Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENINGKATAN POTENSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI “PELAGA AGROTOURISM PARK” MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN DESA MITRA DI DESA PELAGA KABUPATEN BADUNG, BALI I Wayan Pantiyasa; Moh. Agus Sutiarso; I Nyoman Arto Suprapto
JPM17: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 01 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jpm17.v5i01.3244

Abstract

Potensi Desa Pelaga berupa perpaduan antara keindahan panorama alam dengan pola kehidupan masyarakat agraris beserta keunikan adat istiadatnya apabila dikemas dan dikelola dengan baik sebagai destinasi terintegrasi dalam bentuk “Pelaga Agrotourism Park” akan memiliki prospek dalam peningkatan pendapatan masyarakat. Permasalahannya adalah keberadaan kelompok masyarakat di desa Pelaga seperti Pokdarwis sebagai motor penggerak pariwisata perdesaan belum memiliki kemampuan mengelola agrowisata yang akan dikembangkan. Kelompok-kelompok pendukung agrowisata seperti kelompok pengolah pangan belum berkembang dengan baik. Kelompok Karang Taruna Desa Pelaga juga masih belum kreatif dan produktif. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini telah terlihat manfaat yang diperoleh masyarakat. Potensi yang dimiliki Desa Pelaga telah dikemas menjadi paket-paket wisata pilihan menarik.  Pemahaman dan keterampilan yang diperoleh anggota Pokdarwis dalam mengelola destinasi agrowisata meningkat. Usaha penunjang wisata khususnya oleh-oleh berupa produk usaha kecil masyarakat lokal telah mengusung destination branding “Pelaga Agrotourism Park” dalam setiap kemasan produknya dan sangat membantu pemasaran produk yang bersangkutan dan destinasi agrowisata di Desa Pelaga. Kata kunci: Pelaga Agrotourism Park, pengabdian masyarakat, pengelolaan pariwisata, pengembangan usaha kecil.
Tata Kelola Destinasi Pariwisata Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem-Bali I Nyoman Arto Suprapto; Moh Agus Sutiarso; Ni Luh Dian Febrianti Wiratmi
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tenganan Pegringsingan village is a traditional village that has been declared as one of the tourist villages in Karangasem Regency. Tenganan Pegringsingan tourism village has a cultural-based tourism village concept. The purpose of this research is to examine the governance of tourism and to find out the perceptions of tourists about the tourism product at the village. This study uses a qualitative descriptive method to explain tourism governance and the perceptions of tourists who have visited. The results showed that the tourism governance in the village of Tenganan Pegringsingan is currently classified as less than optimal. This can be seen from the absence of careful planning for the development of village tourism and the absence of a clear tourism village management organization. The perception of tourists on the existence of tourist attractions, accessibility, amenities and ancillery services owned by Tenganan Pegringsingan village showed good value.
PENGUATAN PERAN POKDARWIS DAN UKM UNTUK PENGEMBANGAN PELAGA AGROTOURISM PARK BERBASIS MASYARAKAT I Wayan Pantiyasa; Moh Agus Sutiarso; I Nyoman Arto Suprapto
Share : Journal of Service Learning Vol. 7 No. 1 (2021): FEBRUARY 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.77 KB) | DOI: 10.9744/share.7.1.8-13

Abstract

The goal of community service in the second year (2020) in Pelaga village is to increase the role of tourism aware groups (Pokdarwis) and small business groups (SMEs) for the development of Pelaga Agrotourism Park-based on community. Through mentoring done by the team has been successfully created preferred tour packages and promotional tools online on Youtube, Facebook and Instagram. Agricultural products as supporting tourism produced by SME groups have been successfully improved quality and performance by using the brand Pelaga Agrotourism Park. It is hoped that the use of destination branding will increase the promotion and marketing of agribusiness products and Pelaga village as an agrotourism destination. Keywords: Pelaga Agrotourism Park, village community empowerment.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLA DESA WISATA TINGGAN KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG I Wayan Pantiyasa; Moh. Agus Sutiarso; I Nyoman Arto Suprapto; Nyoman Surya Wijaya
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 1: Juni, 2022 (Sepcial Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i1.1682

