p-Index From 2020 - 2025
9.256
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Kreativitas Siswa Kelas X SMAK ST. Thomas Rasul Pangururan-Samosir pada Opera Batak “Anak Naburju II” Batubara, Junita; Simangunsong, Emmi
PANGGUNG Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v26i2.174

Abstract

ABSTRACT Opera  Batak  is a traditional  operetta from the Regional  Batak  Toba in Indonesia. This opera was created by Tilhang Gultom  around 1920. Opera Batak  function  rather  than as a forum for cultural expression  of traditional  opera of Regions  Batak  Toba.  At present very rare Opera  Batak  performances due to several factors  are: change  elements  of culture, lack  of work and  opera composers  who create  works of opera in Indonesia particularly  in the Batak  Toba. This study  based on script opera “Anak Naburju  II” performed by students SMAK St. Thomas Rasul in Pangururan  Samosir. The study was conducted  based on qualitative  research. Method in the opera based on the method Alma Hawkins  and ‘methods play a role’ of Hamalik.  Results of this research: to make students  able to act, know and understand  the local culture,  especially Opera Batak so it can be preserved  and continued by the next generation. Keywords: Opera Batak,  Naskah ‘Anak  Naburju  II’, Acting     ABSTRAK Opera Batak merupakan opera tradisional yang bersifat teater keliling yang berasal dari Daerah Batak Toba di Indonesia. Opera ini diciptakan oleh Tilhang Gultom sekitar tahun 1920-an. Fungsi Opera Batak adalah sebagai wadah ekspresi budaya opera tradisional dari Daerah Batak Toba. Pada masa kini sangat jarang ditemui pertunjukan Opera Batak disebabkan beberapa factor di antaranya: perubahan dalam unsur-unsur budaya, kurangnya karya opera dan juga kurangnya komposer yang mencipta karya opera di Indonesia khususnya di Daerah Batak Toba. Penelitian ini berdasarkan naskah opera berjudul “Anak Naburju II” dilaksanakan oleh siswa SMAK St. Thomas Rasul di Pangururan Samosir. Penelitian dilakukan berdasarkan penelitian kualitatif. Metode pembelajaran terhadap peran dalam naskah opera tersebut berdasarkan metode Alma Hawkins dan ‘metode bermain peran’ dari Hamalik. Hasil penelitian ini adalah membuat siswa dapat berakting dan lebih mengenal dan memahami budaya lokal khususnya op- era Batak sehingga opera Batak dapat dilestarikan dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Kata kunci: Opera Batak, Naskah ‘Anak Naburju II’, Akting/peran
The Ideas and Concepts of Overture Music Composition: One of the Opera Music Compositions of Kehidupan Dua Zaman Hikayat Siboru Deakparujar on the Creation of New Mode and Rhythm of Ogung Instrument Batubara, Junita
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1160.367 KB) | DOI: 10.26811/peuradeun.v5i2.149

Abstract

The main problem in the composition idea of Overture is the studying of Opera itself but very few works of opera compositions that combine Western music with the traditional music of the Batak Toba Indonesia. Second, in the traditional opera of Batak Toba, it is often performed musical themes taken from the social life story of Batak Toba society and it is extremely rare, especially among the people of Batak Toba. Third, in the Batak opera, the music is used only as an entertainment and separated from the content of the story and often does not have the music score. The Overture created uses Atonality scale inspired by the pentatonic music of Batak Toba by using music score. Fourth, collecting information related to the influence of Western music, in this case, Atonality and pentatonic music of Batak Toba. Fifth, The use of the musical elements such as melody, rhythm pattern, tone color, harmony, form, texture and orchestra. With the above description, the writer created an opera based on the employment elements of Western music and Batak Toba music. The author made the employment of methods with the use of a rhythmic pattern on traditional musical instruments ogung and sulim combined with Western musical instrument without changing each ton of each musical instrument of the traditional Batak Toba. Sixth, the mode of pentatonic (five pitch) in which five pitch is the texture of taganing mode in the ensemble of gondang hasapi (an ensemble of the traditional music of the Batak Toba, North Sumatra in Indonesia) that are customized according to the tuning system of twelve of Western music pitch in order to generate new modes used in the above employment of opera.
DESTINASI: Kolaborasi Kreatif Musik Digital, Puisi dan Tari Junita Batubara
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 22, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v22i1.5866

