Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Karya Tari Kilek Basuluak Interpretasi dari Dampak Tradisi Basuluak di Nagari Ladang Panjang, Kabupaten Pasaman Hendri, Nazifa; Rovylendes, Adjuoktoza; Erman, Syaiful
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 10, No 1 (2024): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v10i1.4427

Abstract

Karya tari Kilek Basuluak ini terinspirasi dari sebuah fenomena budaya yang ada di daerah Tigo Nagari, Pasaman yaitu tradisi Basuluak. Tradisi Basuluak merupakan ritual berdiam diri di Mushalla untuk beribadah dengan khusyuk yang bertujuan untuk mencari ilmu Ketuhanan agar dapat lebih dekat dengan Allah Subhanahu wa ta’ala. Dari proses Basuluak ini akan muncul efek yang akan berdampak terhadap perilaku seseorang yang ditimbulkan dari tradsi Basuluak. Dampak ini menjadi ketertarikan pengkarya ingin menciptakan karya tari baru yang berjudul Kilek Basuluak, yang mana Kilek artinya cahaya sehingga pengertiannya yaitu cahaya dalam suluak yang mengacu pada dampak yang ditimbulkan dari tradisi Basuluak tentang perubahan perilaku manusia yang tidak baik kepada yang lebih baik. Karya ini ditarikan oleh lima orang penari perempuan yang diiringi dengan musik live serta menggunakan properti tikar dan juga didukung oleh elemen komposisi lainnya. Metode dalam penggarapan karya ini adalah metode eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Karya ini digarap dengan tema spiritual dan tipe dramatik yang terdiri dari tiga alur garap suasana serta karya ini ditampilkan dipanggung Gedung Pertunjukan Hoeridjah Adam, Institut Seni Indonesia Padangpanjang.
“Langkah Tanpa Suara” Interpretasi Dari Kegigihan Seseorang Tunarungu Dalam Kehidupan Sari, Rohima; Rovylendes, Adjuoktoza; Loravianti, Susas Rita; Ilham, Kurniadi
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v1i6.6203

Abstract

The dance piece entitled Langkah Tanpa Suara is inspired by the lived experience of a deaf individual confronting limitations in verbal communication. This work serves as an artistic expression of the resilience and determination exhibited by this person in navigating life, despite often being underestimated by society. The creative process employed data collection and field observation to gain insight into the lives of the deaf community, followed by movement exploration and improvisation as foundational steps; the development of choreographic structure; and periodic evaluation. Technically, the work is performed by seven dancers and features a socially driven, dramatic theme. The narrative is enhanced through the incorporation of sequenced music that aligns with the movement progression, thereby enriching the emotional and dramatic expressiveness of the performance.
Karya Tari “Kabakato” Penafsiran Bentuk Komunikasi Dari Tradisi Alu Katentong Di Nagari Padang Laweh Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar A’in, Nurul; Rovylendes, Adjuoktoza; Syahril; Putra, Ariefin Alham Jaya
JURNAL ILMIAH NUSANTARA Vol. 2 No. 6 (2025): Jurnal Ilmiah Nusantara
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jinu.v2i6.6217

Abstract

The dance work "KabaKato" is inspired by the traditional art of Alu Katentong, which is found in Nagari Padang Laweh, Sungai Tarab District, Tanah Datar Regency. This traditional art is performed by women as a means of communication in the community to signal the occurrence of traditional ceremonies, such as weddings, turun mandi (baby's first bath), batagak pangulu (traditional leadership ceremony), and the construction of Rumah Gadang (traditional house). Based on this phenomenon, the choreographer translates it into a group choreography that is performed at the Adam Auditorium of the Indonesian Institute of Arts in Padangpanjang. This work is divided into three parts and is performed by ten dancers. The makeup and costume used are stage makeup for male dancers, while the costume used is a kuruang shirt and loose pants, and a creative taluaak balango shirt for men. The method used in creating this work is data collection or field observation, data processing, literature study, exploration, movement arrangement, improvisation, formation, and evaluation.
Pengembangan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Kota Dumai: Dari Aspek Kualitas dan Kuantitas Asril, Asril; Yunaidi, Yunaidi; Hamzah, Hamzah; Rovylendes, Adjuoktoza
Batoboh Vol 10, No 1 (2025): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v10i1.5487

