Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Perbedaan Pengetahuan Siswa terhadap Penggunaan Plastik di Sekolah Adiwiyata dan Non Adiwiyata (Studi Kasus: SMP Negeri 1 Kabanjahe dan SMP RK Budi Murni Lau Baleng) Auliani, Restu; Maha, Jenita Hati Br; Apsari, Desy Ari; Tanjung, Nelson; Rusli, Mustar; Syaputri, Deli; Tarigan, Kristina Br; Girsang, Julietta Br
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 11 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.502 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i11.1158

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik disekolah Adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe Dengan Siswa Yang Bersekolah Di Sekolah Non Adiwiyata Smp Swasta Rk Budi Murni Lau Baleng. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik yang dilakukan di sekolah adiwiyata Smp Negeri 1 Kabanjahe dan sekolah non adiwiyata Smp Swata Rk Budi Murni Lau Baleng. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di dua sekolah tersebut dengan jumlah keseluruhan sample banyak 50 responden. Data yang di dapat akan diolah menggunkan uji T-Test.  Siswa adiwiyata yang berpengetahuan baik sebanyak 68% dan siswa yang berpengetahuan kurang sebanyak 38% dan siswa non adiwiyata berpengetahuan baik sebanyak 48% dan berpengetahuan kurang 56%. Dapat disimpulkan pengetahuan siswa terhadap penggunaan plastik yang bersekolah pada progran adiwiyata, lebih baik dari pada siswa yang bersekolah pada sekolah non adiwiyata. Hasil penelitian diperoleh bahwa independent sample T-Test bernilai sig.(2-tailed) 0.004 < 0,05 maka perbedaan bermakna secara statistik atau signifikan pada probabilitas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang sifnifikan antara siswa adiwiyata dengan siswa non adiwiyata tentang penggunaan plastik. Dengan demikian siswa yang memiliki  pengetahuan penggunaan plastik lebih baik terdapat pada siswa yang bersekolah pada program awidiyata.
The Effect of Clean Water Facilities and Household Food Sanitation Hygiene on Stunting in Toddlers Samuel Marganda Halomoan Manalu; Deli Syaputri; Th. Teddy Bambang S; Nelson Tanjung; Risnawati Tanjung; Adisyah Putra Damanik
Contagion: Scientific Periodical Journal of Public Health and Coastal Health Vol 5, No 3 (2023): CONTAGION
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/contagion.v5i3.17239

Abstract

Stunting is a linear growth disorder of a child's body that becomes short or short based on height for age with a Z-score threshold of < -2 standard deviations. Multi-dimensional factors, including environmental factors, cause stunting. Environmental factors that cause stunting are the mother's personal hygiene, sanitation, clean water and drinking water sources. This study aimed to determine the effect of clean water sanitation facilities and household food sanitation hygiene on stunting in toddlers. Observational study with a case-control design in children aged 0-59 months in Silahisabung District, Dairi Regency. The population used in this research is 453 toddlers aged 0-59 months. Case sampling technique using total sampling. All stunting toddlers were taken as cases of 78 toddlers and 78 as controls. Using weight scales and body length measuring instruments, research data was collected using questionnaires and tools to determine the nutritional status of babies under two years old. Data processing and analysis included univariate and bivariate using the chi-square test. The results showed that there were stunted toddlers, namely 61.5% did not have access to water facilities that met the requirements, and 44.9% of toddlers who suffered from stunting were in the age range of 21-40 months. Bivariate analysis using the chi-square test showed an effect of clean water sanitation (p=0.002, OR=2.764) and household food sanitation hygiene (p=0.004, OR=2.562) on the incidence of stunting in toddlers. Management of stunting events requires good coordination and collaboration between health workers, the government and the community in reducing risk factors. Personal hygiene will be further improved in preparing and processing food by practising the principles of food sanitation hygiene.Keywords: Food Hygiene, Sanitation, Stunting, Toddlers
Analysis of Factors Caused by Non-Ownership of Waste Water Drains (Spal) and Efforts to Approach Environmental Health Aspects to Increase Spal Ownership in Communities of Tigapanah District in 2023 Susanti Br Perangin-angin; Haesti Sembiring; Nelson Tanjung
International Journal of Educational and Life Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): October 2023
Publisher : MultiTech Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59890/ijels.v1i2.460

Abstract

This type of research is qualitative with an exploratory study approach to get an overview of the factors that cause people not to have SPALs so that efforts can be made to overcome them, in the form of education and making environmentally friendly SPALs. Based on demographic data regarding the factors causing the lack of ownership of waste water disposal channels (SPAL) and efforts to approach environmental health aspects to increase SPAL ownership in the Tigapanah sub-district community in 2023, namely the most dominant age group is 41-60 years old, 175 people (49%) and the most aged 10-20 years as many as 5 people (1.4%), the most dominant occupation is farmers as many as 247 people (69.2), the most dominant education is middle school - high school as many as 232 people (65%), at least D1 education there were 31 people (8.7%), the most addresses were in Seberaya village as many as 79 (22.1%), and the fewest addresses were in Aji Julu village as many as 6 people (1.7%). The number of household residents who predominantly live in 1 house with 4 people or more is 186 people (52.1%) while 1 -3 people are 171 people (47.9).
PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERIAN EDUKASI TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERASTAGI angin, Susanti Br Perangin; Manik, Erba Kalto; Tarigan, Darson; Tanjung, Nelson; S, Teddy Bambang
MAJU : Indonesian Journal of Community Empowerment Vol. 2 No. 3 (2025): MAJU : Indonesian Journal of Community Empowerment, Mei 2025
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/maju.v2i3.1154

