Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pendidikan Kesehatan dalam Upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Mengurangi Kecemasan Ibu terhadap Kejadian Gagal Ginjal Akut pada Anak Jundiah, Raden Siti; Zein, Fauzan; Suryanah, Agustina; Ainurrahmah, Yusni; Setyaningsih, Pujiati; Abidin, Imam
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.2594

Abstract

Penyakit Ginjal Akut dengan gejala yang ditemukan pada anak-anak yaitu demam, diare, muntah, batuk pilek dan jumlah urin yang berkurang bahkan tidak bisa mengeluarkan urin terjadi pada balita. Ibu balita memperoleh informasi bahwa penyebab kasus ini adalah pelarut sirop parasetamol yang mengandung etilen glikol (EG) dan Dietilen glikol (DEG). Informasi ini menjadi stimulus munculnya kecemasan pada ibu-ibu yang mempunyai balita. Kecemasan yang terjadi dapat menyebabkan ibu tidak fokus dalam mengambil keputusan terutama dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak yang mengalami demam. Informasi yang tepat perlu disampaikan pada kelompok ibu balita dengan memberikan Pendidikan Kesehatan tentang penyakit ginjal akut pada anak dan penggunaan obat parasetamol. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang gagal ginjal akut dan sirup paracetamol serta memberikan latihan EFT untuk mengurangi kecemasan secara mandiri. Pendidikan kesehatan disampaikan selama 30 menit dan 45 menit tanya jawab dengan media power point, infocus dan leaflet kepada 39 ibu balita. Pengetahuan ibu balita diukur sebelum dan sesudah penkes dengan menggunakan instrumen. Hasilnya terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan terdapat pengaruh Pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan ibu balita. Pengetahuan yang didapatkan ibu balita diharapkan mampu menurunkan tingkat kecemasan pada ibu balita. Pengetahuan yang tinggi mengakibatkan seseorang mampu untuk mengolah informasi yang diterima dengan membandingkan informasi yang tersimpan dalam memorinya sehingga tidak mudah mengalami kecemasan.
Attitude And Motivation Of Adolescents On Stunting Prevention In Female Students Setyaningsih, Pujiati; Jumiatun, Jumiatun
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 11 (2024): Volume 10 No.11 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i11.18248

