Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KAJIAN TOKOH WAYANG GOLEK PURWA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM MENYAMPAIKAN PENGAJARAN SASTRA UNTUK MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI PESERTA DIDIK Aan Anjasmara
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 (2018): FON: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fjpbsi.v12i1.1532

Abstract

Bahan ajar merupakan bagian dalam pembelajaran yang memiliki peranan penting untuk menjawab tuntutan kurikulum. Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan ajar pendidikan Bahasa Indonesia merupakan pintu masuk untuk mencapai permintaan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum 2013. Seyogiyanya bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik merupakan bahan ajar yang dirancang oleh guru mata pelajaran yang dimaksud dengan memperhatikan tuntutan permintaan KI dan KD dalam kurikulum yang digunakan, dalam hal ini kurtilas. Ketepatan pembuatan bahan ajar sangat berperan sehingga permintaan dalam kurikulum bisa tercapai siswa pun dapat memahaminya dengan mudah. Hasil dalam penelitian ini penulis membuat modul yang dilengkapi RPP yang akan menjawab tuntutan KI dan KD, dalam hal ini KD 3.7, 4.7 dan 3.8,.4.8. materi di dalamnya menghadirkan contoh cerita wayang golek purwa. Hadirnya cerita wayang golek purwa dapat melestarikan khasanah kebudayaan Indonesia khususnya ditatar Jawa Barat. Disamping itu keberadaannya akan mudah diterima oleh peserta didik (peserta didik yang dimaksud yang berada ditatar Jawa Barat). Hadirnya bagah ajar yang disusun semoga dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi KD 3.7, 3.8, 4.7, dan 4.8 dengan mudah dan dapat dipahami oleh peserta didik, karena contoh yang disediakan cerita wayang golek purwa dapat dipakai dijenjang kelas X semester I.
KAJIAN TOKOH WAYANG GOLEK PURWA DAN PEMANFAATANNYA DALAM MENYAMPAIKAN PENGAJARAN SASTRA UNTUK MENINGKATKAN NILAI-NILAI BUDI PEKERTI PESERTA DIDIK Aan Anjasmara
Jurnal Tuturan Vol 7, No 1 (2018): TUTURAN Jurnal Pendidikan, Bahasa, dan Sastra
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.427 KB) | DOI: 10.33603/jt.v7i1.1696

Abstract

Bahan ajar merupakan amunisi yang memiliki peranan penting dalam menjawab tuntutan kurikulum. Bahan ajar yang dimaksud adalah bahan ajar pendidikan bahasa Indonesia merupakan pintu masuk untuk mencapai permintaan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam kurikulum 2013. Seyogiyanya bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik merupakan bahan ajar yang dirancang oleh guru mata pelajaran yang dimaksud dengan memperhatikan tuntutan permintaan KI dan KD dalam kurikulum yang digunakan, dalam hal ini kurikulum 2013. Ketepatan pembuatan bahan ajar sangat berperan sehingga permintaan dalam kurikulum bisa tercapai siswa pun dapat memahaminya dengan mudah. Hasil dalam penelitian ini penulis membuat modul yang dilengkapi RPP yang akan menjawab tuntutan KI dan KD, KD nomor 3.7, 4.7 dan 3.8,.4.8. materi di dalamnya menghadirkan contoh cerita wayang golek purwa. Hadirnya cerita wayang golek purwa dapat melestarikan khasanah kebudayaan Indonesia khususnya ditatar Jawa Barat. Disamping itu keberadaannya akan mudah diterima oleh peserta didik (berasal dari Jawa Barat). Hadirnya bahan ajar yang disusun semoga dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi KD 3.7, 4.7, 3.8, dan 4.8 dengan mudah dan dapat dipahami oleh peserta didik, karena contoh yang disediakan cerita wayang golek purwa. Bahan ajar ini dapat dipakai dijenjang kelas X semester I
WAJAH INDRAMAYU DALAM KUMPULAN CERITA PENDEK “LELAKI YANG TUBUHNYA HABIS DIMAKAN IKAN-IKAN KECIL” Tifani Kautsar; Arip Hidayat; Aan Anjasmara
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/btr.v8i1.6979

