Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Faktor Pada Kemasan Sale Pisang Terhadap Permintaan Konsumen Masturi, Hasanawi; Kesumawati, Neti
Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan Vol 15 No 2 (2017): Jurnal Agroqua
Publisher : University of Prof. Dr. Hazairin, SH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas sale pisang tergantung jenis pisang yang diolah, proses pengolahannya dan penanganan hasil olahannya. Salah satu penanganan pemasaran sale pisang yang penting adalah pengemasan. Pengemasan mencakup semua kegiatan merancang dan memproduksi kemasan suatu produk. Kemasan yang terancang dengan baik dapat memberikan nilai kenyamanan bagi konsumen dan nilai promosi bagi produsen. Kemasan harus terbuat dari bahan yang baik dan  berpenampilan menarik sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa faktor pada kemasan sale pisang yang berupa warna dasar kemasan sale pisang, bahan baku kemasan sale pisang, ukuran kemasan sale pisang, dan label kemasan sale pisang berpengaruh nyata dan positif terhadap permintaan konsumen. 
CARA PEMBUATAN BIOPESTISIDA DAUN PEPAYA Kesumawati, Neti; Masturi, H.; Armadi, Y.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.35 KB) | DOI: 10.36085/jpmbr.v1i1.187

Abstract

Pada umumnya penduduk Desa Perbo Kecamatan Curup Utara Kabupaten Rejang Lebong bermata pencaharian sebagai petani. Bercocok tanam merupakan andalan utama penopang kehidupan mereka, semakin banyak hasil produksi pertanian yang diperoleh maka semakin meningkat kesejahteraan masyarakat petani. Oleh karena itu, petani Desa Perbo Kecamatan Curup Utara selalu berusaha untuk meningkatkan hasil panennya melalui berbagai cara, antara lain pemakaian pestisida sintetik dalam pembrantasan hama penyakit. Mereka tidak menyadari bahwa pemakaian pestisida ini akan menimbulkan dampak negatif, seperti timbulnya berbagai penyakit yang menyerang manusia serta terjadinya pencemaran lingkungan. Mengingat hal tersebut di atas, maka perlu mengalihkan pemakaian pestisida sintetik menjadi pestisida alami. Cara yang paling efektif untuk mengalihkan perilaku masyarakat yang mengutamakan pemakaian pestisida kimia ini adalah melakukan penyuluhan/pelatihan, dimana metodenya terdiri dari : tentang kelebihan dan kekurangan pestisida berbahan dasar kimia dan pestisida alami (biopesitisida) serta pelatihan pembuatan biopestisida, terutama biopestisida daun pepaya. dimana metodenya terdiri dari : (1) Pendidikan dan penyuluhan tentang perlunya menjaga kelestarian lingkungan; kelebihan dan kekurangan pestisida berbahan dasar kimia dan pestisida alami (biopesitisida); serta bagaimana teknik pembuatan biopestisida daun pepaya; (2) Pelatihan cara pembuatan biopestisida yang bahan bakunya daun pepaya yang sangat berlimpah di Desa Perbo Kecamatan Curup Utara. Melalui kegiatan penyuluhan/pelatihan dalam rangka pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan wawasan anggota kelompok wanita tani seputar pestisida sintetik dan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan serta dalam membuat pestisida daun pepaya. Selanjutnya diharapkan dapat menekan biaya operasional dalam berusaha tani serta meminimalisir pencemaran lingkungan akibat pemakaian pestisida sintetik.Kata Kunci : daun pepaya, pestisida nabati, pencemaran lingkungan
PEMANFAATAN TANAMAN LIDAH BUAYA SEBAGAI BAHAN DASAR PRODUK OLAHAN SELAI Kesumawati, Neti; Armadi, Yukiman; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.652 KB) | DOI: 10.36085/jpmbr.v2i2.444

