Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pariwisata Halal: Studi Komparatif Hotel Syariah di Yogyakarta dan Bali Halim, Abd.; Baroroh, Nurdhin
Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam Vol 15 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Syariah IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/mnh.v15i1.4602

Abstract

In recent years, the hotel business has become a leading sector in the development of the halal industry. This makes hoteliers compete to provide excellent service for Muslim tourists. This phenomenon received a positive response from the government with the issuance of the Minister of Tourism and Creative Economy Regulation No. 2 of 2014 concerning guidelines for the implementation of a sharia hotel business. This paper attempts to describe the response of hoteliers in Yogyakarta and Bali to ministerial regulation. The results of this study conclude that hoteliers in Yogyakarta respond to these regulations by choosing the concept of a sharia hotel, namely hotel management in accordance with the provisions of Islamic law; while hoteliers in Bali choose the concept of a Muslim-friendly hotel, namely a hotel with Islamic characteristics that is able to provide basic facilities that are more friendly to Muslim customers.
Harga dan Mekanisme Pasar (Studi Perbandingan Ibn Taimiyah dan Ibn Khaldun) az-zarqa, az-zarqa; Baroroh, Nurdhin
Az-Zarqa': Jurnal Hukum Bisnis Islam Vol. 10 No. 2 (2018): Az-Zarqa'
Publisher : Sharia and Law Faculty of Sunan Kalijaga Islamic State University Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/azzarqa.v10i2.1747

Abstract

Keberadaan harga dan mekanisme pasar sebagai salah bagian dari rangkaian aktivitas ekonomi khususnya dalam perdagangan dan perniagaan harus mampu mencerminkan nilai keadilan, bagi produsen dan juga konsumen yang pada akhirnya akan berakibat pada perekomonian negara. Lewat keseimbangan harga dan mekanisme pasar yang didasarkan pada hukum alamiah pasar maka kewajaran dalam perdagangan itu akan muncul. Peran negara di satu sisi diperlukan sebagai satu manifestasi kekuasaan yang mewilayahi satu wilayah daerah, namun di sisi lain intervensi yang dilakukan dikhawatirkan bisa dimanfaatkan oleh segelintir kelompok untuk meraup keuntungan pribadi yang jauh dari nuansa kealamiahan harga dan mekanisme pasar itu sendiri. Ibn Timiyyah dan Ibn Khaldun dua ulama besar Islam lewat karya-karyanya telah melakukan kajian yang dalam terhadap hal ini, meskipun memiliki keberbedaan konsep terhadap harga dan mekanisme pasar akan tetapi keduanya memiliki satu pedoman dasar yang sama yaitu keadilan dan kemaslahatan, baik bagi produsen ataupun konsumen.
The Harmony of Culture and Religion in the Mithonian Tradition: A Study of the Perspective of Nahdlatul Ulama' Bangil, Pasuruan Baroroh, Nurdhin; Sabila, Ahmad Ahda
Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol 26, No 1 (2024)
Publisher : Sharia and Law Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jms.v26i1.19729

Abstract

Mitoni merupakan satu tradisi yang sudah berjalan turun temurun sehingga menjadi sebuah adat istiadat yang dilakukan ketika kehamilan mencapai usia ketujuh. Kata mitoni tidak saja berarti pitu yang berarti tujuh akan tetapi juga bisa bermakna pitulungan atau pertolongan, maksudnya adalah tradisi ini tidak hanya sebagai tradisi ketika usia kehamilan mencapai tujuh bulan, akan tetapi juga suatu wujud permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bayi yang dikandung beserta ibunya senantiasa sehat sampai dengan kelahiran. Mengingat keberadaan mitoni sebagai sebuah budaya yang berada dalam tatanan masyarakat, para tokoh Nahdlatul Ulama’ di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan memiliki cara pandang tersendiri ketika menyikapi adat istiadat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan dialektika Qur’an dengan budaya lokal dan metode ijtihad ‘Urf. Digunakannya pendekatan dialektika Qur’an dengan budaya dikarekan fokus penelitian ini adalah budaya dalam sebuah masyarakat beragama, yaitu Islam. Sedangkan digunakannya ‘Urf adalah untuk memetakan hukum pelaksanaan tradisi tersebut. Dari serangkaian pendapat para tokoh dan pendekatan yang digunakan memiliki kesimpulan bahwasanya tradisi ini meskipun tidak tertera dalam teks suci agama, akan tetapi memiliki nilai kearifan lokal dan nilai keagamaan yang kemudian bisa dilestarikan, seperti permohonan pertolongan, do’a, silaturrahmi dan sedekah.
REGULASI ZAKAT MENURUT MAZHAB NEGARA DAN MAZHAB DAERAH (Studi Atas Undang-undang No. 23 Tahun 2011 Tentang Penglolaan Zakat dan Qanun Provinsi Nangroe Aceh Darussalam No 7 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Zakat dan Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No. 10 Tahun 2007 Tentang Baitul Mal) Baroroh, Nurdhin
Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum Vol. 2 No. 1 (2014): Al-Mazaahib
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.843 KB) | DOI: 10.14421/al-mazaahib.v2i1.1363