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gambaran masyarakat pesisir Indramayu yang terdapat dalam cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil”. Penelitian ini menggabungkan analisis sruktural (tema, konflik social, dan latar) dan sosiologi sastra. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) tema dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis di Makan Ikan-Ikan Kecil” didominasi oleh persoalan tentang kehilangan yang dialami oleh tokoh yang berasal dari masyarakat pesisir Indramayu. Kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan keluarga, harta benda, identitas dan budaya, dan lain-lain; 2) konflik yang terjadi dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis di Makan Ikan-Ikan Kecil” adalah konfli realis dan non realis. Konflik realis itu adalah konflik individu dengan dirinya sendiri, konflik individu dengan individu, dan konflik individu dengan kelompok. Konflik realis itu digerakkan oleh konflik non realis yang berasal dari suasana dan lingkungan. Kemiskinan, bencana, perbedaan kelas, praktik ijon, nilai-nilai tradisi dan kebudayaan mendorong tokoh untuk memiliki konflik dengan batin, individu, serta kelompok yang ada di lingkungannya; 3) latar tempat yang terdapat dalam cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil” berada di daerah pesisir Indramayu. Pesisir Indramayu itu terbagi atas beberapa daerah seperti Karangsong dan Limbangan, Kali Cimanuk, Pantai Purwa dan Desa Muara Angin. Latar lain adalah di bibir pantai, hutan bakau, rumah, guang, dll. Latar suasana didominasi oleh suasana sedih. Latar waktu didominasi oleh waktu sore/senja; 4) wajah Indramayu dalam kumpulan cerita pendek “Lelaki yang Tubuhnya Habis Dimakan Ikan-Ikan Kecil” adalah wajah sedih dan muram. Wajah sedih dan muram itu ditunjukkan dengan banyaknya cerita pendek yang mengangkat tentang persoalan kehilangan, baik itu kehilangan keluarga, saudara, harta benda, identitas, kebudayaan, maupun nilai-nilai.Kata Kunci        : Tema, Konflik, Latar, Wajah Indramayu, Cerita Pendek ABSTRACTThis study aims to reveal the description of the Indramayu coastal community in the short story "Men whose bodies have been eaten by small fish". This research combines structural analysis (themes, social conflicts, and settings) and the sociology of literature. The research method used is descriptive qualitative with content analysis techniques. The results of this study are: 1) the theme in the collection of short stories "The Man whose Body Is Out of Eating Small Fish" is dominated by the problem of loss experienced by figures from the coastal communities of Indramayu. The loss in question is the loss of family, property, identity, and culture, etc .; 2) the conflict that occurred in the short story collection "The Man Who Was Consumed by Eating Small Fish" was a realist and non-realist conflict. Realist conflict is an individual conflict with himself, an individual conflict with an individual, and an individual conflict with a group. Realist conflicts are driven by non-realist conflicts originating from the atmosphere and the environment. Poverty, disasters, class differences, bonded labor practices, traditional and cultural values encourage leaders to have conflicts with their hearts, individuals, and groups in their environment; 3) the setting in the short story "The Man Who Was Eaten by Small Fish" is in the coastal area of Indramayu. The Indramayu coast is divided into several areas such as Karangsong and Limbangan, Cimanuk River, Purwa Beach and Muara Angin Village. Other settings are on the shoreline, mangrove forests, houses, gangs, etc. The atmosphere is dominated by a sad atmosphere. The time setting is dominated by evening/twilight; 4) Indramayu's face in a collection of short stories "The Man whose Body Was Eaten by Small Fish" is sad and gloomy. The sad and gloomy face is shown by the many short stories that raise the issue of loss, whether it is the loss of family, siblings, property, identity, culture, or values.Keywords: Theme, Conflict, Background, Face of Indramayu, Short Story
Ekranisasi Novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq menjadi Film Milea: Suara dari Dilan karya Fajar Bustomi dan Pidi Baiq Mahmud Yunus; Arip Hidayat; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v1i2.17