Abstract

Selai merupakan salah satu produk pangan semi basah yang cukup dikenal dan disukai oleh masyarakat, baik anak kecil maupun orang dewasa. Rasanya yang manis sangat cocok dikonsumsi secara langsung sebagai tambahan makan roti atau campuran adonan untuk membuat kue. Di Indonesia sangat banyak produk pertanian yang bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuat selai, seperti nanas, pisang dan stroberry. Semua bahan baku tersebut sudah lazim dipakai masyarakat untuk bahan dasar selai dan sudah dikenal masyarakat akan kelezatannya. Padahal masih banyak produk pertanian yang belum dimanfaatkan sebagai bahan dasar selai, salah satunya lidah buaya. Walaupun lidah buaya sudah dikenal lama, hanya sedikit masyarakt yang tahu  manfaat dan khasiat tanaman ini. Padahal kandungan di dalam lidah buaya tidak sekedar untuk mencuci rambut tetapi juga bisa mengobati  penyakit, menghaluskan kulit, menyuburkan rambut atau sebagai minuman dan makanan kesehatan. Dengan berbagai keunggulan yang dikandungnya, tanaman berlendir ini dapat dijadikan menjadi berbagai macam olahan makanan yang antara lain  adalah selai.Produk olahan selai lidah buaya menmiliki prospek bisnis cukup bagus, khususnya pada daerah pertanian yang memiliki banyak tanaman lidah buaya sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat petani. Desa Perbo Kecamatan Curup Utara yang berada di Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu banyak dijumpat tanaman lidah buaya tetapi tanaman ini hanya dijadikan tanaman hias yang banyak memenuhi pot di rumah-rumah atau banyak juga ditanam di pekarangan atau lingkungan sekitar. Tidak ada usaha masyarakat untuk untuk mengolah tanaman yang sedang naik pamor ini menjadi produk olahan dengan nilai tambah yang tinggi. Kekurangan informasi yang diterima masyarakat telah menyebabkan tanaman hanya dipandang sebelah mata sehingga tidak termanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu, perlu mengenalkan tanaman ini serta produk-produk olahan apa saja yang bisa dibuat berbahan dasar lidah buaya kepada masyarakat petani, khususnya kelompok wanita tani (KWT) Mawar. Cara yang paling efektif untuk mengenalkan tanaman ini adalah melakukan penyuluhan/ pelatihan, dimana metodenya terdiri dari : (1) Pendidikandan penyuluhantentang tanaman lidah buaya, manfaatnya dan produk olahan yang bisa dibuat dengan bahan dasar lidah buaya; (2) Pelatihan cara pembuatan selai lidah buaya. Kegiatan pengabdian yang dilakukan telah meningkatkan wawasan petani dalam membuat seali lidah buaya sehingga bisa dijadikan peluang bisnis baru yang bisa menjadi penopang hidup. Kata Kunci : Lidah Buaya, Selai Lidah Buaya, Diversifikasi Pangan
BIO-PESTISIDA BERBASIS EKSTRAK TEMBAKAU DARI LIMBAH PUNTUNG ROKOK DAN KULIT JERUK Kesumawati, Neti; Suryadi, Suryadi; Masturi, Hasanawi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 2, No 3 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v2i3.525

Abstract

ABSTRAK Limbah rokok atau yang sering kita sebut “ Puntung rokok “ adalah limbah yang tidak bermanfaat bagi lingkungan. Sedangkan limbah rokok dari tahun ketahun semakin meningkat, apalagi Indonesia merupakan negara peringkat ketiga dalam hal mengkonsumsi rokok. Menurut WHO, konsumsi rokok Indonesia perkapita adalah 1.742 rokok perorang pertahun. Rokok ini menghasilkan limbah berupa puntung rokok yang dapat merugikan lingkungan.  Selain berdampak negatif bagi lingkungan, puntung rokok yang mengandung senyawa eugenol dapat digunakan untuk mengendalikan organisme penganggu tanaman (OPT). Kemampuan pestisida puntung rokok ini akan bertambah dahsyat dalam pengendalian OPT apabila dicampur dengan ekstrak kulit jeruk yang dianggap masyarakat sebagai sisa produk yang tidak bermanfaat dan bernilai, termasuk masyarakat Desa Perbo Kecamatan Curup Utara. Padahal daerah ini merupakan daerah penghasil jeruk sehingga sangat mudah dan banyak untuk mendapatkan kulit jeruk sebagai bahan baku pembuatan pestisida yang berguna untuk membasmi hama. Salah satu pestisida yang digunakan untuk membasmi hama dengan kemungkinan tidak menimbulkan dampak negatif bagi tanaman dan lingkungan, yaitu dengan menggunakan pestisida botani yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti kulit jeruk nipis. Berhubung masyarakat Desa Perbo Kecamatan Curup Utara masih lebih memprioritaskan pemakaian pestisida kimia dalam pengendalian OPT dan kurang memahami dampak negatif yang ditimbulkan, seperti timbulnya berbagai penyakit yang menyerang manusia serta terjadinya pencemaran lingkungan (Kesumawati, 2017). Maka perlu merubah pola pikir masyarakat agar beralih pada pestisida alami Cara yang paling efektif yang bisa diterapkan adalah melakukan penyuluhan/ pelatihan, dimana metodenya terdiri dari : (1) Pendidikan dan penyuluhan tentang perlunya memelihara kelestarian lingkungan dan bagaimana teknik pembuatan biopestisida kulit jeruk/puntung rokok; (2) Pelatihan cara pembuatan biopestisida yang bahan bakunya kulit jeruk dan puntung rokok. Kegiatan pengabdian yang dilakukan telah berhasil meningkatkan wawasan petani dalam membuat biopestisida campuran kulit jeruk dan puntung rokok, menekan biaya operasional dalam berusahatani serta meminimalisir pencemaran lingkungan akibat pemakaian pestisida sintetik.  Kata Kunci : Kulit jeruk, puntung rokok, pestisida nabati.
ANEKA KREASI PRODUK OLAHAN PISANG Kesumawati, neti; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v3i1.764

