Jayawardhita, Anak Agung Gde
Laboratorium Ilmu Bedah Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Studi Kasus: Aural Hematoma pada Anjing Lokal Berumur 12 Tahun Irhas, Rajiman; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Dada, I Ketut Anom
Indonesia Medicus Veterinus Vol 8 (6) 2019
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.935 KB)

Abstract

Aural hematoma adalah pembengkakan akibat penimbunan darah pada daun telinga (pinna auricula). Hewan kasus adalah anjing lokal betina berumur 12 tahun dengan bobot badan 15 kg. Terjadi kebengkakan pada pinna auricula kanan. Pemeriksaan fisik yang dilakukan menunjukkan hasil yang normal, namun memang ditemukan adanya infeksi ektoparasit pada tubuh hewan. Infeksi ektoparasit tersebut diduga yang menjadi penyebab hewan menggaruk dan mengepakkan telinganya secara berlebihan, hingga menimbukkan aural hematoma pada hewan kasus. Pemeriksaan laboratorium hewan menunjukkan hasil yang cukup stabil untuk dilakukan tindakan operasi. Tindakan yang dilakukan adalah menggunakan metode pembedahan teknik insisi dengan pembuatan drainasi terbuka pada pinna bagian media. Prognosa pada kasus ini adalah fausta Terapi pasca-operasi menggunakan antibiotika longamox injeksi dan dilanjutkan dengan pemberian Amoxicilin secara peroral, serta pemberian meloxicam sebagai anti-inflamasi dan analgesiknya. Hasil pengamatan menunjukkan terjadinya kesembuhan luka pada hari ke-21, yang ditandai dengan luka mengering dan terbentuk jaringan baru (kolagenasi).
Laporan Kasus: Penanganan Vulnus Laceratum pada Leher Atas Kucing Kampung Pratama, Gusti Yohana; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.1.158

Abstract

Vulnus laceratum adalah luka robek yang disertai dengan kehilangan jaringan yang minimum disebabkan oleh trauma. Kucing berusia dua tahun dengan berat badan 2,8 kg mengalami luka yang cukup lebar pada bagian leher atas. Secara fisik kondisi kucing masih aktif, nafsu makan dan minum juga normal. Kucing didiagnosis mengalami vulnus laceratum yang terdapat pada bagian leher atas dengan prognosis fausta. Vulnus laceratum ditangani dengan melakukan pembedahan. Proses bedah terlebih dahulu dilakukan pembersihan luka (cleansing) dengan hidrogen peroksida (H2O2) 3%, kemudian pengangkatan jaringan yang mati atau rusak (debridement) untuk membuat luka baru agar bisa menyatu, dan dilanjutkan penutupan luka dengan jahitan (suturing). Pascaoperasi diberikan antibiotik amoksisilin secara intramuskuler serta antiinflamasi berupa deksametason secara per oral hingga hari ke-5, serta pemberian serbuk tabur neomisin dan bacitracin serta iodin sebagai antiseptik daerah luar luka agar tidak terjadi infeksi. Pada hari ke-8 pascaoperasi, luka terlihat mulai membaik dan mengering, kondisi kucing mulai aktif menunjukan tanda kesembuhan.
Berdasarkan Tanda Radang dan Keropeng Salep Ekstrak Daun Kersen Mempercepat Kesembuhan Luka Insisi pada Mencit Hiperglikemia Kewuta, Maria Natalia Nini; Dada, I Ketut Anom; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (1) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.1.30

