Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik ITS

Range Finding Test (RFT) Cyperus rotundus L dan Scirpus grossus sebagai Penelitian Pendahuluan dalam Pengolahan Limbah Cair Tempe Marissa Olivia Damanik; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.371 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28708

Abstract

Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai. Bahan-bahan organik yang terkandung di dalam buangan industri tempe pada umumnya sangat tinggi. Senyawa-senyawa organik di dalam air buangan tersebut dapat berupa protein, karbohidrat, lemak dan minyak. Salah satu alternatif untuk memperbaiki air yang tercemar adalah dengan mengolahnya dengan fitotreatment menggunakan tanaman air. Uji Range Finding Test (RFT) merupakan tahap awal dalam rangkaian pengolahan limbah cair tempe menggunakan system reed bed. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam RFT ini adalah untuk mengetahui konsentrasi limbah cair tempe yang mana Cyperus rotundus L dan Scirpus grossus masih bisa bertahan hidup. Konsentrasi maksimum yang mana tumbuhan masih bisa bertahan hidup ditunjukkan tidak terjadinya perubahan fisik (warna daun) tumbuhan. Selama 7 hari pengamatan, didapatkan kadar maksimum yang dapat ditolerir oleh Cyperus rotundus dan Scirpus grossus adalah 10% limbah rebusan, 10% limbah campuran dan 25% limbah rendaman.
Kajian Fikoremediasi pada Air Tanah Tercemar Timbal dan Kadmium di Sekitar TPA Wukirsari, Gunungkidul Dinda Fadhila; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i2.85265

Abstract

Kehadiran TPA sering kali berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran air tanah yang disebabkan oleh lindi. Lindi dapat mengandung logam berat seperti timbal dan kadmium. Fikoremediasi menggunakan mikroalga menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi pencemaran air tanah karena dinilai lebih sederhana, mudah diaplikasikan, dan tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan dibandingkan metode remediasi secara fisik dan kimia. Studi ini mengkaji literatur yang membahas pencemaran timbal dan kadmium pada air tanah, pemanfaatan mikroalga dalam fikoremediasi, dan kemampuan Spirulina platensis dalam menyisihkan logam berat untuk pencemaran air tanah di TPA Wukirsari, Gunungkidul. Hasil kajian menunjukkan bahwa mikroalga memiliki enzim pada permukaan sel yang mampu mengikat logam berat. Penambahan Spirulina platensis pada air tanah tercemar di sekitar TPA Wukirsari menyebabkan konsentrasi timbal dan kadmium berkurang masing-masing sebesar 90% dan 85%.
Kajian Fitostabilisasi Limbah Hasil Tambang Tembaga (Tailing) Lastri Septito Napitupulu; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.94358

Abstract

Limbah pertambangan adalah hasil buangan dari limbah industri pertambangan yang disebut sebagai tailing. Tailing berasal dari batuan berharga yang diproses menjadi partikel yang halus dan kemudian dipisahkan antara mineral yang berharga dan sisanya. Pada umumnya tailing sangat miskin bahan organik, tidak mengandung unsur hara, porositas tinggi dan tidak ada aktivitas mikroorganisme. Jumlah tailing yang terlalu tinggi dalam tanah dapat mengganggu perkembangan tumbuhan karena bersifat racun. Teknologi untuk memperbaiki lingkungan yang mengandung tailing tembaga telah banyak diaplikasikan, salah satunya yaitu fitostabilisasi. Teknologi ini meliputi penyerapan, presipitasi, dan pengurangan logam dengan cara imobilisasi logam dalam tanah dan air. Fitostabilisasi merupakan teknologi hijau ramah lingkungan, efektif dari aspek biaya, aman, dan efisien dalam memperbaiki lingkungan akibat limbah tailing. Kajian ini bertujuan mengkaji berbagai literatur tentang upaya memperbaiki lingkungan tercemar limbah tailing tembaga. Metode kajian berupa penelaahan dari berbagai sumber literatur. Merangkum berbagai penelitian yang telah dilakukan untuk memahami kemampuan tumbuhan dan perencanaan floating treatment wetland. Fitostabilisasi menggunakan tumbuhan akuatik yang memiliki kemampuan tinggi dalam meremediasi limbah tailing tembaga, tumbuhan lokal, dan dapat menghasilkan biomassa yang tinggi. Tumbuhan fitostabilitator yang digunakan yaitu Limnocharis flava, Vetiver zizanoides, dan Eichhornia crassipes dengan kemampuan penyisihan tailing tembaga masing-masing 95,56%, 95,83%, 76,9%. Tumbuhan ditanam pada floating treatment wetland (FTW) yaitu penggunaan tumbuhan akuatik yang ditanam dalam suatu media yang mengapung sehingga akar dapat menggantung bebas di dalam air. Jika kandungan tembaga dalam setiap hektar adalah 10.000 m3, maka diperlukan jumlah FTW berukuran 4,5 m × 1 m sebanyak 2.223 FTW dan kebutuhan tumbuhan sebanyak 100.035 tumbuhan.
Kajian Bioaugmentasi pada Air Tanah Tercemar Solar di Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta Achmad Dani Garcia; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Teknik ITS Vol 11, No 3 (2022)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v11i3.94589