Abstract

ABSTRAK         Buah pisang adalah komoditas pertanian Desa Kelilik Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang belum termanfaatkan secara maksimal, terbukti buah pisang pada umumnya masih dikonsumsi sebatas pencuci mulut sesudah makan. Padahal produksi pertanian ini sangat belimpah dan sering mengalami pembusukan akibat tidak laku terjual. Selain itu, bagian tanaman pisang lainnya, seperi jantung pisang dan bonggol pisang yang bisa diolah menjadi produk olahan juga belum diketahui masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan/pelatihan tentang teknologi pengolahan bagian tanaman pisang, terutama buah, jantung dan bonggol pisang  untuk meningkatkan nilai tambah (nilai jual) bagian tanaman tersebut sehingga daapat meningkatkan pendapatan warga masyarakat. Salah satu teknologi yang mudah diterapkan dan biayanya sangat murah adalah mengolah buah pisang menjadi selai pisang, dodol pisang, dan kiripik  pisang; mengolah jantung pisang menjadi abon jantung pisang; mengolah bonggol pisang menjadi keripik. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah (1) Agar warga masyarakat Desa Kelilik memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memperpanjang masa simpan buah pisang dan jantung pisang; (2)  Mampu mengurangi resiko kerugian akibat penumpukan hasil panen; (3) Mampu memanfaatkan teknologi pengolahan buah pisang menjadi selai pisang, dodol pisang, keripik pisang; jantung pisang menjadi abon jantung pisang; (4) Mampu meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limabah pertanian  dengan mengolah bonggol pisang menjadi keripik. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini terdiri dari tiga metode (1) Pendidikandan penyuluhantentang arti pentingnya memperpanjang masa simpan tanaman hortikultura dan pengetahuan tentang pembuatan buah pisang dan jantung pisang serta meminimalisir pencemaran limbah bonggol pisang; (2) Pelatihan tentang proses pembuatan selai pisang, dodol pisang, keripik buah pisang, abon jantung pisang dan keripik bonggol pisang. Kegiatan pengabdian yang sudah dilakukan telah meningkatkan pendapatan warga masyarakat Desa Kelilik dalam membuat selai pisang, dodol pisang, keripik pisang, abon jantung pisang dan keripik bonggol pisang, meningkatkan nilai jual dari buah pisang, menekan kerugian ditingkat petani akibat membusuknya hasil panen, membuka peluang bisnis baru sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani secara umum serta meminimalisir pencemaran lingkungan akibat limbah pertanian Kata Kunci : Buah pisang,  Umur Simpan,  Produk Olahan pisang.
PENGOLAHAN CABAI SEGAR MENJADI PRODUK OLAHAN “ TEPUNG CABAI “ Armadi, Yukiman; Kesumawati, Neti; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v4i1.1603

