Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POLA ASUH YANG MEMUNCULKAN KEPRIBADIAN MACHIAVELLIANISM: A SYSTEMATIC REVIEW Tausi, Salwa Divani; Satiadarma, Monty P.
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27284.2024

Abstract

Orang tua merupakan sekolah dan pendidik pertama bagi individu. Oleh karena itu, bentuk pengasuhan berperan terhadap perkembangan individu di kemudian hari termasuk kepribadian Machiavellianism. Penelitian terdahulu menemukan bahwa penolakan dan juga pengabaian terhadap anak bisa menimbulkan Machiavellianism pada anak. Namun ada juga penelitian yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara pola asuh dengan kepribadian Machiavellianism. Untuk memperjelas hal ini, penelitian dengan metode systematic review dilakukan guna mencari tahu bentuk pola asuh apa saja yang berpotensi memunculkan kepribadian Machiavellianism pada individu. Pencarian literatur dilakukan melalui dua database yaitu Google Scholar dan Semantic Scholar dengan rentang waktu di antara 1998-2023. Penelitian haruslah (a) membahas terkait pola asuh dan kepribadian Machiavellianism; (b) diterbitkan dalam bahasa Inggris maupun Indonesia; (c) memiliki kualitas jurnal yang baik; serta (d) open access. Sebanyak delapan artikel diikutsertakan pada analisis systematic review. Hasil menunjukkan tujuh dari delapan artikel menemukan adanya hubungan antara pola asuh dengan kepribadian Machiavellianism, sedangkan satu artikel lainnya tidak. Dari ketujuh artikel tersebut, pola asuh yang berperan terhadap kemunculan kepribadian Machiavellianism, yaitu (a) authoritarian: overproteksi, ayah yang keras, komunikasi yang buruk, serta alienasi oleh ibu; (b) neglect: penolakan serta pengabaian; dan (c) indulgent: tidak konsisten. Diharapkan hasil review bisa menjadi dasar dalam mengantisipasi dan mencegah peluang terbentuknya kepribadian Machiavellianism dalam proses pengasuhan.
GAMBARAN KECEMASAN OLAHRAGA ATLET CATUR PRIA DAN WANITA TERKAIT DENGAN ELO RATING Widyachandra, Christine Elisabeth; Satiadarma, Monty P.
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27537.2024

Abstract

Kecemasan olahraga merupakan perasaan ketakutan dan ketegangan seorang atlet dalam menghadapi situasi kompetitif yang dirasakan sebagai suatu yang bahaya atau mengancam. Kecemasan olahraga pada umumnya ditandai dengan munculnya pikirin-pikiran negatif yang menyebabkan kesulitan berkonsentrasi hingga perubahan fisiologis seorang atlet. Kecemasan yang berlebihan pada seorang atlet dapat mempengaruhi performanya sehingga tidak dapat menampilkan performa yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecemasan antara atlet catur pria dan wanita yang berkaitan dengan elo rating. Elo rating adalah penilaian peringkat keterampilan berdasarkan prestasi kejuaraan. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Karakteristik partisipan penelitian ini adalah atlet catur yang sudah memiliki elo rating internasional FIDE minimal sejak setahun yang lalu. Penelitian ini melibatkan 4 atlet catur pria dan 4 atlet catur wanita. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara secara luring maupun daring sesuai dengan persetujuan masing-masing partisipan. Pedoman wawancara dalam penelitian ini disusun berdasarkan alat ukur Sport Anxiety Scale-2 (SAS-2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atlet catur wanita merasa lebih cemas pada dimensi worry dan somatic dibandingkan dengan atlet catur pria. Atlet catur wanita lebih sering merasa khawatir dan tidak percaya diri yang berdampak pada gangguan fisik. Gangguan fisik atlet catur wanita juga memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan atlet catur pria. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang atlet catur pria maupun wanita merasa cemas adalah elo rating lawan, perasaan takut akan menampilkan performa yang buruk, takut akan kekalahan, level pertandingan yang tinggi, tuntutan dan target yang ditetapkan pihak luar.  
Perception of Divorced Mothers on the Role of Father's Involvement in Child Emotional Regulation with Coparental Interaction as Moderator Hariadi, Hariadi; Satiadarma, Monty P.; Roswiyani
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol. 16 No. 2 (2024): ANALITIKA DECEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/analitika.v16i2.12869