Abstract

Hiperglikemia merupakan suatu kondisi ketika kadar glukosa darah meningkat melebihi batas normalnya. Keadaan ini menyebabkan proses kesembuhan luka pada penderita hiperglikemia menjadi lebih lama dibandingkan dengan keadaan normalnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kecepatan kesembuhan luka insisi pada mencit hiperglikemia menggunakan salep ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) yang mengandung senyawa yang dapat mempercepat kesembuhan luka. Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit yang diinduksi dengan aloksan sehingga mencit mengalami hiperglikemia, lalu dilakukan insisi kulit pada punggungnya. Mencit-mencit tersebut kemudian diberikan empat perlakuan salep ekstrak daun kersen (0%, 30%, 40%, 50%) dan diamati kesembuhan lukanya (tanda radang dan keropeng) selama lima hari. Hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan uji Kruskal Wallis menggunakan aplikasi SPSS dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil analisis data yang didapatkan diketahui bahwa kesembuhan luka insisi pada mencit hiperglikemia dilihat dari adanya tanda radang dan adanya keropeng dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang nyata sehingga dapat dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann Whitney diketahui bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari perlakuan kontrol (0%) dengan perlakuan 30% dan 40% baik dilihat dari adanya tanda radang maupun adanya keropeng. Hal ini menunjukkan bahwa salep ekstrak daun kersen konsentrasi 30-40% mempercepat kesembuhan luka.
Salep Ekstrak Daun Kersen Menurunkan Kadar Gula Darah dan Migrasi Sel Polimorfonuklear pada Mencit Hiperglikemi Ginting, Gerda Ivana Niniarta; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Dharmawan, Nyoman Sadra
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (2) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.2.211

Abstract

Luka penderita hiperglikemia digolongkan sebagai luka kronis. Dalam tubuh terdapat sistem imun yang dapat melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh yaitu sel-sel leukosit. Penyembuhan luka dapat dilakukan dengan pengobatan tradisional seperti penggunaan salep ekstrak daun kersen. Daun kersen (Muntingia calabura L) diketahui memiliki beberapa kandungan senyawa yang berfungsi sebagai antidiabetik dan antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salep ekstrak daun kersen terhadap kadar glukosa darah dan jumlah sel polimorfonuklear. Objek penelitian menggunakan mencit (Mus musculus) berjumlah 24 ekor yang dibuat hiperglikemi dengan diinduksi aloksan dengan dosis 150 mg/kg BB, kemudian dilakukan insisi dan diberi perlakuan salep ekstrak etanol daun kersen konsentrasi 30%, 40% dan 50% pada luka insisi mencit. Kemudian dilakukan pengukuran kadar glukosa darah serta jumlah sel polimorfonuklear yang diamati melalui mikroskop. Hasil data penelitian ini menggunakan analisis data uji Parametrik metode One Way Anova, kemudian bila terjadi perbedaan maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Namun jika data tidak terdistribusi normal, maka data dianalisis menggunakan uji Non Parametrik metode Kruskal Wallis. Hasil yang didapat bahwa salep ekstrak daun kersen dengan konsentrasi 30%, 40%, dan 50% berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah serta dengan konsentrasi 40% dan 50% secara topikal berpengaruh terhadap penurunan migrasi sel polimorfonuklear (PMN).
Pemberian Salep Ekstrak Daun Kersen, Efektif Meningkatkan Proses Angiogenesis Pada Kesembuhan Luka Insisi Kulit Mencit Hiperglikemia Nadira, Laras Ayu; Jayawardhita, Anak Agung Gde; Adi, Anak Agung Ayu Mirah
Indonesia Medicus Veterinus Vol 10 (6) 2021
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2021.10.6.851

Abstract

Kesembuhan luka pada penderita hiperglikemia akan lebih lambat dari kesembuhan luka normal yang disebabkan oleh tingginya kadar glukosa di dalam darah, sehingga menurunkan aliran darah dan memperlambat proses mengeringnya luka. Dalam upaya penyembuhan luka yang dikomplikasi dengan hiperglikemia, dapat dilakukan dengan penggunaan pengobatan tradisional, salah satunya dengan ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.). Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh pemberian salep ekstrak daun kersen terhadap percepatan kesembuhan luka insisi kulit mencit yang mengalami hiperglikemia melalui pengamatan proses angiogenesis. Penelitian ini menggunakan sebanyak 24 ekor mencit (Mus musculus) jantan sebagai hewan coba yang dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan, (T0) dengan konsentrasi ekstrak daun kersen 0%, (T1) 30%, (T2) 40%, dan (T3) 50%. Mencit diinduksi menggunakan aloksan (150 mg/kg BB, intraperitonial) agar hiperglikemia, kemudian diinsisi di punggung dengan panjang luka ± 1,5 cm dan kedalaman ± 2 mm hingga mencapai subcutan. Selanjutnya diberikan perlakuan menggunakan salep ekstrak daun kersen secara topikal selama 5 hari, lalu dibiopsi pada hari ke-6. Proses penyembuhan luka diamati pada preparat histopatologi berdasarkan hasil angiogenesis, lalu dilakukan perhitungan rerata jumlah pembuluh darah pada masing-masing perlakuan. Hasil yang didapatkan adalah pemberian salep ekstrak daun kersen pada luka insisi kulit mencit hiperglikemia terbukti dapat meningkatkan proses angiogenesis, dilihat dari hasil perbandingan rerata jumlah pembuluh darah antara keempat kelompok perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun kersen 50% terbukti memiliki rerata jumlah pembuluh darah hasil proses angiogenesis yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 0%, 30%, dan 40% sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan luka insisi kulit mencit yang mengalami hiperglikemia.
Antibacterial Effect and Potency of Jamaican Cherry Leaves (Muntingia calabura L.) as Feed Additive for Antibiotic Growth Promoter Alternative in Animals Anak Agung Gede Fandhiananta Widyanjaya; Anak Agung Gede Jayawardhita
WARTAZOA, Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences Vol 31, No 3 (2021): September 2021
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.895 KB) | DOI: 10.14334/wartazoa.v31i3.2751