Abstract

Latar Belakang: Stunting mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari produktivitas ekonomi. Dampak jangka pendek stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang dapat menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal. Dampak jangka panjang dapat menurunkan produktifitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Salah satu intervensi spesifik dalam penurunan stunting yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan ditujukan kepada remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil. Mengatasi stunting tidak hanya dimulai dari saat mengandung tetapi jauh sebelum kehamilan harus diatasi, dengan  menyiapkan remaja putri untuk tumbuh menjadi generasi yang siap berperan menjadi ibu secara fisik maupun kematangan mentalTujuan: Mengetahui hubungan antara sikap dengan motivasi remaja putri dalam pencegahan stuntingMetode:  Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, sampel sebanyak 49 siswa putri, instrumen pengambilan data.menggunakan kuesioner.   Variable sikap dikategorikan menjadi dua yaitu mendukung dan kurang mendukung, sedangkan variable motivasi juga dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Uji statistiuk yang digunakan yakni uji Chi Square.Hasil: Hasil analisis dari total skor penelitian terhadap sikap 61,2% responden mendukung dan hasil observasi motivasi diperoleh hasil sebagian besar memiliki motivasi tinggi (65,3%). Nilai p = 0,14 > α = 0,05 yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara sikap dengan motivasi remaja dalam pencegahan stunting.Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan motivasi remaja dalam pencegahan stunting di SMA Muhammadiyah 4 KendalSaran: diperlukan adanya kegiatan yang terprogram dari sekolah dalam upaya mendukung siswa dalam kegiatan pencegahan stunting sejak masa remaja, antara lain dengan memberikan penyuluhan tentang gizi & pencegahan anemia serta pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin setiap 6 bulan atau 1 tahun sekali bekerja sama dengan puskesmas terdekat untuk mendeteksi kejadian anemia pada remaja putri. Kata Kunci : Sikap, Motivasi, Pencegahan Stunting ABSTRACT Background: Stunting has a very detrimental impact both in terms of health and economic productivity. The short-term impact of stunting is related to the development of brain cells which can cause intelligence levels to be suboptimal. Long-term impacts can reduce productivity and inhibit economic growth. One of the specific interventions in reducing stunting carried out by the Ministry of Health is aimed at adolescent girls, prospective brides and pregnant women. Overcoming stunting does not only start from the time of pregnancy but long before pregnancy must be addressed, by preparing adolescent girls to grow into a generation that is ready take on the role of motherhood both physically and mentallyObjective: To determine the relationship between attitudes and motivation of adolescent girls on stunting preventionMethod: The research design uses descriptive correlative with a cross-sectional approach, a sample of 49 female students, using a questionnaire as a data collection instrument. Attitude variables are categorized into two, supportive and less supportive, while motivation variables are also categorized into two, high and low. The analysis used is univariate and bivariate. The statistical test used is the Chi Square test.Results: The results of the analysis of the total research score on attitudes 61.2% of respondents supported and the results of the motivation observation obtained the results that most had high motivation (65.3%). The p value = 0.14> α = 0.05 which shows that there is no positive relationship between attitudes and adolescent motivation on stunting prevention.Conclusion: There is no correlation between attitude and motivation of adolescents on stunting prevention in female students of SMA Muhammadiyah 4 KendalSuggestion: There is a need for programmed activities from schools in an effort to support students in stunting prevention activities since adolescence, including providing counseling on nutrition & anaemia prevention and checking haemoglobin levels routinely every 6 months or once a year in collaboration with the nearest health centre to detect the incidence of anaemia in adolescent girls. Keywords: Attitude, Motivation, Stunting Prevention
Motivasi Remaja Putri dalam Pencegahan Anemia Dan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Setyaningsih, Pujiati; Jumiatun, Jumiatun
Jurnal Berita Kesehatan Vol 18 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Sari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja putri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi. Anemia disebabkan beberapa hal antara lain memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat, seringkali melakukan diet yang keliru untuk menurunkan berat badan, serta mengalami kehilangan darah karena haid setiap bulan. Penegakan diagnosis anemia dilakukan dengan pemeriksaaan laboratorium kadar hemoglobin/Hb. Dampak anemia pada remaja putri meliputi menurunnya daya tahan tubuh, menurunnya kebugaran karena kurangnya oksigen ke otot, serta menurunnya konsentrasi karena kurangnya oksigen ke otak yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Upaya yang untuk mencegah terjadinya anemia pada remaja meliputi konsumsi makanan bergizi seimbang, makan cukup buah dan sayur, minum tablet tambah darah serta memeriksakan kadar hemoglobin darah. Tujuan penelitian untuk menganalisis motivasi remaja putri dalam pencegahan anemia dan pemeriksaan kadar hemoglobin. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, sampel diambil secara total populasi, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian terhadap 49 responden menunjukkan sebagian besar (57%) selalu minum tablet tambah darah yang diberikan, sebagian kecil (39%) selalu makan dengan gizi seimbang. Mayoritas responden (86%) bersedia dilakukan pemeriksaan hemoglobin, namun masih ada (14%) tidak bersedia. Minum tablet tambah darah, makan makanan gizi seimbang, serta pemeriksaan hemoglobin sangat penting dilakukan untuk pencegahan anemia pada remaja putri. Diharapkan dorongan dari orang tua, guru serta tenaga kesehatan sebagai factor eksternal untuk memotivasi remaja putri dalam upaya mencegah anemia.
Konsumsi Makanan Bergizi Dalam Pencegahan Stunting Terhadap Kadar Hemoglobin Dan LILA Pada Remaja Jumiatun, Jumiatun; Setyaningsih, Pujiati
MIDWIFERY JOURNAL Vol 3, No 4 (2023): Volume 3 Nomor 4 Desember 2023
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v3i4.13486

