Jayawardhita, Anak Agung Gde
Laboratorium Ilmu Bedah Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Amoxicillin Dikombinasikan dengan Deksametason dan Asam Mefenamat Pasca Operasi Lagho, Engelbertus Efraim; Kardena, I Made; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (4) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.412 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan histopatologi jaringan tubulus ginjal tikus putih setelah diberikan amoxicillin yang dikombinasikan deksametason dan asam mefenamat pasca operasi. Penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus putih yang dibagi 3 kelompok dengan 10 kali ulangan. Pada kelompok 1 diberikan antibiotika (amoxicillin) saja 150 mg/kg BB/hari secara oral pasca operasi. Pada kelompok 2 diberikan antibiotika (amoxicillin) 150 mg/kg BB/hari dan pemberian anti inflamasi (dexametason) 0,5 mg/kg BB/hari. Sedangkan pada kelompok 3 diberikan antibiotika (amoxicillin) 150 mg/kg BB/hari dan anti inflamasi (asam mefenamat) 45 mg/kg BB/hari secara oral. Pada hari ke 7 dan ke 14 tikus tiap perlakuan 5 ekor sampel dieutanasi, kemudian organ ginjal diambil selanjutnya dibuat preparat histologi dengan metode pewarnaan Hematoksillin Eosin (HE). Hasil uji tersebut menunjukkan adanya perubahan histopatologi sel-sel tubulus ginjal tikus putih yang bersifat ringan tetapi tidak mempengaruhi fungsi ginjal tikus putih secara umum.
Total Leukosit Dan Trombosit pada Anjing Penderita Transmissible Venereal Tumor yang Diobati dengan Vincristine Mandara, Ikhsan; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Kendran, Anak Agung Sagung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (2) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.588 KB)

Abstract

Vincristine merupakan agen kemoterapi tunggal yang efisien untuk pengobatan transmissible venereal tumor (TVT). Selain sel kanker yang dihancurkan, sel normal yang bersifat aktif membelah seperti sel sumsum tulang juga ikut terkena pengaruhnya. Gangguan perkembangan sel progenitor sumsum tulang akan mempengaruhi produksi leukosit dan trombosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total leukosit dan trombosit pada anjing penderita TVT yang diobati dengan vincristine. Penelitian ini menggunakan lima ekor anjing penderita TVT dengan perlakuan yaitu pemberian vincristine hingga sembuh dengan interval pemberian tujuh hari sekali. Pengamatan dilakukan pada nilai total leukosit dan trombosit sebelum pemberian vincristine dan setelah kesembuhan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian vincristine pada anjing penderita TVT tidak berpengaruh nyata terhadap total leukosit dan trombosit, sehingga aman digunakan sebagai agen kemoterapi tunggal.
Efektivitas Pemberian Gel Ekstrak Daun Binahong Terhadap Kepadatan Kolagen pada Penyembuhan Luka Insisi Mencit Diabetes Sihotang, Tanti Fitri; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Berata, I Ketut
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.289 KB)

