Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisa Penerapan Metode Crash Program Untuk Percepatan Pembangunan Hull Construction LCU 300 DWT dan Pengaruhnya Terhadap Sumberdaya Galangan Ni'mah, Lilik Hidayatun; Rochani, Imam; Supomo, Heri
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1890

Abstract

Dalam sebuah perjanjian kerja sebuah pembangunan kapal akan banyak hal yang akan disepakati berkaitan dengan pambangunan kapal tersebut salah satunya proses pembangunan. Untuk tercapainya proses pembangunan pada waktu yang telah ditentukan dan mendapatkan kualitas produksi yang diharapkan, maka urutan dari proses pembangunan sebuah kapal harus ditentukan secara rasional dan disesuaikan dengan fasilitas produksi yang tersedia di galangan. Pada tugas akhir ini penulis akan menganalisa pengunaan metode crash program pembangunan hull construction LCU 300 DWT. Dimana penulis akan mempercepat waktu pembangunan awal sebesar 107 hari menjadi 90 hari. Dengan adanya penerapan crash program ini akan berpengaruh terhadap biaya produksi , khususnya biaya tenaga kerja langsung. Hal ini dikarenakan dalam penerapan crash program diperlukan suatu tambahan waktu kerja (kerja lembur) pada kegiatan-kegiatan yang mengalami pemampatan. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa biaya produksi awal sebesar Rp 278.521.056,-  akan menjadi Rp 288.371.056,- . Sehingga dengan adanya pemampatan waktu pembangunan selama 17 hari akan terjadi penambahan biaya tenaga kerja sebesar Rp 9.850.000,-
Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl3 Gita Anggaretno; Imam Rochani; Heri Supomo
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.08 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1619

Abstract

Submarine pipelines (pipa bawah laut) di desain untuk transportasi minyak, gas atau air dari lepas pantai menuju receiving point. Baja API 5L Grade X65 merupakan jenis pipa baja yang banyak digunakan pada pipa penyalur gas, air, dan minyak pada pipa bawah laut. Sistem perpipaan ini tidak mungkin terbentuk tanpa adanya proses las. Pengelasan Flux Cored Arc Welding (FCAW)  merupakan las yang umum digunakan dalam struktur anjungan lepas pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variasi elektroda pengelasan terhadap laju korosi pada pipa API 5L Grade X65. Variasi elektroda yang digunakan adalah elektroda spesifikasi AWS yaitu E7018, E6010 dan E6013. Metode pengujian korosi ini menggunakan bantuan sel tiga elektroda dengan media korosi FeCl3 yang mengacu pada ASTM G48. Dari pengujian ini didapatkan hasil laju korosi pada pengelasan pipa dengan elektroda E7018 adalah 0,53 mmpy, untuk elektroda E6013 adalah 0,69 mmpy, dan untuk E6010 adalah 0,62 mmpy. Perbedaan laju korosi tersebut dipengaruhi oleh tensile strength pada elektroda dan baja yang di las. Selisih kandungan unsur Mangan (Mn) pada pipa dan elektroda las juga mempengaruhi perbedaan laju korosi pada pipa. Berdasarkan hasil foto SEM (Scanning Electron Microscope), secara morfologi permukaan weldmetal dengan nilai laju korosi paling tinggi, permukaanya terlihat lebih kasar. Akan tetapi laju korosi hasil las dengan elektroda-elektroda trsebut masih berada pada level yang diijinkan.
Analisis Geometri dan Konfigurasi Kolom-Ponton terhadap Intensitas Gerakan dan Stabilitas Semisubmersible Maulana Hikam; Wisnu Wardhana; Imam Rochani
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.392 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1889

