Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Creating Immersive Learning Experiences With AI: An Android App Approach Fauzi, Reza; Restendi, Dedi; Nugraha, Firman; Ayundhari, Vidia Lantari
JENTRE Vol. 5 No. 2 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i2.521

Abstract

This paper explores the development of AI-powered Android-based learning media to enhance immersive learning experiences. Utilizing Design-Based Research (DBR), the study involved the iterative design, development, and evaluation of an interactive Android application. AI tools, including ChatGPT, Quizziz AI, and various image generation software, were embedded to personalize and support the learning process. The app's interactive features, such as quizzes and instant feedback mechanisms, aim to increase learner engagement and motivation. Preliminary testing among trainers highlighted the app's effectiveness in improving user experience and the potential for broader adoption in educational settings. The results suggest that integrating AI into mobile learning platforms can enhance the accessibility and adaptability of educational content. Future research will focus on further app refinements and assessing its long-term impact on student learning outcomes.
Hubungan Self Stigma dengan Kepatuhan Obat Antiretroviral pada Pasien Baru Terdiagnosis HIV Inriyana, Ria; Nugraha, Firman
Jurnal Farmasetis Vol 13 No 4 (2024): Jurnal Farmasetis: November 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v13i4.2355

Abstract

Self stigma merupakan konsep diri negatif dimana Orang dengan HIV (ODHIV) memberikan label negatif terhadap dirinya sendiri yang mengakibatkan tidak bisa bebas akses terhadap pengobatan, sedangkan ODHIV harus mengkonsumi obat seumur hidupnya. Kepatuhan pengobatan ARV pada ODHIV sebesar 50% di negara maju dan di negara berkembang memiliki persentase yang lebih rendah. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan self stigma dengan kepatuhan obat antiretroviral pada pasien baru terdiagnosis HIV. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain analitik. Teknik sampling menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi pasien baru terdiagnosis HIV (reaktif) selama bulan Juli – November 2023 sebanyak 30 responden. Data di analisis menggunakan pearson product moment. Hasil penelitian didapatkan responden berada pada rentang usia 18-25 tahun (36.7%) dan 26 – 25 tahun (36.7%), berjenis kelamin laki-laki (70%), menkonsumsi obat TLE terdiri dari Tenofovir (TDF), Lamivudine (3TC), dan Efavirenz (EFV) (36.7%), dan tidak ada efek samping obat (46.7%). Terdapat hubungan signifikan antara self stigma dengan kepatuhan obat (p=0.001). Semakin rendah self stigma yang dirasakan oleh responden maka semakin patuh dalam menjalani pengobatan ARV. Self stigma yang dirasakan oleh ODHIV membuat mereka mengembangkan berbagai mekanisme koping untuk mengatasinya. Strategi koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping strategi) dapat menjadi salah satu strategi dalam mengatasi self stigma ODHIV.
DISKURSUS AKSES INTERNET SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA Nugraha, Firman; Evi Noviawati
Case Law : Journal of Law Vol. 6 No. 1 (2025): Case Law : Journal of Law | Januari 2025
Publisher : Program Studi Hukum Program Pasca Sarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/caselaw.v6i1.4678

Abstract

Perkembangan teknologi internet telah menciptakan suatu kehidupan baru yang disebut dengan era digital. Internet telah menawarkan fungsi yang mendasar bagi perwujudan berbagai kebutuhan-kebutuhan dasar manusia di era modern. Realitas tersebut pada gilirannya mendorong wacana untuk menjadikan akses internet sebagai hak asasi manusia (HAM). Penelitian ini bermaksud untuk melakukan ulasan diskursus mengenai akses internet sebagai hak asasi manusia untuk mencari jawaban apakah akses internet merupakan hak asasi manusia, serta bagaimana konseptualisasi yang proporsional berdasarkan instrumen hukum dan pemikiran hak asasi manusia yang berkembang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif dengan pendekatan perundang-udangan dan konseptual. Penyajian analisis dilakukan secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada dokumen HAM deklaratif yang secara expressis verbis menyatakan akses internet sebagai hak asasi manusia tersendiri, tetapi konseptualisasi dalam pemikiran hak asasi manusia yang berkembang menempatkan secara proporsional akses internet sebagai hak pendukung (auxiliary right) bagi pelaksanaan hak asasi manusia primer terkait (primary rights).
KAJIAN KITAB DAWÂUL QULÛB ILÂ ALLÂM AL-GHUYÛB UNTUK KEBIJAKAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ADAB GURU DAN MURID Dahri, Harapandi; Nugraha, Firman
Journal of Religious Policy Vol. 1 No. 2 (2022): Juli-Desember 2022
Publisher : The Ministry of Religious Affairs, The Republic of  Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/repo.v1i2.18