Abstract

Tanaman obat berkembang pesat dikalangan masyarakat karena tanaman obat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Salah satu tanaman obat yang berkembang adalah tanaman binahong (Anredera cordifolia) yang terbukti mampu mempercepat luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak daun binahong terhadap proses penyembuhan luka insisi pada kulit mencit (Mus musculus) penderita diabetes melitus. Hewan coba yang digunakan adalah mencit berjumlah 24 ekor, berjenis kelamin jantan, dengan berat badan 30-40 gram. Luka insisi sepanjang 1-1,5 cm dibuat pada punggung mencit menggunakan scaple. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari enam ulangan. Penanganan dilakukan satu kali dalam sehari selama lima hari yaitu P1 diberi gel placebo (kontrol, tanpa ekstrak daun binahong), P2 (ekstrak daun binahong 25%), P3 (ekstrak daun binahong 30%), P4 (ekstrak daun binahong 35%). Parameter proses penyembuhan 7luka yang diamati adalah kepadatan kolagen, diamati secara mikroskopis. Terbentuknya kolagen yang semakin padat menunjukkan proses kesembuhan luka yang semakin baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 35% menunjukkan hasil kesembuhan yang lebih cepat pada luka insisi mencit diabetes dibandingkan dengan gel placebo (kontrol), ekstrak daun binahong konsentrasi 25% dan 30%, yang dilihat dari gambaran mikroskopis histopatologi. Kepadatan kolagen yang paling padat ditemukan pada perlakuan gel ekstrak daun binahong konsentrasi 35%. Pemberian gel ekstrak daun binahong dapat meningkatkan kepadatan kolagen dan mempercepat proses penyembuhan luka insisi mencit dengan komplikasi diabetes dimana konsentrasi 35% lebih efektif dibandingkan dengan konsentrasi 30% dan 25%.
Laporan Kasus: Penanganan Venereal Sarcoma pada Anjing Lokal Betina dengan Pembedahan dan Kemoterapi Laksmi, I Gusti Ayu Indira; Gorda, I Wayan; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.967 KB)

Abstract

Venereal sarcoma merupakan jenis tumor ganas yang bersifat menular pada anjing dan ditularkan melalui kontak langsung terutama saat hewan kawin. Seekor anjing lokal betina berumur 2,5 tahun dengan bobot badan 10 kg diperiksa dengan keluhan terdapat massa yang menutupi permukaan vagina disertai tetesan darah. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan sel tumor berupa sel-sel limfoblas dengan bentuk dan ukuran yang homogen, inti sel bulat, besar, bersifat hiperkromatis, disertai adanya stroma. Hewan didiagnosa menderita venereal sarcoma. Penanganan dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi menggunakan vinkristin sulfat. Massa tumor dieksisi total kemudian dilakukan kemoterapi sebanyak 3 kali. Pemeriksaan hematologi menunjukkan terjadi penurunan nilai total leukosit dan trombosit pada minggu terakhir kemoterapi. Pascaoperasi hewan diberikan antibiotik cefotaxime secara intravena, dilanjutkan dengan pemberian antibiotik cefixime oral, dan analgesik asam mefenamat selama lima hari. Hari ke-7 pascaoperasi, luka mengalami kesembuhan secara klinis. Kesimpulannya penanganan venereal sarcoma dengan pembedahan dan kemoterapi terbukti dapat mempercepat kesembuhan pasien.
Sinergi Bioaktivitas Daun Tapakdara (Chatarantus Roseus) dan Pegagan (Centella Asiatica) terhadap Proses Penyembuhan Luka Insisi pada Anjing Kintamani Dada, Ketut Anom; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 7 (3) 2018
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.733 KB) | DOI: 10.19087/imv.2018.7.3.305

Abstract

Obat herbal masih banyak digunakan masyarakat untuk mengobati beberapa penyakit terutama di negara-negara berkembang. Hal ini karena secara budaya mudah diterima dan rendahnya efek samping yang ditimbulkan. Tanaman tapakdara (Cantharantus roseus) dan pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman obat yang terbukti secara empiris dapat digunakan sebagai obat gangguan pada kulit seperti dermatitis, eksim, jerawat, luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sinergi bioaktivitas ekstrak daun tapakdara dan pegagan dalam proses kesembuhan luka. Hewan coba yang digunakan adalah tikus Wistar sebagai model pengganti anjing kintamani yang dibagi menjadi empat perlakuan yang masing-masing terdiri dari 6 ekor. Masing-masing tikus dibuat luka insisi. Perlakuan I sebagai kontrol normal diberikan salep oxytetrasiklin 3% secara topical sebagai plasebo; Perlakuan II diberikan secara topikal ekstrak daun tapakdara konsentrasi 15% dalam vaselin; Perlakuan III diberikan secara topikal ekstrak daun pegagan konsentrasi 15% dalam vaselin; dan Perlakuan IV merupakan perlakuan kombinasi yang diberikan secara topikal ekstrak daun tapakdara dan pegagan. Sebagai tolak ukur proses penyembuhan luka adalah waktu epitelisasi, angiogenesis, perkembangan kolagen pada jaringan serta ephitelisasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis, untuk mengetahui perbedaan yang signifikan diuji dengan Mann-Whitney U test. Hasil penelitian berdasarkan pengamatan secara makroskopis menunjukkan bahwa pemberian salep oxytetrasiklin 3% memberikan kesembuhan paling cepat disusul tapakdara, kombinasi tapakdara dengan pegagan, terakhir pegagan. Tetapi secara mikroskopis pengobatan dengan pemberian kombinasi pegagan dan tapakdara memberikan kesembuhan yang hampir sama dengan oxytetrasiklin 3%. Hal ini menujukkan kombinasi ektrak tapakdara dan pegagan dengan konsentrasi 15% dalam vaselin terjadi sinergi dalam proses penyembuhan luka pada tikus Wistar
Aktivitas Alanine Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Anjing Penderita Transmissible Venereal Tumor yang Diobati dengan Vincristine Madania, Reydanisa Noor; Jayawardhita, Anak Agung Gde Jaya; Kendran, Anak Agung Sagung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (3) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.349 KB)

