Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PEMANFAATAN TANAMAN LIDAH BUAYA SEBAGAI BAHAN DASAR PRODUK OLAHAN SELAI Kesumawati, Neti; Armadi, Yukiman; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.652 KB) | DOI: 10.36085/jpmbr.v2i2.444

Abstract

Selai merupakan salah satu produk pangan semi basah yang cukup dikenal dan disukai oleh masyarakat, baik anak kecil maupun orang dewasa. Rasanya yang manis sangat cocok dikonsumsi secara langsung sebagai tambahan makan roti atau campuran adonan untuk membuat kue. Di Indonesia sangat banyak produk pertanian yang bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuat selai, seperti nanas, pisang dan stroberry. Semua bahan baku tersebut sudah lazim dipakai masyarakat untuk bahan dasar selai dan sudah dikenal masyarakat akan kelezatannya. Padahal masih banyak produk pertanian yang belum dimanfaatkan sebagai bahan dasar selai, salah satunya lidah buaya. Walaupun lidah buaya sudah dikenal lama, hanya sedikit masyarakt yang tahu  manfaat dan khasiat tanaman ini. Padahal kandungan di dalam lidah buaya tidak sekedar untuk mencuci rambut tetapi juga bisa mengobati  penyakit, menghaluskan kulit, menyuburkan rambut atau sebagai minuman dan makanan kesehatan. Dengan berbagai keunggulan yang dikandungnya, tanaman berlendir ini dapat dijadikan menjadi berbagai macam olahan makanan yang antara lain  adalah selai.Produk olahan selai lidah buaya menmiliki prospek bisnis cukup bagus, khususnya pada daerah pertanian yang memiliki banyak tanaman lidah buaya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Desa Perbo Kecamatan Curup Utara yang berada di Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu banyak dijumpat tanaman lidah buaya tetapi tanaman ini hanya dijadikan tanaman hias yang banyak memenuhi pot di rumah-rumah atau banyak juga ditanam di pekarangan atau lingkungan sekitar. Tidak ada usaha masyarakat untuk untuk mengolah tanaman yang sedang naik pamor ini menjadi produk olahan dengan nilai tambah yang tinggi. Kekurangan informasi yang diterima masyarakat telah menyebabkan tanaman hanya dipandang sebelah mata sehingga tidak termanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, perlu mengenalkan tanaman ini serta produk-produk olahan apa saja yang bisa dibuat berbahan dasar lidah buaya kepada masyarakat petani, khususnya kelompok wanita tani (KWT) Mawar. Cara yang paling efektif untuk mengenalkan tanaman ini adalah melakukan penyuluhan/ pelatihan, dimana metodenya terdiri dari : (1) Pendidikandan penyuluhantentang tanaman lidah buaya, manfaatnya dan produk olahan yang bisa dibuat dengan bahan dasar lidah buaya; (2) Pelatihan cara pembuatan selai lidah buaya. Kegiatan pengabdian yang dilakukan telah meningkatkan wawasan petani dalam membuat seali lidah buaya sehingga bisa dijadikan peluang bisnis baru yang bisa menjadi penopang hidup. Kata Kunci : Lidah Buaya, Selai Lidah Buaya, Diversifikasi Pangan
ANEKA KREASI PRODUK OLAHAN PISANG Kesumawati, neti; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v3i1.764

