Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Kajian Teologis Terhadap Otoritas Ibu dalam Peran Membentuk Karakter Anak pada Keluarga Batak Siagian, Riris Johanna; Siburian, Elfrida
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v4i2.341

Abstract

This research aims to study from the perspective of Christian theology the concept of Batak culture regarding the authority of women as mothers in forming excellent characters in Batak families. The method used is qualitative. The research was conducted in Pematangsiantar in November-December 2022 with four informants. Two of them are female Batak leaders in the church and theological schools; the other two are youths from Batak families. This study found three roles of mothers who have authority in forming excellent characters in children. The three roles are sipartangiang (prayer), educating children to pray diligently, parsonduk bolon (preparing food needs), educating children to assume responsibility for life together, Ina Soripada (respectable mother), educating children to be polite, honest, and with integrity. Through these three roles, it appears that Batak mothers have the authority to carry out excellent character education for children. It is proven that children from families with such mothers have excellent characters that differ from their peers.
Hati yang Berkobar-Kobar: Tafsir Naratif Lukas 24:13-35 Raulina, Raulina; Siahaan, Rospita Delina; Sibarani, Evita Putri; Siagian, Riris Johanna
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 1 No. 1 (2021): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v1i1.7973

Abstract

Studi ini menelusuri Kisah Emaus dalam Injil Lukas. Kisah ini mengungkapkan cara Yesus mentransformasi pandangan murid-murid-Nya tentang pelayanan-Nya, yaitu dengan menggunakan perjumpaan dan perjamuan makan sebagai sarana inspirasi iman dan pemahaman. Interaksi yang terjadi bukan hanya membuktikan kebangkitan Yesus, tetapi juga memperkuat keyakinan dan mendorong penyebaran Injil dengan semangat yang berkobar-kobar. Analisis ini juga mengungkap peran Alkitab sebagai fondasi iman yang menginspirasi jemaat dalam kehidupan sehari-hari, menekankan pentingnya pekabaran Injil sebagai tugas yang berkelanjutan dan melampaui batas waktu dan tempat, serta mendorong gereja untuk tetap kreatif dan relevan. Studi ini menyimpulkan bahwa kehadiran Yesus, baik secara fisik maupun melalui Firman-Nya, membangkitkan semangat membara dalam mengabarkan Injil di setiap aspek kehidupan
Persembahan dalam Agama Suku Parmalim dan Kristen Sitanggang, Pintor Marihot; Siagian, Riris Johanna; Panjaitan, Edison; Damanik, Endo Wahyudi; Batubara, Junita
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 3 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i3.8125

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara ilmiah dan sistematis pengertian Mamele dalam tradisi Parmalim (Studi Ilmu Agama Tentang Persembahan Menurut Agama Malim dan Kristen) sehingga bagi awam dan teologi dapat memberikan wawasan tentang Mamele (Persembahan) melalui perspektif agama lain dan juga menganalisa, meneliti maknanya dalam agama Kristen, melihat persamaan dan perbedaan sehingga dapat memperkaya wawasan dan pola pikir pembaca. Penelitian Literatur digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan, membaca, dan memahami literatur dalam bentuk buku dan jurnal yang sesuai dengan topik yang dibahas, juga wawancara dengan tokoh Ugamo Malim. Alkitab juga sebagai sumber acuan utama dalam memberikan pandangan yang benar tentang persembahan. Kemudian akan membahas tentang budaya adat batak Toba ketika Mamele dan beragam makna yang terkandung di dalamnya, serta akan mempertimbangkan apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Alkitab PL dan PB, dan Ajaran HKBP seputar persembahan dan ibadah terutama umat Allah berkaitan dengan Memele atau Persembahan. Dengan demikian akan dapat diambil suatu kesimpulan yang menjawab masalah penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah dalam pokok iman Kristen, persembahan atau pengorbanan terlebih dahulu dilakukan oleh Tuhan, baik dalam kesaksian PL, Allah menyediakan kulit untuk pakaian Adam dan Hawa, juga menyediakan hewan pengganti atas Ishak, begitu juga dalam PB, yakni Yesus Kristus sebagai anak Domba Allah, darah pengorbannanNya telah menyucikan kita dari dosa. Roh Kudus memberikan kita kekuatan dan spirit agar karakter berbuah seperti Yesus, yang menemani umat Tuhan sampai parousia. Dan kesaksian gereja, analisa Bapa-Bapa Gereja yang kesimpulannya adalah persembahan yang terindah adalah segenap hidup dan perilaku menjadi kemuliaan bagi Tuhan dan berkat bagi sesama.
Spiritualitas Pemuda Kristen Batak Dalam Masa Quarterlife Crisis Siagian, Riris Johanna
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 5 No. 2 (2025): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v5i2.2373

Abstract

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) STT HKBP di HKBP Ress. Sei Agul Medan, Tim PkM melakukan pembinaan lewat presentasi dan diskusi tentang quarterlife crisis kepada para pemuda yang dihadiri pelayan dan Mahasiswa Prodi Magister Teologi STT-HKBP. Juga dilakukan wawancara kepada para pelayan di HKBP Ress Sei Agul untuk mengetahui dan sekaligus mendorong para pelayan Gereja untuk menseriusi pelayanan kepada para pemuda gereja. Menggunakan metode penelitian kualitatif lewat penyebaran kuesioner kepada responden yang dikhususkan kepada pemuda. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana quarterlife crisis telah menjangkau para pemuda di HKBP Ress. Sei Agul Medan. Melalui metode tersebut, ditemukan bahwa lebih dari 60 persen para pemuda mengalami krisis dalam hidupnya di mana hal itu disebabkan karena banyak masalah yang mereka hadapi. Hal yang menarik bahwa tempat curhat para pemuda, terutama bukan orang tua atau pelayan gereja, tetapi adalah teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, lewat kegiatan PkM tim mendorong agar gereja pro aktif untuk lebih banyak memberi perhatian pada kaum pemuda agar mereka bertumbuh ke arah yang baik di masa depan.
Apologetika dalam Konteks Kristen sebagai Jembatan dalam Dialog Antaragama Ambarita, Chrispo; Siregar, Angella Rossanne Putri; Siagian, Riris Johanna
Dekonstruksi Vol. 11 No. 03 (2025): Jurnal Dekonstruksi Volume 11.3
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v11i03.323

