Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KECENDERUNGAN CINDERELLA COMPLEX ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA DITINJAU DARI HARGA DIRI Hapsari, Atyantari Esti; Priyatama, Aditya Nanda; Kusumawati, Rafika Nur
Indigenous Vol. 4 No. 2, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v4i2.6960

Abstract

Setiap wanita baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja dapat memiliki kecenderungan untuk bergantung pada orang lain terutama laki-laki. Hal tersebut ditandai dengan tingginya kebutuhan untuk diberi perlindungan dan pertolongan oleh orang lain. Kecenderungan tersebut dinamakan cinderella complex. Pengambilan keputusan secara mandiri dan tidak menggantungkan kehidupan memerlukan tingkat harga diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja ditinjau dari harga diri di Kelurahan Manding, Temanggung. Data penelitian dikumpulkan melalui skala cinderella complex dan harga diri dengan sampel 118 orang dengan teknik purpossive cluster quota random sampling. Uji hipotesis menggunakan uji parametrik yaitu anova dua arah dan independent sample t test. Hasil uji hipotesis anova dua arah menunjukkan p sebesar 0,006 (p< 0,05), maka terdapat perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja ditinjau dari harga diri di Kelurahan Manding, Temanggung. Uji hipotesis kedua dan ketiga menggunakan independent sample t test memperoleh p sebesar 0,000 (p< 0,05) maka ada perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja di Kelurahan Manding, Temanggung. Terdapat perbedaan harga diri antara wanita bekerja dan tidak bekerja di Kelurahan Manding, Temanggung didasarkan nilai p sebesar 0,000 (p< 0,05).
Emotion activity education assistance program for therapists and psychologists: Efforts to train emotional regulation skills in children with special needs Saniatuzzulfa, Rahmah; Hakim, Moh. A.; Wicaksono, Bagus; Nugroho, Arista Adi; Agustina, Laelatus Syifa Sari Agustina; Scarvanovi, Berliana Widi; Kusumawati, Rafika Nur; Mardhiyah, Zahrina
Cognicia Vol. 11 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/cognicia.v11i2.28868

Abstract

Abstrak. One of the problems Children with Special Needs that needs to be addressed is the ability of children with special needs to recognize various kinds of emotions as well as how to manage the emotions they are feeling so that children with special needs can adjust to all situations they face. This community service activity aims to provide educational assistance to therapists and psychologists for service partners how to train emotional regulation skills in children with special needs using emotional activity media. The goal is that therapists and psychologists can train emotional regulation skills in children with special needs using instruments that are easy to apply, interesting, and fun. This assistance is carried out by using socialization methods and simulating the practice of using emotional activity media to therapists and psychologists. The activity went smoothly and was full of enthusiasm from the participants. Therapists and psychologists are able to understand the importance of emotional regulation skills in children with special needs and know easy, interesting, and fun learning methods for children with special needs. Keywords : Children with special needs, emotional activities, emotional regulation
Kecenderungan Cinderella Complex Antara Wanita Bekerja dan Wanita Tidak Bekerja Ditinjau dari Harga Diri Hapsari, Atyantari Esti; Priyatama, Aditya Nanda; Kusumawati, Rafika Nur
Indigenous Vol 4, No 2 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v4i2.6960

Abstract

Setiap wanita baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja dapat memiliki kecenderungan untuk bergantung pada orang lain terutama laki-laki. Hal tersebut ditandai dengan tingginya kebutuhan untuk diberi perlindungan dan pertolongan oleh orang lain. Kecenderungan tersebut dinamakan cinderella complex. Pengambilan keputusan secara mandiri dan tidak menggantungkan kehidupan memerlukan tingkat harga diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja ditinjau dari harga diri di Kelurahan Manding, Temanggung. Data penelitian dikumpulkan melalui skala cinderella complex dan harga diri dengan sampel 118 orang dengan teknik purpossive cluster quota random sampling. Uji hipotesis menggunakan uji parametrik yaitu anova dua arah dan independent sample t test. Hasil uji hipotesis anova dua arah menunjukkan p sebesar 0,006 (p 0,05), maka terdapat perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja ditinjau dari harga diri di Kelurahan Manding, Temanggung. Uji hipotesis kedua dan ketiga menggunakan independent sample t test memperoleh p sebesar 0,000 (p 0,05) maka ada perbedaan kecenderungan cinderella complex antara wanita bekerja dan wanita tidak bekerja di Kelurahan Manding, Temanggung. Terdapat perbedaan harga diri antara wanita bekerja dan tidak bekerja di Kelurahan Manding, Temanggung didasarkan nilai p sebesar 0,000 (p 0,05).
Psikoedukasi Kesehatan Mental dan Praktik Self healing pada Remaja Kusumawati, Rafika Nur; Hakim, Moh. Abdul; Mardiyah, Zahrina; Wicaksono, Bagus; Saniatuzzulfa, Rahmah; Nugroho, Arista Adi; Agustina, Laelatus Syifa Sari; Scarvanovi, Berliana Widi; Kurnianingsih, Sri; Geraldina, Alma Marikka
Amal Ilmiah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): Edisi November 2024
Publisher : FKIP Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/amalilmiah.v6i1.233