Abstract

ABSTRAK         Buah pisang adalah komoditas pertanian Desa Kelilik Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang belum termanfaatkan secara maksimal, terbukti buah pisang pada umumnya masih dikonsumsi sebatas pencuci mulut sesudah makan. Padahal produksi pertanian ini sangat belimpah dan sering mengalami pembusukan akibat tidak laku terjual. Selain itu, bagian tanaman pisang lainnya, seperi jantung pisang dan bonggol pisang yang bisa diolah menjadi produk olahan juga belum diketahui masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan/pelatihan tentang teknologi pengolahan bagian tanaman pisang, terutama buah, jantung dan bonggol pisang  untuk meningkatkan nilai tambah (nilai jual) bagian tanaman tersebut sehingga daapat meningkatkan pendapatan warga masyarakat. Salah satu teknologi yang mudah diterapkan dan biayanya sangat murah adalah mengolah buah pisang menjadi selai pisang, dodol pisang, dan kiripik  pisang; mengolah jantung pisang menjadi abon jantung pisang; mengolah bonggol pisang menjadi keripik. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah (1) Agar warga masyarakat Desa Kelilik memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memperpanjang masa simpan buah pisang dan jantung pisang; (2)  Mampu mengurangi resiko kerugian akibat penumpukan hasil panen; (3) Mampu memanfaatkan teknologi pengolahan buah pisang menjadi selai pisang, dodol pisang, keripik pisang; jantung pisang menjadi abon jantung pisang; (4) Mampu meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limabah pertanian  dengan mengolah bonggol pisang menjadi keripik. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari tiga metode (1) Pendidikandan penyuluhantentang arti pentingnya memperpanjang masa simpan tanaman hortikultura dan pengetahuan tentang pembuatan buah pisang dan jantung pisang serta meminimalisir pencemaran limbah bonggol pisang; (2) Pelatihan tentang proses pembuatan selai pisang, dodol pisang, keripik buah pisang, abon jantung pisang dan keripik bonggol pisang. Kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan telah meningkatkan pendapatan warga masyarakat Desa Kelilik dalam membuat selai pisang, dodol pisang, keripik pisang, abon jantung pisang dan keripik bonggol pisang, meningkatkan nilai jual dari buah pisang, menekan kerugian ditingkat petani akibat membusuknya hasil panen, membuka peluang bisnis baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani secara umum serta meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limbah pertanian Kata Kunci : Buah pisang,  Umur Simpan,  Produk Olahan pisang.
PENGOLAHAN CABAI SEGAR MENJADI PRODUK OLAHAN “ TEPUNG CABAI “ Armadi, Yukiman; Kesumawati, Neti; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v4i1.1603

Abstract

         Kecamatan Curup Utara yang terletak di Propinsi Bengkulu merupakan dataran tinggi dengan kondisi tanah yang subur dan cocok untuk usaha budidaya tanaman.  Banyak hasil-hasil pertanian yang berasal dari daerah ini, salah satunya adalah cabai merah keriting yang mempunyai tingkat kepedasan yang tinggi. Biasanya cabai ini menjadi inceran wisatawan yang datang ke daerah ini untuk dijadikan buah tangan. Kondisi ini merupakan peluang bisnis yang tidak dapat diabaikan karena menguntungkan secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan perekonomian para petani cabai. Pada tahu 2016 luas tanam di Kecamatan Curup Utara  34  ha dengan produksi mencapai  289  ton. Hasil yang berlimpah ini di satu sisi sangat membahagiakan para petani tetapi di sisi lain membuat miris hati petani karena banyaknya cabai yang tidak laku terjual dan membusuk. Apalagi hasil produksi cabai mereka kalah bersaing dengan cabai-cabai yang masuk dari daerah lain, seperti Lampung dan Padang. Berdasarkan hasil pembicaraan awal dengan  anggota kelompok wanita tani Matahari, mereka menghendaki agar para penyuluh member informasi berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai. Hal mendasari permintaan mereka adalah  produk ini akan dapat dijual ke pasaran pada saat harga melonjak tinggi sehingga dapat meraup keuntungan yang besar; pembuatannya sangat mudah; serta bahan bahan bakunya (cabai) sangat melimpah di Kecamatan Curup Utara.   Bentuk kegiatan yang akan dilakukan diantaranya berupa; pendidikan dan penyuluhan tentang pengolahan pascapanen; pelatihan dalam pembuatan  tepung cabai.  Kegiatan pengabdian yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan wawasan anggota kelompok wanita tani Matahari dalam pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai dan meminimalisir kerugian di tingkat petani cabai akibat banyaknya cabai yang rusak/busuk.  Dari aspek produksi akan dihasilkan produk  tepung cabai .  Kata Kunci : Hortikultura, Umur Simpan,  Tepung  Cabai
DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN DODOL BERBASIS TERONG DAN JAGUNG MANIS GUNA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH Kesumawati, Neti; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 3, No 3 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v3i3.1077

