot disekitar bibir dan mulut. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh stimulasi oral terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR. Desain penelitian ini menggunakan desain studi one group test design dengan pre and post test.. Populasi penelitian ini adalah 24 bayi dan sampel yang digunakan 23 bayi dengan Purposive Sampling. Variabel independen adalah stimulasi oral dan variabel dependen adalah peningkatan berat badan bayi BBLR. Pengumpulan data menggunakan SOP stimulasi oral sedangkan peningkatan berat badan menggunakan lembar observasi. Pemberian stimulasi oral selama 12 hari, setiap hari dilakukan selama tiga kali selama 15 menit. Dievaluasi per 6 hari. Kemudian dianalisa menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan signifikansi p<0,05. Hasil Penelitian menunjukkan peningkatan berat badan sebelum stimulasi oral terdapat presentase 87,0% artinya bayi BBLR banyak mengalami penurunan berat badan. Sesudah dilakukan stimulasi oral peningkatan berat badan sebesar dialami hampir seluruh responden dengan presentase 95,7% dengan nilai (p=0,000)<0,05 artinya ada pengaruh stimulasi oral terhadap peningkatan berat badan pada bayi BBLR. Perawat perlu melakukan stimulasi oral untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR sehingga nutrisi bisa terpenuhi, tidak adanya gangguan pertumbuhan, dan lama perawatan menjadi lebih cepat. DOI: 10.5281/zenodo.5226007
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI Syaiful, Yuanita; Fatmawati, Lilis; Hartutik, Sri
Journals of Ners Community Vol 12 No 2 (2021): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v12i2.1424

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi multi kompleks yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dukungan suami merupakan faktor yang turut berperan menentukan keadaan emosi atau perasaan ibu sehingga mempengaruhi kelancaran hormon oksitoksin dan prolaktin yang mempengaruhi emosi dan pikiran serta merangsang  pengeluaran ASI. Dukungan suami sangat penting untuk keberhasilan pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan suami pada ibu menyusui dengan keberhasilan pemberian ASI. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Data didapatkan dari kuesioner untuk mengetahui dukungan suami dan keberhasilan pemberian ASI dengan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi aterm yang di rawat di ruang NICU RSUD Ibnu Sina Gresik sebanyak 22. Besar sampel yang diambil sebanyak 21 responden menggunakan teknik Purposive Sampling. Pembuktian hipotesa dengan uji statistika uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan dukungan suami sebagian besar mendukung memberikan ASI sebanyak 52%  sementara keberhasilan pemberian ASI hampir sebagian memberikan ASI sebanyak 42 %. Dari uji statistika menunjukkan ada hubungan antara dukungan suami dengan keberhasilan ASI dibuktikan dengan nilai 0.001. Bentuk dukungan suami dapat diberikan sejak kehamilan hingga  membantu ibu melakukan inisiasi menyusu dini setelah persalinan dan memberikan perhatian selama ibu memberikan ASI eksklusif. DOI: 10.5281/zenodo.5896704
PENDIDIKAN KESEHATAN MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI USIA 9-12 TAHUN Fatmawati, Lilis; Syaiful, Yuanita; Tamada, Merinne
Journals of Ners Community Vol 13 No 1 (2022): Journals of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i1.1626

Abstract

Menarche adalah haid yang pertama kali yang baru datang setelah berumur 10 – 16 tahun. Ketidaktahuan anak tentang menstruasi dapat mengakibatkan anak sulit untuk menerima menarche. Pendidikan kesehatan tentang menarche dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi menarche. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendidikan kesehatan  terhadap pengetahuan dan kesiapan menghadapi menarche. Metode penelitian ini menggunakan pre eksperimental one group pre-post test design dengan menggunakan total sampling berjumlah 21 siswi usia 9-12 tahun di SDN 2 Sidomoro Gresik.  Variabel independen adalah pendidikan kesehatan dan variabel dependen adalah pengetahuan dan kesiapan menghadapi menarche. Pengumpulan data menggunakan instrumen SAP dan leaflet untuk pendidikan kesehatan, sedangkan pengetahuan dan kesiapan menghadapi menarche menggunakan kuesioner. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan 1 kali dengan  durasi 30 menit. Data di analisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat signifikan p<ɑ (0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan dan tingkat kesiapan responden menghadapi menarche. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan  terdapat 100% pengetahuan kurang dan 100% siswi tidak siap saat menghadapi menarche dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terdapat 100% pengetahuan baik dan 100% siswi siap menghadapi menarche. Hasil uji wilcoxon diketahui  p=0.000 < 0,05 artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan kesiapan siswi menghadapi menarche. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi menarche, sehingga diharapkan dapat dijadikan sarana promosi atau edukasi kesehatan kepada siswi tentang pentingnya mempersiapkan dari berbagai aspek dalam menghadapi menarche.
EFEKTIVITAS REBUSAN DAUN SIRIH MERAH DAN KONSUMSI PUTIH TELUR AYAM REBUS TERHADAP LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM Syaiful, Yuanita; Fatmawati, Lilis; Indrawati, Emi
Journals of Ners Community Vol 13 No 5 (2022): Jurnal of Ners Community
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jnerscommunity.v13i5.1732