Abstract

This research discusses the implementation of a music score into a collaboration of digital music, dance and poetry. The integration of the three arts is done by symbolizing human life from birth to adulthood. The researcher, as the creator of this Destination composition, intends to add to his repertoire by combining three different arts, namely, digital music, dance and poetry. This compositional work was created using qualitative, practice-based, practice-led and ethnographic methods. The process of making this work is by analyzing music score data taken from the results of field exploration and in combination with poetry and dance script data and then processed into the laboratory desk. The result is the creation of collaborative digital music, dance and poetry, based on the culture of human life and the author's background and life experiences. The work reflects the symbols of human life which are revealed in the poem entitled Directions of Life. Initially, Destination's composition work was a composite work created using cross-cultural (combination) elements of Western music, and Malay music (gendang Malay). Furthermore, the work is processed into a collaboration that is carried out with a combination of motion, emotion, voice intonation and digital music. The result of the collaboration of Destination's compositions is to produce a performance that combines three different arts where music is the main focus in bringing out ideas and concepts of body movement and voice intonation from dancers and poetry readers. The ability to relate ideas or ideas to a musical concept, producing a new work with the collaboration of three different arts which can be used by musicians, practitioners, and educators in Indonesia. Penelitian ini mendiskusikan implementasi  sebuah skor musik menjadi kolaborasi musik digital,seni tari dan puisi. Penggabungan ketiga seni tersebut dilakukan dengan cara symbol kehidupan manusia dari mulai lahir hingga dewasa. Peneliti sebagai pencipta karya komposisi destinatioan ini bermaksud untuk menambah repertoar dengan menggunakan penggabungan tiga seni yang berbeda yaitu, musik digital, tari dan puisi. Karya komposisi ini diciptakan dengan menggunakan metode kualitatif, practice-based, practice-led dan ethnographic. Proses pembuatan karya tersebut dengan melakukan analisa data skor musik yang diambil dari hasil eksplorasi lapangan dan kombinasi dengan data script puisi dan tari kemudian diolah ke dalam desk laboratory. Hasilnya adalah terciptanya kolaborasi karya seni musik digital, tari dan puisi, berdasarkan budaya kehidupan manusia dan latar belakang penulis dan pengalaman kehidupan penulis. Di dalam karya tersebut mencerminkan symbol-symbol kehidupan manusia yang terungkap dalam puisi yang berjudul Arah Kehidupan. Awalnya Karya komposisi Destination merupakan karya penggabungan yang diciptakan menggunakan silang budaya (kombinasi) elemen-elemen musik Barat, dan musik melayu (gendang melayu). Selanjutnya karya tersebut diolah menjadi sebuah kolaborasi yang dilakukan dengan perpaduan gerak, emosi, intonasi suara dan musik digital. Hasil dari kolaborasi karya komposisi Destination adalah menghasilkan sebuah pertunjukan perpaduan tiga ilmu seni yang berbeda dimana musik sebagai fokus utama dalam memunculkan ide-ide dan konsep gerakan tubuh dan intonasi suara dari penari dan pembaca puisi. Kemampuan untuk mengaitkan idea atau gagasan terhadap sebuah konsep musik, menghasilkan sebuah karya baru dengan kolaborasi tiga seni yang berbeda dimana bisa digunakan oleh musisi, praktisi, dan edukator di Indonesia.
Expository Learning pada Musik Tradisional I Sulim Batak Toba Emmi Simangunsong; Junita Batubara; Kamaluddin Galingging
JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL Vol 10, No 2 (2018): JUPIIS (JURNAL PENDIDIKAN ILMU ILMU SOSIAL) DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jupiis.v10i2.11138

Abstract

This article discusses about expository learning on the learning strategy of music instrument sulim taught on the class of Traditional Music I Toba Batak. For the study of Expository learning on sulim music the research wasdone in five steps which are preparation, presentation, correlation, generalization, and application. These five steps done to increase and raise students’s motivation and interest to learn the sulim instrument. This topic conducted through descriptive qualitative research. The results obtained in this study was that learning strategy of expository learning is a corresponding strategy applied to the process of learning the music instrument sulim Toba Batak. The student fascinatingly interested and motivated to learn playing the sulim instrument. Expository learning strategy on the class of Traditional Music I Toba Batak have a positive impact from the success of the students to gain a maximum assessment.
PRAKTEK DAN PARTISIPASI DOSEN DAN MAHASISWA MELATIH BERNYANYI NAPOSO BULUNG HKBP SOLA GRATIA BINJAI April Hampego Silitonga; Junita Batubara; Virda Natesya; Ansen Godang Bt. Sitompul; Aryanda Nugraha Viory Simatupang; Juli Antasari Br. Sinaga; Injen Pardamean Butar-Butar; Ernest Grace
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i1.3664