Abstract

Masyarakat Desa Durian Depun Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu pada umumnya bermata-pencaharian sebagai petani. Tanaman terong dan jagung manis menjadi tanaman andalan masyarakt Desa Durian Depun. Semua kebutuhan hidup biasanya dipenuhi mereka dari hasil penjualan terong dan jagung manis. Oleh karena itu, kalau hasil panen tidak sesuai dengan harapan mereka, baik kuantitas maupun kualitas akan menyebabkan para petani merasa sangat kecewa. Apalagi pada saat  hasil panen  tidak laku terjual dan mengalami pembusukan. Ada salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat prtani terong dan jagung manis adalah mengolahnya menjadi produk olahan yang dapat diperjualbelikan dengan harga yang tinggi. Disamping meningkatkan harga jual, pengolahan ini juga dapat memperpanjang masa simpan hasil panen dan meminimalisir pembusukan hasil panen. Atas dasar ini, maka staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu memilih lokasi ini sebagai sasaran pengabdiaan kepada masyarakt. Untuk memperlancar kegiatan pengabdiaan masyarakat, tim pengabdi dibantu oleh mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Metode pendekatan yang diterapkan dalam program ini, dengan menggunakan metode penyuluhan dan demontrasi pembuatan dodol terong serta dodol jagung manis. Dari evaluasi, penerapan teknologi tepat guna melalui pelatihan pembuatan dodol terong dan dodol jagung manis dilaksanakan dengan hasil sangat baik, terbukti dari antusiasnya para Ibuk-ibuk PKK sebagai peserta penyuluhan dan pelatihan dalam mengikuti semua tahapan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul dari ibuk-ibuk PKK yang merasa kurang paham tentang pembuatan dodol terong dan dodol jagung manis dan banyaknya para pesrta yang hadir. Pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah dodol terong dan dodol jagung manis dapat dijadikan modal dasar untuk membuka usaha rumahan (home industri) bagi ibuk-ibuk PKK khususnya dan masyarat Desa Durian Depun sehingga dapat  meningkatkan penghasilan/pendapatan rumah tangga dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.   Kata Kunci : Dodol terong, dodol jagung manis, Produk olahan
A PELATIHAN PEMBUATAN DODOL DARI BIJI NANGKA SEBAGAI UPAYA PENGANEKARAGAMAN DAN PANGAN DAN MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN Kesumawati, Neti; Feni, Rita; Hayati, Rita; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman; Marwan, Edy
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Rafflesia Vol. 7 No. 1 (2024): April : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v7i1.6290

Abstract

Desa Perbo Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong merupakan sentra pertanian yang banyak menghasilkan produk pertanian. Nangka adalah salah satu hasil pertanian yang cukup dinikmati konsumen karena rasanya yang manis, khususnya buah yang telah masak.  Banyaknya  peminat buah nangka yang telah masak ini telah menyisakan biji-biji. Biasanya biji-biji ini dibuang sembarangan tempat dan  dianggap limbah yang tidak berguna. Padahal biji-biji nangka dapat diolah menjadi pangan yang bernilai gizi tinggi, seperti dodol. Pembuatan dodol biji nangka tidak memerlukan biaya yang mahal dan pembuatannya sangat sederhana sehingga bisa dijadikan peluang bisnis yang menguntungkan. Tetapi kondisi ini tidak menjadi perhatian bagi masyarakat Desa Perbo, terutama anggota kelompok wanita tani Mawar. Salah satu penyebabnya ketidaktahuan mereka dalam pembuatan dodol biji nangka serta rendahnya motivasi. Rendahnya motivasi dan pengetahuan anggota kelompok wanita tani Mawar Desa Perbo dalam pembuatan dodol biji nangka dapat ditingkatkan melalui penyuluhan maupun pelatihan. Dengan pertimbangan tersebut, staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu memilih lokasi ini sebagai fokus pengabdiannya kepada masyarakat. Metode pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah dengan memberikan penyuluhan dan demonstrasi tentang cara membuat dodol biji nangka. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa penerapan teknologi yang sesuai melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan dodol biji nangka telah sukses, menghasilkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi anggota kelompok wanita tani Mawar.   Kata Kunci: odol, biji nangka, produk olahan
Testing Alternative Hydroponic Nutrition of Wick System on Vegetable Growth Planted in Limited Land Hayati, Rita; Armadi, Yukiman; Yusnaweti, Yusnaweti; Feni, Rita; Asfaruddin, Asfaruddin; Ariyani, Farida; Kesumawati, Neti; Suzanna, Eka; Sarina, Sarina
Journal La Lifesci Vol. 5 No. 2 (2024): Journal La Lifesci
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallalifesci.v5i2.1177

