Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Media Literasi di Sekolah Dasar Negeri 2 Tugumulya Desa Tugumulya Kecamatan Darma Suntini, Sun; Hanifah, Ifah; Dewi, Figiati Indra
RENATA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kita Semua Vol. 1 No. 2 (2023): Renata - Agustus 2023
Publisher : PT Berkah Tematik Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61124/1.renata.13

Abstract

Kemampuan literasi memiliki pengaruh dalam memahami informasi, memanfaatkan literasi baik secara lisan maupun tulisan akan mendukung kompetensi yang dimiliki. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan gerakan literasi di sekolah. Tujuannya menumbuhkan budaya literasi khususnya di Sekolah Dasar. Anak sekolah dasar diharapkan terbiasa dengan gerakan literasi khususnya calistung. SDN 2 Tugumulya merupakan sekolah dasar yang terletak di Desa Tugumulya Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan. Jumlah siswa 98 orang dengan tenaga pengajar berjumlah 15 orang berasal dari desa Tugumulya sendiri dan sekitarnya. Proses belajar mengajar di SDN 2 Tugumulya berjalan dengan baik meskipun dengan beberapa kendala, seperti penggunaan media, metode, dan bahan ajar oleh para guru yang kurang optimal. Sehingga mempengaruhi hasil akhir belajar. Berdasarkan hal tersebut dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Pelatihan Media Literasi di SDN 2 Tugumulya Desa Tugumulya Kecamatan Darma”. Metode yang digunakan yaitu pelatihan dengan total waktu tiga hari. Hari pertama melakukan observasi untuk mengetahui kebutuhan guru terutama dalam hal media pembelajaran khususnya media literasi. Hari kedua pelaksanaan pelatihan menjelaskan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di sekolah dasar Tugumulya. Materi yang diberikan mengenai Kerucut Pengalaman Edgar Dale tentang media pembelajaran dari yang paling abstrak hingga yang paling konkret. Hari ketiga evaluasi kegiatan, wawancara kepada guru mengenai kegiatan pelatihan. Hasil kegiatan menunjukan bahwa penggunaan media literasi oleh para guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Sehingga dengan bantuan media pembelajaran anak akan lebih tertarik belajar literasi khususnya membaca. Selain itu dengan pelatihan ini dapat memperbaiki tata nilai masyarakat dalam bidang pendidikan
Metode Mendongeng Sebagai Stimulan Minat Literasi Membaca di SD Aisyiyah Kuningan Dewi, Figiati Indra; Suntini, Sun; Hanifah, Ifah
RENATA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kita Semua Vol. 2 No. 1 (2024): Renata - April 2024
Publisher : PT Berkah Tematik Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61124/1.renata.31

Abstract

Dalam pendidikan di era Society 5.0 literasi menjadi bekal penting bagi para siswa untuk dapat mengakses dan mengolah beragam informasi. Keterampilan abad ke-21 yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang meliputi literasi dasar, kompetensi, dan karakter. Membaca merupakan literasi dasar yang harus dimiliki setiap manusia guna mendapatkan informasi. Namun, peringkat minat baca di Indonesia bertolak belakang dengan harapan. Pada tahun 2020 Perpusnas menunjukkan hanya ada sedikit peningkatan minat baca Indonesia yang masuk dalam kategori sedang. Hal serupa ditemukan di SD Aisyiyah Kuningan yang mayoritas siswanya masih memiliki minat yang rendah terhadap literasi membaca. Melihat permasalahan tersebut, penulis menerapkan solusi berupa pengenalan metode-metode dongeng untuk menstimulasi minat literasi membaca. Metode yang digunakan berupa penyuluhan yang berkaitan dengan metode-metode dongeng dan contohnya. Target ini dipilih karena guru sekolah dasar memiliki kesempatan untuk membimbing para siswa yang perlu diberikan pembiasaan dalam membangun minat literasi membaca agar lebih menyenangkan. Tahapan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan selama tiga hari ini dimulai dengan mengurus perizinan dan koordinasi bersama kepala sekolah dan para guru. Hari kedua dimulainya proses penyuluhan. Di hari terakhir yaitu hari ketiga adalah proses evaluasi dari materi penyuluhan. Dari penyuluhan yang telah dilakukan, para guru memahami jenis-jenis metode dongeng, jenis-jenis dongeng, dapat menggunakan media seperti boneka dan wayang untuk melengkapi penyampaian dongeng, dan menggunakan intonasi, ekspresi, serta gesture yang sesuai.
Leksikon Flora dan Fauna dalam Kumpulan Cerita Rakyat Kabupaten Kuningan: Kajian Ekolinguistik Dewi, Figiati Indra; Suntini, Sun; Hanifah, Ifah
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 10 No 3 (2024): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v10i3.1735

