Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

CITARUM HARUM – INVESTIGASI LAPANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT SEDIMENTASI PADA SUNGAI CITARUM Kurniawan, Vittorio; Setyarini, Ni Luh Shinta Eka; Kushartomo, Widodo; Tajudin, Anissa Noor; Sandjaya, Arif
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.469 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i2.2895

Abstract

Sungai Citarum adalah sungai yang sangat strategis bagi masyarakat mengingat Sungai Citarum merupakan sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi 35 juta jiwa masyarakat yaitu sumber air baku bagi penduduk DKI Jakarta, sumber air irigasi seluas 420.000 hektar di Jawa Barat, sumber listrik sebesar 1.900 MW bagi kawasan Jawa-Bali, dan rumah bagi 3 bendungan besar. Namun, Sungai Citarum tengah berada dalam masalah sedimentasi yang akan memperparah efek banjir dan memperpendek umur bendungan-bendungan yang ada.Kegiatan investigasi lapangan di Sungai Citarum dilaksanakan pada Mei 2018. Kegiatan ini dilakukan di beberapa lokasi di sepanjang Sungai Citarum dari hulu sampai hilir pada sebanyak 5 titik. Pada lokasi-lokasi ini, survey hidrometri yang dilakukan adalah pengukuran kecepatan arus sungai dengan currentmeter dan pengukuran kadar sedimen layang dengan US DH-48. Kedua pengukuran tersebut dilakukan pada beberapa titik di satu penampang untuk mendapatkan rata-rata dari kecepatan aliran dan kadar sedimen layang.Dengan menganalisis hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa bahwa kadar sedimen layang cenderung lebih besar di daerah hilir daripada di daerah hulu. Hasil ini menyiratkan bahwa semakin banyak sedimen yang terdapat pada sungai di bagian hilir dibandingkan dengan di bagian hulu. Hal ini disebabkan oleh banyaknya sedimen yang berasal dari longsoran DAS Citarum. Semakin ke hilir, semakin banyak sedimen yang masuk ke dalam sistem Sungai Citarum. Fenomena ini konsisten dengan maraknya perubahan tata guna lahan dari hutan ke daerah industri atau permukiman yang memudahkan terjadinya longsoran sedimen dari DAS ke dalam tubuh sungai.  
The Comparison of Reservoir Impoundment Duration between Ground Observation and Satellite Precipitation Product over Karian, Indonesia Adhi Priyambodho , Bambang; Tiffanyputri Kristiani, Anugerah; Kurniawan, Vittorio; Yulihastin, Erma; Nugraha Putra Herlambang , Rizky; Qodrita Avia , Lely; Satyawardhana , Haries; Wigati , Restu; Subekti , Subekti; Putu Purnaditya , Ngakan; Setyo Nugroho, Paulus
International Journal of Science and Environment (IJSE) Vol. 5 No. 1 (2025): February 2025
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijse.v5i1.121

Abstract

The initial filling phase of reservoirs is a critical period that demands close supervision to ensure safety and functionality. During this phase, the dam is slowly filled with water, submerging floodplains until it reaches its intended storage capacity. This process assesses the response of the dam to water filling and its overall safety, with continuous monitoring and evaluation against design standards. The duration and rate of filling depend on several factors, i.e., precipitation, dam height, and hydropower plant sensitivity; thus, precipitation was the prominent driving force. However, as continuous precipitation data, multi-satellite global precipitation maps under the Global Precipitation Measurement near-real-time (GSMaP NRT) satellite products offer an alternative but tend to underestimate or overestimate rainfall values, posing challenges for accurate predictions. Bias correction methods of GSMaP NRT product in the spanning period of 2005–2022 demonstrated in agreement with ground observation data through the application of the artificial neural network (ANN) method to reduce the error bias to produce reliable results. This study highlights the importance of the impoundment period for reservoir sedimentation and overall dam safety. It emphasises the need for accurate precipitation data in reservoir management and recommends rigorous bias correction when using satellite data to substitute ground measurements.
POTENSI PENGGUNAAN IPAL DAN SPAH UNTUK MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR PADA GEDUNG Z Husain, Husain; Kurniawan, Vittorio
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 1, Februari 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i1.32636

