Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Traditions and Myths of Kajang People in South Sulawesi Anggraini, Lya Dewi
Humaniora Vol. 14 No. 3 (2023): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v14i3.10687

Abstract

The research aimed to elaborate the myths following traditions in explicit connection with the Kajang indigenous people's dwellings and way of life. The existence of Kajang indigenous people was known for preserving their traditions with austerity. Clinging to their traditional belief system, Pasang ri Kajang was used to protect their sacred forest and natural environment. Some myths still seemed relevant and took part actively in their everyday lives. This was an empirical qualitative research, with the researcher directly visiting the location to experience the cultural situation and the people of Kajang. First-hand experience, photographing, hand sketching, interviews, and focus group discussions were employed to collect data. Analyzing the characteristics of the Kajang area from the maps, narrative analysis for the interview, focus group discussion, sketches, manual notes, photographs, and cross-analysis from literature studies resulted in the difference between inner and outer Kajang. It is found that eight practical conducts closely related to the myths are elaborated, such as oral communication, no electricity, no clay roof tile, no footwear, no colorful clothes, no decoration or modern material, orientation of buildings, and odd numbering and time calculation. Some limitations and suggestions are also presented. 
Daring, Pembelajaran, Perencanaan Anggraini, Lya Dewi; Dewi, Yuli Kartika; Sutrisno, Timotius Febry Christian Wahyu
Jurnal Pengabdian Barelang Vol 3 No 03 (2021): Jurnal Pengabdian Barelang Vol 3 No 3 2021
Publisher : LPPM Universitas Putera Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33884/jpb.v3i03.3681

Abstract

Pelaksanaan pembelajaran daring memerlukan persiapan dan perencanaan yang lebih rumit dan melibatkan pengaturan waktu yang tepat dan ketat serta bantuan pengetahuan dan kemampuan memanfaatkan berbagai teknologi berbasis internet. Pelatihan penyusunan rencana pembelajaran daring oleh para guru SMA Kalam Kudus Surabaya bertujuan untuk memudahkan penggabungan antara pembelajaran sinkronis dan asinkronis berbasis learning management system yaitu Google Classroom dengan berbagai situs pembelajaran daring yang interaktif, seperti Kahoot, PearDeck, Mentimeter, PollEv, dan Padlet. Penyusunan modul dapat meningkatkan engagement siswa SMA secara sinkronis, dengan metode seperti game dengan membangkitkan adrenalin dan keinginan berkompetisi, sehingga siswa akan lebih merasa tertantang untuk mendapatkan reward sekaligus secara alamiah saling mendukung. Kegiatan asinkronis dapat direncanakan dengan melibatkan lingkungan tempat tinggal siswa masing-masing. Dengan memanfaatkan benda-benda fisik, orang, dan lingkungan terdekat, awareness dan kreativitas dalam pembelajaran formal sebagai bagian dari kehidupan nyata dapat lebih memberikan dampak positif. Para guru tidak merasa tergantung lagi dari gedung dan fasilitas sekolah yang terbatas sehingga pembelajaran akan jauh lebih menyenangkan dan dapat dinikmati selama masa pandemi ini.
IoT, Perangkat, Sekolah Anggraini, Lya Dewi; Evert Indrawan, Stephanus; Herry Purwoko, Gervasius
Jurnal Pengabdian Barelang Vol 3 No 03 (2021): Jurnal Pengabdian Barelang Vol 3 No 3 2021
Publisher : LPPM Universitas Putera Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33884/jpb.v3i03.3682