Abstract

Kuningan Regency has a variety of folktales that illustrate closeness to nature. From this background, this study aims to identify the flora and fauna lexicon in a collection of folktales of Kuningan Regency and its morphological process. The method used is descriptive qualitative by using the theory of ecolinguistics and morphological process. The results showed that the types of flora and fauna consisted of (1) flora lexicons such as tamiyang 'small bamboo tree', tangkal ki lampayan 'jelutang tree', and so on; and (2) fauna lexicons such as lauk menga 'menga fish', kidang 'deer', and so on. The morphological process of all these lexicons is basic form, composition, reduplication, and affixation.
Pelatihan Berbicara di Depan Umum bagi Pejabat Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan Hanifah, Ifah; Anjasmara, Aan; Dewi, Figiati Indra
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 4 (2025): Februari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/s60rtk04

Abstract

Pengabdian masyarakat ini berjudul Pelatihan Berbicara di Depan Umum bagi Pejabat Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Pengabdian ini didasarkan pada permasalahan mitra bahwa kemampuan berbicara di depan umum para pejabat Desa Longkewang masih rendah. Rata-rata disebabkan oleh faktor internal berupa rasa tidak percaya diri, kurangnya jam terbang, serta kesulitan dalam memilih Bahasa/kata-kata. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diadakanlah sebuah pelatihan berbicara di depan umum bagi para pejabat di desa tersebut. Pelatihan ini dilakukan dalam tiga tahap, yakni survey pendahuluan, pelaksaanaan, serta evaluasi. Adapun hasil dari pelatihan ini adalah meningkatknya kemampuan berbicara para pejabat Desa Longkewang, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Hal itu terlihat dari durasi bicara lebih lama, kelancaran lebih baik, lebih rileks atau percaya diri,serta penggunaan Bahasa lebih tertata.
Pengenalan Cerita Rakyat  Kabupaten Kuningan Sebagai Warisan Budaya Bangsa di Sekolah Dasar Aisyah Kabupaten Kuningan Suntini, Sun; Hanifah, Ifah; Dewi, Figiati Indra
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 4 (2025): Februari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/st8x8z85

Abstract

Pengabdian ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan cerita rakyat khusnya ceita rakyat yang ada di Kabupaten Kuningan kepada para siswa sekolah dasar Aisiyah Kuningan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini membawa dampak pada berbagai kehidupan termasuk pada bidang pendidikan khususnya di sekolah dasar. Siswa sekolah dasar lebih suka main games, main gadget, nonton youtube serta media sosial yang lainnya, mereka banyak tahu budaya asing dari tontonan yang mereka lihat setiap hari. Dampak dari semua itu mengakibatkan sedikit demi sedikit warisan budaya kita hilang tergerus oleh budaya asing. Salah satu upaya melestarikan warisan budaya bangsa yaitu dengan memperkenalkan budaya bangsa kepada anak sejak dini salah satunya dengan memperkenalkan cerita rakyat. Cerita rakyat banyak mengandung hiburan serta nilai-nilai dalam kehidupan yang sangat bermanfaat untuk anak-anak dalam rangka mengembangkan kemempuan mereka khususnya kreativitas mereka. Berdasarkan hal tersebut maka kami akan melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pengenalan Cerita Rakyat Kabupaten Kuningan sebagai warisan Budaya Bangsa di Sekolah Dasar Aisiyah Kuningan. Alasan pemilihan sekolah tersebut karena para siswa di SD tersebut hampir semua dari kota sehingga mereka banyak yang tidak tahu cerita rakyat . Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode penyuluhan dengan langkah-langkah kegiatan observasi , kegiatan penyuluhan serta menyimak cerita rakyat dari Kabupaten Kuningan, terakhir evaluasi. Hasil  dari pengabdian ini dapat  memperkenalkan cerita rakyat sehingga para siswa mengetahui dan dapat menjadikan cerita rakyat sebagai hiburan serta mengambil nilai-nilai yang terdapat didalam cerita tersebut. Dapat meningkatkan literasi para siswa serta salah satu upaya melestarikan budaya bangsa.
Peningkatan Literasi Melalui Kegiatan Taksi “Taman Edukasi Astra Jingga” Di Desa Pamulihan Suntini, Sun; Hanifah, Ifah; Dewi, Figiati Indra; G, Alvin Martha
RENATA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kita Semua Vol. 3 No. 1 (2025): Renata - April 2025
Publisher : PT Berkah Tematik Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61124/1.renata.124