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bernyanyi naposobulung di Gereja HKBP Sola Gratia Binjai. Adapun kegiatan ini dilaksanakan oleh Dosen bersama mahasiswa dari Prodi Sastra Inggris dan Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen Medan. Kegiatan ini dilakukan, berkaitan dengan mata kuliah Praktek Lapang Tematik (PLT) dimana Fakultas Bahasa dan Seni telah membangun Desa Binaan di Lingkungan II, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur, Kota Binjai. Tahapan kegiatan dalam kegiatan pengabdian ini adalah: 1) Melakukan survey lokasi di lingkungan II, 2) Merumuskan masalah, 3) Merumuskan pemecahan masalah, 4) Menentukan target luaran dari setiap rangkaian pemecahan masalah. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian ini diperoleh: 1)Naposobulung memberikan respon yang sangat tinggi terhadap kegiatan pelatihan bernyanyi, 2) Naposubulung memiliki keinginan untuk belajar bermain gitar dalam mengiringi lagu “O Holy Night”, 3) Napobulung mampu menyanyikan lagu “O Holy Night pada acara Natal di Gereja HKBP Sola Gratia Lingkungan II, Kelurahan Dataran Tinggi, Binjai Timur. Tahapan-tahapan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama dikarenakan harus menentukan waktu bersama. Selanjutnya berdasarkan diskusi bersama dengan pihak naposobulung, orangtua dan penatua di gereja tersebut maka mereka menginginkan agar kegiatan ini bisa berlangsung teru menerus dan menjadi bentuk kerjasama melalui Surat Perjanjian Kerja (SPK) dalam meningkatkan kemampuan naposobulung untuk melakukan bernyanyi bersama di acara-acara kebaktian dalam gereja. Diharapkan kerjasama ini dapat berlangsung bukan hanya untuk naposobulung saja tetapi untuk anak-anak sekolah minggu juga.
Pemanfaatan Terapi Musik sebagai Pengobatan Alternatif Korban Penyalahgunaaan Narkoba di Panti Rehabilitasi Mutiara Abadi Binjai Junita Batubara; Juliaster Marbun; Hendro T.G Samosir; Kamaluddin Galingging
PANGGUNG Vol 31, No 4 (2021): Implementasi Revitalisasi Identitas Seni Tradisi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.359 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v31i4.1788

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasien yang sedang menjalani rehabilitasi yang sebelumnya menggunakan narkoba sebagai salah satu pengobatan. Terapi musik menjadi terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan musik. Terapi musik sangat mudah diterima organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan kebagian otak yaitu sistem limbic yang mempunyai hubungan dalam perilaku emosional. Pada penelitian ini, terapi musik yang dilakukan adalah terapi musik pasif, alasan pemilihan terapi musik pasif karena terapi musik menjadi lebuh murah, mudah, dan efektif. Pasien tinggal mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang disesuaikan dengan masalahnya, di mana terapi musik tersebut dapat mengurangi rasa sakit, membuat fisik dan pikiran menjadi lebih rileks serta manfaat lain disesuaikan dengan muatan isi musiknya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Hasil penelitan menunjukkan bahwa mendengar musik bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu pasien yang sedang rehabilitasi bisa pulih sehingga para pasien ini bisa beraktivitas dan memiliki percaya diri untuk kembali melakukan kegiatannya dan dapat diterima masyarakat seperti biasanya.Kata kunci: musik, terapi, narkoba, rehabilitasi
Kreativitas Siswa Kelas X SMAK ST. Thomas Rasul Pangururan-Samosir pada Opera Batak “Anak Naburju II” Junita Batubara; Emmi Simangunsong
PANGGUNG Vol 26, No 2 (2016): Semiotika, Estetika, dan Kreativitas Visual Budaya
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.087 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v26i2.174

