Abstract: Women's leadership in an Islamic perspective is an issue or problem that is always discussed and interesting to discuss. Along with the times, not a few women carry out activities in the public space, such as politics, economics, social, culture and other fields. This article will examine how women's leadership is in an Islamic perspective and what roles are played by women leaders in Binjai Baru Village, Datuk Tanah Datar District, Batubara Regency. This article is a field research (Field Research), which uses descriptive qualitative methods. Data obtained through interviews, observation and documentation. Data analysis was performed using descriptive analysis techniques. This article finds that according to an Islamic perspective, women are not prohibited from becoming leaders in the public sphere. The text prohibiting women from being leaders must be reinterprate in accordance with the asbab al-wurud and changes in the law's illat. This article also found that female leaders in Binjai Baru village were able to carry out their duties and responsibilities well and their performance was no less when compared to male leaders. There are several things that affect the position of women as public officials, such as social values, social status, communication, education and work experience.Abstrak: Kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam menjadi isu atau persoalan yang selalu dibicarakan dan menarik untuk dibahas. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak sedikit perempuan yang menjalankan aktivitas di ruang publik, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya dan bidang yang lainnya. Artikel ini akan mengkaji bagaimana kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam dan peranan apa yang dimainkan pemimpin perempuan di Desa Binjai Baru, Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batubara. Artikel ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), yang menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Artikel ini menemukan bahwa menurut perspektif Islam, perempuan tidak dilarang untuk menjadi pemimpin di ruang publik. Nas pelarangan wanita sebagai pemimpin harus dibaca ulang sesuai dengan asbab al-wurud dan perubahan illat hukum. Artikel ini juga menemukan bahwa pemimpin perempuan di desa Binjai Baru mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik yang performanya tidak kalah jika dibandingkan dengan pemimpin laki-laki. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kedudukan perempuan sebagai pejabat publik, seperti nilai sosial, status sosial, komunikasi, pendidikan dan pengalaman kerja.