Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Product development of Wedang Seroja (Lemongrass, Rosella and Ginger) Tea Bag Syahputri, Gusti Ananda; Devinta, Farinsia Dara; Fertiasari, Rini; Maghfira, Lativa Lisya
Contributions of Central Research Institute for Agriculture Vol. 18 No. 3 (2024): July: Agriculture and related sciences
Publisher : Central Research Institute For Agriculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59651/cceria.v18i3.171

Abstract

Wedang is a beverage that comes from a blend of spices that are often found in Indonesia. The mixture of spices used in making wedang can affect the taste, color and content inside. One of the wedang that can be found is wedang seroja, a wedang that made from a mixture of lemongrass, rosella and ginger in varying proportions. Wedang seroja tea bag is an innovation to serve the wedang easily. The proportion of spices in the mixture can influence the characteristics of the mixture of spice and steeping water. Therefore, this research aims to develop a wedang seroja tea bag product and observe the characteristics of the product by physical and chemical analysis of the dry spice mixture and steeping water of wedang seroja tea bag. The sample was made in three repetition and each sample were analyzed three times (triplo). The results of the study carried out on wedang tea bag with a composition of 20% lemongrass, 70% rosella and 10% ginger, it was found that the wedang tea bag seroja dry spice mixture had a moisture content of 15.90% and an ash content of 6.37% while the steeping water has a pH of 2.10 and objective color testing results with an L value of 43.56, a value of +23.25, and b value of +21.56. The 70% of rosella in the dry spices mixture of wedang seroja tea bag has a big role on the product characteristics.
IDENTIFIKASI KANDUNGAN ANTIOKSIDAN PADA TEH CELUP KEMASAN Fertiasari, Rini; Kristiandi, Kiki
Journal of Food Security and Agroindustry Vol. 2 No. 2 (2024): JUNE
Publisher : PAKIS JOURNAL INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/jfsa.v2i2.369

Abstract

Teh celup merupakan pengolahan tumbuhan teh yang dikeringkan kemudian dikemas dalam satu bungkus sehingga memudahkan konsumen untuk mengolah menjadi minuman. Sejauh perkembangannya jenis kemasan yang digunakan dalam proses pengemasan teh sudah banyak berkembang di masyarakat seperti teh celup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kandungan antioksidan yang ada pada teh celup. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif  dengan jenis pengujian yang dilakukan adalah DPPH. Sampel selanjutnya diberikan konsentrasi 10 μg/mL, 20 μg/mL, 40 μg/mL, 80 μg/mL dan 100 μg/mL. Berdasarkan hasil pengidentifikasian didapatkan bahwa antioksidan menunjukkan nilai IC50 kurang dari 50, yaitu dengan nilai 49,33434. Ini menunjukkan bahwa antioksidan yang terkandung dalam teh celup kemasan memiliki antioksidan yang kuat. Antioksidan merupakan senyawa yang hampir banyak pada semua kelompok pangan yang bertujuan memperlambat proses oksidasi molekul akibat paparan atau radikal bebas. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa teh celup merupakan minuman yang memberikan efek positif terhadap kesehatan namun disesuaikan dengan kondisi tubuh dan kesehatan seseorang.  
ANALISIS TEH CELUP DARI BIJI PEPAYA VARIETAS CALIFORNIA Fertiasari, Rini
Media Ilmiah Kesehatan Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): JANUARY
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/miki.v3i1.555