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konfigurasi dan geometri yang memiliki intensitas gerakan minimum dan stabilitas semisubmersible yang optimal. Konfigurasi acuan yang digunakan adalah Essar Wildcat Semisubmersible yang kemudian divariasikan jumlah kolom, diameter kolom, dan dimensi ponton. Dari hasil permodelan yang dibantu dengan MOSES variasi intensitas gerakan yang minimal didapatkan Variasi 5 dengan jumlah  kolom  8 buah,;OD Besar =4,25 m; OD Kecil = 3,75 m; dimensi ponton 112 x 6,75 x 6,71 m. Hasil pemodelan yang memberikan nilai respon struktur yang paling minimum adalah Variasi V yang dengan nilai respon gerak  heave minimum pada arah pembebanan 0˚, 45˚, 90˚, 135˚, dan 180˚ berturut-turut 0,263 m; 0,259 m; 0,225 m; 0,255 m;  dan 0,255 m. Demikian pula untuk respon gerak roll berturut-turut 0,006 deg/m; 0,257 deg/m; 0,364 deg/m; 0,256 deg/m; dan0,006 deg/m serta respon gerak pitch 0,409 deg/m; 0,269 deg/m; 0,02 deg/m; 0,279 deg/m; dan 0,419 deg/m. Untuk analisis stabilitas pada kondisi intact Variasi V juga memberikan stabilitas yang baik yang ditunjukkan dengan perbandingan antara nilai Righting Moment dan Wind Heeling Moment atau K yang nilainya harus lebih dari 1,3 sebagaimana disyaratkan dalam standar.
Studi Laju Korosi dan Surface Morfologi Pipa Bawah Laut API 5L Grade X65 dengan Variasi Sudut Bending Apri Malani Putri; Imam Rochani; Heri Supomo
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (692.753 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.1898

Abstract

Proses bending banyak digunakan dalam proses produksi pada pipa. Proses ini akan menghasilkan peristiwa tensile dan compress, maka stress yang terjadi akibat gaya tekan atau gaya tarik ini akan bekerja simultan pada lingkungan korosif yang dapat menyebabkan terjadinya korosi. Deformasi yang terjadi ini akan mengakibatkan perbedaan tingkat laju korosi pada setiap perubahannya, yaitu dengan sudut bending yang berbeda. Oleh karena itu, untuk membuktikannya dilakukanlah penelitian dengan tiga sudut bending yang berbeda yaitu 60°, 90°, dan 135°. Material yang digunakan adalah pipa bawah laut API 5L Grade X65. Pipa ini dibending dengan sudut di atas, kemudian dipotong tiga spesimen pada setiap intrados dan ektsrados pipa untuk setiap sudut bending. Pengujian laju korosi dengan menggunakan sel tiga elektroda dengan campuran larutan FeCl3 dan 0,3% aquades. Dari hasil penelitian diperoleh nilai laju korosi untuk intrados bending pipa ; sudut bending 60° adalah 0,75 mm/year, sudut 90° adalah 0,64 mm/year, dan untuk sudut 135° adalah 0,43 mm/year. Sedangkan untuk ekstrados pipa; sudut 60° nilai laju korosinya adalah 0,59 mm/year, sudut 90° adalah 0,49 mm/year, dan untuk sudut bending 135° nilai laju korosinya adalah 0,4 mm/year. Analisa surface morfologi yang dilakukan pada spesimen menyimpulkan bahwa semakin tinggi nilai laju korosi, maka bentuk permukaan dari spesimen akan semakin kasar,begitupun sebaliknya
Analisis Perilaku FPSO (Floating Production Storage and Offloading) Terhadap Internal Turret Mooring System Berbasis Simulasi Time Domain Rizki Amalia Prasiwi; Imam Rochani
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.738 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7551

