Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Optimalisasi Peran Guru PAUD dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita dan Anak Prasekolah Sari, Dian Febrida; Muthia, Gina; Syofiah, Putri Nelly
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 4 No 2 (2020): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v4i2.299

Abstract

The implementation of the SDIDnTK Program in Padang City was carried out in all Puskesmas Kota Padang. SDIDTK implementation since January-Jue 2018 in Nanggalo Public Health Center has only reached 61,34% of infants, only 88,14% toddlers, while in preschool children only 28,64%. For the implementation of this program, there are still workers who can be involved, one of which is a PAUD/TK teacher. But in reality, PAUD/TK teachers have not been further exposed about the implementation of this program. Therefore it is important to provide knowledge and skills to PAUD teachers about this SDIDTK, because several aspects are assessed, can be observed directly by the teacher. The teacher interacts with ank every day. The hope is that the findings of the growth and development of teachers can be informed to the health center staff every month. The solution offered in this activity is training on the implementation of the SDIDTK program for PAUD teachers and making a communication book. The steps taken are identifying the level of PAUD teacher’s knowledge of the SDIDTK Program followed by providing material about SDIDTK and working with the health center staff in evaluating the implementation of the program. Output in the form of publication of articles in the ISSN Journal of Communication Service, Social Media and improvement of community empowerment and strengthening of knowledge and development of community habits in helathy behavior.
Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting Ditinjau dari Intervensi Gizi Spesifik Gerakan 1000 HPK Di Puskesmas Pegang Baru Kabupaten Pasaman Gina Muthia; Edison Edison; Eny Yantri
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 4 (2019): Online December 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i4.1125

Abstract

AbstrakPeriode kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebut dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan dipengaruhi oleh status gizi ibu pada saat pra-hamil, kehamilan dan saat menyusui. Masalah gizi yang dapat terjadi pada masa ini adalah stunting (pendek). Salah satu program yang terdapat dalam Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam upaya mencegah stunting adalah intervensi gizi spesifik. Tujuan: Menganalisis evaluasi pelaksanaan program pencegahan stunting ditinjau dari intervensi gizi spesifik Gerakan 1000 HPK. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pegang Baru menggunakan rancangan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam (Indepth Interview), observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Komponen yang diteliti adalah input (pembiayaan, SDM, obat-obatan, pedoman dan SPO), process (perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan, pencatatan dan pelaporan) dan output (pencapaian indikator gizi spesifik). Hasil: Komponen input; tidak ada dana khusus untuk intervensi gizi spesifik, masih kurangnya tenaga gizi dan belum ada pedoman dan SPO tentang penanganan growth faltering. Komponen proses; perencanaan belum dilakukan secara buttom up dan belum semua intervensi gizi spesifik mempunyai pencatatan pelaporan. Komponen output; balita yang mendapat kapsul vitamin A dan bumil Kurang Energi Kronis (KEK) yang mendapat PMT sudah memenuhi target capaian dan masih ada program intervensi gizi spesifik yang dillaksanakan tidak bisa dievaluasi. Simpulan: Pencegahan stunting melalui program intervensi gizi spesifik belum menurunkan stunting dibawah 20%. 
PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA STUNTING DAN NORMAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEGANG BARU Eka Putri Primasari; Putri Nelly Syofiah; Gina Muthia
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i1.1145

