Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Evaluasi Penerapan Early Warning Score di Ruang Rawat Inap Dewasa Megawati, Sri Wulan; Jundiah, Raden Siti; Khotimah, Nur Intan Hayati Husnul; Muliani, Rizki
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 1 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i1.6488

Abstract

Early Warning Score (EWS) is one of the instruments used to assess the patient's physiological deterioration and is one of the assessments in hospital accreditation. The application of the EWS can predict patient outcomes in the form of mortality, length of stay, and re-hospitalization. The purpose of this study was to evaluate the application of EWS in the inpatient room. This study was a prospective observational cohort study of patients in adult wards (≥16 years) over a while (1 month). The number of samples was 256 patients. The instruments used in this study were a demographic data questionnaire and an EWS observation sheet. Descriptive statistics were used for patient characteristics, and EWS monitoring documents. The results showed that 100% of the EWS sheet documentation was incomplete, if this examination sheet was not carried out correctly it would affect the subsequent patient handling and patient outcomes both related to illness and death. Monitoring and evaluation related to the implementation of the EWS are very much needed in the future for the improvement of hospital services as a whole. Keywords: Early Warning Score, Evaluation
Pendidikan Kesehatan dalam Upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Mengurangi Kecemasan Ibu terhadap Kejadian Gagal Ginjal Akut pada Anak Jundiah, Raden Siti; Zein, Fauzan; Suryanah, Agustina; Ainurrahmah, Yusni; Setyaningsih, Pujiati; Abidin, Imam
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.2594

Abstract

Penyakit Ginjal Akut dengan gejala yang ditemukan pada anak-anak yaitu demam, diare, muntah, batuk pilek dan jumlah urin yang berkurang bahkan tidak bisa mengeluarkan urin terjadi pada balita. Ibu balita memperoleh informasi bahwa penyebab kasus ini adalah pelarut sirop parasetamol yang mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen glikol (DEG). Informasi ini menjadi stimulus munculnya kecemasan pada ibu-ibu yang mempunyai balita. Kecemasan yang terjadi dapat menyebabkan ibu tidak fokus dalam mengambil keputusan terutama dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak yang mengalami demam. Informasi yang tepat perlu disampaikan pada kelompok ibu balita dengan memberikan Pendidikan Kesehatan tentang penyakit ginjal akut pada anak dan penggunaan obat parasetamol. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gagal ginjal akut dan sirup paracetamol serta memberikan latihan EFT untuk mengurangi kecemasan secara mandiri. Pendidikan kesehatan disampaikan selama 30 menit dan 45 menit tanya jawab dengan media power point, infocus dan leaflet kepada 39 ibu balita. Pengetahuan ibu balita diukur sebelum dan sesudah penkes dengan menggunakan instrumen. Hasilnya terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan terdapat pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu balita. Pengetahuan yang didapatkan ibu balita diharapkan mampu menurunkan tingkat kecemasan pada ibu balita. Pengetahuan yang tinggi mengakibatkan seseorang mampu untuk mengolah informasi yang diterima dengan membandingkan informasi yang tersimpan dalam memorinya sehingga tidak mudah mengalami kecemasan.
Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan melalui Pelatihan Kegawatdaruratan Kesehatan Jiwa Rokayah, Cucu; Jundiah, Raden Siti; Pratidina, Eki; Irawan, Susan; Imam, Haerul
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.2685