Abstract

Sekolah Kristen Kalam Kudus merupakan salah satu sekolah di bawah naungan Yayasan Kalam Kudus sejak 1977 di Surabaya. Wawancara dengan Bapak Andy Ong mewakili Yayasan dan Kepala Personalia Bapak Stevanus menghasilkan beberapa informasi bahwa seluruh guru dan staf tetap masuk penuh setiap hari kerja. Sehingga permasalahan penting terkait masa pandemi Covid-19 yang diangkat adalah penerapan protokol kesehatan dengan bantuan teknologi untuk mengurangi intensitas interaksi atau sentuhan langsung dengan orang dan barang dengan menggunakan teknologi mikrokontroler yang dapat mengatur perangkat sterilisasi selama beraktivitas. Permasalahan kedua yang melekat adalah bagaimana menyebarkan informasi yang cukup dalam pemanfaatkan teknologi sederhana selama masa pandemi dan situasi serupa di masa depan. teknologi automasi berbasis Internet of things. Teknologi ini dimanfaatkan untuk mengatur perangkat sterilisasi di area bekerja para staff maupun guru sehingga dapat menunjang aktivitas mereka dalam bekerja secara lebih terprogram. Salah satu teknologi yang akan diperkenalkan adalah teknologi mikrokontoler dengan perangkat seluler sesuai jarak sosial. Unit kontrol ini dapat dipasang pada setiap kubikel atau bilik kerja sehingga setiap penggunanya selalu dalam zona aman selama bekerja. Dengan memahami prinsip dan teknologi ini, diharapkan sekolah dapat beradaptasi dengan lebih cepat di masa pandemi dengan dukungan teknologi maju era revolusi industri 4.0.
HUBUNGAN INTERPERSONAL DALAM KONTEKS SOSIAL MASYARAKAT URBAN YOGYAKARTA: KAJIAN PRIVASI AKUSTIK, VISUAL DAN FISIK Anggraini, Lya Dewi
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.321 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i2.804

Abstract

Aktivitas manusia sehari-hari memiliki kebutuhan akan kendali atas interaksi dengan orang lain yang berlebihan secara akustik, visual, maupun fisik. Penelitian ini menganalisis ulang data sekunder yang diambil untuk disertasi yang tidak dipublikasikan, berupa hasil survei terhadap 87 responden di dua pusat urban di Yogyakarta, Pecinan dan Kauman, yang dipersempit menjadi 30 subjek. Survei mengujikan jarak sosial melalui hubungan interpersonal untuk aspek privasi akustik, visual dan fisik, berdasarkan kategori “orang asing”, “pelanggan”, “pekerja/pelayan”, “teman”, “keluarga” dan “diri sendiri”. Dari setiap kategori, jawaban responden terganggu atau tidak akan memberi nilai nihil atau ada untuk 16 jenis kegiatan seharihari yang mencakup kegiatan pribadi hingga sosial. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan privasi responden berbeda-beda yang dipengaruhi oleh situasi sosial lingkungan hunian mereka. Responden cenderung mengabaikan “teman” dan sangat sedikit mengakui “diri sendiri” pada saat melakukan kegiatan pribadi, misalnya, mandi mengizinkan “keluarga”. Hal ini mengungkapkan makna praktis modal sosial yang terjadi di wilayah urban Yogyakarta bahwa nilai-nilai sosial masyarakat masih dijunjung tinggi, ditunjukkan melalui nilai individual tidak tampak menonjol, sementara “teman” dalam situasi lingkungan hunian dianggap hubungan yang tidak memiliki jarak sosial yang nyata.
Perancangan Butik “Pusat Grosir Muslim (PGM)” dengan Pendekatan Sense of Place Kosalim, Alvira Zerlinda Kosalim; Anggraini, Lya Dewi
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol. 5 No. 2 (2021): Aksen : Journal of Design and Creative Industry
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/aksen.v5i2.1869

Abstract

The focus of this research is designing buildings and spaces using the factors forming sense of place. The goalis to create a space that has aesthetic value, comfort, and can provide a sense of attachment between the userand the building so as to add value to residential, commercial, and public spaces. The methods used in thisdesign are observation and analysis, data collection, and literature study. From this method it was found thatthis design uses (1) fulfillment of the human senses, (2) forms of identity and (3) comfort, (4) pays attention tothe aesthetic side, so that (5) can design memory or experience in space or buildings. From this it is expectedto create a space that can support the self-actualization of its users. The results of this design obtained abuilding with the concept of fun and glass, where the building can support the concept of a boutique with anattractive window display and interior. The use of the forming factor of sense of place is also found in interioraesthetics, comfort with ergonomic furniture, and fulfillment of the human senses to form a sense of place.Spatial planning in building plans is also a method of solving problems and establishing comfortable spaces.By fulfilling the factors forming the sense of place, it is expected to form a sense of the user’s attachment tothe building.
Perancangan Proyek Botanical Garden di Denpasar Dengan Pendalaman Sense of Place Oleh Konsultan Arsitektur Locus.Artifex Sharfan, Muhammad Alfaza; Anggraini, Lya Dewi
KREASI Vol. 9 No. 2 (2024): Kreasi
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v9i2.5031