Abstract

This research aims to obtain suitable alternative nutrients for vegetable cultivation using the Hydroponic Wick System so that the production costs of hydroponic cultivation can be cheaper and more affordable. The research was conducted in the Tebeng area, Ratu Agung Kodya Bengkulu, at an elevation of 50 meters above sea level. The research method used was a Randomized Block Design with a Factorial pattern (RAKF). The first factor had 3 levels of vegetable types: kailan (S1), caisim (S2), and pakcoy (S3). The second factor had 3 levels of nutrients: AB Mix 100% (N1), alternative 100% (N2), and ABMix 50% + alternative 50% (N3). Thus, there were 9 treatment combinations with 3 replications. The results of the research showed that the plant height, number of leaves, wet weight, and dry weight of plants using Alternative Nutrients for kailan, caisim, and pakcoy vegetables significantly influenced the use of AB Mix nutrients, Alternative Nutrients, and the mixture of both nutrients when grown using the Hydroponic Wick system. The best results were achieved using alternative nutrients. This was evident from the tallest plant height at harvest, which was 34.20 grams at 42 days after planting (HST), 16.62 leaves, 142.69 grams wet weight, and 7.60 grams dry weight. These results were significantly better compared to using other nutrients, offering a potential solution to the high costs of hydroponic cultivation due to the expensive price and limited availability of AB Mix nutrients, especially in the region.
TEKNOLOGI PEMBUATAN TEPUNG BIJI ALPUKAT DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PENGGANTI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN COOKIES DI DESA ARGA INDAH Hayati, Rita; Kesumawati, Neti; Armadi, Yukiman; Jafrizal, Jafrizal; Definiati, Neli; Efrita, Edi; Mutmainah, Elni; Saputra, Surya Ade
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 3 (2024): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i3.733

Abstract

Masyarakat di Desa Arga Indah Kecamatan Marigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah pada umumnya memiliki mata pencaharian bertani dan berdagang. Masyarakatnya mengharapkan ada penyuluhan bagaiman menambah pemasukkan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu melalui upaya memanfaatkan limbah hasil pertanian yang dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menambah pemasukkan keuangan keluarga. Pada umumnya petani hanya membuang biji alpukat yang dihasilkan di Desa Arga Indah. Buah alpukat merupakan salah satu buah yang diminati banyak orang, namun disisi lain bijinya hanya dijadikan limbah yang belum termanfaatkan karena pada umumnya, bagian yang dimanfaatkan dari buah alpukat hanyalah daging buahnya saja sedangkan bagian lainnya dibuang dan menjadi limbah. Bagian terbuang yang masih dapat dimanfaatkan misalnya biji. Biji alpukat yang dianggap sebagai limbah memiliki kandungan pati yang cukup tinggi yaitu sekitar 80,1% yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai cemilan makanan ringan antara lain Cookies. Untuk itu diperlukan pendidikan kepada masyarakat tani bagaimana teknologi pengolahan biji Alpukat menjadi Tepung yang kemudian dapat dimanfaatkan menjadi beberapa olahan makanan ringan seperti Cookies. Pengabdian pada masyarakat yang dilakukan ini berupa penyuluhan. Pelatihan Teknologi pembuatan Tepung Biji Durian dan praktek menggunaanya dalam pembuatan Cookies Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini, yaitu berupa penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi untuk pendalaman. Kemudian dilanjutkan dengan pembimbingan praktek lapangan dan monotoring. Hasil yang dicapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya ketrampilan petani dalam teknologi pembuatan tepung biji alpukat dan pembuatan Cookies dan menambah wawasan petani dalam memanfaatkan biji Alpukat menjadi sesuatu yang dapat menambah pendapatan keluarga petani dan juga dapat memelihara lingkungan dengan menfaatkan biji alpukat yang berupa Limbah.
EFEKTIFITAS PUPUK KANDANG KOTORAN KAMBING DAN PUPUK HAYATI CAIR DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MELOM (Cucumis melo. L) Hayati, Rita; Jafrizal, Jafrizal; Armadi, Yukiman; Suryadi; Kesumawati, Neti
Agriculture Vol. 19 No. 2 (2024): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/agrotek.v19i2.7607