Abstract

Orang dengan gangguan jiwa berat yang terdata di Puskesmas Ciwaruga berjumlah 40 penderita terbagi di desa 23 orang di Desa Ciwaruga, 11 di Desa Sariwangi dan 6 orang di Desa cigugur Girang. Kemungkinan masalah yang terjadi dengan banyaknya masyarakat yang mengalami masalah gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Ciwaruga merupakan suatu kondisi yang harus ditangani Bersama baik dari Puskesmas bersama masyarakat, beserta kader yang merupakan perpanjangan tangan pihak Puskesmas yang lebih dekat dengan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Puskesmas belum pernah ada penyuluhan ataupun pelatihan pada kader tentang kegawatdarutan Kesehatan jiwa. Tujuan Kegiatan pengabdian pada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang kegawatdauratan Kesehatan jiwa. Kegiatan dilakukan di Puskesmas Ciwaruga yang mencakup 3 desa yaitu Desa Sariwangi, Desa Ciwaruga dan Desa Cigugur Girang melalui 3 tahapan yaitu sosialisasi, edukasi dan simulasi. Materi edukasi meliputi tentang gangguan jiwa, kegawatdaruratan jiwa dan penangan yang dapat dilakukan kader. Pre test dan post test menggunakan kuesioner sebagai bentuk evaluasi kegiatan. Hasil pre test dimana hasil tertinggi 75 % kader belum memahami tentang tanda dan gejala gangguan jiwa serta penanganannya, sedangkan hasil post test kader terdapat peningkatan menjadi 85 % pada pengetahuan tentang gangguan jiwa dan kegawatdaruratan Kesehatan jiwa, tetapi untuk penanganan kader masih memerlukan tenaga Kesehatan dan kader hanya ke arah pelaporan ke pihak Puskesmas saja. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulan bahwa kegiatan ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan para kader Kesehatan tentang kegawatdaruratan kesehatan jiwa.
Kearifan lokal satu desa tiga aksi: cegah hipertensi, pola hidup sehat, dan pemanfaatan tanaman obat keluarga Suprapti, Tuti; Mutiudi, Ade Iwan; Tambunan, Irisanna; Jundiah, Raden Siti; Mukaromah, Raihany Sholihatul
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 8 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i8.1521

Abstract

Background: Public health in Indonesia faces complex challenges, including a high prevalence of hypertension, suboptimal waste management, and low utilization of Family Medicinal Plants (FMP). Hypertension, as a non-communicable disease, requires education on healthy lifestyles, while wise waste management is crucial for preventing environmentally-related diseases. FMP offers promotive and preventive solutions based on local wisdom, but has not been optimally utilized in rural areas. In Cibeet Village, Bandung Regency, these three issues are interconnected and demonstrate the need for integrated, community-based interventions. The "One Village, Three Actions" model is proposed as a holistic approach to improving health through hypertension education, waste management, and the synergistic utilization of FMP. Purpose: To increase public awareness of maintaining health through the adoption of a healthy lifestyle and the use of family medicinal plants for hypertension control. Method: The activity was conducted on August 20, 2025, at the madrasah RW 07 in Cibeet Village, Ibun District, Bandung Regency, involving 39 participants using a total sampling technique. The material is delivered through lectures and demonstrations, including counseling, pre-tests, education about hypertension, clean and healthy living behavior, and the use of family medicinal plants, as well as post-tests and health checks (anthropometry, blood pressure, random blood sugar). Results: The level of knowledge of participants regarding hypertension and Clean and Healthy Living Behavior (CHLB) before education was mostly in the sufficient category (25 participants) (64.1%). After education, the majority of participants experienced an increase in knowledge, reaching the good category (35 participants) (89.8%). Conclusion: The community service activity, which integrated the delivery of three educational themes, successfully increased participants' knowledge and awareness regarding hypertension and Clean and Healthy Living Behavior (CHLB). Education through lectures, demonstrations, and interactive practice proved effective in changing participants' behavior toward a healthy lifestyle, including the use of family medicinal plants (FMP) and the innovative RAMEKUH herbal drink as an alternative for hypertension control. Suggestion: Ongoing mentoring by health cadres is needed to maintain consistent healthy community behaviors, as well as further development of local herbal products to enhance their economic value and broader health benefits. Cross-sector collaboration, including in education and health, needs to be strengthened to support the sustainability of education and community empowerment programs based on local potential. Keywords: Hypertension; Local wisdom; Waste management Pendahuluan: Kesehatan masyarakat di Indonesia menghadapi tantangan kompleks, termasuk tingginya prevalensi hipertensi, pengelolaan sampah yang belum optimal, dan rendahnya pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Hipertensi sebagai penyakit tidak menular memerlukan edukasi gaya hidup sehat, sementara pengelolaan sampah yang bijak penting untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan. TOGA menawarkan solusi promotif dan preventif berbasis kearifan lokal, namun belum dimanfaatkan secara maksimal di pedesaan. Di Desa Cibeet, Kabupaten Bandung, ketiga isu tersebut saling terkait dan menunjukkan perlunya intervensi terpadu berbasis masyarakat. Model “Satu Desa, Tiga Aksi” diusulkan sebagai pendekatan holistik untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui edukasi hipertensi, pengelolaan sampah, dan pemanfaatan TOGA secara sinergis. Tujuan: Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui penerapan gaya hidup sehat dan pemanfaatan tanaman obat keluarga untuk pengendalian hipertensi. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada 20 Agustus 2025 di madrasah RW 07 Desa Cibeet, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, melibatkan 39 peserta dengan teknik total sampling. Materi disampaikan melalui ceramah dan demonstrasi, mencakup penyuluhan, pre-test, edukasi tentang hipertensi, perilaku hidup bersih dan sehat, dan pemanfaatan tanaman obat keluarga, serta post-test dan pemeriksaan kesehatan (antropometri, tekanan darah, gula darah sewaktu). Hasil: Menunjukkan tingkat pengetahuan peserta mengenai hipertensi dan PHBS sebelum edukasi sebagian besar peserta dalam kategori cukup yaitu sebanyak 25 orang (64.1%). Setelah edukasi mayoritas peserta mengalami peningkatan pengetahuan menjadi dalam kategori baik yaitu sebanyak 35 orang (89.8%). Simpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat dengan penyampaian tiga tema edukasi secara terpadu berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran peserta mengenai hipertensi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Edukasi dengan ceramah, demonstrasi, dan praktik interaktif terbukti efektif dalam mengubah perilaku peserta menuju gaya hidup sehat, termasuk pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan inovasi minuman herbal RAMEKUH sebagai alternatif pengendalian hipertensi. Saran: Diperlukan pendampingan berkelanjutan oleh kader kesehatan untuk menjaga konsistensi perilaku sehat masyarakat, serta pengembangan lebih lanjut terhadap produk herbal lokal agar memiliki nilai ekonomi dan manfaat kesehatan yang lebih luas. Kolaborasi lintas sektor, akademisi dan kesehatan, perlu diperkuat guna mendukung keberlanjutan program edukasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal.
The Emergency of Chronic Kidney Disease Patient in the Hospital Emergency’s Departement Mutmainnah, Irna; Jundiah, Raden Siti; Lengga, Vivop Marthi
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 2 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i2.5289