Abstract

Population growth increases the demand for clean water and the generation of waste. To address this issue, Building Z utilizes Wastewater Treatment Plant (WWTP) and Rainwater Harvesting System (RHS) technologies to conserve water usage. Building Z utilizes The WWTP to treat wastewater into reusable water, while the RHS processes rainwater into a viable alternative water source. This study examines the potential effectiveness of WWTP and RHS in water conservation at Building Z. The treated water is reused for plant irrigation and toilet flushing. The analysis reveals that the WWTP achieves an effectiveness of only 36,97% per month, as the volume of treated water exceeds the irrigation and toilet flushing needs and cannot be used for other needs, therefore the surplus water discarded into municipal drains. The effectiveness of the RHS varies depending on rainfall intensity. The analysis uses average annual rainfall data over the past 10 years for this study. Results indicate that the RHS achieves an effectiveness of 2,15% per month during low rainfall periods, rising to 24,72% per month during high rainfall periods. Abstrak Peningkatan populasi menyebabkan bertambahnya kebutuhan air dan produksi limbah. Untuk menanggapi masalah ini, Gedung Z memanfaatkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) untuk menghemat penggunaan air. Gedung Z memanfaatkan IPAL untuk mengolah limbah menjadi air yang dapat digunakan lagi, serta SPAH untuk mengolah air hujan menjadi sumber air yang dapat dimanfaatkan kembali. Penelitian ini mengkaji potensi efektivitas IPAL dan SPAH untuk penghematan air pada Gedung Z. Hasil limbah yang telah diolah akan digunakan kembali untuk penyiraman tanaman serta kloset. Analisis menunjukkan bahwa, efektivitas IPAL hanya mencapai 36,97% per bulannya, hal ini dikarenakan volume hasil olahan IPAL melebihi volume kebutuhan penyiraman tanaman serta kloset dan tidak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan yang lainnya, sehingga volume hasil olahan IPAL yang tidak digunakan akan dibuang ke saluran kota. Efektivitas SPAH memiliki nilai yang bervariatif yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan. Penulis menggunakan curah hujan rata-rata tahunan selama 10 tahun terakhir untuk penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas SPAH hanya mencapai 2,15% per bulan dengan curah hujan yang rendah dan bisa mencapai 24,72% per bulan dengan curah hujan yang tinggi.
Pembatasan dalam Pemanfaatan Air Hasil Daur Ulang IPAL pada Universitas Kurniawan, Vittorio; Kushartomo, Widodo; Kevin
Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil Vol 6 No 2 (2023): Volume 6 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Katolik Santo Thomas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/jrkms.v6i2.2938

Abstract

Suatu bangunan memerlukan air setiap hari untuk memenuhi kebutuhan penghuninya. Di tengah masalah kekurangan air, salah satu solusi yang ada adalah pemanfaatan air yang didaur ulang oleh instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Artikel ini mempelajari seberapa optimal air olahan IPAL dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari pada suatu universitas. Penelitian dilakukan di suatu universitas di DKI Jakarta, Indonesia. Data yang dipakai adalah ketersediaan air dari IPAL dan kebutuhan air total dari PDAM. Data kebutuhan air dipecah berdasarkan tipe penggunaan yaitu untuk penghuni (toilet dan non-toilet), penyiraman tanaman, kebersihan bangunan, dan kolam. Hasil penyelidikan memperkirakan, bila air daur ulang IPAL akan dimanfaatkan, hanya 28,20 % yang bisa dipakai sedangkanya sisa 71,80 % harus dibuang. Ini tidak ideal karena sebaiknya air daur ulang mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengurangi pemakaian sumber daya air yang makin terbatas. Ada berbagai faktor penyebab yaitu persepsi publik yang buruk mengenai air daur ulang IPAL, mutu air yang tidak memenuhi persyaratan, dan jaringan pipa eksisting yang mencampur sistem pembilasan toilet dengan air bersih lainnya.
POTENSI PENGGUNAAN IPAL DAN SPAH UNTUK MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR PDAM PADA MAL Harijanto, Diana; Kurniawan, Vittorio; Pranoto, Wati Asriningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 4, November 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i3.24989

Abstract

A shopping centre produces domestic wastewater every day. This domestic wastewater consists of blackwater (toilet) wastewater and greywater (household) wastewater. Wastewater generated by the industry is managed by a domestic Wastewater Treatment Plant (WWTP) system. This study was conducted to find the potential of WWTP and Rainwater Harvesting System to reduce water use in the area. Mal can save up to ±76,95% PDAM’s usage if the wastewater is used for all needs, they can save ±22,64% PDAM’s usage if the wastewater is used only for restroom and gardening needs, and they can save ±0,53% PDAM’s usage if the wastewater is used only for gardening needs. Mal can save up to ±33,27% PDAM’s usage if the rainwater that’s used comes from the roof and the parking lot. They can save ±19,51% PDAM’s usage if the rainwater only comes from the roof (existing). Based on analysis results and researches that’d been done, if the shopping centre wants to maximize the probability of the wastewater usage to save up PDAM’s usage, a demolition of the plumbing system needs to be done, so that the new plumbing system can be built afterwards. Abstrak Suatu pusat perbelanjaan menghasilkan air limbah domestik setiap harinya. Air limbah domestik ini terdiri dari air limbah kakus dan air limbah non kakus. Air limbah yang dihasilkan dikelola dengan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mencari potensi IPAL dan Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) untuk mengurangi penggunaan air dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM). Mal dapat menghemat pemakaian air PDAM sebesar ±76,95% bila air IPAL digunakan untuk seluruh kebutuhan air gedung, sebesar ±22,64% bila air IPAL digunakan untuk kebutuhan toilet dan penyiraman tanaman, dan sebesar ±0,53% bila air IPAL digunakan hanya untuk kebutuhan penyiraman tanaman. Untuk SPAH, mal dapat menghemat pemakaian air PDAM sebesar ±33,27% bila air hujan dari atap dan tempat parkir digunakan. Bila air hujan yang digunakan hanya dari atap (eksisting), maka penghematan yang terjadi hanya sebesar ±19,51%. Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang sudah dilakukan, bila mal ingin memaksimalkan penggunaan air IPAL untuk menghemat penggunaan air PDAM, mal perlu membongkar sistem plumbing eksisting agar dapat dibuat sistem plumbing rencana.
PROYEKSI POTENSI PENGHEMATAN AIR DENGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN PADA RUSUNAWA Kurniawan, Vittorio; Sutandi, Arianti; Raharja, Michael Randy
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 1, Februari 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i1.26747