Abstract

One of the pillars of Islam which must be fulfilled by the Muslims is topaying zakat. One element in the fulfillment of Zakat is Muzakki, or theperson who has to pay zakat on property held. In any form of impositionof Islam to his people (from the praying until Hajj obligation) is notmerely a form of obedience to the commands of Allah as an expression offaith alone or Hablun Min Allah, but there is other liability which cannot be – read: like two sides of the coin – the pious charity / HablunMin An-Naas. In the context of zakat, so that the obligation imposedon the Muzakki, an obligation that is’ Aini and even in Islamichistory, Sahabat Abu Bakr R.A. never enact permissibility to fight forMuslims who do not want to pay zakat. And than according with theconditions of the times, eventually every Islamic countries in the world,is also implementing regulations regarding zakat for each country, ofcourse, with the application of different between each of these countries.
METAMORFOSIS “ILLAT HUKUM” DALAM SAD ADZ-DZARI’AH DAN FATH ADZ-DZARIAH (SEBUAH KAJIAN PERBANDINGAN) Baroroh, Nurdhin
Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum Vol. 5 No. 2 (2017): Al-Mazaahib
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.093 KB) | DOI: 10.14421/al-mazaahib.v5i2.1426

Abstract

Sad Adz-Dzariah is a breakthrough method produced by the scholars of Usul Fikih to protecting and keeping the human being as Mukallaf falling or rubbing on damage or mafsadah by closing and blocking all means, tools and wasilah that will be used for some action. But as a result of the development of life, there is another aspect that should be of concern as opposed also to avoiding damage or Mafsadah, namely the realization of the benefit or Jalbu al-Maslahah, by opening and allowing to use the means, tools and or wasilah that will be used for some action, by another method of ijtihad Fath Adz-Dzariah. So that the next concern is on the logical link or 'Illat Law must also be seen again for use, so then the transition from the Sad Adz-Dzariah Method to the Fath Adz-Dzariah Method can be done.Kata Kunci: Sad Adz-Dzariah, Fath Adz-Dzariah, sarana, alat dan wasilah
STATUS PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU TINDAK PIDANA BAGI PENDERITA GANGGUAN MENTAL KATEGORI KEPRIBADIAN ANTISOSIAL PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM Baroroh, Nurdhin; Rosdiyanti, Nike
Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum Vol. 7 No. 2 (2019): Al-Mazaahib
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.99 KB) | DOI: 10.14421/al-mazaahib.v7i2.1882

Abstract

Gangguan mental kepribadian antisosial merupakan pola pengalaman dan perilaku tidak wajar yang berhubungan dengan pikiran, perasaan, hubungan pribadi, dan pengendalian dorongan keinginan. Individu yang mengalami gangguan kepribadian antisosial disebut juga dengan sosiopat. Mereka tidak memiliki rasa bersalah dan bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan termasuk bila perbuatan tersebut merugikan orang lain, sebab mereka ini kurang memiliki pertimbangan akal. Sementara itu suatu tindak pidana bisa dilakukan oleh siapapun tanpa memandang pelakunya termasuk di sini mereka yang mengalami gangguan kepribadian antisosial. Artikel ini bermaksud melihat aspek pertanggungjawaban, penerapan sanksi dan atau peniadaan sanksi bagi penderita gangguan mental kategori kepribadian antisosial yang melakukan tindak pidana, dalam pandangan hukum positif dan hukum Islam.
Evaluating AI-Generated Fatwas: A Quality Assessment of ChatGPT and Google Bard Against Authoritative Islamic Rulings Billah, Mu'tashim; Azhari, Susiknan; Baroroh, Nurdhin; Rahma, Vivi
Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum Vol 57 No 1 (2023)
Publisher : UINSunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajish.v57i1.1032

