Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH SOLEH, SOLEH; Listiani, Nita; Maya, Ira; Amelia, Nisa Ayu; Hadad, Nur Diana; El Yahya, Idzni Rusydina; Pardosi, Yessica; Elisabeth, Erlin; Sidharta, Kenny Dwi; Arifa, Irbah; Sinuraya, Rano Kurnia; Destiani, Dika Pramita; Wicaksono, Imam Adi
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.509 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22151

Abstract

ABSTRAK Indeks massa tubuh (IMT) adalah salah satu metode untuk menentukan status gizi seorang individu dengan ditentukan dari hasil pengukuran dari berat badan (kg) dibandingkan terhadap tinggi badan (m2). Nilai IMT yang besar atau kategori overweight dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular, salah satunya hipertensi. Hal ini dikarenakan semakin besar massa tubuh atau indeks massa tubuh seseorang, maka akan semakin banyak juga darah yang akan diperlukan untuk menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh, menyebabkan peningkatan tekanan darah. Resiko relatif mengalami hipertensi pada seseorang dengan IMT >25 yaitu 5 kali lebih tinggi dari pada seseorang yang berat memiliki berat badan normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tekanan darah. Metode yang digunakan adalah analitik observasional dengan analisis korelasi Spearman untuk menentukan korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi antara IMT dengan tekanan darah dengan nilai CI sebesar 95% serta nilai koefisien korelasi IMT-sistol sebesar 0,356 dan nilai koefisien korelasi IMT-diastol sebesar 0,319. Kata Kunci:  Indeks Massa Tubuh (IMT), Tekanan Darah, Analitik Observasional
REVIEW ARTIKEL : PERBANDINGAN PENGUJIAN ENDOTOKSIN UNTUK SEDIAAN FARMASI HADAD, NUR DIANA; ZUHROTUN, ADE
Farmaka Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/farmaka.v19i4.22076

Abstract

Endotoksin adalah molekul hidrofobik kecil yang merupakan bagian dari kompleks lipopolisakarida (LPS) yang membentuk sebagian besar membran luar bakteri gram negatif. Ketika molekul LPS bersirkulasi dalam tubuh manusia, berbagai sitokin inflamasi yang diekspresikan secara berlebihan oleh aktivasi sistem imun bawaan dan menyebabkan inflamasi sistemik. Artikel ini mengulas mengenai perbandingan pengujian endotoksin yang banyak digunakan untuk sediaan farmasi. Metode yang digunakan pada artikel review ini adalah melalui pencarian data ilmiah yang dilakukan secara online pada database PubMed, Science Direct, Research Gate dan Google Scholar dengan kata kunci yakni “Bacterial Endotoxin Test”, “Endotoxin”, “Gel-clot”, “Turbidimetric” dan “Chromogenic”. Dari hasil penelusuran dan pengumpulan data tersebut diketahui bahwa metode pengujian endotoksin yang banyak digunakan yaitu gel-clot, Turbidimetri, dan kromogenik, setiap metode tersebut memilki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Isolat Senyawa dari Spons Laut: Sitotoksisitas terhadap Lini Sel Kanker dan Mekanisme Kematian Sel Amalia, Riezki; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2023.12.2.60970

Abstract

Peningkatan angka kematian akibat kanker menyebabkan berkembangnya penelitian mengenai obat antikanker, terutama penelitian terhadap senyawa penuntun (lead compound) yang diisolasi dari bahan alam. Struktur yang unik disertai dengan kombinasi baru kelompok fungsional dan aktivitas biologis spesifik menyebabkan metabolit yang diisolasi dari spons laut menarik untuk diteliti potensinya sebagai antikanker. Dari berbagai senyawa yang telah diisolasi dari spons laut, diketahui dua diantaranya telah disetujui sebagai obat anti-kanker. Artikel ini membahas keterlibatan berbagai senyawa yang diisolasi dari spons laut terhadap mekanisme kematian sel dan potensinya untuk dikembangkan sebagai antikanker. Sebanyak 14 senyawa, yaitu gukulenin A, aaptamin, halikondramida, skalaradial, kakospongionolida, monanchocidin A, monanchocidin B, monanchoxymycalin C, N6-isopentenyladenosine, (Z)-5-(4-hydroxybenzylidene)-imidazolidine-2,4-dione, stellettin B, sipholenol A, sipholenol L, dan heteronemin, dibahas pada artikel ini serta potensinya sitotoksistasnya terhadap berbagai lini sel kanker dan mekanisme spesifiknya. Pencarian data ilmiah yang digunakan pada artikel review ini dilakukan dengan kata kunci “cancer cell line,” “cytotoxicity,” “marine sponges,” serta “anticancer mechanism,” dan berhasil didapatkan 13 artikel hasil penelusuran secara spesifik menunjukkan potensi sitotoksistas terhadap lini sel kanker senyawa yang diisolasi dari spons laut. Studi in vitro ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang dibahas pada review ini memiliki potensi untuk memicu kematian sel melalui berbagai mekanisme, yaitu induksi protein proapoptosis, penghambatan protein antiapoptosis, penghentian siklus sel, inhibisi NF-kB, penekanan metastasis, serta berbagai mekanisme lainnya. Artikel review ini diharapkan dapat menjadi rujukan penelitian lanjutan mengenai potensi sitotoksisitas senyawa yang diisolasi dari spons laut dan pengembangannya sebagai senyawa penuntun antikanker melalui eksplorasi mekanisme spesifik dan modifikasi struktur turunannya.
Sitotoksisitas Ekstrak Metanol dan n-Heksan dari Spons Laut Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa terhadap Lini Sel HeLa Amalia, Riezki; Mirdayani, Eli; Hanifah, Syifa; Hadad, Nur Diana; Sahidin, Idin; Diantini, Ajeng
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 14, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2025.v14i2.63894

Abstract

Spons laut merupakan salah satu sumber utama senyawa bioaktif karena kemampuannya menghasilkan metabolit dengan struktur unik, seperti manzamine A, avarol, dan callyaerin G, yang memiliki aktivitas biologis tinggi sebagai mekanisme pertahanan diri. Dua spesies spons laut yang dilaporkan memiliki potensi aktivitas biologis adalah Stylotella aurantium dan Callyspongia aerizusa, namun studi mengenai potensi sitotoksisitas dan antikanker keduanya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi potensi sitotoksisitas ekstrak metanol dan n-heksan dari S. aurantium dan C. aerizusa terhadap lini sel kanker serviks HeLa dengan menggunakan metode water soluble tetrazolium-8 (WST-8). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC₅₀ sebesar 873.65 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam. Berdasarkan kriteria ISO 10993-5, ekstrak metanol S. aurantium pada konsentrasi 1.000 µg/mL dengan waktu perlakuan 24 jam menghasilkan persentase sel viabel sebesar 39,88 ± 2,88%, yang dikategorikan sebagai aktivitas sitotoksisitas moderat hingga kuat. Sebaliknya, ekstrak n-heksan S. aurantium serta ekstrak metanol dan n-heksan C. aerizusa menunjukkan nilai IC₅₀ >1.000 µg/mL pada waktu perlakuan 24 jam dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksisitas signifikan terhadap sel HeLa pada konsentrasi 1.000 µg/mL. Temuan ini mengindikasikan bahwa ekstrak metanol S. aurantium memiliki potensi sitotoksik yang layak diteliti lebih lanjut sebagai kandidat antikanker.