Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Penentuan Laju Timbulan dan Komposisi Sampah dalam Program Pengabdian Masyarakat di Wisata Pantai Kelapa Panyuran Kabupaten Tuban Titah, Harmin Sulistiyaning; Tangahu, Bieby Voijant; Purwanti, Ipung Fitri; Mangkoedihardjo , Sarwoko; Mashudi, Mashudi; Santoso, Irwan Bagyo; In, Hurun
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.1098

Abstract

Pantai Kelapa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dikelola oleh POKDARWIS dengan berbagai fasilitas dan aktivitas. Namun, peningkatan jumlah pengunjung telah menyebabkan masalah timbulan sampah yang belum terkelola baik. Untuk mengatasi ini, rencana program pengabdian kepada masyarakat yang fokus pada pengelolaan sampah dan pemanfaatan produk sampah untuk meningkatkan pendapatan dan menjaga lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau yang biasa disebut SDGs (Sustainable Development Goals). Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat di Wisata Pantai Kelapa adalah mengatasi masalah sampah melalui pengelolaan sampah. Survei dan penghitungan timbulan sampah dilakukan pada 6 lokasi yang berbeda. Sampling dan pengukuran berat serta volume sampah dilakukan pada masing-masing area. Pada area pertama memiliki timbulan sampah terbanyak, didominasi oleh sampah kelapa karena terdapat wahana dan food court. Pada area kedua memiliki densitas sampah tertinggi, khususnya dari sisa makanan. Sementara itu, area 4 memiliki jumlah timbulan sampah paling sedikit karena hanya memiliki kolam renang yang jarang dikunjungi. Berdasarkan hasil survei menunjukkan bahwa area 1 (wahana dan food court) memiliki timbulan sampah tertinggi sebesar 994,8 kg, diikuti oleh area 2 (musholla) dengan 562,95 kg. Total timbulan sampah adalah 2600,04 kg per hari dengan densitas tertinggi terjadi di area 2, yaitu 11940.71 kg/m3. Sampah yang paling banyak adalah serpihan buah kelapa, sisa makanan, sampah kebun, dan sampah kayu.
FITOTREATMENT SEBAGAI POLISHING TREATMENT AIR LIMBAH SEKTOR PERIKANAN DI PASAR TRADISIONAL DENGAN MENGGUNAKAN SALVINIA MOLESTA DAN PISTIA STRATIOTES Ardiansyah Putra, Muhammad Zidane; Tangahu, Bieby Voijant
Purifikasi Vol 21 No 2 (2022): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v21.i2.442

Abstract

Fisheries activities produce wastewater with high levels of BOD, COD, and TSS that are dangerous if discharged directly into the river. One of the treatments that can be done is by using phytotreatment or processing using plants. The plants used in this study are Salvinia molesta and Pistia stratiotes. The stages of this research are propagation, acclimatization, range finding test, and phytotreatment test stage. The fisheries sector wastewater used in this study came from UPT Pasar Gresik with a pH of 6.54, BOD 310 mg/L, COD 853.3 mg/L, TSS 590 mg/L and UPT Pasar Giri wastewater with a pH of 6.48, BOD 292 mg/L, COD 746.6 mg/L, TSS 440 mg/L. Based on the RFT test, Pistia stratiotes is able to survive at a concentration of 20% for Gresik Market wastewater and 40% for Giri Market wastewater while Salvinia molesta can survive at a concentration of 10% for Gresik Market wastewater and 10% for Giri Market wastewater. From the phytotreatment test, the results obtained for the removal of BOD, COD, and TSS parameters in Giri Market wastewater, Pistia stratiotes plants are more effective in reducing BOD levels by 84.6% and COD 80.6% while for TSS levels Salvinia molesta plants are more effective with a removal of 89.8%. Then for the removal of BOD, COD, and TSS parameters in Gresik Market wastewater, Pistia stratiotes plants are more effective in reducing BOD levels by 92.4% and COD 84.4% while for TSS levels Salvinia molesta plants are more effective with a removal of 90.9%.
PHYTOMINING LOGAM Cr, V, DAN Sc YANG DITINGKATKAN SECARA MIKROBIAL : KAJIAN PERAN BIOSTIMULAN INDIGENOUS DALAM PROSES UPTAKE LOGAM OLEH TANAMAN HIAS Ramadhani, Muhammad Alif; Tangahu, Bieby Voijant; Lazuardy, Renaldo; Arliyani, Isni
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.500