Abstract

When parents divorce, fathers are often less involved in parenting. Whereas one of the factors that can affect the ability of emotion regulation in children and adolescents is father involvement in parenting. This study aims to determine the relationship between father involvement and emotion regulation of children and adolescents which is moderated by coparental interaction. Coparental interaction is how a divorced couple is involved in raising children together even though their marriage relationship has ended. The participants of this study were 330 divorced women, who had children aged ranging from 2-18 years. Data collection used three measurement tools, namely the Father Engagement, the Emotion Regulation Checklist (ERC), and the Coparenting Scale for Dissolved Relationships (MCS-DR). The results show that Coparental interaction acts as a moderator in the relationship between father involvement and emotion regulation. This study provides evidence that coparental interaction can increase father involvement in parenting which has an impact on children's emotion regulation. Implementing programs that can maintain a pattern of mutually supportive and cooperative relationships in divorced couples can reduce the impact of divorce on children.
The Role of Family Functioning in the Quality of Life of Internet-Addicted Generation Z Individual Riyanto, Melvin Adrian; Roswiyani, Roswiyani; Satiadarma, Monty P.
International Journal of Science and Society Vol 7 No 2 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i2.1433

Abstract

The rapid development of information technology and internet access has significantly impacted Generation Z, the largest group of internet users in Indonesia. While the internet provides various benefits, excessive use may lead to internet addiction, negatively affecting quality of life, particularly in psychological, physical, and social domains. Family functioning plays a crucial role in supporting the well-being of individuals experiencing internet addiction. This study aims to examine the effect of family functioning on the quality of life of Generation Z individuals with internet addiction. A quantitative approach was employed involving 633 participants aged 17-27 years who were categorized as having moderate to severe internet addiction. Measurements were conducted using the Internet Addiction Test (IAT) by Young (1998), WHOQOL-BREF by the World Health Organization (1996), and the McMaster Family Assessment Device-General Functioning (FAD-GF) by Epstein, Baldwin, & Bishop (1983). Data were analyzed using Pearson correlation and linear regression. The results revealed a significant negative correlation between family functioning scores and quality of life, indicating that better family functioning (lower FAD-GF scores) is associated with higher quality of life. Family functioning contributed most to the social domain (r = -.299, R² = .099, p < .001), followed by the environmental (r = -.275, R² = .081, p < .001), psychological (r = -.234, R² = .061, p < .001), and physical dimensions (r = -.161, R² = .031, p < .001). These findings emphasize the importance of family functioning particularly emotional and social support in enhancing the quality of life among Generation Z individuals with internet addiction.
The Moderating Role of Family Harmony in the Relationship Between Resilience and Suicidal Ideation Among University Students Syola, Devi Uli Grace; Soetikno, Naomi; Satiadarma, Monty P.
International Journal of Science and Society Vol 7 No 2 (2025): International Journal of Science and Society (IJSOC)
Publisher : GoAcademica Research & Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/ijsoc.v7i2.1445

Abstract

Suicidal ideation among college students is a significant mental health issue that requires serious attention. This study aims to examine the role of family harmony as a moderator in the relationship between resilience and suicidal ideation in college students. The study used a quantitative approach with a non-experimental design and convenience sampling method. A total of 388 college students aged 18-25 years old who live with or regularly interact with their families participated in an online survey using the Beck Scale for Suicide Ideation (BSSI), Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), and Family Harmony Scale (FHS-24). The results of the moderation regression analysis showed that resilience has a significant negative relationship with suicidal ideation, which means that the higher a person's resilience, the lower the tendency of suicidal ideation. In addition, family harmony acted as a moderator in this relationship; students with high resilience from harmonious families showed lower levels of suicidal ideation compared to those from less harmonious families. These findings confirm the importance of family support and strengthening resilience as protective strategies to prevent suicidal ideation among college students. The implications of this study lead to the development of intervention programs that focus on coping training, psychological counseling, and family education to improve the mental well-being of university students.
Kesiapan Menikah Generasi Milenial: Peran Persepsi Menikah dan Dukungan Sosial Wilis, Anastasia Putri Leleng; Satiadarma, Monty P.; Roswiyani
Psyche 165 Journal Vol. 18 (2025) No. 2
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jpsy165.v18i2.533