Abstract

Adolescent girls are one of the specific targets for interventions to accelerate the reduction of stunting in Indonesia. During this period, attention is needed for nutritional issues due to increasing nutritional needs, lifestyle changes, and eating habits. Nutritional deficiencies during this time, both quantitatively and qualitatively, can lead to metabolic disorders and the onset of diseases. Adolescence is also a crucial period for physical and cognitive development, making good nutritional intake essential for both aspects. In contrast, improper nutrition can have lifelong effects. Nutritional problems during adolescence include chronic energy deficiency and anemia. Chronic energy deficiency generally occurs because adolescents eat too little due to fear of gaining weight or being less attractive. Anemia is a micronutrient deficiency, specifically iron, in adolescent girls. Iron is necessary for the formation of red blood cells, which are converted into hemoglobin, subsequently distributed throughout the body tissues as an oxygen carrier.This research aims to determine whether there is a relationship between the behavior of consuming nutritious foods in preventing stunting with hemoglobin levels and upper arm circumference (UAC) in adolescent girls at SMA Muhammadiyah 4 Kendal. The study involved distributing questionnaires to female students in the first and second grades to determine the variables of adolescent behavior in consuming nutritious foods for stunting prevention, while hemoglobin and UAC variables were assessed by directly measuring hemoglobin levels and the upper arm circumference of female students. This descriptive correlational study used a cross-sectional approach, with a sample size of 28 adolescent girls. Adolescent behavior variables were grouped into two categories: good behavior and less desirable behavior. Good behavior includes practicing a nutritious eating pattern, taking iron supplements, and maintaining good personal hygiene, while less desirable behavior involves unhealthy eating patterns, inadequate iron supplement intake, and poor personal hygiene. Hemoglobin level variables were categorized as normal and abnormal, while UAC variables were classified as normal if equal to or greater than 23.5 cm and abnormal if less than 23.5 cm. The analysis employed both univariate and bivariate methods. The statistical test used was the Spearman test due to the non-normal distribution of the data.The analysis results for the behavior variable revealed that the majority of adolescent girls had good behavior. The results of hemoglobin level examinations mostly fell into the normal category, and the UAC measurements mostly showed normal values. Bivariate analysis results indicated no relationship between the consumption of nutritious foods and hemoglobin levels or UAC. This suggests that not only eating patterns influence hemoglobin levels and UAC. Low hemoglobin levels can be caused by various factors, including bleeding, insufficient iron levels in the blood, folate deficiency, vitamin B12 deficiency, worm infestations, leukemia, and chronic diseases. On the other hand, UAC measurements are less influenced by long-term nutritional deficiencies (chronic).  ABSTRAK Latar Belakang: Remaja putri merupakan salah satu sasaran intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia. Pada masa ini membutuhkan perhatian dalam masalah gizi disebabkan kebutuhan gizi semakin meningkat, perubahan gaya hidup serta kebiasaan makan. Kekurangan gizi pada masa ini baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan timbulnya suatu penyakit. Masa remaja juga merupakan masa penentuan bagi perkembangan fisik dan kognitif, sehingga asupan gizi yang baik sangat penting bagi kedua aspek ini, sedangkan asupan gizi yang tidak tepat dapat memberikan efek seumur hidup. Masalah gizi yang terjadi pada masa remaja diantaranya kurang energi kronis dan anemia. Kurang energi kronis pada umumnya terjadi karena remaja makan terlalu sedikit karena takut gemuk atau kurang seksi. Anemia merupakan kekurangan mikronutrien berupa zat besi pada remaja putri. Zat besi diperlukan untuk membentuk sel-sel darah merah yang dikonversi menjadi hemoglobin, yang selanjutnya diedarkan ke seluruh jaringan tubuh sebagai pembawa oksigen.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi makanan bergizi dalam pencegahan stunting dengan kadar hemoglobin dan lingkar lengan atas (LILA) pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 4 Kendal.Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada siswa putri kelas satu dan dua untuk mengetahui variabel perilaku remaja mengkonsumsi makanan bergizi dalam pencegahan stunting, sedangkan variabel kadar hemoglobin dan LILA dilakukan dengan cara pemeriksaan secara langsung kadar hemoglobin dan mengukur lingkar lengan bagian atas siswa putri. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 28 remaja putri. Variabel perilaku remaja dikelompokkan menjadi dua yaitu perilaku baik dan perilaku kurang baik, perilaku baik apabila remaja melakukan praktik pola makan yang bergizi, minum tablet tambah darah dan PHBS baik, perilaku kurang baik apabila remaja melakukan praktik pola makan yang bergizi, minum tablet tambah darah dan PHBS kurang baik. Variabel kadar hemoglobin dikategorikan menjadi kategori normal dan tidak normal. Sedangkan variabel LILA dikategorikan normal apabila lebih dari atau sama dengan 23,5 cm dan tidak normal apabila LILA kurang dari 23,5 cm.  Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Uji statistiuk yang digunakan yakni uji Spearman karena data berdistribusi tidak normal. .Hasil: Hasil analisis dari variabel perilaku diperoleh sebagian besar remaja putri dengan kategori perilaku baik, hasil pemeriksaan kadar hemoglobin sebagian besar kategori normal, dan hasil pengukuran LILA sebagian besar dengan kategori normal. Hasil analisis bivariat diperoleh tidak ada hubungan antara perilaku konsumsi makanan bergizi dengan kadar hemoglobin dan LILA. Hal  ini  menunjukan  tidak  hanya pola  makan  yang  mempengaruhi kadar hemoglobin  dan LILA. Kurangnya kadar hemoglobin disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain terjadinya perdarahan, kurangnya kadar zat besi dalam darah, kekuarangan asam folat, kekurangan vitamin B12, kecacingan, leukimia, serta adanya penyakit kronis. Sedangkan hasil pengukuran LILA yang kurang dipengaruhi oleh kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis).Kesimpulan: Tidak ada hubungan perilaku konsumsi makanan bergizi dengan kadar hemoglobin dan LILA. Kata Kunci : Makanan, Bergizi, Hemoglobin, Lila 
Analisis Keterpaparan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Panti Asuhan Jumiatun; Setyaningsih, Pujiati
Journal of Health and Therapy Vol. 1 No. 2 (2022): Journal of Health and Therapy
Publisher : Nur Science Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53088/jht.v1i2.2110

