Abstrak: Program pendampingan dan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas khatib, imam, dan khotib Jum'at di PCM Batuyang melalui pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Metode pelaksanaannya meliputi berbagai strategi seperti ceramah, diskusi kelompok, praktik langsung, dan sesi khusus penggunaan teknologi dalam dakwah dan komunikasi. Program ini berlangsung selama dua hari, dengan materi yang mencakup urgensi publik di era kontemporer, fikih Jumat, syarat-syarat khatib, retorika dakwah, public speaking, praktik mendesain khutbah dan imam, ritme pembacaan Alquran. Hasil program menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan waktu, perbedaan kapasitas peserta, dan kesenjangan digital, strategi adaptif dan solusi kreatif yang diterapkan mampu mengatasi hambatan tersebut. Program ini efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat. Keberhasilan ini menegaskan bahwa dengan perencanaan yang matang dan implementasi yang fleksibel, program pelatihan keagamaan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta dan masyarakat. Model ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan program serupa di masa yang akan datang untuk meningkatkan kualitas khotbah dan pelayanan keagamaan di berbagai komunitas.Abstract: This mentoring and training program aims to increase the capacity of preachers, imams, and Friday Khotibs in PCM Batuyang through a comprehensive and sustainable approach. The implementation method includes various strategies such as lectures, group discussions, hands-on practice, and special sessions on the use of technology in da'wah and communication. The program lasted for two days, with materials covering the urgency of the public in the contemporary era, Friday fiqh, the requirements of khatib, the rhetoric of da'wah, the basics of public speaking, the practice of designing khutbahs and Imams, the rhythm of Qur'anic recitation. The program results show that despite challenges such as time constraints, disparity in participant capacity, and the digital divide, the adaptive strategies and creative solutions applied were able to overcome these obstacles. The program is effective in achieving its goals and provides a sustainable positive impact on the community. This success confirms that with careful planning and flexible implementation, religious training programs can benefit participants and the community significantly. This model is expected to be used as a reference in the implementation of similar programs in the future to improve the quality of sermons and religious services in various communities.