Abstract

Vincristine merupakan bahan yang digunakan sebagai kemoterapi untuk menanganai kasus transmissible venereal tumor (TVT). Obat ini dimetabolisme di hati dan memiliki potensi yang tinggi untuk menyebabkan kerusakan pada sel hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST) pada anjing penderita TVT yang diobati dengan vincristine. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah anjing betina yang menderita TVT berpemilik yang datang ke Rumah Sakit Hewan Universitas Udayana untuk diobati dengan vincristine. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian vincristine terhadap anjing penderita TVT hingga sembuh dengan interval pemberian tujuh hari sekali. Pengamatan dilakukan pada nilai aktivitas ALT dan AST sebelum pemberian vincristine dan setelah kesembuhan. Data dianalisis dengan uji paired sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian vincristine pada anjing penderita TVT berpengaruh nyata terhadap peningkatan aktivitas ALT dan AST.
Case Report: Rectal Resection and Anastomosis Method as Rectal Prolapse Treatment in Persian Kitten Indra, Rusmin; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Pemayun, I Gusti Agung Gde Putra
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.17 KB)

Abstract

Rectal prolapse is a protrusion or eversion of the rectal mucous membrane from the anus. Prolapse generally occurs in young and old animals caused by relaxation of spinchter ani. A kitten was examined at the Udayana University Animal Hospital with complaints of recurrent prolapse, good appetite, and hyperactive. Physical and haematological examination showed that the kitten is proper to get surgery. Kitten being surgery with rectal resection method for rectum which got ulceration, then anastomosis is performed on remaining parts. Around the anus was sutured with a purse string technique. Post surgery treatment is carried out by fluid therapy, antibiotics and anti-inflammatory drugs. The wound was healed on the fifth day after surgery and prolapse does not occur again.
Profil Sel Darah Merah Anjing Penderita Venereal Sarcoma yang Dikemoterapi dengan Vincristine Sulfate Takariyanti, Dzikri Nurma'rifah; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Kendran, Anak Agung Sagung
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (2) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1445.042 KB)