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini berlokasi di desa Pelaga, kecamatan Petang, kabupaten Badung, dengan sasaran mitra adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Tinggan. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah lemahnya kemampuan teknik memandu wisata, dan pengelolaan desa wisata khususnya administrasi keuangan, serta belum dimilikinya pengetahuan komprehensif tentang CHSE di era new normal. Solusi yang akan dilakukan adalah dengan: 1) memberikan pelatihan pemanduan wisata, 2) pelatihan dan pendampingan tata laksana administrasi keuangan, 3) sosialisasi dan pendampingan CHSE. Pelaksanaan kegiatan pelatihan memandu wisata diikuti secara antusias oleh anggota Pokdarwis. Menurut penilaian wisatawan, dari kegiatan praktik memandu tersebut diperoleh hasil bahwa anggota Pokdarwis yang melaksanakan pemanduan telah menguasai teknik memandu dengan baik. Pada kegiatan evaluasi ini diperoleh hasil bahwa peserta pelatihan pembukuan sederhana usaha wisata perdesaan ini juga mudah memahami materi yang diberikan. Sedangkan pada kegiatan sosialisasi protokol kesehatan dan pengetahuan tentang CHSE terhadap anggota Pokdarwis diperoleh respon yang sangat baik. Dari kegiatan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota Pokdarwis Desa Wisata Tinggan dalam mengelola usaha pariwisata perdesaan yang berbasis agro-ekowisata, terutama dalam memandu wisatawan, tata laksana pembukuan, dan penerapan CHSE di desa wisata Tinggan
Estimation of Green Land to Urban Change Based on Cellular Automata (CA) Method in Singaraja City and its Surrounding Areas Nyoman Arto Suprapto; Takahiro Osawa; I Dewa Nyoman Nurweda Putra
International Journal of Environment and Geosciences Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Graduate Study of Environmental Sciences, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/ijeg.2018.v02.i01.p01

Abstract

Singaraja city is the second largest city in Bali which have a fairly rapid growth. Growth and development of the region in urban areas of Singaraja give the positive impact on the economy of the community but also give the negative impact on the environment. Land use change and land conversion into one of the negative issues of the development of urban areas in Singaraja. This study intends to calculate the amount of land conversion occur on the green land into urban areas within 14 years (2001-2015) and predict land use change in 2020 and 2025 in Singaraja City and Its Sorrounding Areas. Landsat 7 and Landsat 8 imageries were used to determine the land use map. Land use map obtained through the process of image classification using supervised method then verified using data field. Land use maps in 2015 and 2001 used to obtain the amount of change of urban areas and green land during the period of 14 years. This results show increasing amount of urban areas as 11,37% (3.153,74 ha) whereas green land decreased by 11,17% (3.097,68 ha). Land use change was predicted by Markov method. The projection results show the amount of urban areas in 2020 was 27,40% (7.598,45 ha) and 35,97% (9.974,55 ha) in 2025. The results obtained with this prediction accuracy rate of 0.91.
Arahan pengembangan destinasi wisata kawasan kaldera batur berbasis sistem informasi geografis (sig) Nyoman Arto Suprapto; Moh. Agus Sutiarso
Jurnal Ilmiah Hospitality Management Vol 11 No 2 (2021)
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.181 KB) | DOI: 10.22334/jihm.v11i2.184