Abstract

Numerous human and natural resources, as well as a rich cultural heritage, exist in Indonesia. But many of us forget our identity, so we don’t realize that we are slowly forgetting our culture. Therefore, Locus. Artifex wants to raise the locality issue through architectural design to revive Indonesian culture and wealth. Planning a botanical garden in Denpasar with an in-depth sense of place, aims to create a green space that not only functions as a place for flora conservation but also as a centre for education, recreation, and the preservation of local culture. The design concept in this design combines traditional Balinese style with contemporary style by highlighting local conventional elements as the building’s characteristic. The design of the Denpasar Botanical Garden is inspired by the shape and layout of traditional Balinese house architecture by applying zoning from the Tri-Mandala, Sanga mandala, Natah, tropical building forms, and Bale. The zoning concept applied is the tri-mandala concept, broadly divided into 3 areas: utama, madya, and nista. The design method used in this design is to use design icons. This approach is used to highlight a traditional theme in a modern way, utilizing literature and traditional forms as the foundation for a design that combines contemporary forms to create something truly unique.
Sense of Place Restoran Seoul Bunsik Surabaya Faktor Fisik dan Perilaku Pengguna Aiko; Jason Scott Lee; Lya Dewi Anggraini
Jurnal Strategi Desain dan Inovasi Sosial Vol. 6 No. 1 (2024): Design As Strategy Case Studies - Part 2
Publisher : School of Design Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengunjung yang datang ke restoran tertarik pada bersama dengan satu orang temannya dengan tujuan awal menemani temannya dan ingin menikmati makanan yang dijual. Menariknya sebuah tempat ditentukan oleh banyak faktor. Dalam sebuah observasi yang dilaksanakan secara spontan, untuk menjawab apa yang membuat generasi muda tertarik untuk datang dan menikmati suasana Restoran Seoul Bunsik di Tunjungan, Surabaya, dilakukan kunjungan pada Maret-Juni 2024, dan wawancara semi terstruktur terhadap staf dan pengunjung. Riset kecil ini bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor fisik dan perilaku pengguna restoran yang berkontribusi terhadap terbangunnya suasana restoran Korea. Hasil analisis menunjukkan beberapa faktor fisik yang paling mempengaruhi kembalinya pengunjung ke restoran tersebut adalah penggunaan warna terutama pada desain interior, pencahayaan, sistem pelayanan, dan suasana interior sesuai dengan produk yang ditawarkan yang mendukung dan perilaku pengunjung yang aktif.
Kami Tidak Takut Air ! Christina Eviutami Mediastika; Lya Dewi Anggraini
Share: Journal of Service Learning Vol. 11 No. 1 (2025): FEBRUARY 2025
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/share.11.1.22-30

Abstract

Menurut data UNDP 2017, Indonesia adalah negara dengan populasi masyarakat buta terbanyak ke dua di dunia setelah India. Dari jumlah total penduduk Indonesia, tercatat 1,5% menderita kebutaan dengan berbagai tingkat, dari yang masih dapat sedikit melihat, sampai yang buta total. Penduduk buta ini juga ingin beraktivitas seperti layaknya orang biasa. Namun, berbeda dengan keadaan di negara maju, di Indonesia, rendahnya penerimaan masyarakat dan kurangnya fasilitas yang mendukung, membuat mereka umumnya berada di lingkungan terbatas dan senantiasa membutuhkan bantuan orang lain. Kurangnya fasilitas, tidak seharusnya menghalangi mereka belajar life-skill agar dapat menjadi manusia mandiri. Salah satu life-skill yang perlu dikuasai adalah mengenal air agar tidak takut. Hal ini makin penting, karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi air. Sejalan dengan kebutuhan pembelajaran terkait ruang dan penumbuhan empati, melalui Mata Kuliah Community Outreach, para mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Ciputra menggelar program pendampingan siswa buta untuk mengenal dan tidak takut air. Program diawali dengan pembekalan bagi mahasiswa dan teman buta, praktek pendampingan, pendampingan di kolam renang dan pantai, serta evaluasi. Kegiatan sederhana ini, ternyata mampu menumbuhkan rasa percaya diri teman buta, empati para mahasiswa, dan empati masyarakat sekitar. Kegiatan pengenalan air ini penting untuk rutin diselenggarakan, karena teman buta menyukai dan membutuhkannya.
PERANCANGAN CAR WASH AND CAFE BERFOKUS PADA MATERIAL RESOURCES AND CYCLE OLEH FILOSTUDIO Mukharima, Siti Hidayatul; Anggraini, Lya Dewi
KREASI Vol. 10 No. 2 (2025): Kreasi
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37715/kreasi.v10i2.5962