Abstract

ABSTRACT Stunting is a condition of failure in the growth period (body and brain) of toddlers due to long-term malnutrition. The incidence of stunting can inhibit motor development in children. WHO data for 2019 states, that 21.3% of all toddlers in the world are stunted. The prevalence of stunting for the South-eastern Asia region in 2020 is 24.1 with an estimated number of stunting cases of 13.5 million cases. In Indonesia, it is known that 11.5% of toddlers are very short and 19.3% are short. In West Sumatra, there are 9.6% very short children under five and 20.3% short children. The percentage of stunting cases in Pasaman Regency was 25.1% and stunting cases was quite high in the working area of Puskesmas Pegang Baru, Pasaman Regency ( 16.8%) . This study aims to analyze the differences in motor development between stunting and normal toddlers in the working area of Puskesmas Pegang Baru, Pasaman Regency. This type of research is analytic with the approach used cross sectional study. The number of samples in the study were 130 toddlers. Motor development data were obtained through the KPSP format. The statistical test used was the chi square test. The results showed that there were differences in the development of fine morotic (p-value = 0,000) and gross morotic (p-value = 0.002) between stunting and normal toddlers. Therefore it is very necessary to monitor the growth and development of toddlers on a regular basis according to the age of the toddler, so as to minimize the occurrence of disruption to growth and development in toddlers. ABSTRAK Stunting merupakan kondisi gagal dalam masa pertumbuhan (tubuh dan otak) balita akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Kejadian stunting dapat menghambat perkembangan motorik pada anak. Data WHO tahun 2019 menyebutkan 21,3% dari semua balita di dunia mengalami stunting. Prevalensi stunting untuk wilayah South-eastern Asia tahun 2020 adalah 24,1 dengan perkiraan jumlah kasus stunting sebanyak 13,5 juta kasus. Di Indonesia diketahui terdapat 11,5% balita sangat pendek dan 19,3% balita pendek. Di Sumatera Barat terdapat 9,6% balita sangat pendek dan 20,3% balita pendek. Persentase kasus stunting untuk di Kabupaten Pasaman yaitu 25,1% dan Kasus stunting cukup tinggi di wilayah kerja Puskesmas Pegang Baru, Kabupaten Pasaman yaitu 16,8%. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan perkembangan motorik antara balita stunting dan balita normal di wilayah kerja Puskesmas Pagang Baru Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian bersifat analitik dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional Jumlah.sampel dalam penelitian sebanyak 130 balita. Data perkembangan motorik diperoleh melalui format KPSP. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan perkembangan morotik halus (p-value=0,000) dan morotik kasar (p-value=0,002) antara balita stunting dengan balita normal. Oleh karena itu sangat diperlukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin sesuai dengan usia balita, sehingga dapat meminimalkan terjadinya gangguan terhadap tumbuh kembang pada balita.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Nifas melalui Edukasi Kebutuhan Gizi pada Masa Nifas Hesti, Novria; Syofiah, Putri Nelly; Muthia, Gina; Sunesni, Sunesni
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v4i1.659

Abstract

Kebutuhan gizi pada masa nifas diperlukan ibu untuk penyembuhan luka jalan lahir, meningkatkan produksi ASI. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya pemebuhan gizi pada masa nifas di ruang kebidanan RSUD Rasidin Padang yang dilaksanakan pada hari jumat tanggal 21 juli 2023 yang diikuti oleh 8 orang. Pada tahap ini dilaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya pengisian kuisioner awal tentang pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu nifas, pemberian edukasi gizi ibu nifas melalui media PPT, leafleat dan video dan setelah itu dibagikan kembali kuesioner posttest pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi ibu nifas. Terdapat peningkatan pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada massa nifas yang dinilai dari hasil pre dan posttest. Edukasi tentang pemenuhan gizi pada ibu nifas penting dilakukan agar ibu yang masih memiliki pengetahuan yang rendah terkait gizi ibu nifas bisa meningkat pengetahuannya, dimana dengan tingginya pengetahuan dapat merubah sikap dan perilaku ibu sehingga ibu bisa mengaplikasikan pengetahuannya dalam penemuhan gizi selama masa nifas.
Gambaran Kejadian Stunting Balita Usia 24-59 Bulan Di Nagari Pulakek Wilayah Kerja Puskesmas Muaro Labuh Muthia, Gina; Maidelwita, Yani; Syofiah, Putri Nelly; Aprianti, Ety; Isabela, Isabela
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 19, No 1 (2025): Vol 19 No. 01 JANUARI 2025
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v19i1.6137