Abstract

Teh celup dari biji pepaya varietas California dikembangkan untuk memanfaatkan limbah biji pepaya menjadi produk bernilai ekonomis dan fungsional. Teh celup menjadi salah satu minuman favorit yang biasa dihidangkan pada waktu tertentu, selain itu minuman jenis ini banyak dianggap sebagai minuman yang baik untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sensoris dan kimia dari produk hasil olahan pangan tersebut. Adapun proses pembuatan teh celup meliputi pencucian, pengeringan, penghalusan, dan pengemasan. Analisis sensoris yang digunakan mencakup warna, aroma, rasa, after taste, dan tingkat kesukaan secara keseluruhan, sedangkan untuk pengujian yang dilakukan kadar air, kadar serat, kadar abu, kadar antioksidan dan polifenol. Hasil menunjukkan dari penelitian ini bahwa suhu pengeringan 200 °C menghasilkan formulasi dengan karakteristik sensoris terbaik. Masing-masing analisis kimia menunjukkan kadar air sebesar 1,04%, kadar abu 8,72%, serat kasar 49,07%, total fenol 0,12%, dan aktivitas antioksidan 48,77%. Meskipun beberapa parameter tidak sesuai dengan SNI 3753:2014 tentang teh hitam celup, produk ini memiliki potensi sebagai minuman fungsional dengan manfaat kesehatan. Analisis ekonomi menunjukkan bahwa produksi teh celup dari biji pepaya layak secara finansial, memberikan nilai tambah pada limbah biji pepaya. Produk ini diharapkan dapat mendukung diversifikasi pangan, mengurangi limbah, dan menawarkan alternatif teh berbasis bahan alami dengan manfaat kesehatan yang baik.
Pendampingan Produksi UMKM Kerupuk Kulit Sapi Hendrawan di Karanganyar Guna Meningkatkan Produktivitas Hapsari, Rahma Bayunita; Syahputri, Gusti Ananda; Maghfira, Lativa Lisya; Fertiasari, Rini; Nuary, Rizky Brisha; Anandito, R. Baskara Katri
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 2 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i2.577

Abstract

Kerupuk kulit sapi adalah salah satu makanan olahan berbahan baku kulit sapi. Seiring meningkatnya permintaan konsumen, banyak UMKM kerupuk kulit sapi yang bermunculan di Kabupaten Karanganyar. Salah satunya adalah UMKM kerupuk kulit sapi Hendrawan yang berada di Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penjualan produk kerupuk kulit sapinya sudah tersebar di Soloraya. Namun, UMKM tersebut masih mengalami kendala saat proses pengeringan dan pengemasan serta nomor izin P-IRT yang telah kedaluwarsa. Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Prodi D3 Teknologi Hasil Pertanian UNS berupa pendampingan UMKM Kerupuk Kulit Sapi Hendrawan guna meningkatkan produktivitas dan kepercayaan konsumen. Agenda tersebut dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juli 2024. Metode pengabdian berupa pendampingan proses produksi, perpanjangan nomor izin P-IRT, dan pemberian fasilitas alat produksi berupa oven pengering dan sealer plastic. Kegiatan pengabdian berjalan dengan lancar. Produksi kerupuk kulit sapi meningkat dan pembaharuan label kemasan dengan nomor izin P-IRT yang baru.
ANALISIS TOTAL COLIFORM DAN FECAL ESCHERICHIA COLI PADA SAMPEL AIR GALON DI PT. XYZ Fertiasari, Rini; Lasmono, Krisna Nurdin; Kristiandi, Kiki; Yunianto, Andi Eka
Media Ilmiah Kesehatan Indonesia Vol. 2 No. 2 (2024): MAY
Publisher : Pakis Journal Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/miki.v2i2.346

Abstract

Penggunaan air dalam kemasan mengalami peningkatan konsumsi di Indonesia, salah satunya adalah penggunaan air galon. Bentuk pencemaran yang dapat terjadi pada air galon isi ulang adalah karena saat proses pencucian yang rentan terhadap kontaminan dan menjadi peluang terjadinya penyebaran bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis total coliform dan fecal E.coli pada sampel air galon di PT. XYZ. Pendekatan yang digunakan, yaitu secara kuantitatif deskpriptif. Dalam penelitian ini diberikan perlakuan pada dua suhu, yaitu 36 ˚C dan 40 ˚C dengan satu pengambilan hasil uji. Analisis yang digunakan dalam pengujian Total Coliform dan Fecal E-coli dengan menggunakan acuan MA PPOM 61/MIK/06, metode ini digunakan untuk dapat melihat adanya pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Media padat yang digunakan dalam pengujian ini adalah ENDO dan MFC. Hasil dari penelitian dengan menggunakan suhu dengan Methode For Water and Waste Water 21th Edition Section 9100 tidak ditemukannya koloni bakteri E.coli pada air isi ulang galon atau hasil uji koloni nol (0). Sehingga air isi ulang dapat dikonsumsi dengan baik meskipun penelitian ini tidak mengambil sampel secara menyeluruh dari bagian lain, namun tidak menurunkan kewaspadaan terhadap indikator kualitas air minum isi ulang galon.  
Pelatihan Tepung Beras Fortifikasi Guna Menurunkan Kejadian Stunting di Desa Tebas Kabupaten Sambas Fertiasari, Rini; Asta, Hidayat; Kristiandi, Kiki
Indonesia Berdaya Vol 3, No 4: August-October 2022
Publisher : UKInstitute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/ib.2022348