Abstract

Red mud yang dihasilkan secara global mencapai angka 4 miliar ton per tahun 2020. Red mud mengandung Cr, V dan Sc yang masuk ke dalam kelompok Rare Earth Elements dengan nilai ekonomis yang tinggi. Phytomining menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah red mud dengan mengekstrak logam berharga menjadi bentuk bio-ore. Red mud yang digunakan berasal dari PT Indonesia Chemical Alumina di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan formulasi yang dapat membuat proses phytomining efektif dan efisien. Tanaman yang digunakan adalah Dracaena fragrans. Media tanam memiliki komposisi 90% red mud dengan 10% pupuk kandang serta penambahan bioaugmentasi Bacillus proteolyticus yang merupakan bakteri indigenous red mud. Penelitian ini dilakukan selama 28 hari, dengan pengambilan data berupa pH dan berat basah dan kering pada hari ke-7, 14, 21 dan 28, serta data pendukung berupa Electrical Conductivity (EC) setiap dua hari sekali. Uji Optical Density (OD) dan Total Plate Count (TPC) dilakukan untuk mengetahui kurva pertumbuhan serta pembentukan koloni B. proteolyticus. Ekstraksi logam pada tanah menggunakan reagen EDTANa2 dan aqua regia, sedangkan pada tanaman menggunakan accelerated wet digestion. Hasil OD menunjukkan B. proteolyticus memiliki fase stasioner di jam ke-4 sampai jam ke-6, dengan pembentukan koloni tertinggi 54.000 CFU/mL. Penurunan pH terjadi akibat aktivitas mikroba dan produksi eksudat oleh akar tanaman. Nilai EC yang menurun mengindikasikan penyerapan ion logam bebas sebagai mikronutrien oleh tanaman. Nilai TF D. fragrans tertinggi pada logam Cr yaitu 8,74 di hari ke-7, sedangkan nilai Translocation Factor (TF) logam V dan Sc dalam jangkauan <1.
EFEKTIVITAS PERMEABLE REACTIVE BARRIER (PRB) BERBASIS BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA DENGAN PEREKAT SEMEN UNTUK REMEDIASI AIR TERCEMAR LOGAM TIMBAL II (PB2+) Choiri, Muhammad Ishthilakhul; Purwanti, Ipung Fitri; Tangahu, Bieby Voijant; Titah, Harmin Sulistiyaning; Mashudi, Mashudi; Mangkoedihardjo, Sarwoko
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.501

Abstract

Pencemaran air tanah oleh logam berat timbal (Pb) berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Logam berat Pb merupakan salah satu polutan yang disoroti karena bersifat toksik, persisten, dan bioakumulatif. Berbagai metode telah dikembangkan untuk remediasi air tanah tercemar Pb, tetapi sebagian besar memakan biaya yang mahal dan memerlukan waktu yang lama. Sebagai alternatif, teknologi Permeable Reactive Barrier (PRB) menawarkan pendekatan pasif in-situ yang efisien untuk mengurangi kadar logam berat dalam air. Implementasi PRB sudah beberapa kali digunakan dalam mereduksi berbagai kontaminan seperti Cr, Zn, Cu, Pb dan As. Hingga saat ini PRB terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitasnya dalam remediasi air tanah. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas PRB berbahan biochar tempurung kelapa dengan perekat semen dalam meremediasi air tanah berkadar Pb 100 mg/L dengan memvariasikan ketebalan (2 cm dan 4 cm). Reaktor beraliran vertikal dioperasikan selama 24 jam untuk mengamati performa penyisihan. Hasil menunjukkan bahwa PRB dengan ketebalan 2 cm menghasilkan efisiensi penyisihan tertinggi, yakni 99,9% dalam waktu detensi 6 jam, melalui mekanisme adsorpsi, presipitasi, dan interaksi ionik. Presipitasi Pb(OH)2 berperan penting pada pH basa yang dihasilkan oleh hidrasi semen, meskipun kondisi ini memerlukan pengaturan pH efluen sebelum dilepas ke lingkungan. Temuan ini memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan PRB berbasis biochar-semen secara lebih luas, termasuk optimasi media, pengujian skala lapangan, dan penerapan pada sistem pengolahan air tercemar lainnya.
APLIKASI PHYTOMINING DENGAN PENDEKATAN TUMBUHAN-MIKROBA UNTUK REMEDIASI LIMBAH REDMUD Salsabilla, Faiza; Tangahu, Bieby Voijant; Akmal, Muhammad Althaf Ryan; Arafi, Farras; Arliyani, Isni
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.503