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is a condition in which kidney function gradually declines. CKD has become a major global health issue due to its increasing prevalence each year. Emergencies in CKD patients include metabolic acidosis, hyperkalemia, pulmonary edema, and others. These conditions require immediate intervention to prevent organ damage or death. Objective: This study aims to describe cases of kidney disease emergencies in hospitals. Method: This study used a retrospective descriptive design. The sample size consists of 187 medical records of chronic kidney disease (CKD) patients. The sampling technique employed is Non-probability Sampling with a purposive sampling approach. The inclusion criteria are emergency department patient medical records with complete data, while the exclusion criteria are medical records from outside the year 2023. Data were collected using secondary data from CKD patient medical records in the Emergency Department. The analysis used univariate analysis with frequency distribution. Results: The majority of CKD patients experiencing emergencies were admitted to the emergency department (ED) with pulmonary edema. More than half of these patients were aged between 19-59 years, predominantly female, nearly half were housewives, and most had a history of hypertension. Almost all patients were undergoing hemodialysis therapy.Conclusions: This study shows that the most common emergency condition in chronic kidney disease (CKD) patients is pulmonary edema.
Analisis Spiritual Well Being Pasien Hemodialisis Jundiah, Raden Siti; Khotimah, Nur Intan Hayati Husnul; Jazuli, Ahmad
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 4 (2024): Agustus 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i4.2570

