Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE)

Conflict Mapping Analysis and Description of Conflict over Oil Palm Plantation Land between the Community of Senama Nenek Village and PTPN V Sei Kencana in Kampar Regency Kausar, Kausar; Zaleha, Zaleha; Andriani, Yulia
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 5 No. 1 (2022): March
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.61 KB) | DOI: 10.32530/jace.v5i1.449

Abstract

The conflict in the plantation sector involving the community and the company in the Senama Nenek Village occurred because of a dispute of an area of  2,800 hectares which had been acknowledged by both parties, the people of Grandma Senama Village and PTPN V Sei Kencana. This difference in opinion caused the public to make complaints to local governments. This study aims to overcome plantation conflicts and describe plantation conflicts that occur between the people of Senama Nenek Village and PTPN V Sei Kencana. The key informants of this study found 16 people consisting of 12 key informants from the community and 4 key informants from stakeholders. This study uses a qualitative descriptive analysis with triangulation. Based on the results of the study, it was found that the parties involved in mapping the plantation conflict consisted of the Senama  Nenek Village government, the Tapung Hulu District Government, the Kampar Regency and Riau Province Plantation Service, the Kampar Regency, and Riau Province Land Agency, the Kampar Regency Government, the Kampar Regency DPRD. , the Regent of Kampar, the Regional Government of Riau Province, the Governor of Riau, the Ministry of SOEs, and the President of the Republic of Indonesia. The plantation conflict that occurred among the community, company, and local government is related to the use of custom land covering an area of 2,800 ha. Both parties continue to carry out activities even though they recognize each other's land ownership. Lately, the warring parties have returned to normal because the disputes between the parties can be resolved thanks to the leadership of the Ninik Mamak figures and the group board from the company.
Tingkat Peran Penyuluh Dan Keberdayaan Petani Padi Sawah Di Desa Belading Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak Sibarani, Rapindo; Cepriadi, Cepriadi; Kausar, Kausar
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 5 No. 2 (2022): September
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.721 KB) | DOI: 10.32530/jace.v5i2.471

Abstract

Petani bisa mengoptimalkan hasil pertaniannya dan meningkatkan usahataninya diperlukan peran penyuluh untuk menyampaikan edukasi serta bimbingan pada petani supaya petani bisa menggarap lahan dan menghasilkan hasil pertanian yang optimal sehingga petani bisa sukses dalam usaha taninya. Untuk meningkatkan usaha taninya petani membutuhkan peran penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian adalah agen perubahan yg langsung berhubungan dengan petani. Fungsi utama penyuluh mengubah sikap petani melalui pendidikan non formal sehinga petani mempunyai kehidupan yg lebih baik secara berkelanjut, penyuluh melakukan perubahan sikap petani, sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok tanamnya, lebih beruntung usaha taninya serta lebih layak hidupnya dan menjadi petani yang berdaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh peran penyuluh terhadap keberdayaan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Belading Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Responden dalam penelitian ini adalah petani padi sawah yang bergabung dengan kelompok tani sebanyak 50 sampel. Untuk menjawab tujuan penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwah peran penyuluh berpengaruh nyata terhadap keberdayaan petani padi sawah di Desa Belading baik secara simultan maupun secara parsial.
Analisis Faktor-Faktor Penyebab, Tahapan Dan Dinamika Konflik Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu Kausar, Kausar; Setiawan, Aswadi; Novian, Novian
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 6 No. 1 (2023): March
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.842 KB) | DOI: 10.32530/jace.v6i1.575