Abstract

Artikel ini  menjelaskan pengembangan seni di Kota Dumai melalui workshop dan pelatihan seni dan budaya dengan memetakan seni dulu, kini, dan nanti. Pengembangan seni pertunjukan di Kota Dumai pada tari kreasi Zapin, Persembahan, dan musik gambus masih dilakukan secara intuitif dan belum mempertimbangkan segi artistik dan estetika. Pengembangan artistik dan estetika perlu dilakukan dengan cara pengembangan dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Pengembangan kualitatif atau kualitas adalah pengembangan pada bentuk, struktur, dan substansi gerak dan materi musiknya, teknik melukis, pengolahan warna, dan karakter untuk mencapai kualitas. Pengembangan kuantitatif atau kuantitas difokuskan pada upaya  memperluaskan dan memperbesar volume pertunjukan dan pameran dengan cara memperbanyak dan menyebarkan ke berbagai kalangan masyarakat. Metode workshop dan pelatihan terdiri dari presentasi materi, workshop, dan pelatihan dibagi beberapa kelompok, yaitu kelompok tari, musik, dan seni rupa. Kemudian dilakukan evaluasi dan saran perbaikan. Hasil workshop dan pelatihan menunjukkan bahwa kegiatan ini sangat perlu dilakukan untuk membuka wawasan dan cara mengembangkan suatu seni ke seni kreasi dengan pertimbangan konsep seperti kualitas dan kuantitas.
Between Desire and Anxiety: Music Performances during The COVID-19 Period In West Sumatera Asril, Asril; Rovylendes, Adjuoktoza
Gondang: Jurnal Seni dan Budaya Vol. 8 No. 1 (2024): GONDANG: JURNAL SENI DAN BUDAYA, JUNE 2024
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gondang.v8i1.56613

Abstract

This article discusses the desire and anxiety of mutual attraction experienced by traditional and popular artists in West Sumatra during the COVID-19 pandemic. Musicians in tradition and entertainment who rely on the survival of music performance services are under heavy pressure by the COVID-19 pandemic situation because performances are rarely performed, even banned. Musicians committed to the creative field of creation experience the same thing. Live music performances are considered to be the cause of the gathering of many people, which results in being vulnerable to the transmission of the COVID-19 virus. However, they still channel the desire to perform live with the risk of getting in the way. Some are creative, using digital internet technology and social media to perform virtually. The research method used in collecting data is a mixture of field and virtual research. The tug-of-war between desire and anxiety is realized through live and virtual performances with non-maximal results. Music performances in the context of traditional music, composition, festivals, and entertainment during the COVID-19 period in West Sumatra are in the range between hope and fear in an incomparable dynamic of balance; they tend to be afraid rather than do it. Anxiety still haunts activists and event managers of musical performances.
Adolesensi: Karya Tari Baru tentang Perubahan Sikap dan Emosional Anak Perempuan di Masa Pubertas Putri, Okta Dia; Metro, Wardi; Rovylendes, Adjuoktoza; Osmond, Dony
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 9, No 1 (2025): Juli - Desember 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v9i1.4992

Abstract

Pubertas merupakan masa transisi penting yang dialami anak perempuan, ditandai dengan perubahan biologis, emosional, dan sosial yang signifikan. Perubahan ini sering menimbulkan ketidakstabilan emosional seperti mudah marah, bingung, malu, atau menjadi lebih centil dalam menarik perhatian. Karya tari Adolesensi lahir sebagai refleksi fenomena ini, mengeksplorasi bagaimana anak perempuan merespon perubahan sikap dan emosional selama masa pubertas. Penelitian penciptaan ini menggunakan metode Alma M. Hawkins yang meliputi pengumpulan data, observasi lapangan, eksplorasi, improvisasi, pembentukan, dan evaluasi. Karya ini ditarikan oleh delapan penari perempuan diiringi musik techno live, menggunakan properti sepatu heels dan kursi panjang sebagai simbol transisi menuju kedewasaan. Struktur pertunjukan terbagi menjadi tiga bagian: keriangan centil masa awal pubertas, fase kebingungan emosional, hingga penerimaan diri yang stabil. Hasilnya menunjukkan bahwa gerak tari murni yang abstrak namun eksploratif dapat mengomunikasikan perubahan emosional remaja secara simbolik. Adolesensi bukan hanya sekadar karya estetis, tetapi juga sarana edukasi sosial tentang pentingnya dukungan keluarga dan lingkungan pada masa pubertas anak perempuan