Abstract

Pasien Penyakit Ginjal kronis (PGK) kondisinya mengalami perubahan i fisik, psikologis, sosial maupun spiritual setelah menjalani hemodialisis. Spiritual Well Being pasien PGK yang menjalani hemodialisis relatif rendah. Waktu perawatan yang panjang berdampak pada kebebasan pribadi. Beberapa pasien menghadapi trauma ketika mendapatkan terapi hemodialisis. Trauma memiliki dampak pada kemampuan pasien untuk mengatasi penyakit dan pengobatan. Kurangnya persiapan yang memadai tentang terapi hemodialisis menyebabkan reaksi psikologis yang kuat dari pasien. Reaksi psikologis bisa dikurangi jika pasien memiliki spiritual well being yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis Spriritual Well being pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain correlational analytic dengan pengambilan sampel menggunakan purposif sampling dengan kriteria berusia >18 tahun tahun, pasien hemodialisis yang sudah menjalani terapi lebih dari 6 bulan dengan harapan pasien sudah mulai beradaptasi dengan terapi yang diterimanya. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument Spiritual Well Being Scala (SWBS). Analisis data menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara factor sosiodemografi, penyeb penyakit, lamanya hemodialisis dengan Spiritual well Being namun secara spesifik ada hubungan lama hemodialisis dengan Religious Well Being. Integrasi evaluasi kesejahteraan spiritual dan perawatan spiritual dalam praktik sehari-hari sebagai bagian dari pelayanan klinis dapat meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan meningkatkan hasil kesehatan pasien yang menjalani hemodialisis.
HUBUNGAN LAMANYA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK: Depression in chronic kidney failure Jundiah, Raden Siti; Dirgahayu, Ingrid; Rahmadina, Fita Nisa
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.448 KB) | DOI: 10.33867/jka.v6i2.132

Abstract

Terminal Kidney Failure (GGT) is irreversible kidney damage and is the last stage of kidney disease with a decrease in kidney function<15ml/min[1]. The increased incidence of terminal renal failure [GGT], clients requires to undergo haemodialysis therapy. The responses that appeared in GGT patiens undergoing hemidialysis therapy are physical, psychological, social, and spiritual responses. The psychological impact in clients with GGT who undergoing haemodialysis dan be caused by along course of the diseases [2]. Client of GGT ussualy have to undergo dialysis therapy throughout their life and require 12-15 hours per week, or at least 3-4 hours each time. This therapy must be lived by clients for life. This cause psycholigical problems as depression[3]. The purpose of this study was determine the relationship between the lenght of haemodialysis and depression in chronic renal failure clients in Majalaya District Hospital Bandung. This type of reserch is descriptive correlational with cross sectional approach. The population of 54 respondent was determined by purposive technique sampling. The instrumen use CES-D. Univariate data were analyzed using frequency distribution and Chi Square for correlation. The results showed that almost all data (62.96â„…) had undergone haemodialysis for 3 years and almost all data (81.48%) had depression symptomps. And there waswas relationship between the duration of undergoing haemodialysis with depression in chronic renal failure patients in Majalaya District Hospitals with pvalue 0.003(<0.05, r = 0.417). For nurse s it is expected to provide nursing care that is not only physical but psychosocial as well, so the depression can be resolved soon
GAMBARAN FUNGSI SEKSUAL DAN KONDISI PSIKOLOGIS PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS Jundiah, Raden Siti
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.648 KB) | DOI: 10.33867/jka.v7i2.210

Abstract

Hemodialisis memberikan dampak negatif kepada pasien. Disfungsi seksual dangangguan psikologis adalah gangguan yang umumnya terjadi pada pasien yang menjalanihemodialisis. Gangguan ini sering muncul karena penurunan produktivitas, interaksisosial yang buruk, serta ketergantungan finansial sebagai akibat dari lamanya terapiyang dijalani pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran fungsiseksual dan psikologis pada pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis..Penelitian ini menggunakan Pendekatan Deskriptif Kuantitatif. Populasi pada penelitianini adalah pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Kota Bandung.Sampel pada penelitian ini 36 responden yang diambil dengan menggunakan TeknikPurposive Sampling. Pengambilan data menggunakan Instrumen Arizona SexualExperience Scale (ASEX) dan subskala psikologis dari Quality of Life Dialysis I. Analisisdata menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa 91,7%mengalami disfungsi seksual dan 94% merasakan kepuasan yang tinggi pada kondisipsikologisnya. Disfungsi seksual terjadi karena gangguan neurohormonal sehingga alirandarah ke alat kelamin berkurang dan diperburuk oleh tindakan hemodialisis yang dijalanipasien. Pasien memiliki kondisi psikologis yang tinggi dapat disebabkan oleh adaptasiyang baik terhadap hemodialisis dan kepercayaan yang tinggi kepada Tuhan. Hal ini akanberdampak positif terhadap kualitas hidup pasien.
Efektifitas Mengunyah Permen Karet Dengan Berkumur Air Matang Terhadap Rasa Haus Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa Jundiah, Raden Siti; Muliani, Rizki; Irawan, Susan; Megawati , Sri Wulan
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33867/jka.v10i1.363