Abstract

The declining supply of freshwater is the challenge in modern times and rainwater harvesting (RWH) is an alternative to solve the problem. This paper studies the potency of water saving at Rusunawa Muara Baru (Muara Baru Public Flat) by daily analysis instead of monthly or yearly analysis in order to take into account the rainwater tank’s capacity. The research is performed by projecting the daily rainfall during January 2019 – August 2020 onto the daily water use of the public flat occupants. Because the daily water consumption data does not exist, the paper sets the daily water consumption as per the issued standard and validates it with the real data. The water conservation rate of the RWH is determined by having the factual water usage volume reduced by the stored rainwater volume in daily timescale. The analysis presents 7,55 % water conservation during the research period. and 6,57 % by assuming average annual rainfall for Jakarta region. The daily analysis in this case does not produce different outcome compared to monthly or yearly analysis because the rainwater tank has large volume. However, daily analysis will be relevant when the storage capacity is small.. Abstrak Ketersediaan air bersih yang semakin sedikit merupakan tantangan di dunia modern dan sistem pemanenan air hujan (SPAH) merupakan salah satu alternatif solusi. Artikel ini meneliti potensi penghematan air di Rusunawa Muara Baru dengan analisis harian, bukan dengan analisis bulanan atau tahunan untuk mempertimbangkan kapasitas tampungan tangki air hujan. Penelitian ini dilakukan dengan memproyeksikan hujan pada Januari 2019 – Agustus 2020 ke kebutuhan air harian dari penghuni rusunawa. Karena data penggunaan air harian tidak ada, penelitian ini mengambil angka berdasarkan standar yang berlaku dan divalidasi dengan kebutuhan air faktual. Lalu, tingkat penghematan air oleh SPAH dihitung dengan mengurangi volume pemakaian air harian dengan volume air hujan yang ditampung secara harian. Hasil analisis menunjukkan bahwa SPAH menghemat air sebesar 7,55 % sepanjang periode penelitian dan 6,57 % dengan curah hujan tahunan rata-rata di wilayah Jakarta. Analisis harian di kasus ini tidak menghasilkan hasil yang berbeda dengan analisis bulanan atau tahunan karena besarnya volume tangki air hujan. Namun, analisis harian akan diperlukan bila kapasitas tampungan bervolume kecil.
CONSTRAINTS IN THE RECYCLED WASTEWATER UTILIZATION IN AN OFFICE BUILDING IN JAKARTA Kurniawan, Vittorio; Kushartomo, Widodo; Yolanda, Yolanda
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v20i1.879

Abstract

 The threat of water scarcity and the progressing technology in sewage treatment plants promote the reuse of recycled wastewater. While the practice itself is beneficial, there are still issues to be solved to utilize its full potential. This study focuses on identifying the bottlenecks or limiting factors in implementing the practice on a building scale. An office building was researched to reveal its water usage pattern. The building introduces a sewage treatment plant so the sewage can be recycled into usable freshwater. The analysis indicates the produced recycled wastewater has not been fully utilized until now. While the volume of the water demand is greater than the recycled wastewater, several factors hinder the total utilization of the reclaimed water. The recycled wastewater is mostly more than enough to cover the water usage for both gardening and toilet flushing, the usages still leave an excess of water for other purposes. Because of the constraints in water quality, finance, and public reception, the excess reclaimed water is yet to be optimally utilized. Firstly, the quality of the reclaimed water is not very convincing to be used for non-flushing human usage and cooling towers. Secondly, the high cost of the investment and the overhaul of the plumbing system (for old buildings) deters the practice of reusing the reclaimed water. Thirdly, many people still have terrible perceptions about reused wastewater thus they would hesitate to utilize it even if the reused water is technically fine.  Keywords: recycled wastewater, sewage treatment plant, office building, water conservation, rainwater harvesting