Latar Belakang : Autisme merupakan gangguan perkembangan berat yang muncul pada masa kanak-kanak dimulai dalam tiga tahun pertama kehidupannya dan berlanjut selama hidupnya bila tidak ditangani. WHO tahun 2018 melaporkan bahwa 1 dari 160 anak-anak memiliki gangguan spektrum autisme. Tahun 2019, sebanyak 91 anak terdiagnosis mengalami gangguan spektrum autis di kota Pontianak. Data ini diperoleh berdasarkan laporan 5 tempat penanganan anak dengan gangguan spektrum autis di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Gangguan spektrum autisme dimulai dari masa kanak-kanak hingga bertahan hingga remaja dan dewasa. Pola asuh adalah salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap pembentukkan karakter anak. Tujuan : Mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara pola asuh dengan interaksi sosial pada anak autis di kota Pontianak. Metode : Penelitian kuantitatif menggunakan desain Cross Sectional dengan hipotesis Korelatif dengan responden 74 orang tua (ibu). Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form dan kuesioner Checklist Evaluasi Terapi Autisme Uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji Koefisien Contingency dengan pengambilan keputusan menggunakan nilai V Cramers. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan pola asuh demokratis (41,9%) yang menghasilkan interaksi sosial baik (24,3%). Nilai p 0,000 dan nilai or ik 95% 3,260 (1,246-8,533). Kesimpulan : Ada hubungan antara Pola asuh orang tua dengan interaksi sosial pada anak autisme di Kota Pontianak di karenakan berbagai faktor. Kata Kunci : Pola Asuh, Autisme, Interaksi Sosial. Referensi : 49 (2009-2019).