Abstract

Luka Perineum adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh.Lama penyembuhan luka jahitan perineum akan berlangsung 7-10 hari dan tidak lebih dari 14 hari.Perawatan perineum dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara farmakologis (bethadine/profidone iodine) dan non farmakologis (rebusan daun sirih merah dan konsumsi telur ayam rebus). Tujuan penelitian adalah mengetahui Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus Terhadap Luka Perineum Ibu Post Partum. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experiment(Two group pre test dan post test design).Denganpopulasi Ibu Post Partum diRumah Sakit Petrokimia Gresik berjumlah 30 orang, sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang secara purposive sampling, yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 9 orang diberikan rebusan daun sirih merah dan 9 orang diberikan putih telur ayam rebus dengan uji wilcoxon.Analisa data Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus menggunakan uji mann whitney. Berdasarkan hasil uji wilcoxonterdapat pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilaiP-value = 0,014, dan pada hasil uji wilcoxon dengan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai P-value = 0,005. Kemudian dilanjutkan analisa uji mann whitney ditemukan terdapat perbedaan efektifitas rebusan daun sirih merah dan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai p= 0,022. Konsumsi rebusan putih telur ayamdapat dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyeembuhan luka perineum. Luka Perineum adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh.Lama penyembuhan luka jahitan perineum akan berlangsung 7-10 hari dan tidak lebih dari 14 hari.Perawatan perineum dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara farmakologis (bethadine/profidone iodine) dan non farmakologis (rebusan daun sirih merah dan konsumsi telur ayam rebus). Tujuan penelitian adalah mengetahui Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus Terhadap Luka Perineum Ibu Post Partum. Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experiment(Two group pre test dan post test design).Denganpopulasi Ibu Post Partum diRumah Sakit Petrokimia Gresik berjumlah 30 orang, sampel dalam penelitian berjumlah 18 orang secara purposive sampling, yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, 9 orang diberikan rebusan daun sirih merah dan 9 orang diberikan putih telur ayam rebus dengan uji wilcoxon.Analisa data Efektivitas Rebusan Daun Sirih Merah Dan Konsumsi Putih Telur Ayam Rebus menggunakan uji mann whitney. Berdasarkan hasil uji wilcoxonterdapat pengaruh rebusan daun sirih merah terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilaiP-value = 0,014, dan pada hasil uji wilcoxon dengan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai P-value = 0,005. Kemudian dilanjutkan analisa uji mann whitney ditemukan terdapat perbedaan efektifitas rebusan daun sirih merah dan konsumsi putih telur ayam rebus terhadap luka perineum ibu post partum dengan nilai p= 0,022. Konsumsi rebusan putih telur ayamdapat dijadikan sebagai pengobatan alami untuk penyeembuhan luka perineum.
The Influence of Reproductive Health Education Using Chain Whispering Methods on Knowledge and Attitudes of Young Women Anjeli, A Maya Rupa; Fatmawati, Lilis; Syaiful, Yuanita; Anggraini, Shilvia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 03 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v16i03.4206

Abstract

Health Education is an activity to create health education that seeks to make young people aware of how to take care of their health, how to avoid or prevent things that are detrimental to their own health, one of the problems of young women is the lack of knowledge of reproductive health. This study aims to determine the effect of reproductive health education using the whisper chain method on the knowledge and attitudes of young women. The design of this research is pre-experimental. The design of this study uses the Pre-test – Post-test Design. The population of all grade VI students is 22 students. The sample of this research was class VI girls at UPT SD NEGERI 60 Gresik. The sampling technique was carried out by purposive sampling with 21 female students who met the inclusion and exclusion criteria as respondents. The independent variable of health education and the dependent variable are the knowledge and attitudes of young women about reproductive health using the chain whisper method. Data was collected using knowledge and attitude questionnaires before and after the provision of reproductive health education. Reproductive health education using the chain whisper method was carried out for 1 time 120 minutes at UPT SD Negeri 60 Gresik, Cerme District, Gresik Regency. Statistical test using the Wilcoxon Test ≤0.05. The results of the research on knowledge of young women before being given reproductive health education (poor) after (good) p=0.001, attitudes of young women before being given reproductive health education (negative) after (positive) p=0.000. This means that there is an influence of reproductive health education using the chain whisper method on the knowledge and attitudes of young women. For this reason, the researchers hope that this research can be used as a form of routine activity to add insight to female students about reproductive health.
Relationship Between Adequacy of Breastfeeding and The Incidence of Neonatal Jaundice in The NICU at Darus Syifa’ Islamic Hospital Surabaya Syaiful, Yuanita; Fatmawati, Lilis; Sumiyati, Sumiyati
Caring: Indonesian Journal of Nursing Science Vol. 5 No. 1 (2023): Caring: Indonesian Journal of Nursing Science
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijns.v5i1.12001

Abstract

Inappropriate early breastfeeding is associated with reduced caloric intake and increased serum bilirubin. It occurs due to a lack of caloric intake to increase enterohepatic circulation. Early breastfeeding for neonates can reduce the occurrence of jaundice. This study aimed to determine the relationship between adequacy breastfeeding and the incidence of neonatal jaundice at the Darus Shifa Islamic Hospital Surabaya. This study used an analytical research design with a cross-sectional approach and a purposive sampling method. The population of this study was 35 respondents. The sample in this study was 32 respondents, and there were two variables. The dependent variable was the adequacy of breastfeeding using an instrument on an observation sheet. The independent variable was the incidence of jaundice using a checklist instrument. Data analysis used Spearman rho. The results of the statistical analysis test using the Spearman rho statistic test with the help of SPSS obtained a significance value of p = 000 which means there is a relationship between the adequacy of breastfeeding. The incidence of neonatal jaundice is r =0,912, meaning there is a solid correlation between the adequacy of breastfeeding and the incidence of it. Adequacy breastfeeding is one way to prevent neonatal jaundice with the support of professional health workers' information to mothers about breastfeeding and its benefits. Thereby affecting the continuity of mothers in breastfeeding so that babies do not experience neonatal jaundice.