Abstract

Antimicrobial resistance is one of the greatest health challenges in the world. The unwise use of Antibiotic Growth Promoter (AGP) in livestock is one of the factors that triggers the increase in the incidence of antimicrobial resistance. In an effort to anticipate the negative impact of using antibiotics, alternative materials are needed to replace AGP. From those various problems, this paper aims to provide information on the use of phytogenic feed additives as natural antibacterials that have the potency as an alternative AGP. Based on the results of various studies, Jamaican cherry leaf extract has the ability to inhibit the growth of various bacterial species in vitro. Various phytochemical test results showed that Jamaican cherry leaves contain several types of phenolics, flavonoids, tannins, and saponins that have antibacterial effect.  The addition of Jamaican cherry leaves to feed was able to increase the value of digestibility, carcass weight, egg production, and protein content of meat. Therefore, Jamaican cherry leaf (Muntingia carabula L.) has the potency to be used as feed additive to replace AGP.
VAKSINASI RABIES DAN STERILISASI ANJING DI DESA MENDOYO DANGIN TUKAD, KECAMATAN MENDOYO, KABUPATEN JEMBRANA I.P.G.Y. Arjentinia; I.K.A. Dada; P.A.S. Putriningsih; I.W. Gorda; A.A.G. Jayawardhita; I.G.A.G.P. Pemayun; M.K. Budiasa; I.W. Batan
Buletin Udayana Mengabdi Vol 17 No 4 (2018): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.02 KB) | DOI: 10.24843/BUM.2018.v17.i04.p01

Abstract

Rabies adalah penyakit infeksi pada susunan saraf pusat disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan anjing ke manusia. Rabies sudah menjadi kasus endemik di Bali. Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten di Bali yang mempunyai kasus gigitan anjing terjangkit rabies cukup tinggi. Sampai bulan Agustus 2016, sebanyak 18 kasus gigitan anjing positif rabies, dengan satu orang korban meninggal dunia. Di desa Mendoyo Dangin Tukad, setiap rumah penduduk memelihara satu sampai dua ekor anjing, yang sebagian besar tidak diikat maupun dikandangkan. Kondisi wilayah yang cukup mendukung penyebaran penyakit rabies. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah memberikan informasi mengenai penyakit rabies serta mengurangi perkembangbiakan Hewan Penular Rabies (HPR) sehingga dapat membatasi jumlah populasi HPR tanpa harus membunuh hewan tersebut. Hasil pengabdian kepada masyarakat adalah sebanyak 20 ekor divaksinasi dengan vaksin rabies, delapan ekor kastrasi anjing jantan, dan sepuluh ekor anjing betina dilakukan ovariohisterektomi. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit rabies, cara pengendaliannya, dan pengendalian populasi sudah sangat bagus.
Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Bidara terhadap Kepadatan Kolagen pada Penyembuhan Luka Insisi Gingiva Tikus Wistar Made Beratha Mukti; Anak Agung Gede Jayawardhita; Anak Agung Gde Arjana
Buletin Veteriner Udayana Vol. 14 No. 4 August 2022
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.596 KB) | DOI: 10.24843/bulvet.2022.v14.i04.p15