Abstract

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan kondisi ginjal mengalami penurunan dalam melakukan fungsinya dimana Hemodialisis (HD) merupakan penanganan tersering. Pasien yang menjalani HD diberikan pembatasan asupan cairan untuk mengurangi penumpukan cairan di dalam tubuh. Pasien HD yang tidak patuh terhadap pembatasan cairan menyebabkan IDWG (Inter Dialytic Weight Gain), dyspnea, edema, efusi pleura, hipertensi dan komplikasi gagal jantung. Ketidakpatuhan pasien dalam pembatasan cairan paling sering karena merasa haus. Oleh karena itu, perlu dilakukan manajemen haus pada pasien HD, diantaranya dengan mengunyah permen karet dan berkumur air matang. Tujuan penelitian ini membandingkan intervensi yang paling efektif dari mengunyah permen karet dan berkumur air matang terhadap tingkat haus. Jenis penelitian quasi-experimentdengan pendekatan dua grup pre-test – post-test dimana populasinya adalah pasien yang menjalani hemodialisis dan sampel dipilih dengan purposive sampling dengan jumlah sampel 40 responden 20 yang diberikan permen xylitol dan 20 berkumur air matang. Hasil penelitian menunjukan Nilai Sig (2-tailed) 0.357 >0.05 sehingga yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara mengunyah permen karet dengan berkumur air matang dalam menurunkan tingkat haus dengan CI 95%. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan penurunan tingkat haus baik mengunyah permen karet maupun berkumur air matang tindakan ini dapat dijadikan rekomendasi untuk pasien HD menangani rasa haus
Hubungan Health Locus of control dan depresi dengan self management pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis Jundiah, Raden Siti; Megawati, Sri Wulan; Abidin, Imam
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 9 No 1 (2024): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v9i1.16593

Abstract

Pasien baru menjalani hemodiasisis setiap minggunya untu mempertahankan hidup sehingga membuat pasien harus mematuhi self management. Walaupun PGK tidak bisa disembuhkan, penatalaksanaan yang tepat dikombinasikan dengan self management dapat mengurangi dan memperlambat perkembangan dan komplikasi penyakit sehingga kualitas hidup pasien baik. Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi Self management pada pasien hemodialisis yaitu factor sosiodemografi ( usia, jenis kelamin, stauus perkawinan dan pendidikan),  factor penyakit durasi dan frekuensi hemodialisis dan komplikasi), penegtahuan hemodialisis self efficacy, status psikologis (kecemasan, depresi), dukungan sosial dan health locus of control. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif korelasi  dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan survei dan observasi. Pengambilan sampel secara purposive sampling. ).  Pengukuran  health locus of control menggunakan instrumen Mutidimentional Health Locus of Control (MHLC) yang terdiri dari 3 sub scala  yaitu Internal Health Locus of Control (IHLC), Chance Health Locus of Control (CHLC) dan Powerfull Health Locus of Control (PHLC) .sedangkan untuk mengukur self management menggunakan instrumen instrument Haemodialysis Self Management Instrument (HDSMI-18).  Analisa data menggunakan uji korelasi gamma. Terdapat hubungan antara health locus of control dengan self management pasien hemodialisis dengan keeratan kuat dan tidak terdapat hubungan antara depresi dengan self management pada pasien hemodialisis