Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ANALISIS METODE EARNED VALUE UNTUK DURASI PENYELESAIAN PEMBANGUNAN PROYEK X DI KARAWANG Tanuwihardjo, Gervan Abraham; Anondho, Basuki; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 2, Mei 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i2.33226

Abstract

One of the main targets of project is success on time. Delays in construction projects can cause time and cost losses for parties such as contractors and owners. The earned value method was created to estimate the project completion time. Earned value management is one of the approaches developed as a tool for time management in a project. This study focuses on how to use earned value management to control the time and cost of the office and factory construction project in Karawang. The analysis in this study specifically discusses the delays and progress of the office and factory project, which has a planned duration of 44 weeks. The analysis using the earned value method yields predictions of the final project duration during the delay weeks and acceleration weeks. In the delay weeks from week 33 to week 37, the predicted final duration of the project exceeded the initial planned time. Meanwhile, in the acceleration weeks from week 38 to week 43, the predicted final duration of the project showed results less than the initial planned time. This delay was caused by fewer workers than planned, resulting in project delays, and during the acceleration weeks, additional workers were added to the project, leading to a good final duration prediction. Abstrak Salah satu ukuran utama keberhasilan proyek adalah waktu. Keterlambatan proyek konstruksi dapat menyebabkan kerugian waktu dan biaya bagi pihak-pihak seperti kontraktor dan owner. Metode Earned Value dibuat untuk memperkirakan waktu penyelesaian proyek. Earned Value management adalah salah satu pendekatan yang dikembangkan sebagai alat untuk melakukan manajemen waktu pada suatu proyek. Studi ini berfokus pada bagaimana menggunakan Earned Value management untuk mengendalikan waktu dan biaya proyek pembangunan kantor dan pabrik di Karawang. Analisis pada studi ini secara khusus membahas mengenai keterlambatan dan kemajuan dari proyek pabrik dan kantor yang memiliki durasi perencanaan selama 44 minggu. Analisis dengan menggunakan metode Earned Value mendapatkan hasil prediksi durasi akhir proyek pada minggu keterlambatan dan minggu percepatan. Pada minggu keterlambatan minggu ke-33 sampai minggu ke-37 prediksi durasi akhir proyek melebihi dari waktu rencana awal proyek. Sedangkan pada minggu percepatan minggu ke-38 sampai minggu ke-43 prediksi durasi akhir proyek menunjukan hasil kurang dari rencana awal proyek. Keterlambatan ini disebabkan oleh pekerja kurang dari rencana sehingga proyek mengalami keterlambatan dan pada minggu percepatan pekerja di proyek ditambah dan menghasilkan prediksi durasi akhir yang baik.
ESTIMASI RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) DENGAN KONSEP BUILDING INFORMATION MODELING (BIM) 3D Amiradani, Prameswari Anggun; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.34148