Abstract

ABSTRAK: Pengertian ekranisasi memberi batasan bahwa pengubahan dari novel ke bentuk film selalu disertai dengan proses perubahan, yakni penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Oleh karena itu, dalam proses ekranisasi, tentu tidak lepas dari kegiatan apresiasi sastra. Lebih dari itu, kehadiran ekranisasi dalam dunia sastra, perfilman, dan budaya-media merupakan lahan kajian yang penting untuk dikaji secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses ekranisasi pada alur, tokoh dan penokohan, serta latar dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq dan film Milea: Suara dari Dilan karya Fajar Bustomi dan Pidi Baiq. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa proses ekranisasi pada alur, tokoh dan penokohan, serta latar dalam novel Milea: Suara dari Dilan karya Pidi Baiq dan film Milea: Suara dari Dilan karya Fajar Bustomi dan Pidi Baiq mencakup penciutan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Proses ekranisasi pada alur berpengaruh terhadap unsur cerita yang lain, terutama pada tokoh dan penokohan, serta latar. Sebagai proses kreatif, penafsiran penulis skenario dan sutradara mengenai pemilihan peristiwa penting dan menandai dalam novel, kemudian perbedaan media, pertimbangan unsur naratif dan unsur sinematografi (filmis) di dalam film, bahkan pertimbangan aspek komersial, pun turut memengaruhi proses ekranisasi novel menjadi film. KATA KUNCI: Ekranisasi; Novel Menjadi Film; Alih Wahana; Kesastraan >  EKRANISASI MILEA: SUARA DARI DILAN NOVEL BY PIDI BAIQ INTO MILEA: SUARA DARI DILAN  FILM BY FAJAR BUSTOMI AND PIDI BAIQ   ABSTRACT: The definition of Ekranisasi limits that conversion from novel to film is always accompanied by a process of change, that is shrinking, adding, and varying changes. Because of this, in the process of Ekranisasi, certainly through with literary appreciation activities. More than that, the presence of Ekranisasi in the world of literature, film, and media-culture is an important field of study to be studied comprehensively. This research aims to describe the process of Ekranisasi in the plot, characters and characterizations, and setting in the novel entitled Milea: Suara dari Dilan by Pidi Baiq and Milea: Suara dari Dilan movie directed by Fajar Bustomi and Pidi Baiq. The results of this study, shows that the process of Ekranisasi in the plot, characters and characterizations, and setting in the novel entitled Milea: Suara dari Dilan by Pidi Baiq and Milea: Suara dari Dilan movie directed by Fajar Bustomi and Pidi Baiq includes shrinking, adding, and varying changes. The Ekranisasi process in the plot affects other elements of the story, especially the characters and characterizations, and setting. As a creative process, the interpretation of the screenwriter and director regarding the selection of important events and markings in the novel, then the differences in media, consideration of narrative and cinematographic elements in the film, to the consideration of commercial aspects, also influenced the process of Ekranisasi of the novel into a film. KEYWORDS: Ekranisasi; Novel Into Film; Alih Wahana; Literature
Relasi Judul dan Teras Berita di Laman Detikcom Dini Mardianah; Asep Jejen Jaelani; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v1i2.20