Abstract

Solar (diesel oil) merupakan campuran hidrokarbon yang umum digunakan sebagai bahan bakar. Kontaminasi air tanah oleh solar dapat terjadi karena kebocoran pada proses transportasi, serta tangki penyimpanan. Pencemaran solar pada air tanah dapat menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Contoh kasus pencemaran solar pada air tanah terjadi di Yogyakarta pada 1997, di Tasikmalaya pada 2014, dan di Cilacap pada 2019. Bioremediasi adalah metode pendegradasian kontaminan yang memanfaatkan kemampuan mikroorganisme dengan cara mengubah kontaminan manjadi senyawa tidak berbahaya. Tujuan dari kajian ini adalah mengalisis penerapan bioremediasi (bioaugmentasi) pada air tanah tercemar solar di Kecamatan Gedongtengen, Yogyakarta, sebagai akibat dari kebocoran tangki penyimpanan solar di Stasiun Tugu Yogyakarta. Bioaugmentasi yang dikaji adalah menggunakan isolat konsorsium bakteri yang terdiri dari bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis. Jumlah bakteri yang ditambahkan sebanyak 26.250,72 mL x 109 CFU/mL dengan waktu bioaugmentasi selama 12 minggu atau 84 hari. Bioaugmentasi disertai dengan penambahan nutrisi berupa nitrogen dan fosfor, serta oksigen untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Persentase degradasi TPH dan benzena sebesar 87% dan 99% dapat menurunkan konsentrasi TPH dari 3,7 mg/L menjadi 0,48 mg/L dan konsentrasi benzena menjadi 0,007 mg/L sehingga memenuhi baku mutu (0,6 mg/L untuk TPH dan 0,01 mg/L untuk benzena).
Kajian Pengolahan Air Asam Tambang Industri Pertambangan Batu Bara dengan Constructed Wetland Salsabila Adnin Maulida; Ipung Fitri Purwanti
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i1.111230

Abstract

Air asam tambang adalah limpasan air yang terbentuk dari proses oksidasi mineral sulfida yang terekspos dengan udara di atmosfer dan bercampur dengan air. Air asam tambang dapat berasal dari proses penambangan terbuka, pengelolaan batuan buangan, penimbunan batuan dan pengelolaan limbah tailing. Pencemaran air asam tambang di badan air penerima terjadi karena pengolahan air asam tambang yang kurang tepat. Permasalahan pencemaran air asam tambang dapat menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat. Contoh kasus pencemaran air asam tambang di badan air yaitu pencemaran air asam tambang dari industri pertambangan batu bara yang terjadi di Sungai Palakan, Kalimantan Timur yang telah berlangsung lebih dari dua dekade. Pengolahan eksisiting yang diterapkan yaitu pengendapan TSS pada settling pond industri tambang batu bara. Pengolahan lanjutan yang direkomendasikan setelah melalui unit settling pond yaitu constructed wetland. Constructed wetland memanfaatkan simbiosis yang berlangsung secara alami antara tumbuhan air dengan mikroorganisme pada media di sekitar sistem perakaran (rhizosfer). Tujuan dari kajian ini adalah menganalisis penerapan metode constructed wetland untuk mengolah air asam tambang sehingga kualitasnya memenuhi baku mutu saat dilepas ke badan air penerima. Debit air asam tambang yang diolah yaitu 0,84 m3/detik yang diolah pada CW berukuran 8,04 ha. Tumbuhan yang dipilih adalah eceng gondok dengan tipe tumbuhan single plant dan tipe kolam sub-surface flow arah aliran horizontal. Kebutuhan tumbuhan eceng gondok yaitu sejumlah 322.160 tumbuhan yang ditanam pada 4 kompartemen berbeda. Kualitas efluen air asam tambang setelah diolah dengan constructed wetland memenuhi baku mutu dan aman untuk dilepas ke badan air penerima.
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Depo Pemasaran Ikan Lingkar Timur, Sidoarjo Cholisoh, Tatsabila Noor; Purwanti, Ipung Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v12i3.121770