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan pegawai Puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas. Fokus kegiatan meliputi pendataan, pengawasan, dan pembinaan terhadap berbagai program kesehatan lingkungan, seperti penyehatan air bersih, penyehatan lingkungan permukiman, pengelolaan sampah, pembuangan tinja dan penggunaan jamban keluarga, pengelolaan air limbah domestik, serta pengawasan sanitasi tempat-tempat umum. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dalam memahami peran sanitarian di lapangan, tetapi juga melibatkan mereka secara aktif dalam kegiatan penyuluhan kesehatan lingkungan kepada masyarakat dan sekolah-sekolah. Melalui penyuluhan yang interaktif dan berbasis kebutuhan lokal, masyarakat diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu fokus utama adalah pengenalan dan pemahaman terhadap program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan sehat. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi, serta terjalinnya sinergi antara institusi pendidikan, layanan kesehatan, dan masyarakat dalam membangun lingkungan yang sehat secara berkelanjutan.
PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENGELOLAAN AIR TERCEMAR DAN SAMPAH DI DESA AJINEMBAH KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO Perangin-angin, Susanti Br; Sembiring, Haesti; Manik, Erba Kalto; Tanjung, Nelson
Devote: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 4 No. 3 (2025): Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, 2025
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/devote.v4i3.4404

Abstract

Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran. Jenis pencemar air dapat berasal dari sumber domestik, perkampungan,kota, pasar dan sebagainya dan sumber yang non domestic baik pabrik, industri,pertanian serta sumber-sumber lainnya. Banyak usaha yang telah dilakukan supaya kehadiran pencemaran air dapat dihindari atau paling tidak diminimalkan. Permasalahan kompleks yang dihadapi oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia, termasuk Indonesia. Sampah bukan hanya masalah kebersihan dan lingkungan tetapi telah menjadi masalah sosial yang berpotensi menimbulkan konflik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam Pengolahan Air Bersih di Desa Ajinembah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya air bersih dan budaya hidup bersih dan mengelola sampah secara 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle) serta memberikan keterampilan teknologi proses pengolahan air bersih dan pengelolaan sampah. Metode kegiatan berupa penyuluhan, pelatihan, dan penerapan teknologi tepat guna untuk mengolah air bersih. Hasil yang dicapai adalah meningkatnya pengetahuan mitra tentang pentingnya air bersih bagi kesehatan serta pengetahua tentang pengelolaan sampah dan mitra telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan pengolahan air bersih untuk rumah tangga dan mengelola sampah secara 3 R.
Pendampingan Dan Sosialisasi Pengolahan Limbah Diapers Sebagai Alternatif Media Tanam Dan Pupuk Perangin-angin, Susanti Br; Manik, Erba Kalto; Tanjung, Nelson
Journal of Smart Community Service Vol. 1 No. 2 (2023): JSCS NOV 2023
Publisher : PT. Cahya Edupreneur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractIndonesia is the third largest consumer of disposable baby diapers after India and China. Research conducted on babies aged 0-2 years, this research was conducted by Ritcer in 2005. The use of disposable diapers in Indonesia can reach around 12 million disposable diapers every year. Based on a study by Sigma Research (2017), it was found that the highest initial use of diapers in babies aged two years was between the ages of 0-3 months, namely in babies aged < 1 month it was 16.1%, and the highest was obtained when babies were aged 1 - 3 month amounted to 69.6%. Disposable baby diapers are the most popular among mothers with a percentage of 95.2%. This type of diapers and pampers waste can actually be categorized as B3 waste because of its infectious nature, but in fact not many people in the field have paid attention to this problem or even prepared a disposal and management system for the general public, especially in rural areas, so it becomes a big problem if a security system is not implemented. waste that is infectious in nature. The aim of this community service activity is to understand the sources & negative impacts of diaper waste, know how to use diaper waste as a planting medium and fertilizer, know the tools and materials for making planting media and fertilizer from diaper waste, know the steps for making planting media and fertilizer from diaper waste and the practice of making planting media and fertilizer from diaper waste independently. The method of community service activities is entrepreneurship training for the community to process diaper waste into alternative planting media and fertilizer so that plants, both flowers and vegetables, grow effectively. From learning about the experiences of friends who are observers of waste and the environment in the field, there is an enlightenment and some of the experiences of someone who has applied them in the field of waste problems and who has dealt with the pampers waste problem can be imitated and hopefully it will be useful.