Abstract

Abstrak - Banyak media massa yang dituntut dalam memberikan informasi seputar beritanya melalui media sosial, baik itu Facebook, Twitter bahkan ada pula yang khusus membuat platform media mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan relasi judul dan teras berita di laman detik.com. Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif, dengan teknik pemerolehan data berupa dokumentasi, yaitu berita politik pada pemberitaan kasus korupsi bantuan sosial Covid-19 edisi Maret 2021di laman Detik.com. Hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa relasi judul dengan teras berita di laman detik.com adalah gaya penulisan judul berita fungsional, representatif dan spesifik berrelasi dengan gaya penulisan teras berita yang korelatif. Hal ini dikarenakan fungsi dan tujuan dari gaya penulisan tersebut memiliki kesamaan, yaitu berita yang disampaikan tidak menyimpang, langsung pada pokok permasalahan berita. Kata Kunci: judul berita, teras berita, detik.com, relasi, gaya penulisan. Abstract - Many mass media are required to provide information about their news through social media, be it Facebook, Twitter, and some even specifically create their own media platforms. This research was conducted to describe the relationship between headlines and news headlines on the detik.com page. By using a qualitative description research method, with data collection techniques in the form of documentation, namely political news on the March 2021 edition of the Covid-19 social assistance corruption case on the Detik.com page. The results obtained in this study indicate that the relationship between headlines and news headlines on the detik.com page is a functional, representative and specific style of writing news headlines related to a correlative news story writing style. This is because the function and purpose of these writing styles have in common, namely the news conveyed does not deviate, directly on the subject matter of the news. Keywords: headline, lead, relations, writing style, detik.com.
DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN PANGGILAN RASUL KARYA HAMSAD RANGKUTI (KAJIAN STILISTIKA) Annisa Maspufatul Umah; Arip Hidayat; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.22

Abstract

ABSTRAK: Penggunaan diksi dan gaya bahasa merupakan salah satu cara pengarang mengekspresikan suatu karya sastra. Stilistika ini cabang ilmu yang mempelajari suatu gaya bahasa, pemilihan kata, dan penggunaan bahasa dalam karya sastra. Diksi dan gaya bahasa dapat mempengaruhui pembaca sehingga menjadikan suatu ketertarikan terhadap apa yang disampaikan oleh pengarang dalam kumpulan cerpen. Cerpen merupakan salah satu bentuk cerita singkat dan padat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan diksi atau pilihan kata dan gaya bahasa dalam kumpulan cerpen Panggilan Rasul karya Hamsad Rangkuti. Penelitian ini berbentuk deskritif kualitatif dengan teknik pemerolehan data berupa studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu jenis diksi antara lain kata konotatif, khusus, sapaan, serapan, dan vulgar. Adapun jenis gaya bahasa pada penelitian ini gaya bahasa simile, personitifikasi, aliterasi, hiperbola, dan paradoks. Hasil temuan dari peneltian ini didominasi oleh jenis pilihan kata sapaan dan kata serapan; dan jenis gaya bahasa simile dan personitifikasi. Kumpulan cerpen Panggilan Rasul sesuai dengan tema yang diangkat tentang kehidupan dengan nuansa sosial budaya.   KATA KUNCI: Cerpen;Diksi;Gaya bahasa;Stilistika   DISCTION AND LANGUAGE STYLE IN THE COLLECTION OF SHORT PANGGILAN RASUL BY HAMSAD RANGKUTI (STILISTIC STUDY)   ABSTRACT: The use of diction and language style is one way the author expresses a literary work. Stylistics is a branch of science that studies a style of language, word choice, and the use of language in literary works. Diction and style of language can influence the reader so that it makes an interest in what is conveyed by the author in a collection of short stories. Short story is a form of short and dense story. This study aims to describe the diction or choice of words and language style in the collection of short short stories Call of the Apostles by Hamsad Rangkuti. This research is in the form of a qualitative descriptive with data collection techniques in the form of library research and documentation. The results of this study are the types of diction including connotative, special, greeting, absorption, and vulgar words. The types of language styles in this study are simile, personitification, alliteration, hyperbole, and paradox. The findings of this research are dominated by the type of choice of greeting words and loan words; and types of similes and personifications. A collection of short stories called the Apostles' Call according to the theme raised about life with socio-cultural nuances. KEYWORDS: Short story; Diction; Language style; Stylistic
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan Tahun Ajaran 2020/2021 Nur Azizah; Aan Anjasmara; Figiati Indra Dewi
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i2.29