Abstract

Dialog antaragama merupakan hal yang penting untukdilakukan di tengah keberagaman agama saat ini untukmenghindari kesalahpahaman yang akan mengakibatkankonflik. Apologetika dapat menjadi solusi sebagai jembatandalam dialog antaragama. Tulisan ini membahas dasar-dasar, teori, praktik, dan peran apologetika dalam dialog antaragama. Penyusanan tulisan ini menggunakan metode pendekatan studiliteratur. Melalui pendekatan yang inklusif dan diaogis, apologetika tidak hanya mempertahankan atau membelakeyakinan tetapi juga membantu memahami keyakinan orang lain. Oleh karena itu, tulisan ini akan melihat bagaimanaapologetika dapat digunakan dalam membangun dialog antaragama dan mengurangi konflik antaragama.
Spiritualitas Ina Na Marsahala dan Eksistensi Perempuan Batak Siagian, Riris Johanna
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v7i1.592

Abstract

This study examines the concept of Ina na Marsahala as a cultural-theological representation of Batak women’s spirituality and character within the framework of contextual theology. The central research question explores how the values of sahala—understood as the integration of spiritual depth, moral excellence, and personal integrity—are embodied in the lived experiences of Batak women in their families, communities, and church life. The study was conducted in a Batak community in Pematangsiantar and involved nine participants, including two key informants who have long-standing roles in Batak religious and cultural life. Using a qualitative case study approach, data were gathered through Focus Group Discussions (FGDs) and in-depth interviews, then analyzed thematically and validated through triangulation. The research identified six core values that define the Ina na Marsahala identity: Sitiop Puro, Soripada, Parsonduk Bolon, Parsangkalan na so ra mahiang, Partataring na so ra mintop, and Parbahulbahul na Bolon. These values reflect a form of incarnational spirituality and ethical leadership that is deeply rooted in everyday practices. Ultimately, the study concludes that Ina na Marsahala provides a strong theological foundation for contextual feminist theology—one that is both rooted in indigenous wisdom and aligned with the vision of transformative Christian ministry among Batak communities.
Sahala in Digital Era: Artificial Intelligence and the Future of Batak Church Leadership Siagian, Riris Johanna; Limbong, Sukanto
International Journal of Artificial Intelligence Research Vol 8, No 1.1 (2024)
Publisher : STMIK Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29099/ijair.v8i1.1.1348

Abstract

The objective of this study is to show that a deeper comprehension of Sahala, its cultural background, and Batak church leadership will provide insights into the various potential impacts of integrating sensors and algorithms into sociocultural practices. This study employed a qualitative research approach and descriptive methods. The choice of a qualitative paradigm is based on the study's aim to investigate and describe the identified issues, specifically the functions of the church leader and the church through Sahala. The purpose of qualitative research is to provide an in-depth analysis or description of a phenomenon, drawing from the significance derived from observed occurrences. This research reveals evolving church leadership dynamics in the age of artificial intelligence. As technology advances rapidly, church leaders must demonstrate adaptability and situational awareness. They need to modify their leadership approaches to strike a balance between traditional and modern methods. The study also underscores the necessity of ethically incorporating Sahala into AI systems. When considering the use of AI to integrate Sahala into genetic parenting, it is crucial to ensure that the technology respects traditions and has the potential to foster the development of genuine individuals. Moreover, community involvement is essential to incorporate their viewpoints into the technology's development process. Technologies that disregard community input pose significant moral risks, which can only be properly evaluated and mitigated through active engagement with the community
Manusia Menururt Teologi John Wesley dalam Membangun Toleransi dan Solidaritas Gereja Methodist Indonesia (GMI) di Wilayah I Hutauruk, Runggu; Sitanggang, Pintor Marihot; Siagian, Riris Johanna
Majalah Ilmiah METHODA Vol. 15 No. 2 (2025): Majalah Ilmiah METHODA
Publisher : Universitas Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46880/methoda.Vol15No2.pp181-189

Abstract

The doctrine of the Imago Dei is a fundamental Christian concept regarding human beings, which can be generally divided into three categories: capacity, function, and relationality, which distinguishes them from other creation. Capacity concerns the inherent abilities of humans, such as reason, emotion, and will. Function concerns humans as social beings and as stewards of themselves, others, and other creations. Relationality addresses the relationship with God as the source of life, both physical and spiritual. In relation to other creations, the Bible teaches that humans are noble creatures, given the image of God and stewardship over nature and other creations. Human dignity and worth are due to the image of God within them. This is a crucial concept for human dignity and human rights. In John Wesley's doctrine, man as the Imago Dei consists of a natural image; a political image; and a moral image. The natural image of God in man includes: free will, intellect, and eternity. God gave man free will, but this free will is a responsible free will, unlike the free will of animals, where humans can distinguish between right and wrong, while animals cannot. Therefore, human freedom of will demands responsibility. Then, humans are given an intellect that exceeds that of other creations of God on earth. Humans with their intellect (reason) can understand the truth.