Abstract

ABSTRACT Opera  Batak  is a traditional  operetta from the Regional  Batak  Toba in Indonesia. This opera was created by Tilhang Gultom  around 1920. Opera Batak  function  rather  than as a forum for cultural expression  of traditional  opera of Regions  Batak  Toba.  At present very rare Opera  Batak  performances due to several factors  are: change  elements  of culture, lack  of work and  opera composers  who create  works of opera in Indonesia particularly  in the Batak  Toba. This study  based on script opera “Anak Naburju  II” performed by students SMAK St. Thomas Rasul in Pangururan  Samosir. The study was conducted  based on qualitative  research. Method in the opera based on the method Alma Hawkins  and ‘methods play a role’ of Hamalik.  Results of this research: to make students  able to act, know and understand  the local culture,  especially Opera Batak so it can be preserved  and continued by the next generation. Keywords: Opera Batak,  Naskah ‘Anak  Naburju  II’, Acting     ABSTRAK Opera Batak merupakan opera tradisional yang bersifat teater keliling yang berasal dari Daerah Batak Toba di Indonesia. Opera ini diciptakan oleh Tilhang Gultom sekitar tahun 1920-an. Fungsi Opera Batak adalah sebagai wadah ekspresi budaya opera tradisional dari Daerah Batak Toba. Pada masa kini sangat jarang ditemui pertunjukan Opera Batak disebabkan beberapa factor di antaranya: perubahan dalam unsur-unsur budaya, kurangnya karya opera dan juga kurangnya komposer yang mencipta karya opera di Indonesia khususnya di Daerah Batak Toba. Penelitian ini berdasarkan naskah opera berjudul “Anak Naburju II” dilaksanakan oleh siswa SMAK St. Thomas Rasul di Pangururan Samosir. Penelitian dilakukan berdasarkan penelitian kualitatif. Metode pembelajaran terhadap peran dalam naskah opera tersebut berdasarkan metode Alma Hawkins dan ‘metode bermain peran’ dari Hamalik. Hasil penelitian ini adalah membuat siswa dapat berakting dan lebih mengenal dan memahami budaya lokal khususnya op- era Batak sehingga opera Batak dapat dilestarikan dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya. Kata kunci: Opera Batak, Naskah ‘Anak Naburju II’, Akting/peran
The Ideas and Concepts of Overture Music Composition: One of the Opera Music Compositions of Kehidupan Dua Zaman Hikayat Siboru Deakparujar on the Creation of New Mode and Rhythm of Ogung Instrument Junita Batubara
Jurnal Ilmiah Peuradeun Vol 5 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Peuradeun
Publisher : SCAD Independent

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26811/peuradeun.v5i2.149

Abstract

The main problem in the composition idea of Overture is the studying of Opera itself but very few works of opera compositions that combine Western music with the traditional music of the Batak Toba Indonesia. Second, in the traditional opera of Batak Toba, it is often performed musical themes taken from the social life story of Batak Toba society and it is extremely rare, especially among the people of Batak Toba. Third, in the Batak opera, the music is used only as an entertainment and separated from the content of the story and often does not have the music score. The Overture created uses Atonality scale inspired by the pentatonic music of Batak Toba by using music score. Fourth, collecting information related to the influence of Western music, in this case, Atonality and pentatonic music of Batak Toba. Fifth, The use of the musical elements such as melody, rhythm pattern, tone color, harmony, form, texture and orchestra. With the above description, the writer created an opera based on the employment elements of Western music and Batak Toba music. The author made the employment of methods with the use of a rhythmic pattern on traditional musical instruments ogung and sulim combined with Western musical instrument without changing each ton of each musical instrument of the traditional Batak Toba. Sixth, the mode of pentatonic (five pitch) in which five pitch is the texture of taganing mode in the ensemble of gondang hasapi (an ensemble of the traditional music of the Batak Toba, North Sumatra in Indonesia) that are customized according to the tuning system of twelve of Western music pitch in order to generate new modes used in the above employment of opera.
Perbahasan Musikal dan Lingual dalam Penerjemahan Andung Tonggo Raja: Ditinjau dari Melodi dan Kountur Jubilezer Sihite; Junita Batubara; Arsen Nahum Pasaribu; Kamaluddin Galingging
PANGGUNG Vol 32, No 2 (2022): Ragam Fenomena Budaya dan Konsep Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.53 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i2.2055