Abstract

ABSTRAK: Menulis teks deskripsi melibatkan kecerdasan emosional dalam menuangkan ide dan menggambarkan objek. Kecerdasan emosional juga dibutuhkan sebagai daya dorong dalam diri seorang siswa untuk melibatkan emosinya dalam berekspresi. Namun saat ini banyak siswa yang tidak dapat menulis teks deskripsi dengan baik. Maka dari itu penulis ingin mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap kemampuan menulis teks deskripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021, 2) kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021, dan 3) Pegaruh kecerdasan emosional terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat survei melalui studi korelasional.  Penulis mengambil populasi kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah 360 siswa. Sampel dalam penelitian ini mengambil 10% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 36 siswa. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pemerolehan data sebagai berikut: 1) teknik nontes, yaitu menggunakan angket dengan skala likert, 2) teknik tes, yaitu tes mengarang. Hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data bahwa kecerdasan emosional siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021 sebesar 77% yang termasuk dalam kategori baik. Kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021 memperoleh rata-rata sebesar 82,64 yang termasuk dalam kategori baik. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuningan tahun ajaran 2020/2021 memperoleh nilai r = 0,36 yang tergolong dalam kategori rendah dengan kontribusi 12,96%. KATA KUNCI: kecerdasan emosional; kemampuan menulis; teks deskripsi. >  THE INFLUENCE OF EMOTIONAL INTELLIGENCE TOWARDS THE CAPABILITY OF WRITING DESCRIPTIVE TEXT OF SEVENTH GRADE STUDENTS IN JHS 2 KUNINGAN ACADEMIC YEAR 2020/2021   ABSTRACT: Writing descriptive text involves the emotional intelligence in expressing idea an describing object. Emotional intelligence is needed as a thrust in a student to involue his or her expresed emotions. But at this moment, there are many student who are not capable of writing descriptive text very well. Therefore, the writer wants to know the influence of emotional intelligence towards the capability of writing descriptive. This research aims to know: 1) The emotional intelligence of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021, 2) The capality of writing descriptive text of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021, 3) The influence of emotional intelligence towards the capability of writing descriptive text of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021. The research method that use is quantitative survey though correlational studies. The writer takes the population of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021 with 360 students. The research sample is 10% of the population and it is 36 students. In this research, the writer used dara acquisition technique as follows: 1) non-tes technique, is using a quetionnaire with a likert scale, 2) test technique, is a composing text. The results obtained from the data processing are the emotional intelligence of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021 is 77% in a good category. The capability of writing descriptive text of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021 obtains the average og 82,64 in a good category. The influence of emotional intelligence towards the capability of writing descriptive text of seventh grade students in JHS 2 Kuningan academic year 2020/2021 achieves r = 0,36 with a low category and the contribution is 12,19%. KEYWORDS: descriptive text; emotional intellegence; the capability of writing
PERBEDAAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI KELAS VIII SMP ISLAM TERPADU (IT) CIHIRUP TAHUN AJARAN 2020/2021 CEP ANDRY PRATAMA; IDA HAMIDAH; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v2i1.33