Abstract

Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, memahami, menginterpretasikan, dan menggunakan informasi secara efektif. Literasi dalam bahasa Latin disebut sebagai literatus yang berarti orang yang belajar. Secara garis besar, literasi sendiri ialah istilah umum yang merujuk pada kemampuan dan keterampilan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, juga memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan seseorang dalam berbahasa (Islami,2024).Ini mencakup pemahaman teks, keterampilan komunikasi, dan kemampuan berpikir kritis. Kegiatan literasi bukan hanya dilaksanakan di sekolah tetapi dapat dilakukan di rumah atau di lingkungan masyarakat misalnya di desa yang memiliki tempat untuk kegiatan membaca masyarakat seperti taman bacaan atau perpustakaan desa. Berdasarkan hasil observasi masyarakat desa Pamulihan belum memiliki kesadaran akan pentingnya kegiatan literasi , oleh karena itu kami melakukan kegiatan pengbadian kepada masyarakat melalui pembuatan taman edukasi astra jingga. Adapun metode dari kegiatan ini yaitu penyuluhan pentingnya literasi. Sebelum kegiatan penyuluhan kami melakukan beberapa langkah diantaranya observasi ke desa untuk mengetahui permasalahan serta kebutuhan masyarakat. Selanjutnya kegiatan penataan ruangan/ gedung untuk kegiatan dan pengadaan buku-buku , setelah siap baru dilakukan penyuliuhan dan berbagai kegiatan lain yang berhubungan dengan literasi. Adapun hasil dari kegiatan yang kami lakukan adalah 1) meningkatnya pengetahuan warga tentang literasi 2) meningkatnya kesadaran warga desa akan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar pendidikan dan pengembangan diri. 3) warga menjadi aktif dalam kegiatan literasi khususnya kegiatan membaca di tamna bacaan ynag diberi nama “Taksi” 4) peningkatan keterampilan literasi seperti kemampuan membaca dan menulis 5) meningkatnya keterlibatan orangtua, orang tua menjadi lebih terlibat dalam mendukung kegiatan literasi anak-anak mereka, seperti membacakan buku atau mengajak anak ke taman bacaan “Taksi”(6) meningkatnya keterampilan berpikir kritis, warga khususnya anak-anak mulai menunjukkan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis informasi dan berdiskusi tentang materi yang mereka
PRINSIP KERJA SAMA DALAM DIALOG LENONG BETAWI “ANAK DURHAKA” Dewi, Figiati Indra; Akbar, Dioka Muhammad; Suntini, Sun
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 16 No 2 (2020): Fon: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v16i2.3508

Abstract

ABSTRAK: Sandiwara lenong yang bersifat humor diduga memiliki beberapa jenis prinsip kerja sama yang terdapat di dalam dialognya. Dialog lenong yang dilakukan tanpa naskah dan memaksimalkan improvisasi antarpemeran menyebabkan terjadinya humor spontan. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menemukan jenis-jenis maksim kesantunan yang terdapat dalam dialog lenong Betawi. Judul lenong yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Anak Durhaka” yang dipentaskan oleh grup Sanggar Surya Kencana. Data penelitian ini diperoleh dari pertunjukan lenong yang diadakan oleh Lembaga Budaya Betawi di Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode analisis isi dengan kriteria analisis didasarkan pada teori prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice. Analisis dan interpretasi data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam dialog leonog “Anak Durhaka” terdapat maksim kesantunan. Hasil dari kajian tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran maksim memiliki jumlah temuan terbanyak. Hal itu mengindikasikan bahwa dalam dialog lenong terdapat banyak pelanggaran maksim sehingga memunculkan percakapan humor.KATA KUNCI: Pragmatik; prinsip kerja sama; lenong betawi. >COOPERATION PRINCIPAL IN THE "ANAK DURHAKA" LENONG BETAWI DIALOGUE ABSTRACT: Humorous lenong play is thought to have some kind of cooperation principles contained in the dialogue. The dialogue of lenong spoken without the script and maximizing the improvisation led to the occurrence of spontaneous humor. Therefore, the purpose of this study is to describe and find the types of maxims of politeness in the lenong dialogue. The title of lenong studied in this research is "Anak Durhaka" performed by Sanggar Surya Kencana Group. The data of this research is obtained from lenong performances held by Lembaga Budaya Betawi in Jurang Mangu Timur, South Tangerang. This qualitative research using the method of content analysis with the criteria of analysis based on the theory of cooperation proposed by Grice. The analysis and interpretation of the data in this study indicates that in the dialogue of lenong "Anak Durhaka" there is fulfillment and maximal abuse of cooperation. The results of the review indicate that the maximal breach has the highest number of findings. This results indicates that in lenong there are many violations of the maxim so as to bring up the conversation of humor.