Abstract

Kawasan Kaldera Batur memiliki beragam potensi pengembangan wisata namun juga sangat dibatasi pengembangannya karena kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi di dalam rencana tata ruang Kabupaten Bangli dan Provinsi Bali. Pengembangan Kawasan dilakukan untuk mengakomodasi kepentingan ekonomi masyarakat namun sekaligus juga menjaga fungsi lindung kawasan tersebut. Dualisme fungsi kawasan tersebut mengharuskan adanya sebuah pendekatan yang yang tepat dalam mengembangkan destinasi wisata Kaldera Batur agar tercapai pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Salah satunya adalah pengembangan destinasi wisata berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Arahan pengembangan destinasi wisata khususnya penyediaan fasilitas pariwisata pada Kawasan Kaldera Batur dilakukan dengan pendekatan kemampuan lahan yang dianalisis dengan Teknologi SIG. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kelas kemampuan lahan pada Kawasan Kaldera Batur yang cocok untuk pengembangan fasilitas penunjang pariwisata adalah Kelas D dan E yaitu kelas lahan dengan kemampuan pengembangan agak tinggi dan tinggi seluas 14.096 Ha yang tersebar di Desa Batur Tengah, Batur Selatan, Songan A, Sukawana dan Abangbatudinding.
Peningkatan Daya Saing UKM Kopi Sebagai Produk Penunjang Pelaga Agrotourism Park I Wayan Pantiyasa; Moh Agus Sutiarso; I Nyoman Arto Suprapto
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.333 KB) | DOI: 10.22334/jam.v1i1.3

Abstract

Peningkatan daya saing UKM kopi penunjang pengembangan Pelaga Agrotourism Park berbasis masyarakat sangat diperlukan sebagai usaha pemberdayaan masyarakat lokal. Melalui kegiatan-kegiatan pendampingan dan pelatihan yang terarah sesuai dengan prioritas kebutuhan mitra diharapkan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) yang dilaksanakan oleh tim dosen Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional ini dapat mencapai target yang dicapai. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam mengelola destinasi agrowisata berbasis masyarakat melalui peran aktif  pemangku kepentingan yang ada di desa Pelaga termasuk UKM kopi. Melalui pendampingan yang dilakukan oleh tim pelaksana telah berhasil dilakukan peningkatan hyginitas proses produksi dan perbaikan kemasan produk kopi bubuk dengan menggunakan label Pelaga Agrotourism Park. Kerjasama pemasaran dengan Koperasi Pegawai Negeri dan promosi melalui media sosial juga telah dilakukan, dan berdampak pada peningkatan produksi sekaligus peningkatan pendapatan.
Tata Kelola Desa Wisata Melalui Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal di Desa Tihingan Kabupaten Klungklung Komang Trisna Pratiwi Arcana; Ida Bagus Gde Pranatayana; Nyoman Arto Suprapto; Moh Agus Sutiarso; I Made Trisna Semara; Ni Luh Putu Asti Candrawati; Made Suri
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.145 KB) | DOI: 10.22334/jam.v1i1.5

Abstract

Desa Tihingan merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Klungkung. Desa wisata Tihingan memiliki daya tarik wisata budaya sebagai salah satu wilayah pembuat gong atau gamelan terbesar di Bali. Gong atau gamelan sebagai alat kesenian tradisional Bali yang ada di desa tersebut pernah menjadi daya tarik bagi wisatawan, namun karena pengelolaan nilai kearifan lokal yang belum dilakukan dengan baik berimplikasi pada penurunan kunjungan wisatawan. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, nilai-nilai kearifan lokal yang berbasis masyarakat di desa Tihingan di manajemen secara lebih baik dan profesional. Dengan mengumpulkan peserta pelatihan dari pelaku usaha dan pekerja bidang pariwisata seperti pemilik homestay, pemandu wisata, pengrajin gamelan, petani, dan wiraswasta melalui kelompok sadar wisata dan pemerintah desa setempat, maka target yang dicapai berupa peningkatan daya saing kepariwisataan melalui kualitas pelayanan melalui edukasi mengenai pemahaman CHSE, sadar wisata dan sapta pesona, kualitas pelayanan berbasis kearifan lokal, perencanaan destinasi wisata dan pelatihan homestay (pengelolaan akomodasi dan pelayanan makanan-minuman). Terdapat pula pelatihan untuk peningkatan kemampuan bahasa asing serta teknik memandu wisata budaya dan juga peningkatan kemampuan sumber daya manusia berupa tata kelola administrasi dan keuangan produk desa wisata, pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan dan pembuatan paket wisata, strategi pemasaran berbasis digitalisasi, pengelolaan produk wisata berbasis kearifan lokal, pengembangan dan pengemasan produk lokal berdaya saing global dan tata kelola kelembagaan kelompok sadar wisata. Melaui pelatihan tata kelola desa wisata berbasis kearifan lokal tersebut, masyarakat dan desa dapat saling bersinergi serta lebih peduli terhadap kelangsungan alam serta lingkungan yang menjadi aset utama dalam usaha pengembangan desa wisata Tihingan
KAJIAN POTENSI WISATA DALAM PENGEMASAN PAKET WISATA ALTERNATIF DI DESA WISATA MEDEWI I Gusti Ayu Eka Suwintari; Moh. Agus Sutiarso; I Nyoman Arto Suprapto; I Made Trisna Semara; Jessica Aprilia
SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, dan Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2023): January
Publisher : Lafadz Jaya Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/sibatik.v2i2.628