Abstract

Bidara leaves (Ziziphus mauritiana lamk) are an alternative herbal in wound healing because they contain alkaloids, flavonoids, polyphenols, tannins, saponins and terpenoids. This study aims to determine how the effect of giving 100% bidara leaf extract on collagen density on the healing of gingival incision wounds in male wistar rats. This study used 24 male wistar rats. The sample consisted of three groups, namely the treatment group (P1), which was given 100% bidara leaf extract, the positive control group (K+) was given 10% povidone iodine, the negative control group (K-) was given 0.9% Nacl by smearing with cotton buds once a day. Mice were incised 15 mm in the gingival area to touch the alveolar bone vertically and applied with a cotton swab once a day. On the 8th day, all samples were biopsied on the gingiva of rats and made histological preparations to observe the amount of collagen density. Wound healing was observed with collagen growth. Observational data analyzed using the Kruskal-Wallis test showed that 100% bidara leaf extract had an effect on the healing process of the wistar rat gingival incision wound and followed by the Mann Whitney test showed that 100% bidara leaf extract was not significantly different from 10% povidone iodine but very significantly different from 0.9% NaCl solution. It can be concluded that giving 100% bidara leaf extract can accelerate the wound healing process seen from the density of collagen.
PengangkatanTumor Fibrosarcoma Kelenjar Mammae pada Anjing Peking Anak Agung Gede Jayawardhita; Luh Gde Winda Maheswari
Buletin Veteriner Udayana Vol. 15 No. 2 April 2023
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/bulvet.2023.v15.i02.p21

Abstract

An eight-year-old Pekingese purebred dog with a body weight of 6.42 kg, female with lumps in the left and right fourth mammary glands accompanied by ulcers. This dog has decreased appetite and drinking, defecation and urination are normal. The results of a histopathological examination of the tumor tissue carried out at the Pathology Laboratory of the Faculty of Veterinary Medicine UNUD, the dog was diagnosed with fibrosarcoma of the mammary glands with a dubius prognosis. Dogs are treated by performing surgery (excision) to remove the tumor mass and administration of amoxicillin antibiotics with tolfenamic acid. Ten days after the operation, the dog was declared cured with a surgical wound that was dry and fused.
Laporan Kasus: Keberhasilan Penanganan Vulnus Morsum Stadium III dan IV pada Kucing Lokal Nissa, Yulia Khalifatun; Pemayun, I Gusti Agung Gde Putra; Jayawardhita, Anak Agung Gde
Indonesia Medicus Veterinus Vol 12 (6) 2023
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/imv.2023.12.6.861

Abstract

Vulnus morsum adalah luka yang diakibatkan oleh gigitan. Vulnus morsum yang tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menimbulkan infeksi. Seekor kucing lokal betina steril berumur satu tahun dengan bobot badan 2,3 kg diperiksa karena adanya luka gigitan pada daerah scapula bagian kiri yang telah berlangsung lebih dari dua minggu. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan adanya dua luka terbuka, salah satu luka sudah mengalami nekrosis dan luka lainnya terlihat dalam. Mukosa mulut tampak pucat dengan capillary refill time (CRT) lebih dari dua detik, serta nafsu makan dan minum yang berkurang. Pemeriksaan hematologi menunjukkan polisitemia dan trombositopenia, sedangkan parameter lainnya menunjukkan hasil yang normal. Kucing kasus didiagnosis mengalami vulnus morsum stadium III dan IV dengan prognosis fausta. Kucing ditangani dengan operasi penutupan luka menggunakan tiga prinsip penanganan luka, yaitu pembersihan luka (cleansing), pengangkatan jaringan yang mati dan rusak (debridement), dan penutupan luka dengan jahitan (suturing). Luka diberikan iodin dan ditutup menggunakan kasa yang mengandung antibiotik framycetin sulfate. Pasca operasi diberikan cefotaxime 20 mg/kg BB (IM q12h) selama tiga hari dan cefixime 10 mg/kg BB (PO q12h) selama empat hari serta dexamethasone 0,5 mg/ekor (PO q12h) selama tiga hari. Pada hari ke-10 pascaoperasi, kucing menunjukkan kesembuhan secara klinis yang ditandai dengan menyatunya luka, nafsu makan dan minum baik, serta adanya peningkatan bobot badan.