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini merupakan sebuah analisis perbedaan maksim kesantunan berbahasa pada siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup Tahun Ajaran 2020/2021. Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah kesantunan berbahasa siswa laki-laki di kelas VIII SMP IT Cihirup? 2) Bagaimanakah kesantunan berbahasa siswa perempuan di kelas VIII SMPT IT Cihirup? 3) Bagaimanakah perbedaan kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup? Tujuan penelitian ini adalah memaparkan kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan perempuan kemudian membandingkan kesantunan berbahasa yang digunakan oleh siswa kelas VIII ketika berdiskusi di dalam kelas. Teori yang digunakan tentang maksim kesantunan ini diambil berdasarkan teori maksim kesantunan dari Geoffrey Leech yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif adapun metode deskiptif kualitatif ini dilakukan dengan cara menghasilkan data deskriptif melalui kata-kata lisan maupun tulisan dengan tahapan pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data yang dapat dilakukan secara bersamaan mengenai keadaan suatu objek. Dari hasil penelitian berupa analisis dapat peneliti simpulkan, bahwa maksim kesantunan berbahasa yang digunakan oleh siswa laki-laki di kelas VIII SMP IT Cihirup yakni maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim kesepakatan. Dan maksim yang jarang digunakan yaitu maksim pujian, maksim kerendahan hati, dan maksim kesimpatian. Sedangkan maksim yang digunakan oleh siswa perempuan di kelas VIII SMP IT Cihirup yakni maksim kedermawanan, maksim kebijaksanaan, maksim kesepakatan, maksim pujian, dan maksim kesimpatian. Dan maksim yang jarang digunakan yaitu maksim keredahan hati. Maka dari hasil data penelitian tersebut siswa perempuanlah yang lebih banyak menggunakan kesantunan berbahasa dibandingkan dengan siswa laki-laki ketika pembelajaran diskusi di dalam kelas. KATA KUNCI: Kesantunan berbahasa;Maksim kebijaksanaan;Maksim kedermawanan;maksim pujian;Maksim kerendahan hati;Maksim kesepakatan;Maksim Kesimpatian >  DIFFERENCES IN LANGUAGE POLITENESS OF MALE AND FEMALE STUDENTS IN CLASS VIII SMP IT CIHIRUP FOR THE 2020/2021 ACADEMIC YEAR   ABSTRACT: This study is an analysis of the differences in language politeness maxims for male and female students in class VIII SMP IT Cihirup for the 2020/2021 Academic Year. The formulation of the problem in this study is 1) How is the language politeness of male students in class VIII of SMP IT Cihirup? 2) How is the language politeness of female students in class VIII SMPT IT Cihirup? 3) What are the differences in language politeness of male and female students in class VIII SMP IT Cihirup? The purpose of this study is to describe the language politeness of male and female students and then compare the language politeness used by class VIII students when discussing in class. The theory used about the maxim of politeness is based on the theory of the maxim of politeness from Geoffrey Leech, namely the maxim of wisdom, the maxim of generosity, the maxim of praise, the maxim of humility, the maxim of agreement, and the maxim of sympathy. This study uses a qualitative descriptive analysis method while this qualitative descriptive method is carried out by producing descriptive data through spoken and written words with the stages of data collection, data processing, and data analysis that can be carried out simultaneously regarding the state of an object. From the results of the research in the form of analysis, the researcher can conclude that the maxims of politeness in language used by male students in class VIII SMP IT Cihirup are the maxim of wisdom, the maxim of generosity, and the maxim of agreement. And the maxims that are rarely used are the maxim of praise, the maxim of humility, and the maxim of sympathy. Meanwhile, the maxims used by female students in class VIII of SMP IT Cihirup are the maxim of generosity, maxim of wisdom, maxim of agreement, maxim of praise, and maxim of sympathy. And the maxim that is rarely used is the maxim of humility. So from theof resultsthe research data, it is female students who use language politeness more than male students when learning discussions in class.   KEYWORDS: Politeness maxim of wisdom;Maxim of generosity;Maxim of praise;Maxim of humility;Maxim of agreement;Maxim of sympathy
ANALISIS SEMIOTIKA PADACATATAN PELAKU PEMBUNUHAN BALITA DI SAWAH BESAR JAKARTA PUSAT (KAJIAN TEORI CHARLES SANDERS PIERCE) Alfyda Khafiana; Ifah Hanifah; Aan Anjasmara
Anafora: Jurnal Penelitian Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, UNIKU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ajpm.v3i1.45