Abstract

         Kecamatan Curup Utara yang terletak di Propinsi Bengkulu merupakan dataran tinggi dengan kondisi tanah yang subur dan cocok untuk usaha budidaya tanaman.  Banyak hasil-hasil pertanian yang berasal dari daerah ini, salah satunya adalah cabai merah keriting yang mempunyai tingkat kepedasan yang tinggi. Biasanya cabai ini menjadi inceran wisatawan yang datang ke daerah ini untuk dijadikan buah tangan. Kondisi ini merupakan peluang bisnis yang tidak dapat diabaikan karena menguntungkan secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan perekonomian para petani cabai. Pada tahu 2016 luas tanam di Kecamatan Curup Utara  34  ha dengan produksi mencapai  289  ton. Hasil yang berlimpah ini di satu sisi sangat membahagiakan para petani tetapi di sisi lain membuat miris hati petani karena banyaknya cabai yang tidak laku terjual dan membusuk. Apalagi hasil produksi cabai mereka kalah bersaing dengan cabai-cabai yang masuk dari daerah lain, seperti Lampung dan Padang. Berdasarkan hasil pembicaraan awal dengan  anggota kelompok wanita tani Matahari, mereka menghendaki agar para penyuluh member informasi berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan tentang pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai. Hal mendasari permintaan mereka adalah  produk ini akan dapat dijual ke pasaran pada saat harga melonjak tinggi sehingga dapat meraup keuntungan yang besar; pembuatannya sangat mudah; serta bahan bahan bakunya (cabai) sangat melimpah di Kecamatan Curup Utara.   Bentuk kegiatan yang akan dilakukan diantaranya berupa; pendidikan dan penyuluhan tentang pengolahan pascapanen; pelatihan dalam pembuatan  tepung cabai.  Kegiatan pengabdian yang dilakukan diharapkan akan meningkatkan wawasan anggota kelompok wanita tani Matahari dalam pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai dan meminimalisir kerugian di tingkat petani cabai akibat banyaknya cabai yang rusak/busuk.  Dari aspek produksi akan dihasilkan produk  tepung cabai .  Kata Kunci : Hortikultura, Umur Simpan,  Tepung  Cabai
DIVERSIFIKASI PANGAN OLAHAN DODOL BERBASIS TERONG DAN JAGUNG MANIS GUNA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH Kesumawati, Neti; Suryadi, Suryadi; Armadi, Yukiman; Hayati, Rita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bumi Raflesia Vol 3, No 3 (2020): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bumi Raflesia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jpmbr.v3i3.1077

Abstract

Masyarakat Desa Durian Depun Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu pada umumnya bermata-pencaharian sebagai petani. Tanaman terong dan jagung manis menjadi tanaman andalan masyarakt Desa Durian Depun. Semua kebutuhan hidup biasanya dipenuhi mereka dari hasil penjualan terong dan jagung manis. Oleh karena itu, kalau hasil panen tidak sesuai dengan harapan mereka, baik kuantitas maupun kualitas akan menyebabkan para petani merasa sangat kecewa. Apalagi pada saat  hasil panen  tidak laku terjual dan mengalami pembusukan. Ada salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat prtani terong dan jagung manis adalah mengolahnya menjadi produk olahan yang dapat diperjualbelikan dengan harga yang tinggi. Disamping meningkatkan harga jual, pengolahan ini juga dapat memperpanjang masa simpan hasil panen dan meminimalisir pembusukan hasil panen. Atas dasar ini, maka staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Bengkulu memilih lokasi ini sebagai sasaran pengabdiaan kepada masyarakt. Untuk memperlancar kegiatan pengabdiaan masyarakat, tim pengabdi dibantu oleh mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN. Metode pendekatan yang diterapkan dalam program ini, dengan menggunakan metode penyuluhan dan demontrasi pembuatan dodol terong serta dodol jagung manis. Dari evaluasi, penerapan teknologi tepat guna melalui pelatihan pembuatan dodol terong dan dodol jagung manis dilaksanakan dengan hasil sangat baik, terbukti dari antusiasnya para Ibuk-ibuk PKK sebagai peserta penyuluhan dan pelatihan dalam mengikuti semua tahapan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul dari ibuk-ibuk PKK yang merasa kurang paham tentang pembuatan dodol terong dan dodol jagung manis dan banyaknya para pesrta yang hadir. Pengetahuan dan ketrampilan dalam mengolah dodol terong dan dodol jagung manis dapat dijadikan modal dasar untuk membuka usaha rumahan (home industri) bagi ibuk-ibuk PKK khususnya dan masyarat Desa Durian Depun sehingga dapat  meningkatkan penghasilan/pendapatan rumah tangga dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.   Kata Kunci : Dodol terong, dodol jagung manis, Produk olahan
PKM SMK AGRO MARITIM KOTA BENGKULU Novitri Kurniati; Jafrizal Jafrizal; Neti Kesumawati; Dwi Fitriani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.029 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.3041