Abstract

Tulisan ini membahas hasil terjemahan, struktur melodi dan kontur nyanyian Andung pada video Tonggo Raja. Permasalahan dalam tulisan ini bahwa para pendengar tidak selalu memahami struktur makna, melodi, dan kontur lirik Andung. Adapaun metode yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif. Untuk permasalahan ini digunakan teori Ilzamudin Ma’mur (2004) dan Malm (1997). Tulisan ini menghasilkan kesimpulan di antaranya Andung memiliki melodi repetitive, interatif, reverting, stropic dan progressif, serta memiliki kontur ascending, descending, pendulous, terraced dan static. Andung tidak dipelajari, tetapi timbul dari perasaan penutur. Andung dapat dinyanyikan oleh orang tertentu, waktu dan tempat tertentu. Andung dinyanyikan pada saat sedih, susah, senang sesuai dengan situasi emosional yang melakukannya. Dalam hal ini doa yang disampaikan dalam bentuk Andung yang terdapat dalam video merupakan representasi dari harapan tentang baik atau buruknya perasaan atau situasi yang dihadapi oleh seorang raja yang melihat kondisi lingkungan sekitar.Kata Kunci : andung, melodi, kontur, tonggo raja
KAJIAN MUSIK DAN MAKNA LAGU SIKSIK SIBATU MANIKKAM DICOVER OLEH GRUP JAMRUD JUNITA BATUBARA; FINO HARJA MARBUN; JUBILEZER SIHITE
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 23, No 2 (2021): Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPMPP Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.003 KB) | DOI: 10.26887/ekspresi.v23i2.2079