Abstract

Pada masa kini pariwisata merupakan sektor unggulan yang membantu peningkatan ekonomi Indonesia. Desa wisata adalah salah satu dari program pemerintah dalam rangka mengembangkan pariwisata Indonesia menjadi unggul. Saat ini Bali sudah memiliki sekitar 238 desa wisata, salah satu desa wisata yang sudah dikenal oleh masayarakat luas akan daya tarik wisata selancarnya adalah Desa Medewi. Kegiatan wisata selancar ini tidak hanya dikenal dikalangan masyarakat local namun telah diakui oleh masyarakat internasional, hal ini dibuktikan dengan seringnya terselenggara kegiatan kejuaran selancar untuk tingkat internasional. Akan tetapi, masyarakat belum optimal di dalam pengembangkan potensi-potensi lainnya yang dimiliki oleh Desa Medewi yang dapat dikemas menjadi suatu paket wisata alternatif yang dapat ditawarkan kepada wisatawan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji potensi wisata sekaligus mengembangkan paket wisata yang dapat menjadi aktivitas baru dalam kegiatan berwisata oleh wisatawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dikumpulkan dari data mengenai informasi seperti potensi daya tarik wisata dan persebarannya. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan antara lain: deskriptif kualitatif yang digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan potensi Desa Wisata Medewi sebagai bahan untuk pembuatan paket wisata alternatif. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan potensi desa Medewi yang ada, dapat dikemas menjadi tujuh paket wisata baru antara lain (1) Medewi Sunrise Half Day Tour, (2) Education Half Day Tour, (3) Medewi Full Day Tour Activity, (4) Medewi Sunset Tour, (5) Medewi Wellness Activity, (6) Medewi 2D1N, dan (7) 3D2N Medewi.
Peningkatan Peran Pokdarwis Dalam Pengelolaan Desa Wisata Di Desa Pupuan Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar I Nyoman Arto Suprapto; Wayan Pantyasa; Moh. Agus Sutiarso
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Radisi Vol 3 No 1 (2023): April
Publisher : Yayasan Kajian Riset dan Pengembangan RADISI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55266/pkmradisi.v3i1.251

Abstract

This community service program is located in Pupuan Village, Tegallalang District, Gianyar Regency, with activity partners being Pokdarwis Pupuan Village. The problems faced by partners are the low capacity of human resources in the development and management of tourist villages, the lack of involvement of stakeholders involved in the development of Pupuan Village, the lack of synergy between tourism stakeholders in Pupuan Village, and the absence of tourism village branding for marketing tourism products. The solutions included 1) providing training on tourism village planning and management, 2) Focus Group Discussions and assistance in the framework of establishing synergy between stakeholders, 3) assistance in forming supra-village networks to design tourism village branding. The implementation of training related to planning and governance of tourist villages was enthusiastically attended by Pokdarwis members, village officials, regional heads (Kadus), representatives of traditional villages, and Bumdes staff. Evaluation of the results of the training shows that the training participants have experienced an increase in knowledge with the ability to identify tourist attractions and develop development strategies. The Focus Group Discussion activity also succeeded in agreeing on the branding of a tourist village, namely the Beauty of North Ubud. Coordination with the supra-village network resulted in a village website which was facilitated by the Gianyar Regency Digital Ambassador and the Gianyar Regency Communications and Informatics Service.