Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR PPKn KELAS VIII (Studi di SMPN 2 Sampolawa Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan ) Nurfa, Nurfa; Karsadi, Karsadi; Reni, Wa Ode
SELAMI IPS Vol 12, No 1 (2019): JURNAL JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/selami.v12i1.10841

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar PPKn kelas VIII di SMPN 2 Sampolawa Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan, 2) untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru dan orang tua siswa dalam meningkatkan motivasi belajar kelas VIII di SMPN 2 Sampolawa Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton Selatan.Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini yaitu 15 orang siswa kelas VIII, kepala sekolah, guru PPKn, guru BK, wali kelas, dan orang tua siswa. Teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar PPKn kelas VIII di SMP Negeri 2 Sampolawa dipengaruhi oleh dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor jasmani (keadaan fisik), faktor psikologi, dan faktor kelelahan (mencatat, dan jalan kaki). Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor sekolah dan faktor keluarga, faktor sekolah meliputi guru (metode pembelajaran, alat pengajaran/media pembelajaran, hubungan guru dan siswa), fasilitas (keadaan gedung, fasilitas belajar); adapun faktor keluarga meliputi perhatian, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga dan keadaan ekonomi keluarga. Upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII yaitu : menyesuaikan pengajaran dengan bakat dan kemampuan siswa, memberikan penguatan, melengkapi sumber dan peralatan belajar, dan mempelajari hasil belajar yang di peroleh. Upaya yang dilakukan orang tua/keluarga dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu : mengontrol wakttu dan cara belajar anak, memantau perkembangan akademik anak, memantau efektifitas jam belajar di sekolah, dan menyiapkan fasilitas belajar.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar PPKn yaitu faktor internal dan faktor eksternal.  Keluarga dan sekolah harus menjadi elemen yang mampu bekerja sama dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Kesadaran baik dari guru maupun keluarga sangat diperlukan. Membangkitkan motivasi belajar siswa adalah hal yang penting. Kata Kunci: Motivasi Belajar, Pelajaran PPKn
Edukasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri SMPN Satap 1 Watubangga, Desa Sumber Rejeki, Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka Ilyas, Ika Lismayani; Sari, Erin Adelia; Arifin, M. Jaenal; Kholifah, Ira Nur; Maharani, Maharani; Fizria, Heny; Nurfa, Nurfa; Yunita, Sang Ayu; Khaer, Miftahul; Anang, Muh.; Saputri, Ritmayana; Kalsum, Ummi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (ABDIRA) Vol 5, No 4 (2025): Abdira, Oktober
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v5i4.1103

Abstract

Sumber Rejeki Village, Watubangga District, has a coastal character that contributes to family lifestyles. The goal of this community service (PKM) is to improve anemia literacy and Menstrual Health Management (MHM) among female students of SMPN Satap 1 Watubangga through educational outreach. This Community Service used a one-group pre-post design with a slide- and leaflet-based outreach approach without pharmacological intervention. The population was female adolescents in grades VII–IX; a total sampling of participants was conducted (N=18; July 2025; session duration 75–90 minutes). The variables assessed were Knowledge (K), Attitude (A), and Intention to Practice. The instrument consisted of a brief KAP questionnaire (5 items on the true/false K scale, 5 items on the Likert scale 1–5, and 3 items on the intention to practice). The average score increased from 63.9% (pre-session) to 91.1% (post-session) (Δ=+27.2 percentage points; t(17)=5.34; d=1.26—large effect size). The category composition shifted from Good=6, Fair=7, Poor=5 to Good=16, Fair=2, Poor=0 at post-session. The single-session, slide- and leaflet-based outreach program had a significant impact on improving anemia and MHM literacy among adolescent girls.
PENGARUH SERTIFIKASI HALAL TERHADAP RUMAH POTONG HEWAN (RPH) Nurfa, Nurfa; Gustina, Gustina; Jum'an, Jum'an; Nurhakim, Lukman
COSMOS : Jurnal Ilmu Pendidikan, Ekonomi dan Teknologi Vol 1 No 2 (2024): February
Publisher : PUSDATIN Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the effect of halal certification on slaughterhouses is a building or complex of buildings specifically designed to meet certain technical and hygienic requirements and is also used for slaughtering animals using descriptive qualitative research methods. Halal certification is a process where halal certification is obtained through several inspection steps to prove that the raw materials, production process and halal product guarantee system of the Company have met the established standards. According to the Regulation of the Minister of Agriculture Number 13 paragraph (1) number 2 of 2010, in terms of Ruminant Slaughterhouses and Meat, a Slaughterhouse, hereinafter abbreviated as RPH, is a building or complex of buildings that are treated as slaughterhouses. . The establishment of a Halal system must meet the criteria of the HAS 23000 Halal Assurance system. To accelerate the Halal certification process, the government has taken the Halal Product Guarantee (JPH) policy which is a derivative of the Job Creation Law Number 11 of 2020. Based on PP article 140 no. Article 39 of the Halal Product Guarantee in 2021 states that the determination of halal certification guarantees for food, beverages, slaughter products, and slaughter services will be carried out in stages. Slaughter products are the most important ingredient and slaughterhouses are at the top of the production chain, so slaughterhouses must ensure that the slaughter and processing process is carried out in accordance with Islamic law and established halal rules. If the meat produced in the slaughterhouse is not halal, then the meat products and processed products are also non-halal products. Based on these three standards, abattoirs can produce good products while reducing adverse impacts on the environment. Meat must be slaughtered in a slaughterhouse in such a way that it is halal, safe and healthy. Meat slaughtering consists of several stages: receiving cattle, protection, pre-slaughter inspection, inspection of productive females, slaughtering and inspection
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT Caulerpa sp. DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN BANDENG (Chanos chanos) Darmawati, Darmawati; Soadiq, Syawaluddin; Nurfa, Nurfa
OCTOPUS: JURNAL ILMU PERIKANAN Vol. 9 No. 2 (2020): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v9i2.7072

Abstract

Pemanfaatan Caulerpa sp. dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan dan sintasan beberapa organisme akuatik, namun belum diujicobakan pada ikan bandeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung rumput laut Caulerpa sp. dalam pakan terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan bandeng (Chanos chanos). Sebanyak 120 ekor benih ikan bandeng dengan ukuran 3-4 cm dan bobot rata-rata 5,39±0,07 g dipelihara dalam waskom volume 15 liter dengan kepadatan 10 ekor/waskom. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan tepung Caulerpa sp. dalam pakan masing-masing sebanyak 10%/kg pakan, 20%/kg pakan, 30%/kg pakan, dan tanpa penambahan tepung Caulerpa sp. (kontrol). Pemberian pakan uji sebanyak 5% dari biomassa perhari dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari (08.00, 12.00, dan 16.00). Pemeliharaan dan pemberian pakan uji dilakukan selama 40 hari dan setiap hari dilakukan penyiponan dan pengantian air. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan dengan penambahan tepung Caulerpa sp. memberikan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan harian (LPH), tetapi tidak memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap sintasan ikan bandeng. Pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan harian tertinggi diperoleh pada pemberian tepung Caulerpa sp sebanyak 20%/kg pakan yaitu 6.90 g dan 1.34 %/hari.