Abstract

Building Information Modeling (BIM) is an innovation in the construction world that can enable more efficient project planning and management. BIM is able to produce 3D models that can be used in supporting the estimation of the Budget Plan Cost. This study aims to analyze the application of 3D BIM in supporting the Budget Plan Cost estimation process using the Autodesk Revit application, and to determine the comparison of structural work cost calculations carried out using conventional methods and 3D BIM concept. The method used is a case study on a construction project by translating 2D plan working drawings into 3D modeling. This research was conducted on an 8-storey hospital building project located in Bekasi. The work that will be the subject of the research is the column, beam and reinforcement work. The application of the 3D BIM concept with the Autodesk Revit application produces a cost estimate calculation of Rp4.193.816.067,26 while the cost estimate using a conventional method is Rp4.550.435.524,17. Based on these two values, a difference of Rp356.619.465,19 is obtained, this shows that the calculation of the estimated cost of column, beam and reinforcement work using the 3D BIM concept is 7.8% cheaper than using conventional methods. Abstrak Building Information Modeling (BIM) merupakan inovasi dalam dunia konstruksi yang dapat memungkinkan perencanaan serta pengelolaan proyek menjadi lebih efisien. BIM mampu menghasilkan model 3D yang dapat digunakan dalam mendukung estimasi Rencana Anggaran Biaya (RAB). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan BIM 3D dalam mendukung proses estimasi RAB dengan menggunakan aplikasi Autodesk Revit, serta mengetahui perbandingan perhitungan biaya pekerjaan struktur yang dilakukan dengan menggunakan metode konvensional dan konsep BIM 3D. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada proyek konstruksi dengan cara menerjemahkan gambar kerja rencana 2D menjadi pemodelan 3D. Penelitian ini dilakukan pada proyek gedung rumah sakit berjumlah 8 lantai yang terletak di Bekasi. Pekerjaan yang akan dijadikan objek penelitian adalah pekerjaan kolom, balok dan pembesian. Penerapan konsep BIM 3D dengan aplikasi Autodesk Revit menghasilkan perhitungan estimasi biaya sebesar Rp4.193.816.067,26 sedangkan estimasi biaya menggunakan metode konvensional adalah sebesar Rp4.550.435.524,17. Berdasarkan kedua nilai tersebut didapatkan selisih sebesar Rp356.619.465,91 hal ini menunjukan bahwa perhitungan estimasi biaya pekerjaan kolom, balok dan pembesian menggunakan konsep BIM 3D lebih murah 7.8% dibandingkan menggunakan metode konvensional.
IDENTIFIKASI TANTANGAN DALAM PENERAPAN GREEN BUILDING DI JAKARTA Xavieri Linggo, Johannes Christophorus; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 4, November 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i4.24964

Abstract

The concept of green building is one way to address global warming. In Indonesia, the number of buildings implementing green building concepts is still very limited. The government has implemented several regulations related to green building concepts, but there are still challenges such as lack of information, inadequate financial incentives, and awareness programs by the government and other relevant authorities. This study aims to identify the barriers faced in the implementation of green building in Indonesia, specifically in DKI Jakarta, to determine the underlying constraints in the development of green building in the country. Questionnaires for this research were distributed to consultants and developers in Jakarta. The research findings indicate that there are six factors constraining green building implementation, namely regulation, government, finance, technical, technology, and education. The top three indicators that pose challenges in implementing green building in Jakarta are the requirement for certification of experts as proof of their expertise, the high financial risks associated with green building, and the significant costs involved in green building construction. Abstrak Konsep green building adalah salah satu cara untuk mengatasi pemanasan global. Di Indonesia jumlah bangunan yang menerapkan konsep green building masih sangat sedikit. Pemerintah sudah membuat beberapa peraturan yang berkaitan dengan konsep green building, namun masih terdapat tantangan seperti kurangnya informasi, kurangnya insentif keuangan dan program kesadaran oleh pemerintah dan otoritas terkait lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapan green building di Indonesia khususnya di DKI Jakarta, sehingga dapat diketahui kendala mana yang menjadi dasar dalam pengembangan green building di Indonesia. Kuesioner untuk penelitian ini disebar ke konsultan dan developer yang ada di Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 6 faktor yang menjadi kendala, yaitu; regulasi, pemerintah, finansial, teknis, teknologi, dan pendidikan. 3 peringkat indikator tertinggi yang menjadi kendala dalam penerapan green building di Jakarta adalah dalam pelaksanaan dibutuhkan sertifikasi bagi tenaga ahli sebagai bukti bahwa SDM tersebut ahli dalam bidangnya, Green Building memiliki risiko keuangan yang besar, dan Green Building menghabiskan banyak biaya.
PENYEBAB KEGAGALAN KONSTRUKSI BETON (STUDI KASUS: PROYEK KONSTRUKSI X DI JAKARTA SELATAN) Yunita, Taysa; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, Mei 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i2.25035