Abstract

Gizi menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya proses metabolisme didalam tubuh. Pengaruh Status gizi pada anak usia dibawah 5 tahun akan berdampak terhadap sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Kecerdasan anak berhubungan dengan status gizi pada anak. Gizi buruk atau kurang pada pada masa bayi dan anak-anak terutma usia kurang dari 5 tahun dapat berakibat terganggunya pertumbuhan jasmani (stunting) dan kecerdasan anak. Balita yang mengalami kekuragan gizi pada masa Golden Period (0-2 tahun) akan menyebabkan sel otak balita tidak tumbuh dengan sempurna. Persentase balita Stunting (pendek) di Sumatera Barat tahun 2019-2021 adalah 27,47%, 26,71% dan 23,3%. Dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Solok Selatan memiliki persentase ketiga tertinggi yaitu sebesar 31,7%. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian stunting balita usia 24-59 bulan. Metode : desain penelitian ini adalah cross sectional, penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Agustus 2023 di Nagari Pulakek dengan jumlah responden 59 orang. Hasil penelitian : 22 orang (59%) stunting, 21 orang (35,6%) mendapatkan imunisasi, 39 orang (66,1%) ASI eksklusif, 54 orang (91,5%) tidak BBLR. Kesimpulan : sebagian responden mengalami stunting, mendapatkan imunisasi, ASI eksklusif dan tidak BBLR.Kata Kunci : stunting, imunisasi, ASI eksklusif, BBLR
PEMBERDAYAAN IBU HAMIL TENTANG PEMILIHAN KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN DI PUSKESMAS BELIMBING Susilawati, Dewi; Muthia, Gina; Nilakesuma, Nur Fadjri
Masyarakat: Jurnal Pengabdian Vol. 1 No. 2 (2024)
Publisher : Yayasan Pendidikan Dan Pengembangan Harapan Ananda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58740/m-jp.v1i2.314

Abstract

Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) dilakukan dalam 42 hari setelah melahirkan untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) dan menjaga jarak antar kehamilan minimal dua tahun. Tingginya adopsi kontrasepsi pasca melahirkan menunjukkan pentingnya KB dalam periode postpartum di Indonesia. Namun, cakupan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) masih rendah, dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, sikap negatif, dan rendahnya minat calon akseptor. Puskesmas Belimbing Kota Padang didapatkan banyak ibu hamil yang tidak mengetahui tentang pemilihan KBPP dan Tidak adanya media edukasi untuk kesejahteraan ibu hamil. Tujuan PkM adalah meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang KBPP serta adanya media edukasi yaitu booklet untuk pemberdayaan ibu hamil tentang pemilihan KBPP. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2024 kepada 5 pasang ibu hamil di Puskesmas Belimbing. Kegiatan ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama tim pengabdian melakukan FGD kepada sasaran tentang pengalaman menggunakan alat kontasepsi. Tahapan kedua melakukan konseling kepada sasaran dengan media booklet tentang KBPP. Hasil kegiatan pelaksanaan Pk M terjadi peningkatan pengetahuan ibu hamil dari rata – rata 4,2 menjadi 8,4 tentang KBPP. Dengan demikian, metode FGD dan konseling menggunakan booklet ini dapat dianggap sebagai metode yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang KBPP sehingga cakupan KBPP dapat meningkat.
THE EFFECT OF EDUCATIONAL VIDEOS ON ADOLESCENTS’ KNOWLEDGE AND ATTITUDES TOWARD THE RISKS OF EARLY MARRIAGE AT MAN 2 PADANG CITY Lifaniura, Lushiana; Aprianti, Ety; Muthia, Gina
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 4 (2025): Vol. 2 No. 4 Edisi Oktober 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i4.1400

Abstract

Early marriage remains a serious problem in Indonesia, impacting reproductive health, education, and the future of adolescents. One preventative measure is providing education about the risks of early marriage through engaging learning media, such as educational videos. This study aims to determine the effect of educational videos on adolescents' knowledge and attitudes about the risks of early marriage at MAN 2 Padang City. This study used a pre-experimental, one-group pre-post test design. The population was 555 grade X students, with a sample size of 78. The sampling technique used systematic random sampling at MAN 2 Padang City was conducted from February to August 2025. Univariate and bivariate analyses used the Wilcoxon test. The results showed that the mean knowledge score before the program was 10.44. The mean knowledge score after the program was 13.47. The mean attitude score before the program was 31.23. The mean attitude score after the program was 34.15. There is an effect of educational video on knowledge (p=0.000). and attitudes in adolescents (p=0.000). Conclusion There is an effect of educational video on knowledge and attitudes in adolescents at MAN 2 Padang City. It is recommended that adolescents actively seek out and watch educational videos and that institutions implement BRUS programs in schools.
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KONSUMSI TABLET FE DI SMAN 2 PADANG Muthia, Gina; Syofiah, Putri Nelly; Maidelwita, Yani; Afrizal, Afrizal; Hayati, Irma Isra
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.28317