Abstract

Transmissible venereal tumour (TVT) merupakan salah satu penyakit penting yang menyerang anjing muda produktif dan dapat dengan mudah ditularkan aktif secara seksual karena sifat penularannya dan insidensinya berkembang pesat di daerah subtropis maupun tropis termasuk Indonesia. Kemoterapi menggunakan vincristine sulfate menjadi alternatif pengobatan yang paling sering digunakan dan terbukti efektif sebagai agen kemoterapi tunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil sel darah merah (total eritrosit, hemoglobin dan Packed Cell Volume) anjing penderita TVT sebelum dan sesudah kemoterapi dengan vincristine sulfate. Penelitian ini menggunakan lima sampel darah anjing penderita TVT sebelum dan setelah sembuh dikemoterapi menggunakan vincristine sulfate dengan dosis 0,025mg/KgBB dan interval pemberian tujuh hari dalam dua injeksi (n=3), empat injeksi (n=1) dan 6 injeksi (n=1). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan paired sample T-test. Hasil menunjukan bahwa pemberian kemoterapi menggunakan vincristine sulfate tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada profil sel darah merah (total eritrosit, hemoglobin, dan PCV). Kesimpulannya vincristine sulfate adalah obat yang aman digunakan untuk kemoterapi anjing penderita TVT.
Pemberian Gel Ekstrak Daun Binahong dalam Proses Angiogenesis Penyembuhan Luka Insisi pada Mencit Hiperglikemia Tanuwijaya, Phebe Amadea; Berata, I Ketut; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (4) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.215 KB)

Abstract

Hiperglikemia merupakan keadaan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Keadaan hiperglikemia memperpanjang masa hipoksia yang dapat menghambat proses kesembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gel ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) terhadap percepatan kesembuhan luka insisi pada mencit penderita hiperglikemia melalui pengamatan proses angiogenesis. Penelitian ini menggunakan uji non-parametrik Kruskal Wallis dan uji Mann Whitney. Sebanyak 24 ekor mencit (Mus musculus) jantan yang digunakan sebagai sampel hewan coba dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan. Mencit dibuat hiperglikemia menggunakan aloksan (0,05 mg/ekor, intraperitoneal) dan diinsisi pada bagian punggung (15 mm) lalu diberi perlakuan menggunakan gel ekstrak daun binahong secara topikal, kelompok (T0) dengan konsentrasi 0%, (T1) 25%, (T2) 30%, dan (T3) 35%. Proses kesembuhan luka hewan coba diamati pada preparat dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) dan diamati secara histopatologi menggunakan mikroskop cahaya, dan untuk setiap tahap kesembuhan dilakukan penskoran. Tingkat kesembuhan berdasarkan angiogenesis menggunakan penskoran yaitu 0=tidak ada pembuluh darah. 1=jika ada 1-10, 2= jika ada 11-30, 3=jika ada >31 pembuluh darah. Hasil penelitian menunjukkan adanya jumlah pembuluh darah yang lebih banyak pada perlakuan T3 dibanding dengan T0, T1, dan T2. Uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang sangat nyata. Dapat disimpulkan bahwa pemberian gel ekstrak daun binahong konsentrasi 35% paling baik mempercepat proses kesembuhan luka insisi kulit mencit yang mengalami hiperglikemia, dilihat dari pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) dibandingkan konsentrasi 30% dan 25%.
Perbandingan Gambaran Histopatologi Lambung Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan yang Diberi Amoxicillin Dikombinasikan dengan Asam Mefenamat dan Deksametason Sakura, Yoakim Wilson; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Kardena, I Made; Sudimartini, Luh Made
Indonesia Medicus Veterinus Vol 6 (3) 2017
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.611 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi lambung tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang diberikan amoxicillin dikombinasikan dengan asam mefenamat dan deksametason. Terdapat 3 kelompok perlakuan dengan ulangan 10 ekor tikus. Perlakuan diberi selama 3 hari. Tikus perlakuan 1 diberi amoksisilin 150 mg/kg BB/hari. Tikus perlakuan 2 diberi amoksisilin 150 mg/kg BB/hari kombinasi asam mefenamat 45 mg/kgBB/hari. Tikus perlakuan 3 diberi amoksisilin 150 mg/kg BB/hari kombinasi deksametason 0,5 mg/kgBB/hari. Pada hari ke -7 dan hari ke-14, 5 ekor tikus di setiap kelompok perlakuan lambungnya dikoleksi dan diamati perubahan histopatologinya, kemudian diberikan skoring dan dianalisis menggunakan metode Kruskal-Wallis dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil pemeriksaan menunjukkan terdapat perbedaan nyata (P<0,05), antara perlakuan 2 dengan perlakuan 1 dan 3.