Abstract

Red mud merupakan limbah padat alkalis hasil samping industri pemurnian bauksit. Limbah ini mengandung logam berat seperti kromium (Cr), vanadium (V), dan skandium (Sc) yang bersifat toksik namun juga bernilai ekonomis. Penelitian ini mengkaji pendekatan phytomining berbasis tumbuhan-mikroba untuk meremediasi logam berat dari red mud secara berkelanjutan. Dua jenis tanaman hiperakumulator, Tradescantia pallida dan Philodendron hederaceum, dikombinasikan dengan bakteri Bacillus stercoris dan Chromobacterium piscinae dalam media red mud dan pupuk kandang, untuk menguji efektivitas serapan dan translokasi logam. Penelitian dilakukan selama 28 hari dengan pengukuran parameter biomassa, potential hydrogen (pH), electrical conductivity (EC), serta analisis logam total dan bioavailable menggunakan inductively coupled plasma-optical emission spectroscopy (ICP-OES). Hasil menunjukkan bahwa inokulasi mikroba meningkatkan kepadatan koloni (TPC), pertumbuhan tanaman, serta menurunkan pH dan EC media. T. pallida menunjukkan nilai Translocation Factor (TF) >1 untuk Cr dan V, sedangkan P. hederaceum menunjukkan nilai Bioconcentration Factor (BCF) tinggi untuk Cr (hingga 8,50), mengindikasikan potensi sebagai fitostabilisator. Potensi remediasi untuk Sc masih terbatas karena nilai TF dan BCF <1 pada kedua tanaman. Pendekatan ini menawarkan strategi efektif dan aplikatif dalam pengelolaan red mud berbasis teknologi hijau.
UJI RETANG DOSIS RED MUD SEBAGAI AMANDEMEN TANAH DENGAN KOMBINASI PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea) Fauziah, Natasya Febriani; Titah, Harmin Sulistiyaning; Tangahu, Bieby Voijant; Yulikasari, Andriyan; Nurhayati, Ervin; Arliyani, Isni
Purifikasi Vol 24 No 1 (2025): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v24i1.504

Abstract

Pemanfaatan red mud (RM), limbah samping hasil pemurnian bauksit yang bersifat sangat basa, memiliki potensi sebagai amandemen tanah dalam kerangka ekonomi sirkular, meskipun penerapannya masih terkendala oleh pH yang tinggi, kandungan natrium, dan potensi toksisitas logam berat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi rentang toleransi Brassica juncea terhadap variasi dosis RM sebagai manademen yang dikombinasikan dengan pupuk kandang. Uji rentang dosis dilakukan dengan variasi RM sebesar 3%, 5%, 10%, 15%, dan 20% yang dicampurkan dengan tanah kebun dan pupuk kandang (rasio 2:1), serta kontrol berupa tanah kebun. Parameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, kandungan klorofil, biomassa basah dan kering) serta karakteristik kimia tanah (kandungan nutrien dan logam) diamati selama 14 hari. Hasil menunjukkan bahwa dosis RM hingga 10% masih mendukung kelangsungan hidup tanaman, sementara dosis 15% dan 20% menyebabkan kematian akibat peningkatan kandungan Cr, V, Ni, dan Sc. Dosis 5% menunjukkan kinerja optimal dengan peningkatan tinggi tanaman sebesar 20%, jumlah daun 25%, kandungan klorofil 53%, dan biomassa kering 156% dibanding kontrol. Kombinasi RM dan pupuk kandang secara sinergis meningkatkan ketersediaan hara (N, P, K) sekaligus menjaga kadar logam berat tetap di bawah ambang batas aman FAO/WHO. Studi ini menunjukkan bahwa RM berpotensi dimanfaatkan sebagai amandemen tanah secara berkelanjutan apabila digunakan dalam dosis terkendali dan dikombinasikan dengan bahan organik. Penelitian ini memberikan dasar ilmiah awal untuk mendukung strategi pemanfaatan limbah industri dalam sistem pertanian berbasis ekonomi sirkular.
Nano-MgO Synthesis and Characterization using MgCl2 via Precipitation Method Rizal, Moh Najib; Nurhayati, Ervin; Tangahu, Bieby Voijant; Bhakti, Lingga Manunggal
Dampak Vol. 22 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.22.2.31-41.2025