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung di dalam Catatan Remaja Pelaku Pembunuhan Balita di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Semiotika dari Charles Sanders Pierce. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kualitatif. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak kedua yaitu artikel yang dipublikasikan oleh suara.com dan indozone pada tanggal 7 & 9 Maret 2020. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat makna eksplisit dan makna implisit pada catatan remaja pelaku pembunuhan balita di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Secara keseluruhan, remaja ini memiliki kebencian yang mendalam terhadap Ayahnya karena Ayahnya sering menyiksa dirinya baik secara fisik maupun verbal. Keadaan mental yang tidak stabil membuat dirinya sulit mengendalikan emosinya dan pada akhirnya ketika emosinya sudah tidak dapat dikendalikannya dia melakukan pembunuhan terhadap balita, perilakunya tersebut merupakan representasi atas bahasa yang dituangkan berdasarkan pikirannya melalui tulisan-tulisan yang dia buat. KATA KUNCI : Makna Semiotika, Catatan Remaja Pelaku Pembunuhan Balita di Sawah Besar Jakarta Pusat, Trikotimi Charles Sanders Pierce > Thesis Semiotic Analysis of the Records of Teenagers Who Killed Toddlers in Sawah Besar, Central Jakarta (the theoretical study of Charles Sanders Pierce). ABSTRACT: This study aims to find out the meaning contained in the Records of Teenagers who Killed Toddlers in Sawah Besar, Central Jakarta. The theory used in this study is the Semiotic Theory of Charles Sanders Pierce. The method used in this study is a qualitative method. The data in this study used secondary data obtained from a second party, namely articles published by suara.com and indozone on March 7 & 9 2020. The data collection technique in this study used a documentation technique. The results of this study indicate that there is an explicit meaning and an implicit meaning in the records of the juvenile perpetrators of the murder of a toddler in Sawah Besar, Central Jakarta. Overall, this teenager has a deep hatred towards his father because his father often abused him both physically and verbally. An unstable mental state made it difficult for him to control his emotions and in the end when his emotions were out of control he committed murder of a toddler, his behavior was a representation of the language that was poured based on his thoughts through the writings he made. KEYWORS : The Meaning of Semiotics, Notes of Teenagers Killing Toddlers in Sawah Besar, Central Jakarta, Trikotimi Charles Sanders Pierce
PENGEMBANGAN MODUL PENULISAN ESAI UNTUK MENUNJANG KECAKAPAN LITERASI SISWA SMP DI KABUPATEN KUNINGAN Hanifah, Ifah; Anjasmara, Aan; Kautsar, Tifani
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/diglosia.v8i1.5539

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul esai bagi siswa SMP untuk menunjang kecakapan literasi. Modul yang dimaksud diperuntukkan bagi pelatihan siswa ketika menghadapi lomba menulis esai dalam Festival Literasi, Sastra, dan Seni Nasional (FLS2N). Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) bagaimana kebutuhan modul esai bagi siswa SMP?; 2) bagaimana pengembangan modul esai bagi siswa SMP?; dan 3) bagaimana kelayakan modul esai yang dikembangkan. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode research and development, maka diperoleh hasilpenelitian sebagai berikut. Pertama, melalui analisis kebutuhan diperlukan modul esai yang dapat digunakan khusus untuk pelatihan bagi siswa guna mengikuti lomba menulis esai. Kedua, dikembangkan sebuah modul esai dengan komponen tujuan, amteri dan evaluasi yang kesemuanya disesuikan dengan kebutuhan di lapangan. Ketiga, setelah diuji kelayakan modul ini dinyatakan layak dengan nilai rata-rata nilai dari ketiga pakar adalah sebesar 2,89.Kata kunci: modul, esai, literasi, siswa SMP  This study aims to develop an essay module for junior high school students to support literacy skills. The module in question is intended for student training when facing an essay writing competition in the National Literacy, Literature and Arts Festival (FLS2N). The formulation of the research problem is as follows; 1) what is the need for essay modules for junior high school students?; 2) how is the essay module development for junior high school students?; and 3) how is the feasibility of the developed essay module. After conducting research using the research and development method, the following research results were obtained. First, through a needs analysis, an essay module is needed that can be used specifically for training for students to take part in essay writing competitions. Second, an essay module was developed with objectives, material and evaluation components, all of which were adapted to the needs in the field. Third, after being tested for the feasibility of this module it was declared feasible with the average score of the three experts being 2.89.Keywords: module, essay, literacy, junior high school students