Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

VEGE COMPFEED: Sosialisasi Pembuatan Pakan Kambing Berbasis Limbah Pasar Fitri, Cut Aida; Gaznur, Zikri Maulina; Armia, Yasser; Halifah, Halifah; Dewi, Sartika Sri; Kesuma, Afdhal
Peternakan Abdi Masyarakat (PETAMAS) Vol 4, No 2 (2024): Vol 4, No 2 (2024): Volume 4, Nomor 2, Desember 2024
Publisher : Departemen of Animal Science, Agriculture Faculty, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/petamas.v4i2.42749

Abstract

Pemanfaatan limbah pasar, khususnya limbah sayuran, sebagai bahan baku pakan ternak ruminansia menjadi alternatif strategis untuk mengurangi biaya produksi sekaligus menangani permasalahan lingkungan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mendampingi mitra dalam pembuatan pakan fermentasi berbasis limbah pasar yang diberi nama Vege Compfeed. Kegiatan dilaksanakan di Peternakan Limofarm, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, dengan metode fermentasi pakan komplit yang melibatkan bahan utama berupa limbah sayuran yang dikombinasikan dengan dedak, molases, bungkil inti sawit, dan tepung jagung. Proses fermentasi dilakukan selama 14 hari. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu koordinasi dengan mitra, sosialisasi pembuatan pakan, pemilahan limbah, fermentasi, serta pendampingan dan monitoring. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Vege Compfeed dapat diterima oleh ternak setelah melalui tahapan adaptasi. Kegiatan ini juga mendorong penerapan konsep green economy melalui praktik peternakan yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Diharapkan, mitra dapat terus memproduksi dan memanfaatkan pakan ini secara mandiri untuk meningkatkan efisiensi usaha dan kemandirian pakan ternak.
Kajian Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Aceh di Perkebunan Kelapa Sawit Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam: Study of Technical Aspects of Aceh Cattle Maintenance in Oil Palm Plantations in Penanggalan District, Subulussalam City KOESMARA, HENDRA; Berutu, Alim; Gaznur, Zikri Maulina; Ammar, Muhammad
Jurnal Agrisistem Vol. 21 No. 1 (2025): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v21i1.471

Abstract

Kota Subulussalam adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Aceh, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota ini memiliki luas 1.391 km² dengan populasi 93.710 jiwa, terdiri dari lima kecamatan dan 82 gampong (desa). Sapi Aceh merupakan jenis sapi lokal yang banyak dipelihara di Aceh sebagai sumber daging. Secara genetik, sapi Aceh berasal dari persilangan antara sapi zebu dari India dan Bos banteng, dengan kemiripan genetik lebih tinggi terhadap Bos indicus. Sistem pemeliharaannya dibedakan menjadi ekstensif, semi-intensif, dan intensif. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi Aceh di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, yang mencakup tujuh desa. Sampel penelitian terdiri dari peternak yang telah beternak selama minimal lima tahun dan memiliki minimal tiga ekor sapi Aceh yang dipelihara di perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan tanggapan responden. Data dibandingkan dengan standar “Pedoman Identifikasi Teknis Peternakan” dari Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pemuliaan dan reproduksi mencapai 59,11%, aspek pakan 29,17%, tata laksana pemeliharaan 45,82%, kesehatan ternak 44,8%, serta kandang dan perlengkapan 75,73%. Secara keseluruhan, penerapan aspek teknis hanya mencapai 47,63%, yang menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi Aceh di wilayah tersebut belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan dalam berbagai aspek teknis guna mendukung produktivitas dan kesejahteraan ternak. Kota Subulussalam adalah salah satu daerah yang berada di Provinsi Aceh, terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Singkil. Kota ini memiliki luas 1.391 km² dengan populasi 93.710 jiwa, terdiri dari lima kecamatan dan 82 gampong (desa). Sapi Aceh merupakan jenis sapi lokal yang banyak dipelihara di Aceh sebagai sumber daging. Secara genetik, sapi Aceh berasal dari persilangan antara sapi zebu dari India dan Bos banteng, dengan kemiripan genetik lebih tinggi terhadap Bos indicus. Sistem pemeliharaannya dibedakan menjadi ekstensif, semi-intensif, dan intensif. Penelitian ini bertujuan mengkaji penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi Aceh di Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, yang mencakup tujuh desa. Sampel penelitian terdiri dari peternak yang telah beternak selama minimal lima tahun dan memiliki minimal tiga ekor sapi Aceh yang dipelihara di perkebunan kelapa sawit. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan data yang diperoleh dari kuesioner dan tanggapan responden. Data dibandingkan dengan standar “Pedoman Identifikasi Teknis Peternakan” dari Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pemuliaan dan reproduksi mencapai 59,11%, aspek pakan 29,17%, tata laksana pemeliharaan 45,82%, kesehatan ternak 44,8%, serta kandang dan perlengkapan 75,73%. Secara keseluruhan, penerapan aspek teknis hanya mencapai 47,63%, yang menunjukkan bahwa pemeliharaan sapi Aceh di wilayah tersebut belum sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan perlunya peningkatan dalam berbagai aspek teknis guna mendukung produktivitas dan kesejahteraan ternak.
A Study of the Technical Aspects of Local Buffalo Rearing in West Aceh Regency Gaznur, Zikri Maulina; Syafiq, Wan Taufiq Aulia; Koesmara, Hendra; Sari, Eka Mutia; Abdullah, Mohd Agus Nashri; Asril, Asril
Aceh Journal of Animal Science Vol 9, No 2 (2024): June 2024
Publisher : Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/ajas.9.2.34305