Abstract

FPSO (Floating Storage Production and Offloading) merupakan salah satu struktur terapung yang dapat digunakan sebagai tempat produksi, storasi/ penyimpanan maupun offloading minyak dan gas bumi lepas pantai. Oleh sebab itu, FPSO memiliki peranan penting dalam eksplorasi ladang   minyak di perairan dalam. Pada tempatnya beroperasi, FPSO akan dikenai beban lingkungan yang dapat menyebabkan ia berperilaku dinamis. Untuk mengurangi gerakan dan menjaga supaya FPSO tetap berada pada tempatnya beroperasi, maka dibutuhkan suatu sistem tambat. Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan analisis perilaku gerak FPSO pada saat terapung bebas maupun tertambat dengan internal turret mooring dalam 6 derajat kebebasan. FPSO beroperasi di Teluk Meksiko dengan kedalaman perairan 1865 m. Tugas Akhir ini juga menganalisis nilai tension maksimum pada tali tambat yang diprediksi berdasarkan simulasi time-domain untuk kondisi ULS (all lines intact) dan ALS (one line damaged). Dari hasil analisis perilaku gerak, FPSO diilustrasikan dalam 3 kondisi muatan (muatan penuh, muatan 25% dan muatan ballast). Dari ketiga muatan tersebut, dalam kondisi terapung bebas maupun tertambat didapatkan hasil bahwa kondisi muatan ballast lah yang memiliki gerakan paling besar. Pada kondisi terapung bebas kondisi muatan ballast dihasilkan RAO surge tertinggi sebesar 0.918 m/m (pada arah 0o), RAO sway tertinggi sebesar 0.962 m/m (pada arah 90o), RAO heave tertinggi sebesar 2.771 m/m (pada arah 45o), RAO roll tertinggi sebesar 7.78 deg/m (pada arah 90o), RAO pitch tertinggi sebesar 1.007 deg/m (pada arah 180o) dan RAO yaw tertinggi sebesar 0.415 deg/m (pada arah 45o). Apabila hasil RAO kondisi terapung bebas tersebut dibandingkan secara prosentase terhadap hasil RAO kondisi tertambat maka selisihnya adalah untuk surge sebesar -4.9%, sway sebesar 0.21%, heave sebesar 56.08%, roll sebesar 82.43%, pitch sebesar 49.65% dan yaw sebesar 40%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan tali tambat untuk FPSO dalam analisis ini cukup signifikan pengaruhnya terhadap perilaku gerak. Untuk analisis tension dilakukan simulasi perhitungan time-domain selama 3jam. Pada kondisi ULS, SF yang diijinkan oleh  API RP 2SK 2nd edition dapat dipenuhi dengan tension maksimum terjadi pada line 3 pada arah 45o, yakni sebesar 263632.6 N untuk fibre rope dan 640504.75 N untuk chain. Dan untuk kondisi ALS juga memenuhi SF yang diijinkan oleh  API RP 2SK 2nd edition yakni dengan satu tali tambat diputus (line 2) menghasilkan tension maksimum yang terjadi pada line 3, yakni sebesar 255159.344 N untuk fibre rope dan 633727.75 N untuk chain.
Analisis On-Bottom Stability dan Local Buckling: Studi Kasus Pipa Bawah Laut dari Platform Ula Menuju Platform Uw Clinton Sibuea; Yeyes Mulyadi; Imam Rochani
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.059 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18134

Abstract

Pipa bawah laut merupakan suatu teknologi transportasi yang digunakan untuk mengangkut produk hidrokarbon. Industri minyak dan gas telah membuktikan bahwa penggunakan pipa bawah laut merupakan cara yang paling ekonomis untuk memindahkan fluida dalam skala besar. Pada penelitian ini, dilakukan analisis on-bottom stability dan local buckling pada pipa bawah laut dari platform ULA menuju platform UW milik PT.PHE ONWJ. Analisis on-bottom stability bertujuan untuk mengetahui apakah pipa bawah laut stabil secara vertikal dan lateral di dasar laut pada saat terkena beban hidrodinamis. Analisis local buckling bertujuan untuk menentukan panjang maksimum free span yang diijinkan agar pipa tidak mengalami buckling. Besar gaya horizontal pada kondisi instalasi dan operasi masing-masing adalah 405 N/m dan 1119 N/m. Besar gaya vertikal pada kondisi instalasi dan operasi masing-masing adalah 138 N/m dan 1058 N/m. Besar gaya tahanan tanah pada kondisi instalasi dan operasi masing-masing adalah  111 N/m dan 121 N/m.  Hasil analisis absolute lateral static menunjukkan pipa bawah laut tidak stabil secara lateral pada kondisi instalasi dan operasi karena berat terendam aktual lebih kecil dari berat terendam minimum yang harus dipenuhi agar stabil. Hasil analisis generalized parameter menunjukkan pipa bawah laut tidak stabil secara lateral pada kondisi operasi, namun stabil secara lateral pada kondisi instalasi. Panjang free span pipa bawah laut maksimum yang diijinkan agar tidak terjadi local buckling adalah 50 m.
Analisis On-Bottom Stability Offshore Pipeline pada Kondisi Operasi: Studi Kasus Platform SP menuju Platform B1C/B2C PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java Asfarur Ridlwan; Imam Rochani; Hasan Ikhwani
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.348 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.25077

Abstract

Pipa bawah laut digunakan untuk transportasi fluida seperti minyak, gas, atau air dalam jumlah yang besar dan jarak yang jauh melalui laut atau daerah lepas pantai. Pada umumnya struktur pipa bawah laut dapat digelar diatas permukaan dasar laut atau dikubur dalam dasar laut (buried). Pada penelitian ini penulis telah melakukan analisis on-bottom stability pada kondisi operasi studi kasus pipa gas dari platform SP menuju platform B2C Cimalaya Jawa Barat  milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java. Analisis on-bottom stability pipa bawah laut diperhitungan untuk mengetahui apakah pipa stabil secara vertikal dan secara lateral didasar laut karena efek gaya-gaya hidrodinamika yang bekerja pada pipa. Besar gaya hidrodinamis arah horizontal gaya drag sebesar 145,49  N/m. Besar gaya hidrodinamis arah horizontal gaya inersia sebesar 0  N/m. Besar gaya hidrodinamis arah vertikal gaya angkat sebesar 167,67 N/m. Faktor keamanan stabilitas vertikal pipa adalah 4,1≥1,1. Faktor keamanan stabilitas lateral pipa adalah 1,6≥1 ,1. Sehingga hasil analisis on-bottom stability menunjukkan bahwa tebal minimum concrete adalh sebesar 33.
Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha pada PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Niken Saraswati; Imam Rochani; Yeyes Mulyadi
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.632 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28990