Abstract

Remaja putri adalah pewaris bangsa dan kelak akan menjadi seorang ibu. Kesehatan remaja perempuan harus menjadi perhatian utama pemerintah. Anemia didefinisikan sebagai bentuk penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau hematokrit (HCT) atau jumlah sel darah merah kurang dari yang seharusnya. Hemoglobin didefinisikan sebagai protein yang ditemukan dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ tubuh lainnya. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dilakukan dengan memberikan suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) yaitu satu tablet setiap minggu untuk mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada remaja putri dan WUS pada tahun 2025. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang konsumsi tablet Fe di SMAN 2 Padang. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 2 Padang pada tanggal 25 Mei – 10 Juni 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi di SMAN 2 Padang. Sampel pada penelitian ini adalah siswi di SMAN 2 Padang. Hasil : 28 orang (93,3%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian tablet Fe, 28 orang (93,3%) memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat tablet Fe, 21 orang (70%) memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengkonsumsi tablet Fe, 21 orang (70%) memiliki pengetahuan yang baik tentang efek samping tablet Fe, 13 orang (43,3%) memiliki pengetahuan yang kurang tentang makanan yang mengandung zat besi. Dapat disimpulkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang konsumsi tablet Fe.
PELATIHAN KEMANDIRIAN BERKARYA PERSONAL HYGIENE MENSTRUAL KIT PADA WARGA BINAAN LAPAS PEREMPUAN Furwasyih, Dian; Febriyanti, Febriyanti; Muthia, Gina; Putri, Siska Lusia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.37939

Abstract

Upaya promosi dan preventif tentang infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual hanya sebagian dilakukan oleh tenaga kesehatan, termasuk di lapas perempuan sama sekali tidaka ada dilakukan, dan kebutuhan personal hygiene saat menstruasi tidak tersedia di lapas untuk semua wanita subur, tapi hanya dikhususkan untuk ibu nifas saja. Narapidana WUS tidak mendapatkan edukasi rutin tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang personal hygiene. Personal hygiene yang buruk saat menstruasi dapat menyebabkan berbagai keluhan pada kesehatanreproduksi perempuan, seperti mengalami keputihan, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada daerah reproduksi perempuan seperti vulva, vagina, maupun serviks dan HIV. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan yaitu dengan menjaga personal hygiene daerah vagina ada menjaga kebersihan selama haid termasuk jenis pembalut yang digunakan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada peserta lapas wanita dalam memahami pentinya kesehatan dan menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah penyakit menular seksual serta mampu berkarya meskipun dalam lapas dengan menghasilkan pembalut yang bersih dan hygine hingga mampu menggunakan Marketplace untuk kebutuhan penjualan. Tahapan kegiatan pengabdian dimulai dengan edukasi kesehata, screning HIV dan pemeriksaan IVA tes serta memberikan memberikan sosialisasi dan pelatihan, serta melakukan pendampingan dalam marketing. Adapun hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa seluruh responden merasakan kebermanfaatan program melalui peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam memelihara kesehatan sampai bisa menghasilkan dan produksi sendiri.
Pemberdayaan Wanita Usia Subur dalam Peningkatan Self-Awareness Kesehatan Payudara dengan Metode Hands-On Learning Nilakesuma, Nur Fadjri; Hesti, Novria; Muthia, Gina
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 5 No 6 (2025): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v5i6.1419

Abstract

Nagari Barulak merupakan wilayah perdesaan di Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar, dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga. Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah ini memiliki potensi sebagai agen perubahan dalam kesehatan keluarga, namun masih menghadapi keterbatasan akses informasi dan edukasi kesehatan, khususnya terkait kanker payudara. Salah satu permasalahan utama adalah rendahnya pengetahuan dan kesadaran WUS mengenai pentingnya deteksi dini kanker payudara melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pembicaraan mengenai organ tubuh perempuan masih dianggap tabu, yang menyebabkan minimnya diskusi terbuka serta rendahnya praktik SADARI. Solusi yang ditawarkan adalah edukasi berbasis media audiovisual dan metode hands-on learning untuk meningkatkan self-awareness WUS terhadap kesehatan payudara. Metode Pelaksanaan dalam pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap evaluasi. Peserta Pengabdian kepada masyarakat ini adalah 10 orang Wanita Usia Subur. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2025 di Pustu Nagari Barulak Kecamatan Tanjung Baru. Ketercapaian dalam pengabdian pengabdian ini menggunakan kuesioner pre dan post test yaitu 100 % peserta hadir dan mengikuti kegiatan. Terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan (90%) peserta terkait pelaksanaan SADARI setelah dilakukan kegiatan edukasi berbasis media audiovisual dan metode hands-on learning.