Abstract

Artikel ini bermaksud untuk mendeskripsikan pesan pesan pendidikan karakter, secara khusus terkait adab murid dengan guru yang terdapat dalam kitab Dawâul Qulûb Ilâ Allâm al-Ghuyûb karya Al-Syaikh Ahmad Khatib Langgien Al-‘ Asyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Systematic Literature Review (SLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan pendidikan karakter  terutama kaitannya dengan adab murid dan guru perlu diimplementasikan melalui beberapa kebijakan. Pertama, menyusun kebijakan baru terkait dengan penggunaan sumber sumber otoritatif karya ulama untuk menjadi sumber utama dalam penguatan pendidikan karakter. Kedua, mengembangkan kegiatan pengkajian karya ulama klasik dan menghimpunnya sesuai tema pendidikan karakter.  Ketiga, menggalakan kegiatan cetak ulang atau penerjemahan kitab kitab karya ulama terkaitilmu dan karakter yang relevan dengan spirit religious dan kebangsaan. Keempat, mengembangkan program pelatihan penguatan pendidikan karakter bagi guru-guru dengan sumber wawasan dari kitab para ulama. 
Navigating The Nexus of Technology and Character Development in Education: A Qualitative Comparative Analysis Nugraha, Firman; Muaripin, Muaripin; Ayundhari, Vidia Lantari; Prawira, Yudha Andana
FASTABIQ: JURNAL STUDI ISLAM Vol 6, No 1 (2025): Fastabiq: Jurnal Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47281/fas.v6i1.226

Abstract

This article examines the intricate relationship between technology and character development in education, focusing on the Indonesian context while drawing comparisons with Sweden. It explores the challenges and opportunities that arise as technology becomes increasingly integrated into educational settings. Employing a qualitative comparative analysis, this study investigates how technological advancements influence educational transformation and its interconnectedness with industrial demands. The findings reveal that while technology has a transformative impact on education, its integration into character development presents unique cultural and value-based challenges. Countries like Indonesia, where traditional, religious, and ethical values play a significant role in shaping education, face different obstacles compared to Sweden, which adopts a highly digitalized and secular approach. Through comparative analysis, the study highlights these contrasting strategies, emphasizing the need for a balanced approach that leverages technology while safeguarding cultural identity and moral education. Furthermore, the role of educators is crucial in this transition, requiring them to adapt to digital transformations while fostering students' holistic character development. This research underscores the need for strategic policies and pedagogical frameworks that harmonize technological advancements with the preservation of ethical and cultural values. By offering insights into how different nations navigate these challenges, the study contributes to the broader discourse on global educational trends in the digital era.Keywords: Educational technology; Character Development; Cultural and Ethical Values
Manajemen Segregasi Gender Tunggal dalam Membina Karakter Kemandirian Peserta Didik di SMP Negeri I Maja Kabupaten Majalengka Suhaedi, Agus Edi; Widiantari, Dian; Nugraha, Firman
Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 3 No. 2 (2022): Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/permata.v3i2.792