Abstract

In line with the swift currents of globalization that hit various sectors and joints of life, adolescent reproductive health problems have also developed. One of the causes of the problem, possibly because of ignorance, as a result of adolescents not getting clear, correct and precise information about adolescent reproductive health and its problems. Information about reproductive health is still widely accessed on the internet, even though the truth of the sites that provide reproductive health information on the internet is not necessarily the truth. There needs to be justification from parties who really understand reproductive health, both from parents, teachers, health workers, and so on. The purpose of this study was to analyze the exposure to information about adolescent reproductive health in orphanages. This study uses a descriptive approach, the sample is taken in total, data collection using a questionnaire. The results showed that the majority of respondents were aged 13-16 years, but some had not been exposed to information about reproductive health which included puberty, pregnancy and sexually transmitted diseases. The majority of information exposure on reproductive health comes from teachers (72%) and health workers (37%), while the media as the most common source of information are the internet (45%), books (45%) and social media (42%).
PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN PEMBERDAYAAN WANITA DALAM KELUARGA Khanifah, Milatun; Chabibah, Nur; Setyaningsih, Pujiati
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah kesehtan ibu dan anak dioptimalkan dengan pembedayaan wanita dalam keluarga. Salah satu bentuk kerjasama lintas sektoral dari sektor pendidikan dan kesehatan adalah menjadi fasilitator yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan wanita sebagai pendidik keluarga, khususnya dalam upaya meningkatakan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan wanita akan kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, dimana wanita dipersiapkan sebagai pendidik dalam keluarga. Sasaran kegiatan adalah semua wanita usia reproduksi di Desa Donowangun yang mengikuti pengajian bulanan Nasiatul Aisiyah Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan. Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan wanita tentang kesehatan reproduksi, metode kontrasepsi, tumbuhkembang bayi dan balita serta pemberian makanan tambahan pada bayi dan balita. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Narasumber dalam kegiatan ini adalah tim dosen STIKES Muhammadiyah Pekajangan. Hasil kegiatan menunjukkan peserta aktif dalam kegiatan dan adanya peningkatan pengetahuan wanita mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan tumbuh kembang anak maupun pemberian makanan tambahan pada anak
Kie Pencegahan Stunting pada Ibu Balita di Desa Kebonagung Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Setyaningsih, Pujiati; Jumiatun, Jumiatun; Nani, Shinta Ayu; Sandhi, Shinta Ika; Dewi, Desi Wijayanti Eko
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 5 (2024): Volume 7 No 5 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i5.14454