Abstract

Abstrak: Sekolah Menengah Kejuruan Agro Maritim Kota Bengkulu berdiri pada tahun 2018, merupakan SMK swasta berbasis agribisnis pertama yang ada di Kota Bengkulu.  Permasalahan yang dihadapi  sekolah adalah keterbatasan dana yang mengakibatkan praktek kejuruan sering terkendala sarana dan kemampuan SDM guru yang masih terbatas.  Hal ini mengharuskan pimpinan untuk melakukan kerjasama dengan para pihak diluar sekolah, baik perusahaan agribisnis, sekolah kejuruan lain dan perguruan tinggi.  Praktek kejuruan yang diperlukan oleh SMK adalah pengolahan bahan pangan dengan teknologi sederhana, murah dan mudah dilaksanakan. Salah satu bahan pangan yang  merupakan komoditi strategis dan selalu dibutuhkan masyarakat adalah cabe merah. Karakteristik cabe segar yang cepat busuk dan harga  berfluktuasi, membuat cabe sangat potensial untuk diolah dan diproduksi menjadi produk yang bernilai ekonomi dan laku di pasaran.  Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilaksanakan kegiatan PKM dengan  bentuk penyuluhan dan diskusi tentang prospek  pengolahan cabe merah, pelatihan pengolahan cabe merah menjadi cabe kering, saos cabe, pasta cabe, cabe bubuk dan abon cabe serta pelatihan dan pendampingan dalam pemasaran produk  dan analisis usaha. Luaran kegiatan PKM diantaranya berupa produk olahan cabe merah seperti cabe kering, saos cabe, pasta cabe, cabe bubuk, dan abon cabe, serta luaran akademik berupa artikel pada jurnal nasional terakreditasi, publikasi pada media cetak, video pelaksanaan kegiatan, dan bahan ajar.Abstract:  Agro Maritime Vocational High School was established in 2018, is the first agribusiness-based private vocational school in Bengkulu City. The problem that has arisen in school is there are limited funds which result in vocational practices that are often constrained by the facilities and capacity of teachers' human resources which are still limited. This requires the leader of the school to collaborate with parties outside the school, both agribusiness companies, other vocational schools and universities. Vocational practice required by SMK is food processing with simple technology, cheap and easy to implement. One of the foodstuffs which is a strategic commodity and  always needed by the community is red chili. The character of fresh chilies which rots quickly and the price fluctuates, makes chilies very potential to be processed and produced into products that have economic value and sell well in the market. Based on these problems, PKM activities were carried out in the form of counseling and discussion on the prospects for processing red chilies, processing red chilies into dry chilies, chili sauce, chili paste, chili powder and shredded chilli,  training and assistance in product marketing and business analysis. The output of PKM activities is in the form of processed red chili products such as dry chilies, chili sauce, chili paste, chili powder, and shredded chilli, as well as academic outputs in the form of articles in accredited national journals, publication in printed media, videos of activity implementation, and teaching material.
PENTINGNYA MENGGALI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PETANI DALAM RANGKA MEMELIHARA KELESTARIAN LAHAN PERTANIAN SEBAGAI PENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN REJANG LEBONG Neti Kesumawati; Yukiman Armadi; Rita Hayati
Jurnal AGRIBIS Vol. 14 No. 2 (2021): Jurnal Agribis
Publisher : Program Studi Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.44 KB)