Abstract

This study examined the synthesis of nano-MgO via a precipitation method involving technical-grade magnesium chloride (MgCl2) as the starting material and ammonium hydroxide (NH4OH) as the precipitating agent. The objective of this study was to fine-tune the synthesis procedure by altering the concentration of NH4OH (0.5% and 1%) and to assess the properties of the resulting nanoparticles in terms of their suitability for applications. The properties of the synthesized nano-MgO were identified using X-ray fluorescence (XRF), X-ray diffraction (XRD), iodine number adsorption, and Brunauer-Emmett-Teller (BET) analysis to evaluate the oxides content, minerals formed and the crystallinity, adsorption capacity, surface area, and porosity. The findings show that, compared to 1%, a concentration of 0.5% NH4OH produced a superior MgO. A nano-MgO with 87.1% purities (of dominantly periclase phase), with an average crystallite grain size of 11.383 nm was formed. The iodine adsorption capacity of 243.01 mg/g, BET surface area of 43.4298 m2/g, and average pore diameter of 9.0002 nm were achieved, indicating formation of nanoporous structure, well-suited for a wide range of industrial use. Whereas when using 1% NH4OH, the purity only reached 83% (of the same dominant phase) with an average crystallite grain size of 11.691 nm, and iodine number of 197.98 mg/g. This research findings indicate that the precipitation method using 0.5% NH4OH is the effective method for producing high-quality nano-MgO from technical grade precursor with improved adsorption capabilities and suitability for large-scale fabrication. Keywords: Nano-MgO, Precipitation, Characterization
Bioremediation of Oil-Contaminated Soil with Variations of Bacterial Cultures and Nutrient Ratio-Field-Scale Experimental Research Limbong, Barita Amjani; Tangahu, Bieby Voijant
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 3 (2025): July, Social Studies, Educational Research and Humanities Research.
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i3.47899

Abstract

The spread of hydrocarbon contamination in the form of oil-contaminated soil originates from waste from drilling and oil production. Hydrocarbon contaminants are categorized as hazardous and toxic waste (B3) that has long been deposited in the soil, disrupting the soil ecosystem and the groundwater cycle. Remediation of oil-contaminated soil is carried out using ex-situ bioremediation technology. Oil-contaminated soil is excavated using heavy equipment, collected at the contaminated site, and then transported to a licensed B3 waste treatment facility. The study aims to evaluate the degradation of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) over time using biostimulation and bioaugmentation methods to meet the success parameters of the quality standards for the Total Concentration (TK) of long-chain Petroleum Hydrocarbon (PH) (with a PH value TK-B 0.5% (5000 mg/kg). Biostimulation uses urea fertilizer as a source of N and SP-36 fertilizer as a source of phosphorus with treatment variations of C:N:P ratios of 100:10:1 and 100:5:1. Bioaugmentation uses variations in the treatment of indigenous bacteria that are naturally available in contaminated soil and variations with the addition of non-indigenous bacteria from bacterial cultures. The results of the study showed that the fastest bioremediation time to achieve the success parameters of the quality standards was 28 days with an average degradation rate of 3%/day. The 2-factor Analysis of Variance (ANOVA) statistical test with 4 replications produced a P-value = 0.257 ( 0.05) so that the C:N:P ratio did not have a significant effect on the decrease in concentration. TPH. The C:N:P ratio of 100:5:1 showed a higher percentage of TPH degradation compared to the C:N:P ratio of 100:10:1. There was no significant difference in the rate of TPH degradation between the treatment variations of indigenous bacteria and mixing with non-indigenous bacteria. The approach to calculating the population spike of non-indigenous bacteria mixing using logarithmic units showed a population spike of 0.06 log10 (1.14 times) 0.5 log10 (3.16 times). The non-indigenous bacterial inoculum survived but did not dominate the degradation pathway due to bacterial competition and a single dose that was too low. Environmental parameters such as pH, humidity and temperature were in ideal conditions during the study.
Water quality in Malaysia: review Manik Urai, Durian and Geh rivers Zaidi, Nur Syamimi; Tangahu, Bieby Voijant; Ersa, Ghina Rizqina; Wardhani, Widhowati Kesoema; Ramadhany, Putri; Hadibarata, Tony
Environmental and Toxicology Management Vol. 2 No. 2 (2022): Environmental flows and natural resources management
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.911 KB) | DOI: 10.33086/etm.v2i2.3409

Abstract

Water pollution issues and clean water needs have forced developing countries, such as Malaysia. Relating to clean water demand for covering human activities, water quality index determine several water parameter that presents pollution problem in water. As a water source, clean water in river is a critical concern. River water quality is according to natural process and anthropogenic activities. River water is potential to be contaminated by industrial, domestic and agricultural activities. Thus, in this study, water quality and availability in Manik Urai, Durian and Geh rivers were reviewed. Each pollutants was investigated, for instance BOD, COD, DO, SS, and pH. Range of river water flow was also examined. Total water demand was mentioned. In addition, the impacts of drought in 1990-2016 were assessed. However, review resulted that climate change has severe impact in water supply system.