Abstract

In the highrise buildings construction, it’s necessary to pay attention to the quality of the materials to be used, including concrete which is one of the important elements in the building structure. This is because concrete construction is very prone to cracking, the appearance of voids, coarse aggregate that separates from the concrete mixture (segregation), and the amount of water that appears on the surface of the concrete (bleeding) so that it requires handling of concrete construction such as chipping and concreting, strengthening, grouting, and patching or sealing. Therefore, a case study was conducted on construction project X where there were concrete hollows, cracks, segregation, and visible structural reinforcement in several places in the columns, beams and slabs of the 2nd floor and 3rd floor slabs which caused the need for demolition. This study was conducted to determine the effect of the failure of the 2nd floor and 3rd floor concrete on the project completion time. From the study results, it was concluded that there were concrete compressive strength values that didn’t meet the planned strength of fc' 30 MPa based on the results of the core drill test on the beams, columns, and slabs of the 2nd floor. Abstrak Dalam pembangunan gedung bertingkat perlu diperhatikan kualitas dari bahan yang akan digunakan, termasuk beton yang menjadi salah satu unsur penting dalam struktur bangunan. Hal tersebut dikarenakan konstruksi beton sangat rawan terhadap retak, munculnya rongga, agregat kasar yang memisah dari campuran beton (segregasi), dan banyaknya air yang muncul pada permukaan beton (bleeding) sehingga dibutuhkan penanganan terhadap konstruksi beton seperti chipping and concreting, strengthening, grouting, dan patching or sealing. Oleh karena itu, dilakukan studi kasus pada proyek konstruksi X dimana terdapat beton yang berongga, retak, segregasi, serta terlihat tulangan struktur di beberapa teMPat pada bagian kolom, balok dan pelat lantai 2 dan pelat lantai 3 yang menyebabkan perlunya pembongkaran. Studi ini dilakukan untuk mengetahui akibat dari kegagalan beton lantai 2 dan lantai 3 terhadap  waktu penyelesaian proyek. Dari hasil studi diperoleh kesimpulan bahwa adanya nilai kuat tekan beton yang tidak memenuhi kuat rencana sebesar fc’ 30 MPa berdasarkan hasil dari core drill test pada balok, kolom, dan pelat lantai 2. Sedangkan untuk kegagalan pada lantai 3 disebabkan oleh lamanya waktu perjalanan truck mixer dari batching plant ke proyek, pelaksanaan pengecoran dan proses pemadatan yang mendekati waktu setting beton serta desain penulangan yang terlalu rapat menyebabkan beton sulit diratakan dengan vibrator.
PENGARUH TANGGA SCAFFOLDING PROYEK TERHADAP WAKTU PENGERJAAN PLESTER DAN ACIAN Prameswara, Caesar Dasha; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Februari 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i1.26623

Abstract

The impact of scaffolding stairs on a project regarding the time required for plastering and painting can be highly significant. Scaffolding, a framework that provides a platform for workers to access elevated or hard-to-reach areas, is commonly used in construction to ensure safe and effective access to various levels of a structure. The research aims to understand the effects of using scaffolding on the time required for plastering and painting tasks. Through this study, an analysis of the usage of scaffolding in plastering and painting work can be identified. The research also considers the importance of proper planning and management in the use of scaffolding to achieve optimal results, thereby positively influencing the entire construction project by enabling the provision of infrastructure to expedite the working time. Abstrak Pengaruh tangga scaffolding pada proyek terhadap waktu pengerjaan plester dan acian dapat sangat signifikan. Scaffolding, atau kerangka kerja yang menyediakan platform untuk pekerja memasuki area tertinggi atau sulit dijangkau, sering digunakan dalam konstruksi untuk memberikan akses yang aman dan efektif ke berbagai tingkat suatu struktur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak penggunaan tangga scaffolding pada terhadap waktu pengerjaan plester dan acian. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui analisa dari penggunaan tangga scaffolding pada pengerjaan plesteran dan acian. Penelitian ini juga memikirkan pentingnya perencanaan dan pengelolaan yang tepat dalam penggunaan tangga scaffolding untuk mencapai hasil yang maksimal, serta memberikan dampak yang positif pada seluruh pekerjaan konstruksi dengan memungkinkan proyek menyediakan infrastruktur untuk mempercepat waktu pengerjaan.
QUALITY CONTROL PEKERJAAN SLOOF DI PROYEK X Elnando, Elnando; Sutandi, Arianti
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Februari 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i1.26631