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Dampak stunting bagi kesehatan antara lain gagal tumbuh yaitu mengalami hambatan perkembangan kognitif dan motorik, serta dapat mengakibatkan gangguan metabolik saat dewasa antara lain menyebabkan diabetes melitus, obesitas, stroke, serta penyakit jantung. Pencegahan dan intervensi stunting harus dilakukan sejak 1000 HPK (hari pertama kehidupan) untuk menghasilkan luaran yang baik. Salah satu upaya pencegahan stunting adalah pemberian ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan cukup kualitas serta memantau pertumbuhan anak balita di posyandu untuk mendeteksi secara dini terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak balita Desa Kebonagung merupakan salah satu desa lokus stunting yang berada di Kabupaten Kendal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada ibu balita dan ibu hamil tentang pencegahan stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui pemberikan informasi tentang pencegahan stunting pada anak balita. Peserta yang hadir meliputi 68 ibu batita dan 20 ibu hamil, yang berada dalam 4 posyandu. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2023 bertempat di pendopo balai desa Kebonagung, dilakukan dalam bentuk ceramah, diskusi dan demonstrasi tentang stunting, pola asuh dan kebutuhan gizi anak balita serta demonstrasi pembuatan MP-ASI. Setelah dilakukan edukasi ada peningkatan pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting. Hasil pretest peserta dengan nilai 100 sebanyak 22%, ada peningkatan pada nilai post tes peserta yang mendapat nilai 100 sebanyak 36%, nilai terendah 60 sebanyak 5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya peningkatan pengetahuan dilihat dari peningkatan nilai pre test dan pos test. Kata Kunci: Pencegahan Stunting, Kebutuhan Gizi, MP-ASI  ABSTRACT Stunting is a disorder of growth and development of children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by their length or height being below the standard. The impact of stunting on health includes failure to thrive, namely experiencing cognitive and motor development barriers, and can cause metabolic disorders in adulthood, including causing diabetes mellitus, obesity, stroke, and heart disease. Stunting prevention and intervention must be carried out from 1000 HPK (first day of life) to produce good outcomes. One of the efforts to prevent stunting is exclusive breastfeeding and complementary feeding (MPASI) of sufficient quantity and sufficient quality as well as monitoring the growth of children under five at posyandu to detect early growth disorders in children under five Kebonagung Village is one of the stunting locus villages in Kendal Regency. This community service activity aims to provide information to mothers under five and pregnant women about stunting prevention. Community service activities are carried out through providing information about stunting prevention in children under five. Participants included 68 mothers of toddlers and 20 pregnant women, who were in 4 posyandu. The activity was held on November 8, 2023 at the Kebonagung village hall pavilion, carried out in the form of lectures, discussions and demonstrations on stunting, parenting and nutritional needs of children under five as well as demonstrations on making MP-ASI. After education, there is an increase in maternal knowledge about stunting prevention. The pretest results of participants with a score of 100 as much as 22%, there was an increase in the post-test score of participants who got a score of 100 as much as 36%, the lowest score of 60 as much as 5%. Based on these results, it can be concluded that there is an increase in knowledge seen from the increase in pre-test and post test scores. Keywords: Stunting Prevention, Nutritional Needs, MP-ASI
Edukasi Gizi Cerdas Pada Ibu dan Kader Posyandu Di Dusun Cisereh RW 08 Desa Mandalahaji Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung Sandhi, Shinta Ika; Nani, Shinta Ayu; Jumiatun, Jumiatun; Setyaningsih, Pujiati; Dewi, Desi Wijayanti Eko
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 4 No. 1 (2025): Bulan September
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v4i1.515