Abstract

The use of Artificial Intelligence (AI) in Islamic law has become a global phenomenon, including in Muslim countries such as the United Arab Emirates and Egypt. AI technology began to go viral when ChatGPT and Google Bard were released, claiming to be able to reason like humans. The development of Natural Language Processing (NLP) technologies like ChatGPT and Google Bard has raised a new question: Can AI replace the role of muftis in issuing fatwas? This qualitative study analyzes the capacity of AI as a fatwa issuer by testing ChatGPT and Google Bard with specific prompts related to Islamic law. The results are compared with official fatwas from Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah, which serve as authoritative fatwa standards in Indonesia. Based on the discussion, this article finds that to date, AI NLP technology is unable to reason Islamic law as a mufti would. Therefore, AI technology cannot yet replace the role of a mufti in issuing fatwas. The main reason is that the credibility and authority of fatwas generated by AI technology cannot be guaranteed. Therefore, the use of AI technology as a fatwa issuer is not recommended. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang hukum Islam telah menjadi fenomena global, termasuk di negara-negara Muslim seperti Uni Emirat Arab dan Mesir. Teknologi AI mulai sangat viral ketika Chat GPT hingga Google Bard dirilis yang diklaim mampu berpikir layaknya bahasa manusia. Fenomena perkembangan Natural Language Processing (NLP) seperti ChatGPT dan Google Bard memicu pertanyaan baru: Dapatkah AI menggantikan peran mufti dalam berfatwa? Penelitian kualitatif ini menganalisis kapasitas AI sebagai pemberi fatwa melalui uji coba terhadap ChatGPT dan Google Bard dengan prompt spesifik terkait hukum Islam. Hasilnya dibandingkan dengan fatwa resmi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai standar fatwa yang otoritatif di Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan, artikel ini menemukan bahwa hingga saat ini, teknologi AI NLP tidak mampu melakukan nalar hukum Islam sebagaimana seorang nalar seorang mufti. Dengan begitu, teknologi AI belum mampu menggantikan peran seorang mufti untuk berfatwa. Alasan utamanya adalah bahwa hasil fatwa yang digenerate oleh teknologi AI tidak dapat dipertanggungjawabkan kredibilitas dan otoritasnya. Sehingga penggunaan teknologi AI sebagai pemberi fatwa tidak direkomendasikan.
The Harmony of Culture and Religion in the Mithonian Tradition: A Study of the Perspective of Nahdlatul Ulama' Bangil, Pasuruan Baroroh, Nurdhin; Sabila, Ahmad Ahda
Media Syari'ah Vol 26 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jms.v26i1.19729

Abstract

Mitoni merupakan satu tradisi yang sudah berjalan turun temurun sehingga menjadi sebuah adat istiadat yang dilakukan ketika kehamilan mencapai usia ketujuh. Kata mitoni tidak saja berarti pitu yang berarti tujuh akan tetapi juga bisa bermakna pitulungan atau pertolongan, maksudnya adalah tradisi ini tidak hanya sebagai tradisi ketika usia kehamilan mencapai tujuh bulan, akan tetapi juga suatu wujud permohonan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bayi yang dikandung beserta ibunya senantiasa sehat sampai dengan kelahiran. Mengingat keberadaan mitoni sebagai sebuah budaya yang berada dalam tatanan masyarakat, para tokoh Nahdlatul Ulama’ di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan memiliki cara pandang tersendiri ketika menyikapi adat istiadat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan dialektika Qur’an dengan budaya lokal dan metode ijtihad ‘Urf. Digunakannya pendekatan dialektika Qur’an dengan budaya dikarekan fokus penelitian ini adalah budaya dalam sebuah masyarakat beragama, yaitu Islam. Sedangkan digunakannya ‘Urf adalah untuk memetakan hukum pelaksanaan tradisi tersebut. Dari serangkaian pendapat para tokoh dan pendekatan yang digunakan memiliki kesimpulan bahwasanya tradisi ini meskipun tidak tertera dalam teks suci agama, akan tetapi memiliki nilai kearifan lokal dan nilai keagamaan yang kemudian bisa dilestarikan, seperti permohonan pertolongan, do’a, silaturrahmi dan sedekah.