Abstract

Perkembangan gaya hidup urban telah mendorong munculnya kebutuhan akan fasilitas yang menggabungkan fungsi praktis dan rekreatif dalam satu tempat. Perancangan car wash and cafe ini merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat urban akan ruang multifungsi yang efisien dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan fungsi car wash and cafe dalam satu area, proyek ini menawarkan kenyamanan sekaligus pengalaman baru bagi pengguna. Konsep penggabungan layanan car wash dengan cafe bertujuan untuk memanfaatkan waktu tunggu pelanggan secara produktif dan menyenangkan, sehingga tercipta ruang yang efisien dan atraktif secara visual maupun fungsional. Fokus utama desain ini adalah penggunaan material resources and cycle yang efisien dan optimalisasi siklus sumber daya untuk meminimalisir dampak lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat global mulai menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi generasi yang akan datang. Kesadaran ini pun melahirkan berbagai tren dan kebiasaan baru dalam desain. Gaya desain industrial ditonjolkan melalui pemanfaatan bahan-bahan seperti baja, beton ekspos, dan kayu daur ulang yang menciptakan estetika fungsional namun menarik. Pemilihan material ini tidak hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga memberikan kesan yang kuat dan modern, sesuai dengan karakteristik desain industrial. Perancangan car wash and cafe oleh Filostudio bertujuan menciptakan lingkungan yang menggabungkan layanan cuci mobil dengan pengalaman bersantai di kafe yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Penggunaan Angkutan Umum untuk Membangun Life-Skill Siswa Buta dan Empati Sesama Mediastika, Christina Eviutami; Anggraini, Lya Dewi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i3.17162

Abstract

Pendampingan dan pengenalan life-skill pada siswa-siswi buta adalah kegiatan yang sangat penting untuk membekali mereka dalam menjalani kehidupan secara mandiri. Salah satu life-skill yang cukup penting adalah berkegiatan di ruang publik, seperti menggunakan angkutan umum. Pengabdian masyarakat yang dilaporkan dalam paper ini adalah pendampingan dan pengenalan siswa SMP dan SMA berkebutuhan khusus visual dalam menggunakan bus kota dan kereta api lokal. Sebanyak 19 siswa buta bersama 11 mahasiswa pendamping terlibat dalam kegiatan ini. Antusiasme berkegiatan dengan angkutan umum tidak hanya nampak pada siswa buta namun juga pada mahasiswa pendamping. Selama pendampingan, diamati dan digali data kualitattif terkait persepsi siswa buta dalam penggunaan angkutan publik, dengan mahasiswa sebagai enumerator sekaligus pendamping. Data menunjukkan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat pada siswa buta belajar banyak hal baru, diantaramya: fasilitas pendukung angkutan publik yang masih menyulitkan dan fasilitas ruang publik kota yang belum sepenuhnya memadai untuk difabilitas netra. Bagi para mahasiswa Program Studi Arsitektur, kegiatan ini membuka wawasan mereka bahwa ada komunitas buta yang perlu mendapatkan perhatian dalam perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Empati desain bagi mahasiswa Arsitektur dapat ditumbuhkan dengan pelibatan langsung mereka dengan komunitas yang membutuhkan desain khusus tersebut