Abstract

Sangatlah penting sebuah perusahaan untuk mengetahui peluang apa saja yang dapat dikembangkan dan ancaman apa saja yang harus dihindari. Selain itu, sebuah perusahaan juga harus dapat memahami kekuatan sekaligus kelemahan yang dimiliki. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk dapat menentukan strategi pengembangan usaha yang tepat. Sedangkan dalam proses mendapatkan variasi strategi pengembangan usaha, akan ditentukan juga kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari faktor eksternal maupun internal perusahaan. Untuk mendapatkan faktor kekuatan dan kelemahan maka dilakukan dengan metode Business Model Canvas (BMC), sedangkan untuk mengetahui faktor peluang dan ancaman untuk perusahaan dilakukan dengan metode 4C Diamond Analysis. Selanjutnya dengan menggunakan analisa External Factor Analysis summary (EFAS) dan Internal Factor Analysis summary (IFAS), didapatkan posisi perusahaan. Dengan menggunakan TOWS matriks nantinya akan didapat variasi jenis strategi. Lalu dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) akan dapat ditentukan strategi mana yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan. Sesuai hasil perhitungan AHP, maka strategi yang dapat digunakan adalah meningkatkan kinerja perusahaan agar terus dapat bersaing dengan bobot prioritas 0,17.
Analysis of Pipe Lay Barge Hafar Neptune Capability in Pipelaying Operation at Offshore North West Java Oil and Gas Field Ignasius Krisna Armanda; Eko Budi Djatmiko; Imam Rochani
International Journal of Offshore and Coastal Engineering (IJOCE) Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat) ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2580-0914.v4i2.9338

Abstract

When pipelaying activity is carried out, the most influential factor is the significant wave height. In this final project, the maximum significant wave height allowed for the PLB during the pipelaying process was analyzed with the variation of pipe diameters, which are 8 inches, 10 inches, and 12 inches; variations in the direction of coming waves namely 0o, 45o, 90o, 135o, and 180o; and stinger angle variations. First, static analysis was performed using OFFPIPE software Then, Pipe Lay Barge (PLB) Hafar Neptune modelled with MOSES software and validated with ABS MODU codes. The output was RAO from the Hafar Neptune PLB. Next, dynamic analysis was performed with OFFPIPE software, where the input is static analysis, RAO of Pipe Lay Barge Hafar Neptune, and JONSWAP wave spectrum formulation. The result of the analysis was the significant wave height that could hit the PLB when pipelaying is 3 meters for all pipe diameter variations. For variations in the direction of the wave data, the maximum Hs were 3 meters for 0 ° and 180 °, 2.5 meters for 45 °, 1.5 meters for 90 ° and 135 °.
Effects of Rudder Position on the Ship Maneuvering Wisnu Wardhana; Imam Rochani; Benedictus Johanes Belalawe
International Journal of Offshore and Coastal Engineering (IJOCE) Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat) ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.605 KB) | DOI: 10.12962/j2580-0914.v1i1.2870

Abstract

The performance of the rudder on a ship affects the ability of the vessel to maneuver effectively. In the current study evaluation is made on the rudder mounted on a twin screw fast boat with LOA of 59.2 m and Vs of 28 knots. This paper discusses the forces acting on the rudder and the velocity distribution of the fluid flow due to the position of the rudder in 3 variations (X/L = 80%, X/L = 100%, X/L = 120%). The analysis undertaken in this study is based on CFD method. Analysis of the effectiveness of the mane­uvers is performed by considering the magnitudes of the drag force and value of the lift force generated by the rudder, as well as a decrease in the fluid velocity u on the rudder area. On the variation of X/L = 120% with rudder angle 35°, the rudder produces a the largest value of total drag force and lift force, in the order of each 761 kN and 1,230 kN. The decrease of fluid velocity u most significan­tly also occurs in variation X/L = 120%, with a value of 10.0 m/s on the portside rudder and 9.3 m/s on the starboard rudder.