Abstract

In construction work, the most common mistakes occur are at the implementation stage. Quality control is a system implemented by a company that involves engineering, measurement and specification control activities to maintain and achieve specified product quality in accordance with established standards. The purpose of this article is also to analyze the implementation of quality control of sloof work at construction companies that takes place on project or not and can help agencies and individuals who are carrying out sloof work to maintain quality control on construction projects. In this research, data was collected through literature studies from related books and journals, direct surveys in the field to obtain technical data and direct interviews with quality supervisors (contractors) to obtain information regarding project implementation taking place in the field, especially from monitoring. contractor quality (project x in Tangerang). Based on the results of the analysis, each stage of quality control in sloof work needs to be considered and taken into account in order to maintain quality in construction. Abstrak Pada konstruksi aktual, kesalahan konstruksi paling banyak terjadi pada tahap pelaksanaan, yaitu sekitar 30%. Sebagian besar risiko kegagalan bergantung pada pekerjaan wirausahawan. Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang diterapkan oleh suatu perusahaan yang melibatkan kegiatan rekayasa, pengukuran dan pengendalian spesifikasi untuk mempertahankan dan mencapai mutu produk yang ditetapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan artikel ini juga  untuk menganalisis pelaksanaan pengendalian  mutu beton pada  perusahaan konstruksi yang berlangsung pada proyek X di wilayah Tangerang untuk dapat menyimpulkan apakah pelaksanaan pengendalian mutu tersebut apakah beton yang diterapkan pada proyek ini sudah baik. atau tidak. . Dalam penelitian ini, informasi yang tersedia dikumpulkan melalui penelitian lapangan untuk memperoleh informasi dasar dan wawancara langsung dengan pengawas mutu (kontraktor) untuk memperoleh informasi, data yang lebih komprehensif mengenai pelaksanaan proyek yang berlangsung di lapangan. Pengkajian dibahas mengaplikasikan metode observasi juga menyusun informasi  langsung di lokasi kejadian, khususnya dari monitoring kualitas kontraktor (proyek x  di Tangerang).
PROYEKSI POTENSI PENGHEMATAN AIR DENGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUSUNAWA Kurniawan, Vittorio; Sutandi, Arianti; Raharja, Michael Randy
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Februari 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i1.26747

Abstract

The declining supply of freshwater is the challenge in modern times and rainwater harvesting (RWH) is an alternative to solve the problem. This paper studies the potency of water saving at Rusunawa Muara Baru (Muara Baru Public Flat) by daily analysis instead of monthly or yearly analysis in order to take into account the rainwater tank’s capacity. The research is performed by projecting the daily rainfall during January 2019 – August 2020 onto the daily water use of the public flat occupants. Because the daily water consumption data does not exist, the paper sets the daily water consumption as per the issued standard and validates it with the real data. The water conservation rate of the RWH is determined by having the factual water usage volume reduced by the stored rainwater volume in daily timescale. The analysis presents 7,55 % water conservation during the research period. and 6,57 % by assuming average annual rainfall for Jakarta region. The daily analysis in this case does not produce different outcome compared to monthly or yearly analysis because the rainwater tank has large volume. However, daily analysis will be relevant when the storage capacity is small.. Abstrak Ketersediaan air bersih yang semakin sedikit merupakan tantangan di dunia modern dan sistem pemanenan air hujan (SPAH) merupakan salah satu alternatif solusi. Artikel ini meneliti potensi penghematan air di Rusunawa Muara Baru dengan analisis harian, bukan dengan analisis bulanan atau tahunan untuk mempertimbangkan kapasitas tampungan tangki air hujan. Penelitian ini dilakukan dengan memproyeksikan hujan pada Januari 2019 – Agustus 2020 ke kebutuhan air harian dari penghuni rusunawa. Karena data penggunaan air harian tidak ada, penelitian ini mengambil angka berdasarkan standar yang berlaku dan divalidasi dengan kebutuhan air faktual. Lalu, tingkat penghematan air oleh SPAH dihitung dengan mengurangi volume pemakaian air harian dengan volume air hujan yang ditampung secara harian. Hasil analisis menunjukkan bahwa SPAH menghemat air sebesar 7,55 % sepanjang periode penelitian dan 6,57 % dengan curah hujan tahunan rata-rata di wilayah Jakarta. Analisis harian di kasus ini tidak menghasilkan hasil yang berbeda dengan analisis bulanan atau tahunan karena besarnya volume tangki air hujan. Namun, analisis harian akan diperlukan bila kapasitas tampungan bervolume kecil.