Abstract

Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam penanganan prevalensi stunting yang tinggi di kalangan masyarakat. Desa Mandalahaji, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, ditemukannya 3 kasus stunting dan 6 kasus risiko stunting. Melalui kegiatan Edukasi mengenai pentingnya gizi yang dikombinasikan dengan praktek mengolah makanan bergizi menggunakan bahan-bahan lokal, pengabdian masyarakat ini berupaya meningkatkan pemahaman ibu balita sebagai langkah strategis pencegahan stunting. Metode yang diterapkan adalah edukasi partisipatif, yang disertai dengan pendekatan pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan. Kegiatan ini melibatkan secara aktif ibu-ibu yang memiliki balita sejumlah 21 responden dari RW 08 dan RW 09 Dusun Cisereh. Kegiatan meliputi survei awal, edukasi tentang gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta demonstrasi pembuatan camilan sehat berbahan ubi, keju, dan pangan lokal lain yang mudah diperoleh. Hasil analisis menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan, dimana rata-rata nilai peserta meningkat dari 55,1 pada pre-test menjadi 85,3 pada post-test, dengan kenaikan sebesar 30,2 poin. Edukasi gizi cerdas yang dikombinasikan dengan demonstrasi praktis terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman ibu balita tentang pemberian ASI eksklusif, MP-ASI bergizi seimbang, dan pemanfaatan pangan lokal. Kegiatan ini berpotensi mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting melalui pemberdayaan keluarga dan pemanfaatan sumber daya lokal.
Nurturing, Caring, And Parenting Patterns For Early Childhood In Sekar Melati Playgroup Setyaningsih, Pujiati; Jumiatun, Jumiatun; Nani, Shinta Ayu
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 10 (2025): Volume 11 Nomor 11 November 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i10.23505

Abstract

Masa usia dini merupakan masa golden age (masa keemasan) dimana pada masa ini anak sudah mulai peka dan sensitif dengan lingkungan sekitarnya sehingga akan dengan mudah menyerap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Usia ini merupakan pribadi unik dengan pola tumbuh kembang pada komponen fisik, kognitif, social, emosional, kreatif, linguistic dan komunikasi yang khas pada tahapan yang dilalui anak. Oleh karena itu pemberian stimulus yang tepat pada anak sangat dibutuhkan apabila menginginkan setiap aspek perkembangan tercapai secara optimal. Peran dari ibu, bapak, keluarga dan masyarakat serta lingkungan menjadi penting, mengingat pada masa ini adalah ”masa keemasan” sangat tergantung bagaimana kita memenuhi hak dasar anak akan pola asih, asah dan asuh, agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal dan akan berpengaruh terhadap kehidupan selanjutnya. Penelitian ini bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan pola asah asih serta asuh yang diberikan orang tua kepada anak nya pada usia dini. Hasil penelitian kepada 35 responden diperoleh (68,6%) pola asahnya baik menunjukkan bahwa orang tua dalam memberikan stimulasi untuk mengembangkan kemampuan intelektual, keterampilan, kreatifitas serta sosial anak sebagian sudah baik. Pola asih orang tua pada anak yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan emosional melalui kasih saying & perhatian (88,6%) sudah baik, serta (62,9%) pola asuh yang berkaitan dengan cara merawat, membimbing serta mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari juga sudah baik. Pola asah asih dan asuh saling berkaitan sehingga diharapkan ketiganya berjalan seimbang agar tumbuh kembang anak akan lebih optimal baik secara fisik, mental, emosional serta social. Kata Kunci: Asah, Asih, Asuh, Usia, Dini ABSTRACT Early childhood is a golden age when children begin to be sensitive to their surroundings and easily absorb what they see, hear, and feel. This age is a unique period of personal growth and development in terms of physical, cognitive, social, emotional, creative, linguistic, and communication skills that are characteristics of the stage children go through. Therefore, providing appropriate stimuli to children is essential if we want every aspect of their development to be achieved optimally. The role of mothers, fathers, families, communities, and the environment is important, considering that this period is a “golden age” that depends heavily on how we fulfill children's basic rights to love, guidance, and care so that they can grow and develop optimally, which will affect their future lives. This descriptive study aims to describe the patterns of nurturing, caring, and parenting that parents provide to their children in early childhood. The results of the study of 35 respondents show that (68.6%) of the nurturing patterns are good, indicating that parents are already good at providing stimulation to develop their children's intellectual abilities, skills, creativity, and social skills. The caring pattern of parents towards children in relation to fulfilling emotional needs through affection and attention (88.6%) was good, and (62.9%) of the parenting patterns related to caring for, guiding, and educating children in daily life were also good. Nurturing, caring, and parenting are interrelated, so it is hoped that all three will be balanced so that children's growth and development will be more optimal physically, mentally, emotionally, and socially. Keywords: Nurturing, Caring, Parenting, Age, Early