Abstract

Globalisasi telah menyebabkan perubahan signifikan dalam pola kehidupan dewasa muda, termasuk penurunan angka pernikahan, terutama di kalangan generasi Milenial. Di Indonesia, banyak generasi Milenial yang menunda atau bahkan tidak mempertimbangkan untuk menikah. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor yang mempengaruhi kesiapan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi menikah dan dukungan sosial terhadap kesiapan menikah pada generasi Milenial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan melibatkan 775 individu berusia 28–43 tahun yang belum menikah. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan The Marital Readiness Scale untuk mengukur kesiapan menikah, Marriage Perception Scale untuk mengukur persepsi menikah, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support untuk mengukur dukungan sosial. Hasil analisis menggunakan korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi menikah dan kesiapan menikah (r=0.480), serta antara dukungan sosial dan kesiapan menikah (r=0.542). Selain itu, analisis regresi linier menunjukkan bahwa persepsi menikah berkontribusi sebesar 23% terhadap kesiapan menikah, sementara dukungan sosial berkontribusi sebesar 29%. Temuan ini menunjukkan bahwa pandangan positif terhadap pernikahan dan dukungan sosial yang memadai dapat meningkatkan kesiapan menikah pada generasi Milenial, sehingga menciptakan kehidupan pernikahan yang lebih stabil dan harmonis. Kesiapan menikah yang lebih baik dapat berkontribusi pada pernikahan yang lebih bahagia dan lebih tahan lama. Oleh karena itu, intervensi untuk meningkatkan persepsi dan dukungan sosial dapat menjadi strategi yang efektif dalam mempersiapkan generasi Milenial untuk pernikahan yang sukses.
HUBUNGAN KETIDAKPUASAN CITRA TUBUH DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA WANITA DEWASA AWAL Wijaya, Vioren Chandra; Satiadarma, Monty P.; Wijaya, Erik
Afeksi: Jurnal Psikologi Vol. 3 No. 4 (2024): Afeksi: Jurnal Psikologi
Publisher : Afeksi: Jurnal Psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/afeksi.v3i4.2388

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi korelasi antara pembelian impulsif dewasa awal dan ketidakpuasan citra tubuh. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non-probabilitas dan bersifat kuantitatif. Pengambilan Snow Ball Smpling digunakan untuk mengumpulkan data untuk penyelidikan ini. Ada 169 orang yang memenuhi kriteria berikut dan berpartisipasi dalam penelitian ini: Wanita yang tinggal di Jakarta, berusia antara 19 hingga 40 tahun. MBSRQ-AS, adaptasi dari instrumen pengukuran kecenderungan pembelian impulsif yang dikembangkan oleh Verplanken (2001) dan dikelola oleh Amalia (2018), adalah instrumen yang digunakan untuk pengukuran. Variabel kecenderungan pembelian impulsif dan dimensi orientasi penampilan terbukti memiliki hubungan positif (r = .174, p = .024 <.05.) serta hubungan negatif (r = -.176, p = .022 <.05.) dalam penelitian ini. Dari data yang diambil bahwa wanita dewasa muda lebih cenderung membeli secara impulsif jika mereka mendapat skor lebih tinggi pada variabel orientasi penampilan dan kepuasan daerah tubuh.
PERANAN KEPUTUSASAAN DAN RASA SYUKUR TERHADAP DISTRES PSIKOLOGIS MAHASISWA PADA MASA TRANSISI MENUJU KEDEWASAAN Condinata, Frida; Satiadarma, Monty P.; Suyasa, Tommy Y. S.
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis (IN PRESS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i2.35056

Abstract

Manusia tidak pernah terlepas dari perkembangan baik secara fisik, sosial, maupun psikis. Pada periode akhir remaja sampai dengan periode dua puluh-an tahun, dikenal sebagai istilah emerging adulthood dengan fokus pada usia 18-25 tahun. Pada masa ini banyak indivdu yang merasakan distres psikologis, hal tersebut dikarenakan subjek memiliki keputusasaan yang tinggi dan rendahnya rasa syukur. Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah accidental sampling. Subjek partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif S1 ataupun S2 yang berusia 18-25 tahun sebanyak 210 data partisipan yang terkumpul. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran berupa Beck Hopelessness Scale, Gratitude Questionnaire-6, dan Kessler Psychological Distress Scale. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan SPSS for windows 26. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keputusasaan dan rasa syukur terhadap distres psikologis mahasiswa yang berada pada masa emerging adulthood. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa adanya hubungan yang positif antara keputusasaan dengan distres psikologis dengan nilai korelasi spearman sebesar 0.519, p<0.005 dan ditemukan bahwa adanya hubungan yang negatif antar rasa syukur dengan distres psikologis dengan nilai korelasi spearman sebesar -0.290, p<0.005.