Abstract

ABSTRAK                  Introduksi teknologi  revolusi hijau yang massif di masa lalu berdampak pada  menurunnya kualitas lingkungan, seperti rusaknya lahan-lahan pertanian di perdesaan (Sukayat, dkk. 2013). Hal ini telah melahirkan suatu gerakan untuk kembali menerapkan pertanian tradisionil yang pernah dilakukan oleh nenek moyang terdahulu. Biasanya nenek moyang memanfaatkan sumberdaya lokal tanpa aplikasi pupuk buatan dan pestisida kimiawi, sebaliknya menekankan pada pemberian pupuk organik (alam), dan pestisida hayati, serta cara-cara budidaya lainnya yang tetap berpijak pada pelestarian lahan-lahan pertanian (Tandisau dan Herniwati, 2009).  Sebenarnya cara pertanian ini telah dilaksanakan  secara turun temurun oleh nenek moyang yang merupakan kearifan local yang banyak mengandung tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan, termasuk lahan-lahan pertanian (Rusandi, 2013). Mengingat besarnya peranan kearifan lokal dalam memelihara kelestarian lahan pertanian maka perlu digali, dihidupkan dan dikembangkan lagi, baik berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, norma adat, nilai budaya, aktivitas dalam kegiatan pertanian guna mencukupi kebutuhan hidupnya, termasuk kearifan lokal yang ada di Kabupaten Rejang Lebong.         Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui kearifan local  masyarakat petani yang ada di Kabupaten Rejang Lebong; (2)  Mengetahui peran kearifan lokal masyarakat petani Kabupaten Rejang Lebong dalam memelihara kelestarian lahan pertania; (3) Mengetahui cara melestarikan kearifan local  masyarakat petani yang ada di Kabupaten Rejang Lebong         Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Rejang Lebong, selama lebih kurang 10 bulan mulai Februari 2015. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode sengaja dengan tujuan tertentu (Purpossive sampling) dan teknik penarikan sampel menggunakan metode Snowball Sampling. Data diperoleh melalui penyebaran angket kepada responden serta pengamtan langsung kondisi lingkungan. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif.         Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Rejang Lebong memiliki banyak kearifan lokal dalam hal bercocok tanam. Dalam kearifan lokal tersebut terdapat banyak pedoman atau tuntunan yang sangat bijak dan arif disaat bercocok tanam. Pemakaian bahan-bahan alami dalam kegiatan bercocok tanam yang diterapkan nenek moyang sangat bermanfaat bagi kelestarian lahan-lahan pertanian. Kata Kunci : Kearifan Lokal, Kelestarian Lahan Pertanian 
RESPON PERTUMBUHAN SETEK BIBIT TANAMAN LADA (Piper nigrum L.) TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KOSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI Frenky Meilando; neti kesumawati; Rita Hayati
Agriculture Vol. 16 No. 1 (2021): Jurnal Agriculture
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.165 KB) | DOI: 10.36085/agrotek.v16i1 Juli.1644

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media tanam dan ZPT air kelapa terhadap pertumbuhan setek tanaman lada.Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Pondok Kubang, Kab Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) perlakuan 1 yaitu Komposisi media tanam K1(1:4:2), K2(1:4:4), K3(1:4:6). Perlakuan ke-2 yaitu Kosentrasi ZPT alami Z0(kontrol), Z1 15%(150 ml/L air), Z2 25%(250 ml/L air), Z3 35%(350 ml/L air). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan dengan tanaman 6 tanaman setiap unit percobaan sehingga diperoleh 216 tanaman.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas 73 HST, panjang tunas 43, 53, 73 HST, jumlah daun 43, 53, 73 HST, serta berat basah tunas, dan berat kering tunas tetapi tidak berpengaruh nyata pada, persentase tumbuh, berat basah akar, dan berat kering akar. Sedangkan perlakuan kosentrasi ZPT alami menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah tunas 73 HST tetapi tidak berpengaruh nyata pada pengamatan jumlah panjang tunas, persentase tumbuh,berat basah tunas, berat basah akar, berat kering tunas dan berat kering akar. Interaksi antara keduanya berpengaruh  pada jumlah tunas 73 HST dan panjang tunas 73 HST tetapi tidak berpengaruh nyata pada Jumlah daun, persentese tumbuh, berat basah akar, berat basah tunas, berat kering akar, dan berat kering tunas. Kata kunci : Setek Lada (Piper nigrum L), komposisi media tanam, dan ZPT alami.