Abstract

Kabupaten Indragiri Hulu sebagai kabupaten penyumbang konflik perkebunan nomor tiga terbesar di Riau memiliki 7 kasus konflik perkebunan, termasuk konflik perkebunan untuk komoditi kelapa sawit. Salah satu konflik lahan yaitu konflik lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Talang Jerinjing, yang terjadi sejak lama antara masyarakat desa dengan pihak PT Alam Sari Lestari. Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor penyebab konflik dan menganalisis pohon konflik perkebunan, (2) menganalisis tahapan dan dinamika konflik dari konflik lahan perkebunan kelapa sawit yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengujian validasi data dilakukan secara triangulasi. Empat faktor penyebab konflik perkebunan yaitu batas lahan ber HGU milik perusahaan yang tidak jelas, perlawanan pihak masyarakat dengan perusahaan, pertentangan masyarakat dengan perusahaan berlangsung lama dan penggunaan tindakan kekerasan oleh pihak yang terlibat. Hasil analisis pohon konflik yaitu empat faktor penyebab konflik (akar konflik), tumpang tindih kepemilikan tanah (masalah inti), tidak ada kejelasan status lahan milik masyarakat, masyarakat tidak bisa mengelola lahan yang sudah digarap dan perusahaan tidak bisa menggarap lahan milik mereka (daun konflik). Tahapan konflik yaitu prakonflik (masyarakat menggarap lahan terlantar berHGU milik PT Alam Sari Lestari), konfrontasi (masyarakat menggunakan jalur hukum untuk menyelesaikan konflik dan mempertahankan hak mereka), krisis (perusahaan melarang masyarakat melanjutkan kegiatan penggarapan melalui LSM Laskar Melayu Riau Bersatu Kabupaten Indragiri Hulu), dan pasca konflik (konflik belum menemukan penyelesaian). Dinamika konflik menunjukkan bahwa sikap yang diambil perusahaan dengan upaya mempertahankan lahan seluas kurang lebih 4.368,27 Ha ini memunculkan sikap tidak terima dan tidak adil yang dirasakan oleh masyarakat. Perilaku keseharian masih dalam kondisi seperti biasa, sedangkan kontradiksi menghasilkan situasi yang memanas, masyarakat tetap memperjuangkan lahan yang telah digarapnya karena perusahaan tidak ingin melepaskan lahan tersebut kepada masyarakat meskipun telah melewati proses upaya penyelesaian dengan instansi.
Analisis Hubungan Modal Sosial Terhadap Keberdayaan Petani Pada Kelompok Tani Padi Sawah Di Desa Jatibaru Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak Suharti, Rita; Cepriadi, Cepriadi; Kausar, Kausar
Journal of Agribusiness and Community Empowerment (JACE) Vol. 6 No. 1 (2023): March
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.091 KB) | DOI: 10.32530/jace.v6i1.605

Abstract

Membangun modal sosial akan mampu menguatkan keberdayaan masyarakat dalam mencapai masyarakat yang mandiri, dan jika modal sosial dan keberdayaan dianggap tidak perlu maka akan terjadi ketimpangan sosial maupun ketimpangan ekonomi. Modal sosial juga sangat dibutuhkan dalam pembangunan serta peningkatan kesejahteraan petani. Desa Jatibaru merupakan desa dengan mayoritas masyarakat adalah masyarakat transmigrasi dan memiliki produktivitas padi tertinggi di Kecamatan Bunga Raya tahun 2021 yaitu sebesar 71,80 Kw/Ha. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengidentifikasi tingkat modal sosial yang dimiliki oleh kelompok tani padi sawah di Desa Jatibaru. 2. Mengidentifikasi tingkat keberdayaan yang dimiliki oleh Kelompok tani padi sawah di Desa Jatibaru. 3. Mengetahui hubungan modal sosial terhadap keberdayaan Kelompok tani padi sawah di Desa Jatibaru. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Jumlah sub populasi dalam penelitian ini yaitu tiga kelompok, jumlah populasinya sebanyak 83 orang dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 sampel. Analisis yang digunakan untuk melihat tingkat modal sosial dan keberdayaan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan berpedoman pada skala likert sedangkan analisis untuk melihat hubungan menggunakan korelasi rank spearman. Berdasarkan hasil penelitian tingkat modal sosial dan keberdayaan didapat nilai rata-rata modal sosial yaitu 3,91 yang berarti bahwa modal sosial berada pada kategori tinggi dan tingkat keberdayaan nilai rata-rata nya yaitu 4,08 yang berarti bahwa keberdayaan berada pada kategori tinggi. Sedangkan hubungan modal sosial terhadap keberdayaan petani pada kelompok tani didapatkan nilai sebesar (0,000 lebih kecil 0,05) maka dapat disimpulkan modal sosial memiliki hubungan terhadap keberdayaan petani di kelompok tani padi sawah. Nilai correlation coefficient bernilai 0,656 dimana nilai tersebut termasuk ke dalam kategori hubungan yang kuat.