Abstract

Tujuan penelitian mengetahui interaksi antara pupuk kandang kotoran kambing dan pupuk hayati cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Melon (Cucumis melo L) dan efektifitas pupuk kandang kotoran kambing dan pupuk hayati cair dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman Melon (Cucumis melo L).Penelitian ini dilaksanakan di jl. Merapi XV E Tebeng Ratu Agung Kodya Bengkulu, bulan Mei 2023 sampai Agustus 2023, rancangan acak lengkap pola Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama pengaruh Pupuk kandang kotoran kambing yang terdiri dari 4 taraf yaitu : P0= kontrol P1= 10 ton/ha (360 gr/tanaman) P2= 15 ton/ha (450 gr/tanaman) P3 = 20 ton/ha (500 gr/tanaman) Faktor kedua yaitu pengaruh pemberian pupuk hayati cair (bioto grow gold/ BGG) yang terdiri dari : K0 = Kontrol K1 = 1,5 ml/l K2 = 3 ml/l K3 = 4,5 ml/l Terdapat 16 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan sehingga terdapat 48 unit percobaan. masing-masing unit percobaan terdiri dari 3 tanaman, sehingga terdapat 144 tanaman. Hasil data di analisis secara statistik menggunakan sidik ragam, selanjutnya apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multipe Range Test (DMRT) pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kotoran kambing berpengauh tidak nyata terhadap semua parameter kecuali pada pengamatan jumlah daun umur 28 hst. Perlakuan terbaik pada penelitian ini terhadap tinggi tanaman Melon yatu P3 =20 ton/ha dan K2= 4,5 ml/l . Sedangkan pengamatan hasil terbaik terhadap berat buah pertanaman yaitu pada perlakuan pupuk kandang kotoran kambing P2=10 ton/ha dengan dan pupuk hayati cair 4,5 ml/l. Kata kunci: Pupuk kandang kambing, pupuk hayati cair, tanaman melon.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN TORAKUR (TOMAT RASA KURMA) SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK OLAHAN DI KECAMATAN CURUP UTARA KABUPATEN REJANG LEBONG Kesumawati, Neti; Feni, Rita; Hayati, Rita; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman; Ariyani, Farida
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i2.1861

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi Kelompok Wanita Tani Mawar di Desa Perbo, Kecamatan Curup Utara, melalui pelatihan pembuatan produk olahan torakur berbahan dasar tomat. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahapan survei lokasi, analisis kebutuhan, penyusunan bahan pelatihan, penyuluhan, dan praktik langsung pembuatan torakur selama 7 hari. Hasil kegiatan menunjukkan keberhasilan dalam pencapaian tujuan, sasaran, dan target, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengolah tomat menjadi produk bernilai jual tinggi. Meskipun menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan modal, pengetahuan awal, dan ketergantungan ekonomi pada suami, kegiatan ini mampu memberikan dampak positif dan membuka peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan. Kata Kunci: Pengabdian Masyarakat, Torakur, Pemberdayaan Wanita Tani, Olahan Tomat
Optimization of Growth and Yield of Several Varieties of Green Beans (Vigna Radiata L) Using Solid Oil Palm Waste on Red Yellow Podzolic Soil in Bengkulu Hayati, Rita; Jafrizal; Armadi, Yukiman; Kesumawati, Neti; Usman
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 6 (2025): June
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i6.11559

Abstract

This study aimed to evaluate the effects of solid oil palm waste application and mung bean (Vigna radiata L.) varietal differences on growth and yield performance in red-yellow podzolic soils in Bengkulu, Indonesia. A factorial experiment was conducted using a Randomized Block Design (RBD) with three replications. The two factors tested were four levels of solid waste application (0, 10, 15, and 20 tons/ha) and three mung bean varieties (Vima 2, Vima 4, and Vima 5). Data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), followed by Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at a 5% significance level. The results showed that solid waste application significantly improved plant height, number of pods per plant, pod weight, and seed weight per plant. Variety also had a significant effect on plant height at 56 days after planting. No significant interaction was observed between the two factors. Overall, the application of 20 tons/ha of solid waste resulted in the highest improvements in agronomic parameters. Among the tested varieties, Vima 5 demonstrated the best overall performance. These findings suggest that using solid oil palm waste at an optimal dose can enhance mung bean productivity in red-yellow podzolic soils, supporting sustainable agricultural practices.