Abstract

Stunting is a health problem and threatens to improve the quality of an area. The SSGI 2021 stated that the stunting rate in Sambas reached 32.8%. The purpose of this community service is to conduct fortified rice flour training in helping to reduce the incidence of stunting. This product is the result of the milling process and the purpose of the product is to increase the value of micro and macronutrients and become an alternative food to help cases of stunting. The rice flour used in the manufacture of this flour is derived from local rice in the village of Tebas. This activity was carried out by women from Tebas Village with a total of 30 participants. The 30 participants were then regrouped into 5 teams so that the mothers in one team consisted of 6 participants. The result of these activities is that mothers are very enthusiastic because of these activities. in this activity, the mothers were taught to use drying equipment before going to flouring and the results of the rice flour were then processed derivatives that could be developed from the rice flour itself. Abstrak: Stunting merupakan permasalahan kesehatan dan mengancam terhadap peningkatan kualitas suatu wilayah. SSGI 2021 menyebutkan angka kejadian stunting di Sambas mencapai 32,8%. Tujuan dari pengbadian masyarakat ini adalah untuk melakukan pelatihan tepung beras fortifikasi dalam membantu menurunkan angka kejadian stunting. Produk ini merupakan hasil dari proses penggilingan dan tujuan dari produk tersebut adalah meningkatkan nilai zat gizi secara mikro dan makro dan menjadi salah satu pangan alternatif guna membantu kasus kejadian stunting. Tepug beras yang digunakan dalam pembuatan tepung ini merupakan berasal dari beras lokal yang ada di Desa Tebas. Kegiatan ini dilakukan oleh ibu-ibu yang berasal dari Desa Tebas dengan jumlah peserta sebanyak 30 peserta. Dari 30 peserta tersebut selanjutnya dikelompokan kembali jadi 5 tim sehingga ibu-ib Hasil dari kegiatan tersebut bahwa ibu-ibu sangat antusias karena dari kegiatan tersebut. dalam kegiatan ini ibu-ibu diajarkan dalam menggunakan alat pengeringan sebelum ke penepungan dan hasil dari tepung beras tersebut selanjutnya adalah turunan olahan yang dapat dikembangkan dari tepung beras itu sendiri.
UJI PROTEIN PADA PRODUK TEMPE DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis Fertiasari, Rini; Jailani, Jailani; Sindi, Sindi; Valoma, Valoma; Nandasari, Nandasari; Rani, Rani; Febriani, Wiwi
Journal of Food Security and Agroindustry Vol. 2 No. 1 (2024): FEBRUARY
Publisher : PAKIS JOURNAL INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58184/jfsa.v2i1.286

Abstract

Tempe secara tradisional dibuat dari kedelai yang difermentasi, disajikan dalam bentuk kue dan dikonsumsi sebagai makanan pokok di Indonesia. Salah satu makanan yang mengandung sumber protein adalah tempe. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji protein pada suatu produk, yaitu tempe dengan melakukan perbandingan. Metode pengujian menggunakan reagent biuret secara spektrofotometri pada tempe dengan 4 perlakuan. Perlakuan dalam pengujian adalah tempe dalam kemasan plastik dan daun. Hasil dari pengujian dengan 4 perlakuan pada tempe dalam kemasan plastik dan daun, didapatkan hasil tempe yang dibungkus dengan plastik pada sampel 1 menunjukkan rata-rata 0,125 dengan standar deviasi sebesar 0,053, sedangkan tempe yang dibungkus dengan daun pada sampel 1 memiliki rata-rata 0,139 dengan standar deviasi 0,084. Tempe dibungkus dengan plastik pada sampel 2 menunjukkan rata-rata sebesar 1,117 dengan standar deviasi 0,047, sedangkan tempe dibungkus daun pada sampel 2 menunjukkan rata-rata sebesar 0,133 dengan standar deviasi 0,121. Kesimpulan dari hasil pengujian ini adalah perhitungan dari kadar protein pada tempe hasil signifikan berupa kadar protein dari tempe kemasan plastik sebesar 0,776 dan tempe kemasan daun simpur sebesar 0,906.