Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

TRANSFORMASI KEDAI TUAK SEBAGAI SARANA PENGINJILAN GEREJA Siagian, Riris Johanna; Silalahi, Jojor; Saragih, Ratna
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v1i1.16

Abstract

This writing tries to analyze the influence of kedai tuak toward the presence of congregation members, especially males in church. It begins with a study of the concrete reality of the church dan how the common response of the father according to it. And how the church does evaluation and reflection of the church, by doing persuasive action for serving the laity, not by giving a negative stigma. This research is qualitative with Sociology of Religion perspective. The expectation, the transformation for changing of preaching method will get.
PENDIDIKAN PERDAMAIAN SEBAGAI PANGGILAN PROFETIS GEREJA DI TENGAH KRISIS KEMANUSIAAN GLOBAL Siahaan, Wilson Afandi; Siagian, Riris Johanna
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Vol 8, No 4 (2025): PeTeKa : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ptk.v8i4.1348-1354

Abstract

The current global humanitarian crisis, encompassing war, ethnic violence, human rights violations, economic inequality, and environmental degradation, presents urgent moral and spiritual challenges for the church as the body of Christ. In this context, the church is called to fulfill its prophetic role, proclaiming justice, truth, and peace, while serving as a witness of God’s reconciling love in the world. Peace is understood not merely as the absence of conflict, but as the restoration of relationships between humans, God, fellow humans, and creation, as implied in the concepts of syalom and eirene. The church’s prophetic calling demands moral courage to oppose injustice, discrimination, and practices that undermine human dignity, while offering practical solutions grounded in love, justice, and reconciliation. In practice, church strategies include peace education, social advocacy, reconciliation, interfaith and cross-sector collaboration, as well as utilizing technology to disseminate messages of peace. This theological and prophetic dimension emphasizes that the church’s calling is holistic spiritual, social, and structural so that peace becomes a tangible experience for individuals, communities, and society at large. Thus, a church that lives out its prophetic calling is not only a teacher of God’s truth but also a social transformation agent relevant to global dynamics. This study employs a qualitative approach through library research, with descriptive analytical analysis of theological literature, church documents, and academic writings on peace theology. This method enables the identification of key ideas, interpretation of theological meanings, and translation of the church’s prophetic peace concepts into contemporary social contexts
Integrasi Dalihan Na Tolu Ke Dalam Pelayanan Gereja: Studi Teologi Kontekstual Budaya Batak Hutasoit, Nortima; Siagian, Riris Johanna
MARSAHALA : Jurnal Studi Agama dan Budaya ##issue.vol## 1 ##issue.no## 1 (2025)
Publisher : L-SAPIKA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64099/qjtcwg31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana nilai-nilai Dalihan Na Tolu, sebagai sistem kekerabatan masyarakat Batak Toba, dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan pelayanan penatua di HKBP Setia Negara. Fokus utama penelitian ini adalah menjawab sejauh mana nilai budaya tersebut dapat selaras dengan ajaran iman Kristen dan berkontribusi terhadap spiritualitas pelayanan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, serta pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap penatua dan pelayan gereja yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai Dalihan Na Tolu seperti penghormatan, kerendahan hati, dan tanggung jawab sosial tidak hanya hidup dalam relasi adat, tetapi juga memperkuat etika dan semangat pelayanan Kristen. Namun, ditemukan pula potensi ketegangan ketika simbol adat dimaknai secara berlebihan, sehingga dibutuhkan pemaknaan ulang dalam terang iman. Kesimpulannya, Dalihan Na Tolu dapat menjadi sumber kekayaan spiritual yang mendukung pelayanan gereja, selama dimaknai secara kritis dan kontekstual agar tidak melampaui sentralitas ajaran Kristus.
Analisis Teologis–Interseksional tentang Posisi Perempuan dalam Sistem Kekuasaan Maskulin–Mayoritarian di Indonesia Sirait, Musa Aprindo; Siagian, Riris Johanna
MARSAHALA : Jurnal Studi Agama dan Budaya ##issue.vol## 1 ##issue.no## 2 (2025)
Publisher : L-SAPIKA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64099/545x3x06

Abstract

Penelitian ini menganalisis representasi perempuan dalam politik Indonesia dengan menggunakan kerangka interseksionalitas dan Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis/CDA). Meskipun kebijakan kuota 30 persen telah meningkatkan keterwakilan perempuan secara kuantitatif, temuan penelitian menunjukkan bahwa keberadaan perempuan di parlemen belum beranjak dari representasi simbolik menuju representasi substantif. Data CDA mengungkap lima pola tokenisme yang secara konsisten dialami perempuan, yaitu penempatan pada nomor urut tidak strategis, pengkategorian pada isu domestik, keterbatasan akses terhadap posisi strategis, stereotip internal partai, dan representasi simbolik tanpa dampak legislasi. Hambatan ini semakin kompleks bagi perempuan dari kelompok agama minoritas, yang mengalami marginalisasi ganda akibat persilangan identitas gender, agama, dan kelas sosial. Dalam konteks teologis, penelitian ini menyoroti perlunya rekonstruksi spiritualitas perempuan melalui pendekatan teologi rahim Kartini dan konsep Ina na Marsahala. Keduanya menegaskan perempuan sebagai imago Dei yang memiliki martabat dan agensi penuh dalam ruang publik maupun religius. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan substantif hanya dapat dicapai melalui reformasi struktural partai politik, penguatan kapasitas legislator perempuan, serta reinterpretasi wacana keagamaan yang membebaskan. Dengan demikian, studi ini memberikan kontribusi teoretis dan praktis dalam memahami dinamika representasi perempuan dalam politik Indonesia.
Integrasi Allah yang Turut Menderita dalam Spiritualitas Umat Miskin:: Studi Pengalaman Iman dan Doa Jemaat HKBP Sola Gratia Berdasarkan Teologi Jurgen Moltmann Banjarnahor, Alan; Siagian, Riris Johanna
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 5 No 2 (2025): DPJTMG: November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/jvwa2d60

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana konsep Allah yang turut menderita dalam teologi Jurgen Moltmann terintegrasi dalam spiritualitas dan praktik doa jemaat miskin HKBP Sola Gratia. Moltmann menegaskan bahwa Allah tidak berjarak dari penderitaan manusia, melainkan aktif berpartisipasi dalam kesengsaraan melalui salib Kristus. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana pemahaman teologis tersebut membentuk pengalaman iman dan kehidupan doa jemaat yang menghadapi kemiskinan struktural. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis terhadap spiritualitas anggota jemaat HKBP Sola Gratia yang mengalami kondisi ekonomi marginal. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam untuk menggali narasi pengalaman iman, praktik doa, dan interpretasi teologis mereka terhadap penderitaan. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi tema-tema dalam kata kunci yang menghubungkan konsep Allah yang turut menderita dengan resiliensi spiritual jemaat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman tentang Allah yang bersolidaritas dalam penderitaan menghasilkan tiga dimensi utama bagi jemaat miskin; 1. Pengalaman iman yang mengakui kehadiran Allah dalam situasi penderitaan, 2. Pemaknaan penderitaan bukan sebagai hukuman tetapi justru sebagai ruang perjumpaan dengan Allah, dan 3. Pembentukan komunitas solidaritas sebagai ekspresi iman. Konsep ini mentransformasi doa dari sekadar permohonan menjadi ekspresi persekutuan dengan Allah yang turut merasakan derita mereka. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan teologi kontekstual yang relevan dengan realitas kemiskinan di Indonesia