Abstract

The research problem is whether the technical aspects of raising buffalo livestock in West Aceh Regency have been implemented properly and correctly in accordance with the DITJENNAK guidelinesof 1992by buffalo breeders in West Aceh Regency.This research aims to examine theimplementation oftechnical aspects of local buffalo rearing in West Aceh Regency. The research locations covered 25 villages(5 villageseach district), namelyin5 villages Johan Pahlawan,Mereubo,Kaway XVI and Samatiga District. This study used a survey method of 100 buffalo breeders using a questionnaire.The parameters were1)aspects of breeding and reproduction,2)food, maintenance management,3)health,4)cages and equipment. The sampling technique is random and the number of samples is determined deliberately taking into consideration the breeders who are willing to be interviewed. The data obtained is processed by calculating the percentage score and then compared with the categories set by the Directorate General of Livestock (1992). The results showed that the implementation of the technical aspects of raising buffalorearingin West Aceh District was 41.71%,including the application of technical aspects of breeding and reproduction 57.72%, aspects of food13.74%,aspects of maintenance management 38.58%, health aspects 67.27%, cage and equipment aspects 52.09%. It can be concluded that the implementation of technical aspects of buffalo farming in West Aceh Regency is poor category with the guidelines of the Directorate General of Livestock (1992). From these results it is recommended that the technical aspects of buffalo rearing in West Aceh Regency should be improved in the future.
Kajian Penerapan Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau Gayo di Kabupaten Bener Meriah Abdullah, Mohd Agus Nashri; Ihdina, Alfarezi; Sari, Eka Meutia; Gaznur, Zikri Maulina
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 25 No 2 (2023): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.25.2.206-213.2023

Abstract

Kerbau Gayo menjadi sumber daya ternak lokal Aceh yang harus dilindungi, dilestarikan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan dilaksanakan aspek pemeliharaan yang sesuai dengan ketetapan Direktorat Jenderal Peternakan (1992) tentang aspek teknis pemeliharaan ternak kerbau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek teknis pemeliharaan kerbau Gayo di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan ketetapan Direktorat Jenderal Peternakan (1992). Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2022 sampai dengan 31 Agustus 2022 di Kabupaten Bener Meriah yang meliputi Kecamatan Bukit dan Kecamatan Mesidah. Pemilihan daerah penelitian karena tempatnya berjauhan, kepadatan penduduk dan jumlah ternak. Metode yang digunakan adalah survei dengan pengamatan langsung di lapangan, berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan rata-rata, frekuensi dan persentase dengan bantuan perangkat lunak Mircrosoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek teknis pemeliharaan kerbau Gayo di Kabupaten Bener Meriah sebesar 58% belum sesuai dengan ketetapan Direktorat Jenderal Peternakan tahun 1992 dengan rincian nilai rataan aspek pemuliaan dan reproduksi 226,67 (65%), nilai rataan aspek makanan 107,58 (36%), nilai rataan tatalaksana pemeliharaan 118,14 (68%), nilai rataan kesehatan 76,53 (77%), serta nilai rataan kandang dan perlengkapan 48,28 (64%).