Articles
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN TABUNGAN EMAS DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA PEMATANGSIANTAR: FACTORS AFFECTING THE DEMAND OF GOLD SAVINGS IN PT. PEGADAIAN (PERSERO) KOTA PEMATANGSIANTAR
Indah Lestari;
Panjaitan, Pawer Darasa
Jurnal Ekuilnomi Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ekuilnomi Vol 1 No 1 ( 2019 ) Mei 2019
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v1i1.255
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan dan harga emas terhadap permintaan tabungan emas di PT. Pegadaian (Persero). Penelitian ini dilakukan pada PT. Pegadaian (persero) JL.Thamrin No. 46 Kota Pematangsiantar.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh responden, dan data sekunder data yang diambil dari PT. Pegadaian (Persero). Adapun sampel pada penelitian ini adalah 50 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling yang penentuan sampelnya berdasarkan kebetulan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer SPSS 21. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Variabel pendapatan nasabah (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tabungan emas (Y), dan (2) Variabel harga emas (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan tabungan emas (Y) di PT. Pegadaian (Persero) Pematangsiantar. Kata kunci: Permintaan, Pendapatan Nasabah, Harga Emas, dan Tabungan Emas
Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun: The Influence of Infrastructure on Economic Growth in Simalungun Regency
Intan Suswita;
Darwin Damanik;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 1 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i1.346
Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator untuk melihat pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukkan adanya penurunan dalam aktivitas perekonomian. Infrastuktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ketidakcukupan infrastruktur merupakan salah satu kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di suatu Negara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan perkembangan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, panjang jalan (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Kedua, jumlah air bersih (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Ketiga, jumlah pelanggan listrik (X3) di PLN Kabupaten Simalungun berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun: The Effect of Local Own Revenue (PAD), General Allocation Fund (DAU), and Special Allocation Fund (DAK) on Economic Growth in Simalungun Regency
Jefri Alfin Sinaga;
Elidawaty Purba;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 1 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i1.350
Kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting bagi pemerintah pusat maupun daerah. Desentralisasi merupakan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, mengurangi kesenjangan, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik agar lebih efisien dan akurat terhadap kebutuhan, potensi maupun karakteristik yang terdapat pada masing - masing daerah. Selain sebagai tujuan pemerintah, pertumbuhan ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. Desentralisasi akan memberi kebebasan kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan - kebijakan dan renncana keuangan sendiri, sehingga akan memberikan pengaruuh terhadap pertumbuhan ekonomi. Otonomi daerah berdasarkan UU NO. 22 Tahun 1999 lebih bernuansa desentralistik, yang mana daerah provinsi dengan kedudukan sebagai sebagai daerah otonom sekaligus wilayah administrasi, yang melaksanakan kewenangan adalah pemerintah pusat yang di delegadi kepada gubernur. Dengan adanya otonomi daerah memunculkan dimensi baru berupa desentralisasi dan dekonsentralisasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Alokasi Khusus mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun nilai thiitung -0,155< ttabel 1.942 Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Pendapatan Asli Daerahmaka Pertumbuhan Ekonomi semakin meningkat, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah Pendapatan Asli Daerah maka Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan nilai t: diketahui nilai thitung -1.131< ttabel 1.942 sehingga dapat disimpulkan bahwa PAD (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT PADA BPR NUSANTARA BONA PASOGIT 34 PEMATANGSIANTAR: FACTORS AFFECTING THE DISTRIBUTION OF CREDIT AT BPR NUSANTARA BONA PASOGIT 34 PEMATANGSIANTAR
Frinces S. Sinurat;
Pinondang Nainggolan;
Pawer D Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 2 Nov 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i2.374
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat Dana Pihak Ketiga(DPK), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL) TerhadapPenyaluran Kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini periode 2010 – 2019 (10 tahun).Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis baik parsial maupun serempak (uji t dan F) dengan level signifikasi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, ujimultikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Hal ini menunjukkan datayang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan menggunakan model persamaanregresi linier berganda. Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DPK dan SBK berpengaruh positif dansignifikan terhadap Penyaluran Kredit. NPL tidak signifikan dan berpengaruh negatif terhadappenyaluran kredit.Hasil penelitian uji Fsecara bersama-sama) menunjukkan DPK, SBK dan NPL berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Daripenelitian ini diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,941 atau sama dengan 94,1% artinya hubungan antaravariabel X (DPK, SBK dan NPL) terhadap variabel Y (Penyaluran Kredit). Artinya variasi naik turunnya penyaluran kredit (Y) dipengaruhi oleh nilai DPK, SBK dan NPL. Sementara sisanya 5,9% diperoleh faktor lain diluar model
PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH BIDANG PENDIDIKAN DAN KEMISKINAN TERHADAP IPM KABUPATEN SIMALUNGUN: THE EFFECT OF EDUCATION AND POVERTY GOVERNMENT EXPENDITURE ON IPM SIMALUNGUN DISTRICT
Sanniana Sidabutar;
Elidwaty Purba;
Pawer D Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 2 Nov 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i2.376
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM merupakan indeks yang ditetapkan oleh UNDP (United Nations Development Programme) pada tahun 2019 untuk mengukur kesejahteraan rakyat. IPM Kabupaten Simalungun terus meningkat selama periode 2010-2019, akan tetapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Simalungun dengan angka persentase paling rendah diantara 32 kecamatan lainnya yaitu < 60 persen. Penelitian ini meneliti tentang pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kemiskinan terhadap IPM di Kabupaten Simalungun. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini tersedia dan bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan BAPPEDA ( Badan Perencanan Pembangunan Daerah ) Kabupaten Simalungun. Data diambil dari BAPPEDA kabupaten simalungun tahun 2010-2019 dengan variabel dependen IPM dan variabel independen pengeluaran pemerintah dalam bentuk APBD untuk pendidikan, APBD untuk kemiskinan, dan Rasio Ketergantungan Penduduk. Model ini di estimasi menggunakan program spss 21 dengan melalui berbagai uji yaitu uji t dan uji F. Hasil analisis dari penelitian ini variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM adalah APBD untuk pendidikan dan kemiskinan, variabel rasio ketergantungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Oleh karena itu pemerintah harus meningkatkan IPM melalui pendidikan dan kemiskinan, penyediaan pelayanan pendidikan dan kemiskinan, dengan memaksimalkan APBD 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kemiskinan sesuai dengan amanat UUD yang berlaku, sehingga mampu meningkatkan IPM di Kabupaten Simalungun
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tabungan Emas Di PT. PEGADAIAN (PERSERO) Kota PEMATANGSIANTAR
Indah Lestari;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Ekuilnomi Vol 1 No 1 ( 2019 ) Mei 2019
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (179.22 KB)
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v1i1.98
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan dan harga emas terhadap permintaan tabungan emas di PT. Pegadaian (Persero).Penelitian ini dilakukan pada PT. Pegadaian (persero) JL.Thamrin No. 46 Kota Pematangsiantar.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Data primer dikumpulkan melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh responden, dan data sekunder data yang diambil dari PT. Pegadaian (Persero).Adapun sampel pada penelitian ini adalah 50 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling yang penentuan sampelnya berdasarkan kebetulan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer SPSS 21. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Variabel pendapatan nasabah (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan tabungan emas (Y), dan (2) Variabel harga emas (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan tabungan emas (Y) di PT. Pegadaian (Persero) Pematangsiantar
Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun
Intan Suswita;
Darwin Damanik;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 1 Mei 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (317.293 KB)
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i1.101
Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator untuk melihat pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang positif menunjukkan adanya peningkatan aktivitas perekonomian, sebaliknya pertumbuhan ekonomi yang negatif menunjukkan adanya penurunan dalam aktivitas perekonomian. Infrastuktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ketidakcukupan infrastruktur merupakan salah satu kunci terjadinya hambatan bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat di suatu Negara. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan perkembangan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, panjang jalan (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Kedua, jumlah air bersih (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun. Ketiga, jumlah pelanggan listrik (X3) di PLN Kabupaten Simalungun berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Simalungun
Jefri Alfin Sinaga;
Elidawaty Purba;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vol 2 No 1 Mei 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (266.492 KB)
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i1.105
Kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting bagi pemerintah pusat maupun daerah. Desentralisasi merupakan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, mengurangi kesenjangan, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik agar lebih efisien dan akurat terhadap kebutuhan, potensi maupun karakteristik yang terdapat pada masing - masing daerah. Selain sebagai tujuan pemerintah, pertumbuhan ekonomi juga merupakan indikator pencapaian pembangunan nasional. Desentralisasi akan memberi kebebasan kepada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan - kebijakan dan renncana keuangan sendiri, sehingga akan memberikan pengaruuh terhadap pertumbuhan ekonomi. Otonomi daerah berdasarkan UU NO. 22 Tahun 1999 lebih bernuansa desentralistik, yang mana daerah provinsi dengan kedudukan sebagai sebagai daerah otonom sekaligus wilayah administrasi, yang melaksanakan kewenangan adalah pemerintah pusat yang di delegadi kepada gubernur. Dengan adanya otonomi daerah memunculkan dimensi baru berupa desentralisasi dan dekonsentralisasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dana Alokasi Khusus mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun nilai thiitung -0,155< ttabel 1.942 Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Pendapatan Asli Daerahmaka Pertumbuhan Ekonomi semakin meningkat, begitu pula sebaliknya jika semakin rendah Pendapatan Asli Daerah maka Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan nilai t: diketahui nilai thitung -1.131< ttabel 1.942 sehingga dapat disimpulkan bahwa PAD (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y)
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada BPR Nusantara Bona Pasogit 34 Pematangsiantar
Frinces S. Sinurat;
Pinondang Nainggolan;
Pawer D Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vo 2 No 2 Nov 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (216.286 KB)
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i2.108
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat Dana Pihak Ketiga(DPK), Suku Bunga Kredit (SBK) dan Non Performing Loan (NPL) TerhadapPenyaluran Kredit. Data yang digunakan dalam penelitian ini periode 2010 – 2019 (10 tahun).Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis baik parsial maupun serempak (uji t dan F) dengan level signifikasi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, ujimultikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.Hal ini menunjukkan datayang tersedia telah memenuhi syarat menggunakan menggunakan model persamaanregresi linier berganda. Secara parsial hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DPK dan SBK berpengaruh positif dansignifikan terhadap Penyaluran Kredit. NPL tidak signifikan dan berpengaruh negatif terhadappenyaluran kredit.Hasil penelitian uji Fsecara bersama-sama) menunjukkan DPK, SBK dan NPL berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Daripenelitian ini diperoleh nilai Adjusted R square sebesar 0,941 atau sama dengan 94,1% artinya hubungan antaravariabel X (DPK, SBK dan NPL) terhadap variabel Y (Penyaluran Kredit). Artinya variasi naik turunnya penyaluran kredit (Y) dipengaruhi oleh nilai DPK, SBK dan NPL. Sementara sisanya 5,9% diperoleh faktor lain diluar model.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan Dan Kemiskinan Terhadap IPM Kabupaten Simalungun
Sanniana Sidabutar;
Elidawaty Purba;
Pawer Darasa Panjaitan
Jurnal Ekuilnomi Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Ekuilnomi Vo 2 No 2 Nov 2020
Publisher : Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekononomi Universitas Simalungun
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (697.935 KB)
|
DOI: 10.36985/ekuilnomi.v2i2.109
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM merupakan indeks yang ditetapkan oleh UNDP (United Nations Development Programme) pada tahun 2019 untuk mengukur kesejahteraan rakyat. IPM Kabupaten Simalungun terus meningkat selama periode 2010-2019, akan tetapi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Simalungun dengan angka persentase paling rendah diantara 32 kecamatan lainnya yaitu < 60 persen. Penelitian ini meneliti tentang pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan dan kemiskinan terhadap IPM di Kabupaten Simalungun. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini tersedia dan bersumber dari BPS (Badan Pusat Statistik) dan BAPPEDA ( Badan Perencanan Pembangunan Daerah ) Kabupaten Simalungun. Data diambil dari BAPPEDA kabupaten simalungun tahun 2010-2019 dengan variabel dependen IPM dan variabel independen pengeluaran pemerintah dalam bentuk APBD untuk pendidikan, APBD untuk kemiskinan, dan Rasio Ketergantungan Penduduk. Model ini di estimasi menggunakan program spss 21 dengan melalui berbagai uji yaitu uji t dan uji F. Hasil analisis dari penelitian ini variabel yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM adalah APBD untuk pendidikan dan kemiskinan, variabel rasio ketergantungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM. Oleh karena itu pemerintah harus meningkatkan IPM melalui pendidikan dan kemiskinan, penyediaan pelayanan pendidikan dan kemiskinan, dengan memaksimalkan APBD 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kemiskinan sesuai dengan amanat UUD yang berlaku, sehingga mampu meningkatkan IPM di Kabupaten Simalungun