Abstract

Tingginya hasil perikanan di Kab. Sidoarjo berban-ding lurus dengan volume limbah perikanan yang dihasilkan dari pasar ikan. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Sesuai PERMENKES No.17 tahun 2020 air limbah yang dibuang harus sesuai dengan baku mutu yang berlaku. Pada perencanaan ini digunakan baku mutu dari PERMEN LHK No. 5 tahun 2014 untuk baku mutu industri perikanan. Dalam perencanaan IPAL tersebut, dilakukan observasi dan analisis laboratorium serta beberapa sekunder penunjang. Kemudian dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil dari pengolahan data dan perencanaan yaitu Basic Design IPAL meliputi perhitungan desain, gambar desain, Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan, dan evaluasi dari sistem sanitasi pasar. Dengan rata-rata debit air limbah sebesar 29,22 m3/hari air limbah Depo Pemasaran Ikan Lingkar Timur, Sidoarjo memiliki karakteristik berwarna keruh kecokelatan dan berbau anyir. Air limbah mengandung beban organik BOD sebesar 984 mg/L dan COD sebesar 1835 mg/L, dengan konsentrasi total amonia 904,86 mg/L, kandung-an TSS 322mg/L dan pH sebesar 7,35. Instalasi pengolahan air limbah direncanakan dengan 1 unit grease trap, 1unit bak ekualisasi dengan screen, 1unit anaerobic baffled reactor (ABR), 1unit biological aerobic filter (ABF), 1 unit clarifier, dan 1 unit constructed wetland. Biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi IPAL sebesar Rp318.900.000,00.
Fitotreatment Limbah Cair Tahu Rumahan Menggunakan Tumbuhan Genjer (Limnocharis Flava L.) secara Vertikal Subsurface Flow Suci, Bamara Untsa Cita; Purwanti, Ipung Fitri
Jurnal Teknik ITS Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v14i1.147047

Abstract

Saat ini, produksi tahu masih berkembang pada industri skala rumahan. Akibatnya, sebagian besar produsen belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) sehingga air limbah tahu langsung dibuang ke badan air. Padahal limbah cair tahu mengandung konsentrasi COD yang tinggi dan melebihi baku mutu sehingga menyebabkan pencemaran tanah dan air. Oleh karena itu, diperlukan alternatif untuk menangani permasalahan pencemaran limbah cair tahu yang murah, cepat, dan ramah lingkungan dengan fitotreatment subsurface flow constructed wetland menggunakan tumbuhan Limnocharis flava L.Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menguji karakteristik awal air limbah dengan parameter utama COD dan parameter pendukung pH dan temperatur. Penelitian dilanjutkan dengan propagasi, aklimatisasi, dan Range finding test (RFT). Setelah itu, dilakukan penelitian utama selama 21 hari subsurface flow constructed wetland (SSF CW) aliran vertikal dan pemberian pupuk NPK. Nilai konsentrasi limbah cair tahu yang dapat diterima Limnocharis flava L. saat Range Finding Test (RFT) adalah 20%. Konsentrasi akhir dan efisiensi removal COD dengan dan tanpa pupuk NPK aliran vertikal SSF adalah 152 mg/L dan 136 mg/L; 80% dan 83,4%. Nilai pH dengan dan tanpa pupuk NPK aliran vertikal SSF adalah 7 dan 7,1.