Abstract

Survei Indonesia National Mental Health Survey (I-NAMHS) pada tahun 2022 menemukan sekitar satu dari tiga peserta didik berusia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental dalam setahun terakhir, dengan satu dari 20 peserta didik mengalami gangguan mental. Meskipun isu kesehatan mental menjadi perhatian, upaya pencegahan dan pengobatan tidak sejalan.  Tujuan dari kegiatan ini adalah upaya penurunan permasalahan kesehatan mental peserta didik melalui psikoedukasi dan praktik self-healing pada siswa. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini mencakup tiga tahap yaitu asesmen kesehatan mental, intervensi-pelatihan kesehatan mental, serta evaluasi dan tindak lanjut. Intervensi-pelatihan kesehatan mental yang diberikan di SMA X yang terbukti dapat memunculkan pengetahuan dan pemahaman baru pada siswa melalui esensi dan efektivitas pada setiap sesi. Metode self-healing dengan penulisan jurnal ini terbukti dapat menurunkan permasalahan Kesehatan mental pada remaja seperti kecemasan, kesepian dan berpengaruh pada perilaku positif lainnya. Kegiatan pengabdian yang bersisi praktik self-healing melalui beberapa metode ini dapat mendorong pihak sekolah untuk dapat menindaklanjuti guna meningkatkan kesehatan mental peserta didik dan menurunkan kasus atau permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan mental remaja.
Hubungan Place Attachment dan Perilaku Pro Lingkungan (Studi Kasus pada Warga Daerah TPA Putri Cempo) Salsabila, Dinda Zulfa; Kusumawati, Rafika Nur
Jurnal Ecopsy Vol 11, No 2 (2024): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527//ecopsy.2024.11.006

Abstract

Terjadinya permasalahan sampah yang kian meningkat, maka dibutuhkan sebuah upaya untuk menanggulanginya salah satunya dengan melakukan perilaku pro lingkungan, yaitu perilaku yang seminimal mungkin berdampak bagi lingkungan alam dan buatan. Faktor yang mendasari terbentuknya perilaku pro lingkungan ini adalah place attachment. Place attachment sendiri adalah ikatan yang terbentuk antara individu dengan lingkungan hidupnya. Ikatan ini akan memunculkan perilaku yang bermanfaat bagi lingkungan yang bahkan bisa memperbaiki permasalahan yang terjadi di lingkungan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan place attachment dengan perilaku pro lingkungan pada warga daerah TPA Putri Cempo. Populasi pada penelitian ini yaitu warga daerah TPA Putri Cempo berusia di atas 17 tahun yang berjumlah 549 warga dengan sampel sebanyak 110 warga. Penelitian ini menggunakan skala place attachment yang terdiri dari 26 aitem dan skala perilaku pro lingkungan yang terdiri dari 28 aitem. Dari hasil analisis data menggunakan uji korelasi product-moment Pearson, diperoleh hasil koefisien korelasi (r) sebesar 0,327 dan taraf signifikansi yaitu 0,000. Maka, hipotesis dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan antara place attachment dengan perilaku pro lingkungan pada warga daerah TPA Putri Cempo.Kata kunci : Place Attachment, Perilaku Pro Lingkungan, TPA Putri Cempo
Toxic Work Environment Among Cross-Generational Employees Satwika, Pratista Arya; Kusumawati, Rafika Nur
Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) Vol 11, No 1 (2025)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajop.78228

Abstract

Toxic work environments not only negatively impact the mental and physical well-being of employees but also affect employee productivity and retention. A cross-generational perspective is crucial to providing more comprehensive insights and helping organizations create a healthy work culture. This study aimed to describe the toxic work environment perceived by cross-generational employees and the demographic variables that influence it. The quantitative research used a convenience sampling technique. The sample consisted of 783 Indonesians aged 19 to 60 years who had worked for at least 1 year. The study examined the perceived toxic work environment using descriptive statistics. In addition, researchers also used Mann-Whitney U and Kruskal-Wallis statistical analyses to see the differences based on the demographic data collected. The results found that the majority of the toxic work environments perceived by employees were in the low category (91%). The analysis also showed that differences in generation, type of work, and length of service affect the toxic work environment felt by employees. The toxic work environment is more prevalent among Generation Z, employees who work in the private sector, and those who have worked for 5 years or less.