Abstract

Changes in the environment in the education unit has been so dynamic that forced to make changes to the vision and mission and strategy. Parents, educators and all parties involved in education complain why character education in Indonesia has not shown encouraging results. The occurrence of violations committed by students is one indication of the need for an educational management model. This study aims to analyze the class separation program in fostering the character of students. This study uses a qualitative approach with a case study model and purposive sampling data sources include principals, vice principals, teachers and parents of students. The instruments that the authors use are in-depth interviews, observation and documentation studies and triangulation. Data analyst by compiling and preparing data, reading the entire data, coding the data, applying coding, analyzing the coding results, and interpreting the theme and description. Validity of data with credibility test, transferability, confirmability and depenability. Planning begins with knowing the background of the program, curriculum Foundation, curriculum design. Analyze the organization of a single gender segregation program that all educators and education personnel entirely support a single gender sergregation program. This Program is implemented only in teaching and learning activities only. The effect of single gender sergregation can be seen from participants focusing more on learning, as well as the focus of control on improving the character of independence.Keyword: Management; Single Gender Segregation; Character Education. Abstrak Perubahan lingkungan di satuan pendidikan sudah sedemikian dinamis yang memaksa melakukan perubahan terhadap visi dan misi serta strategi. Para orang tua, pendidik dan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan mengeluhkan mengapa pendidikan karakter di Indonesia belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelajar salah satu indikasi perlunya sebuah model pengelolaan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis program pemisahan kelas dalam membina karakter peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus dan sumber data purposive sampling meliputi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru dan orang tua siswa. Instrumen yang penulis gunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi serta trianggulasi. Analis data dengan cara menyusun dan mempersiapkan data, membaca keseluruhan data, memberi kode data, menerapkan coding, menganalisis hasil coding, serta memaknai tema dan deskripsi. Keabsahan data dengan uji kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas serta depenabilitas.Perencanaan diawali dengan mengetahui latar belakang program, landaskan kurikulum, desain kurikulum. Menganalisis pengorganisasian program segregasi gender tunggal bahwa semua tenaga pendidik serta tenaga kependidikan seluruhnya mendukung program sergregasi gender tunggal. Program ini dilaksanakan hanya pada kegiatan belajar mengajar saja. Pengaruh sergregasi gender tunggal terlihat dari peserta lebih fokus belajar, serta fokus pengendalian terhadap peningkatan karakter kemandirian.Kata Kunci: Manajemen; Segregasi Gender Tunggal; Pendidikan Karakter.
TINJAUAN ASPEK BUDAYA AMANDEMEN (AMENDMENT CULTURE) DALAM PERUBAHAN UUD 1945 Nugraha, Firman; Rusydi, Ibnu
Jurnal Ilmiah Galuh Justisi Vol 13, No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Galuh Justisi
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/justisi.v13i2.19413

Abstract

Konstitusi sebagai hukum dasar tertinggi suatu negara seharusnya memiliki mekanisme perubahan yang menjamin stabilitas sekaligus mampu beradaptasi dengan dinamika sosial-politik. Dalam konteks Indonesia, UUD 1945 dikenal sebagai konstitusi yang rigid, namun berhasil diamandemen empat kali pada periode 1999–2002. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji aspek budaya amandemen (amendment culture) dalam mendorong perubahan UUD 1945 di tengah ketatnya prosedur formal yang berlaku. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan konseptual dan perundang-undangan, serta analisis literatur terhadap teori Ginsburg dan Melton (2015) tentang budaya amandemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan UUD 1945 pasca-Reformasi tidak dapat dijelaskan semata oleh fleksibilitas prosedural, melainkan dipengaruhi oleh faktor kultural berupa kesadaran kolektif masyarakat dan elite politik terhadap kebutuhan reformasi konstitusional. Budaya amandemen tercermin dalam konsensus lintas partai, partisipasi aktif masyarakat sipil, desakralisasi konstitusi, dan keterbukaan terhadap pengaruh global. Temuan ini menegaskan bahwa dalam kasus Indonesia, aspek budaya memiliki pengaruh signifikan dalam menembus rigiditas hukum formal, serta menandai embrio terbentuknya budaya amandemen dalam praktik ketatanegaraan demokratis.