Abstract

This study discusses the analysis of the song Siksik Sibatu Manikkam performed by the Jamrud music group. The song Siksik Sibatu Manikkam was arranged and published in 2011 on the third track on the Jamrud music group's ninth album entitled Bumi dan Langit Menangis with Rock style. The theories used in this research are William P. Malm's theory to get a musicological study and Ferdinand de Saussure's semiotic theory to explain the meaning in this song. The song Siksik Sibatu Manikkam is performed in a modern (rock) style with drums, electric guitar, bass guitar, keyboard, and electronic music in the form of hasapi sound. The method used in this research is qualitative descriptive. The results of the study are that the structure of the musical form in the song Siksik Sibatu Manikkam is a song form with 2 parts consisting of A(a,a'), B(b,b') which consists of an intro, part A, Intermezzo, part B. , Intermezzo, B', Interlude, A', Outro. The meaning in the song Siksik Sibatu Manikkam is about the fate of a man who can marry a woman who was previously considered to have nothing by the woman. But the man reaps luck by getting his idol.ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang analisis lagu Siksik Sibatu Manikkam yang dibawakan oleh grup musik Jamrud. Lagu Siksik Sibatu Manikkam diaransemen dan diterbitkan tahun 2011 pada track ketiga di album kesembilan grup musik Jamrud yang berjudul Bumi dan Langit Menangis dengan gaya Rock. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori William P. Malm untuk mendapatkan kajian musikologis, dan teori semiotika Ferdinand de Saussure untuk memaparkan makna dalam lagu ini. Lagu Siksik Sibatu Manikkam dibawakan dengan bergaya musik modern (rock) dengan instrumen drum, gitar elektrik, gitar bass, keyboard dan musik elektronik berupa bunyi hasapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriktif kualitatif. Hasil dari penelitian adalah bahwa struktur bentuk musik pada lagu Siksik Sibatu Manikkam merupakan bentuk lagu song form dengan 2 bagian terdiri dari A(a,a’), B(b,b’) yang terdiri dari intro, bagian A, Intermezzo, bagian B, Intermezzo, B’, Interlude, A’, Outro. Adapun makna yang terkandung dalam lagu Siksik Sibatu Manikkam adalah tentang nasib seorang laki-laki yang dapat mempersunting seorang perempuan dimana dulu dirinya dianggap tidak memiliki apa-apa oleh si perempuan. Namun lelaki tersebut menuai keberuntungan dengan mendapatkan pujaan hatinya.
Co-Authors Agrioki Damianus Sitanggang Agustin R. P. Silalahi Algoboy Nelson Nainggolan Andre Alfandi Mendrofa Angelica Napitupulu Anita Purba Anita Sitanggang Ansen Godang Bt. Sitompul April Hampego Silitonga Arsen Nahum Pasaribu Arsyadona , Arsyadona Arsyadona, Arsyadona Aryanda Nugraha Viory Simatupang Aryani, Novia Asima Gurning Asmyta Surbakti Athiya, Sarah Aufah Aulia Agustina, Aulia Bate'e, Ariston Brian Harefa Butar, Lukas Butar Chris Riveldi Wesley Purba Colleen Colleen Colleen, Colleen Damanik, Endo Wahyudi Damri A Hanaou Daniel Purba Dearlina Sinaga Debora Debora Dewi Tika Lestari Dina Marsaulina Eben Ezer Sormin Elfrida, Rotua Elvita Purba Emmi Simangunsong Ernest Grace Erwin Purba FINO HARJA MARBUN Gabriella Maria Christine Sipahutar Galingging, Kamaluddin Gulo, Merdiani Gultom, Rendi Leo Ridhoi Happy Majesty Waruwu Hendra Hendrik Leonard Simanjuntak Herman Herman HERNA HIRZA Hot Parulian Sitohang Injen Pardamean Butar-Butar Jeli Elvira Mangaraja Jenni Ria Sihombing Jenny Ria Sihombing Jones Irawan Sibagariang Joseph Partogi Sibarani Jubil Ezer Sihite Juli Antasari Br Sinaga Juliaster Marbun Kamaluddin Galingging Kartini Ruth Maduma Manalu Ken Steven Kevin Yvonnaha Harefa Lawendatu, Frangky Lestari, Dewi Tika Levinson Y A Simaela LUMBAN GAOL, MANATAP BERLIANA Lumbangaol, Samsa Tamara Mahameru , Erucakra Mahameru, Erucakra Manurung, Agatha Olivia Putri Manurung, Naomi Suryana Manurung, Sri Maneni Marbun, Juliaster Marbun, Tulus Marpaung, Cristofel Alfandi Mauly Purba, Mauly Niko Harnadi Hutasoit Niswa, Khairun Nopelin, Nancy Nopeline, Nancy Nurmika Turnip, Anggreni Panggabean, Ance J. Panjaitan, Edison Parulian, Parulian Pasaribu, Tiara Pintor Marihot Sitanggang Purba, Chris Riveldi Wesley Purba, Indra Pranata Purba, Ridwin Raden Mohamad Herdian Bhakti Radeston Tanjung Ramot Ferdinan Ridwin Purba Romahulina, Romahulina Ronald Heriko Saragih Ronald Heriko Saragih Ronny Marusaha Situmorang Rosyo, Pandang Rotua Pangaribuan RR. Ella Evrita Hestiandari Samosir, Hendro T.G Sangjik, Lee Saragih, Ronald Herico Saragih, Ronald Heriko Sheren Regina Stefani Siagian, Riris Johanna Sidabutar, Regina Halmin Sidauruk, Rizky Sihombing, Bonita Anjelina Sihombing, Jenni Ria Sihombing, Nielson Dimpu Sihotang, Hot Parulian Silaban, Lusia Pebriyani Silaen Silalahi, Jojor Hotma Delima Silalahi, Teddy Silalahi, Teddy Nicolas SILALAHI, TIODORA FERMISKA Simanjuntak, Gina Wijaya Simorangkir, Maribeth Ophelia Sintia Tampubolon Sinurat, Bloner Sinurat, Juwita Nova Sipahelut, Leo Michs de Bles Sirait, Jumaria Sirait, Setia Oktaviana Sitanggang, Ronaldo Sitinjak, Lasmaria Tiodora Silviana Sitohang, Desi Damaiyanti Sombama Tambunan Sondang Manik Suhono Suhono, Suhono Suryani Sinaga Tampubolon, Nandito Tannuary, Arwin Tengku Riza Zarzani N Tika, Dewi Torang Naiborhu Trianus, Trianus Turnip, Gresy Van Thao, Nguyen Vannesia Veithzal Rivai Zainal Virda Natesya Waruwu, Happy Majesty Widya Septiana Windos Marbun Wong, Colleen Yanti Kristina Sinaga Yesaya Purwandana Simorangkir Yoas Fajar Hosea Teturia Laia Yolasrida Lubis Yoon, Phil